DEFINISI
telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).
adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik.
rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap
meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera
(Stuart, 2007).
nyata.
A. MACAM-MACAM HALUSINASI
1. Pendengaran
3. Penglihatan
4. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya
5. Pengecapan
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
7. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
8. Kinisthetic
B. FAKTOR PREDIPOSISI
1. Biologis
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel,
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
2. Psikologis
kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
3. Sosial Budaya
C. FAKTOR PRESIPITASI
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
2. Stress lingkungan
3. Sumber koping
D. MANIFESTASI KLINIK
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah, kesepian.
Klien mungkin melamun atau memfokukan pikiran pada hal yang menyenangkan
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir
tanpa bersuara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang
eksternal, klien berada pada tingkat “listening” pada halusinasi. Pemikiran internal
menjadi menonjol, gambaran suara dan sensasi halusinasi dapat berupa bisikan
yang tidak jelas klien takut apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusinasinya
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi terbiasa dan
halusinasinya.
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor dan
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya.
memerintah dan memarahi klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain
karena terlalu sibuk dengan halusinasinya klien berada dalam dunia yang
menakutkan dalam waktu singkat, beberapa jam atau selamanya. Proses ini
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri atau katatonik, tidak mampu merespon terhadap perintah
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku
dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri,
seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari klien sendiri tentang
halusinasi yang dialaminya ( apa yangdilihat, didengar atau dirasakan). Berikut ini
Gejala klinis :
d. Bicara lambat
Gejala klinis :
a. Cemas
b. Konsentrasi menurun
Tahap 3 : halusinasi yang bersifat mengendalikan
Gejala klinis :
Gejala klinis :
1. Memperlihatkan permusuhan
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi
sudah sampai fase ke IV, dimana klien mengalami panic dan perilakunya
penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan
gejalanya adalah muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
dan usahakan agar terjadi kontak mata, kalau bisa pasien disentuh atau
dipegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap
perawat masuk ke kamar atau mendekati klien, bicaralah dengan klien. Begitu
dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah
dan permainan.
Sering kali klien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan rangsangan
membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat
melalui keterangan keluarga klien atau orang lain yang dekat dengan klien.
4. Memberi aktivitas pada klien
berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu
lain. Klien diajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang
sesuai.
Keluarga klien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data klien agar
sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di
klien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas
yang ada. Percakapan ini hendaknya diberitahukan pada keluarga klien dan
petugas lain agar tidak membiarkan klien sendirian dan saran yang diberikan
tidak bertentangan.
Farmakologi :
1. Anti psikotik:
c) Stelazine
d) Clozapine (Clozaril)
e) Risperidone (Risperdal)
2. Anti parkinson:
a) Trihexyphenidile
b) Arthan
G. POHON MASALAH
H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Alasan masuk RS
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena keluarga merasa tidak
mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala yang
perawatan.
b. Faktor prediposisi
Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa aman.
Komunikasi tertutup
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang
terlalu tinggi.
d. Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, ideal diri
tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri
e. Faktor biologis
tertentu. Namun demikian kromoson yang keberapa yang menjadi faktor penentu
gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen
nomor 4,8,5 dan 22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami
skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika
di zygote peluangnya sebesar 15 %, seorang anak yang salah satu orang tuanya
g. Faktor presipitasi
penerimaan abnormal).
1. Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidakseimbangan irama sikardian, kelelahan
2. Lingkungan
hari, sukar dala, berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial, kurangnya
pekerjaan.
3. Sikap
Merasa tidak mampu, putus asam merasa gagal, merasa punya kekuatan
ketidakadekuatan
4. Perilaku
Isi halusinasi
Menanyakan suara siapa yang didengar, apa yang dikatakan.
Respon klien
Sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien. Bisa dikaji dengan apa
e. Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan
darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang dirasakan klien.
1) Status mental
Pembicaraan : terorganisir/berbelit-belit
Afek : sesuai/maladaprif
dengan nformasi
Proses pikir : proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan baik
Tingkat kesadaran
2) Mekanisme koping
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien dengan
3. Rencana Tindakan
NO KLIEN KELUARGA
SP1P SPIK
1 Mengidentifikasi jenis halusinasi klien. Mendiskusikan masalah yang
2 Mengidentifikasi isi halusinasi klien. dirasakan keluarga dalam merawat
4 klien.
halusinasi klien.
7
Mengajarkan klien menghardik Menjelaskan cara-cara merawat
8
Menganjurkan klien memasukkan cara
halusinasi.
halusinasi.
setelah pulang.
klien.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dibagi dua yaitu, evaluasi proses atau pormatif
yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif
yang dilakukan dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus
Menurut Damaiyanti (2012), evaluasi dilakukan sesuai TUK pada perubahan
Salemba Medika
EGC