Metode analisis dari sistem earned value consep ini memakai 3 (tiga)
parameter utama, agar dapat mengevaluasi setiap cost account dan level-level
diatasnya dengan tepat. Parameter yang digunakan adalah; BCWS (Budgeted Cost
For Work Schedule), BCWP (Budgeted Cost For Work Performance), dan ACWP
(Actual Cost For Work Performance). Tujuannya agar dapat menganalisis kinerja biaya
dan waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan metode konsep ini. Menganalisis
kinerja biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan metode identifikasi
varians, analisis rasio sebagai lanjutan dari pengukuran penyimpangan-penyimpangan
biaya dan jadwal, yaitu index penampilan biaya (cost performance index), index
penampilan jadwal. (schedule performance index), metode ini juga dapat menghitung
besarnya biaya untuk penyelesaian proyek (ETC), dan biaya keseluruhan penyelesaian
proyek (EAC), atau biaya sampai akhir pelaksanaan proyek. Relevansi antara
pengendalian biaya dan waktu (earned value consep) sangat berhubungan dengan
materi sebelumnya yaitu managemen proyek khususnya penjadwalan grafik
barchart dan kurva “S” untuk data BCWS serta matakuliah estimasi biaya,
managemen supervise dan spesifikasi, materi bahan ajar adalah jaringan kerja
metode Critcal Path Method (CPM), dan metode Preseden Diagram Method
(PDM), sedangkan manfaatnya adalah sebagai alat untuk menganalisis biaya dan
jadwal, sistem pengendalian dan kinerja dalam pelaksanaan merupakan usaha yang
bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan tidak terjadi banyak
penyimpangan yang berarti.
5.1 Metode Integrasi Biaya dan Waktu (Earned Value/ Konsep Nilai Hasil)
80
biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau
dilaksanakan “ (Imam Soeharto, 2001:232). Nilai hasil merupakan biaya yang
dianggarkan dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Dengan memakai dasar
asumsi tertentu metode tersebut dapat dikembangkan untuk membuat prakiraan
atau proyeksi keadaan masa depan proyek.
80
80
a. Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS)
Ini sama dengan anggaran untuk paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan
dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal
dan lingkup kerja dimana pada setiap elemen pekerjaan telah diberikan alokasi dan
jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pekerjaan. BCWS bisa
diartikan rencana pembiayaan pekerjaan atau kelompok pekerjaan yang
telah dijadwalkan untuk dilaksanakan dalam suatu periode proyek.
Pekerjaan/kelompok pekerjaan yang telah dijadwal x standar volume S.D.
x standar harga/biaya per unit.
Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang pekerjaan yang
telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, BCWP merupakan anggaran dari
pekerjaan – pekerjaan yang telah diselesaikan.
Pekerjaan/kelompok pekerjaan yang telah dilaksanakan atau
dicapai x standar volume S.D. x standar harga/biaya per unit
80
5.2 Mengukur Kemajuan dari Kinerja Pelaksanaan Proyek
Mengukur kemajuan dari kinerja pelaksanaan proyek dapat
menggunakan 3 indikator, yaitu:
80
proyek lebih cepat dari waktu rencana, bila SV lebih kecil dari nol (0),
berarti proyek lambat dan bila SV sama dengan nol (0), berarti proyek
berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan (jadwal)
80
1). Cost Producivity Index / CPI Indeks produktifitas atau Indeks Kinerja (Cost
Producivity Index / CPI) merupakan perbandingan antara biaya yang
direncanakan terhadap biaya yang dikeluarkan. Bila nilai CPI lebih dari satu,
berarti pengeluaran lebih kecil dari anggaran (hemat), bila nilai CPI kurang dari
satu, berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran (boros) dan bila nilai CPI
sama dengan satu, berarti pengeluaran sesuai dengan rencana anggaran (tepat
biaya).Dalam proses konstruksi terdapat banyak kompleksitas yang terjadi,
mengingat terbatasnya waktu pelaksanaan, banyaknya tenaga kerja, hingga detail
spesifikasi proyek telah direncanakan. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam
pelaksanaan sebaiknya lebih awal dibuat suatu rencana kerja yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan.. Penyimpangan terhadap perencanaan sering terjadi,
baik terhadap biaya maupun waktu. Untuk mengetahui terjadinya penyimpangan
secara dini dapat dipergunakan metode konsep nilai hasil. Metode ini dipakai
untuk pengendalian terhadap biaya dan waktu.
BCWP
CPI =
ACWP
80
Adapun rumus – rumus yang digunakan untuk menghitung nilai indeks kinerja
jadwal adalah sebagai berikut ini
BCWP
SPI =
BCWS
Anggaran BCWP
ETC =
CPI
80
2) jadwal Akhir
80
Tabel 7 Budgeted cost of work schedule (BCWS)
80
b. Analisis Budgeted Cost of Work Performed ( BCWP )
Prosentase realisasi penyelesaian proyek x Biaya total anggaran
Dengan menggunakan formula tersebut untuk proyek ini, maka nilai
BCWP perminggu kita dapat tentukan sebagai berikut ini.
80
c. Analisis Actual
Cost of Work Performed ( ACWP )
Nilai Actual Cost of Work Performed (ACWP) untuk setiap minggu diperoleh dari
data – data atau catatan segala pengeluaran biaya actual pada Proyek, Adapun
nilainya di ilustrasikan data pada tabel 9 dibawah ini
80
2. Analisis Penyimpangan (Varians)
a. Analisis Cost Varians ( CV ) atau penyimpangan biaya
Rumus: CV = BCWP – ACWP
Dengan menggunakan formula tersebut, maka nilai CV untuk setiap minggu dari
proyek dapat kita hitung sebagai berikut ini.
Untuk minggu 3 (5Maret s/d 11Maret 2011 )
80
b. Analisis Schedule Varians ( SV ) atau Varians Jadwal
Rumus: SV = BCWP – BCWS
Dengan menggunakan formula tersebut, maka nilai SV untuk setiap minggu dari
proyek dapat kita hitung sebagai berikut ini.
80
BCWP = Rp. 1.135.007.217,67
80
a. Aspek Waktu
Adapun analisis prakiraan waktu penyelesaian proyek saat pelaporan minggu ke –
18 , dapat diuraikan sebagai berikut .
5,3. Penutup
1. Kesimpulan
1) Earned value concept/konsep nilai hasil memakai 3 (tiga) parameter
utama, agar dapat mengevaluasi setiap cost account dan level-level
diatasnya dengan tepat. Parameter yang digunakan adalah; BCWS
(Budgeted Cost For Work Schedule), BCWP (Budgeted Cost For Work
Performance), dan ACWP (Actual Cost For Work Performance).
2) Earned value concep/konsep nilai hasil adalah konsep menghitung
besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan atau dilaksanakan “ (Imam Soeharto, 2001:232). Nilai hasil
merupakan biaya yang dianggarkan dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Dengan memakai dasar asumsi tertentu metode tersebut
dapat dikembangkan untuk membuat prakiraan atau proyeksi keadaan
masa depan proyek.
3) Tujuan konsep nilai hasil, agar dapat menganalisis kinerja biaya dan waktu
pelaksanaan proyek. Salah satunya adalah analisis varians yaitu bagaimana
membandimgkan perencanaan (standar) dengan kenyataan hasil dilapangan
80
4) Grafik kurva “ S “ dapat dipakai untuk menyajikan varians biaya maupun
jadwal agar dapat melihat trend (kecenderungan) secara lebih jelas.
5) Dengan memakai 3 (tiga) indicator tadi selain angka-angka varians terpadu
juga diperoleh hasil indeks produktivitas biaya dan hasil indeks
produktivitas biaya
2. Soal-soal
1) Jelaskan apa yang dimaksud Earned value concep/konsep nilai hasil, dan
apa kaitannya dengan proyeksi keadaan masa depan proyek.
2) Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) parameter utama dalam menganalisis
Earned value concept/konsep nilai hasil.
3) Hitunglah CV, SV, CPI, SPI, pada minggu ke 4 sampai minggu ke 18
pada saat pelaporan, dan hitunglah EAC, EAS, apa bila jadwal proyek
selesai pada minggu ke 26. Data yang disajikan pada tabel 7, 8, dan 9 (dari
hasil Hitungan tersebut tabelkan dan buat grafiknya masing-masing dan
grafik gabungan BCWS, BCWP, ACWP )
80
Untuk hasil ETS perminggu dapat dilihat pada tabel hitungan anda (lihat
minggu ke 18 pada saat pelaporan) Estimation All Schedule (EAS) atau prakiraan
waktu total sampai akhir proyek.
b. Aspek Biaya ; Adapun analisis prakiraan biaya penyelesaian proyek pada saat
pelaporan minggu ke-18 dapat diuraikan sebagai berikut ini.
Estimation Temporary Cost (ETC) atau Prakiraan Biaya untuk Pekerjaan Tersisa
= Rp19.295.699.050,00–Rp12.682.980.527,38
1,07
= Rp 6.162.927.382,79
80
Estimate at Completion (EAC) atau Prakiraan Biaya Total Proyek
- ETC = Rp 6.162.927.382,79
- EAC = Rp17.983.223.032,79
Hal ini berarti lebih kecil daripada anggaran total rencana proyek sebesar
Rp19.295.699.050,00. (Berarti lebih hemat)
Tabel 14 Estimation temporary cost (ETC) mingguan / perkiraan biaya pekerjaan tersisa Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa berdasarkan waktu pelaporan proyek, nilai ETS atau Perkiraan Waktu
80
Pekerjaan Tersisa setiap minggunya mengalami kenaikan yang berarti waktu pekerjaan lebih lambat
dari rencana waktu total penyelesaian proyek yaitu 26 minggu.
Keterangan:Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan waktu pelaporan proyek, nilai EAS
atau Perkiraan Total Waktu Sampai Akhir Proyek setiap minggunya mengalami kenaikan, waktunya
>26 minggu yang berarti waktu pekerjaan lebih lambat dari rencana waktu total penyelesaian proyek.
80
Gambar 14. Grafik ETC
keterangan:Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan waktu pelaporan proyek, nilai EAC atau
Perkiraan Biaya Total proyek setiap minggunya mengalami perubahan, namun biayanya kurang dari
Rp. 19.295.699.050,00yang berarti biaya yang digunakan lebih kecil dari rencana anggaran
keseluruhan proyek atau mengalami penghematan.
80
Gambar 15. Grafik EAC
Dalam pembahasan ini, kami menerapkan beberapa hasil analisa perhitungan yang kami sesuaikan
dengan keadaan realisasi pelaksanaan pekerjaan dengan data – data yang kami peroleh di lapangan
(proyek) dimulai dari bulan Maret hingga Juni 2011 (Minggu ke 3 – Minggu ke 18) dan beberapa
indikator – indikator sistem kinerja biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Perhitungan laporan pada
minggu ke – 18 dikarenakan terbatasnya waktu pengammbilan data oleh pihak proyek dan untuk
melakukan perhitungan perkiraan sisa waktu dan biaya pekerjaan tersisa dan perkiraan waktu dan
biaya di akhir proyek. Selanjutnya kami memperoleh beberapa hasil analisa baik dari segi ketepatan
waktu maupun penyimpangan biaya pelaksanaan proyek diantaranya:
BCWS pada minggu ke-18adalah Rp 16,943,052,166.00,-BCWP pada minggu ke-18
adalah Rp 12,682,980,527.38,-ACWP pada minggu ke-18 adalah Rp11,820,295,650.00,- Biaya
total anggaran proyek adalah Rp 19,295,699,050.00,-
1. Khusus mengenai biaya pada proyek ini disini kita dapat melihat perbedaan yang terjadi bila
membandingkan biaya ACWP dan BCWP hal ini dapat dilihat pada tabel 5 saat pelaporan yaitu
minggu ke 18 untuk biaya BCWP yang dikeluarkan semestinya adalah senilai Rp12,682,980,527.38
akan tetapi ternyata untuk biaya ACWP pada tabel 6 dilapangan hanya dikeluarkan biaya senilai = Rp
11,820,295,650.00 (nilai BCWP > nilai ACWP) sehingga secara logika apabila biaya yang tersedia
lebih kecil daripada yang dikeluarkan dapat dikatakan bahwa proyek ini mendapat keuntungan dari
segi biaya. Sedangkan dari segi waktu dapat dilihat dengan membandingkan nilai BCWP sebesar
80
Rp.12.682.980.527,38 dan BCWS sebilai Rp.16.943.052.166,00 (BCWP<BCWS) dengan melihat
perbandingan ini secara logika dapat disimpulkan apabila yang terealisasi lebih kecil dari yang
direncanakan maka dapat diaktakan bahwa proyek ini mengalami keterlambatan.
2. Berdasarkan metode konsep nilai hasil dengan indikator–indikator yang ada pada saat pelaporan,
yaitu pada tabel 7 minggu ke-18, bulan Juni 2011, maka nilai Cost Varians yang diperoleh adalah
Rp862.684.877,38 yang menunjukkan bahwa (CV>0) berarti biaya proyek lebih kecil dari biaya
rencana dan dapat dilihat nilai Schedule Varians pada tabel 8 yang diperoleh adalah Rp
-4.260.071.638,62yang menunjukkan bahwa (SV<0) berarti proyek berjalan terlambat sehingga
dapat dikatakan bahwa meskipun proyek berjalan terlambat dari segi pekerjaan akan tetapi
sebenarnya proyek ini memperoleh keuntungan dari segi biaya.
3. Berdasarkan tinjauan kinerja pelaksanaan proyek, dengan menggunakan metode konsep nilai
hasil pada tabel 10 saat pelaporan, minggu ke-18, bulan Juni 2011, maka terlihat dari aspek waktu,
kinerja pelaksanaan dikategorikan tidak efektif dan kurang memuaskan karena tidak tepat waktu
ini terlihat dari nilai SPI = 0,75 yang mana lebih kecil dari 1 (0,75<1) ini menunjukan bahwa
waktu pelaksanaan proyek terlambat dari jadwal yang direncanakan. Sedangkan dari aspek biaya,
kinerja pelaksanaan proyek sangat baik. Hal ini terlihat dari tabel 9 nilai CPI = 1,07 yang lebih
besar dari 1 (1,07>1), ini menunjukan pengeluaran lebih kecil dari anggaran. Sehingga Dari segi
waktu pelaksanaan proyek ini, dapat dilihat bahwa pelaksanaan kegiatan pekerjaan berjalan lambat
dari rencana tetapi biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari anggaran.
4. Berdasarkan aspek biaya perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjan tersisa
(ETC) pada tabel 14 pada saat pelaporan minggu ke-18 diperoleh Rp 6.162.927.382,79dan pada
tabel 15 untuk prakiraan biaya total proyek adalah sebesar (EAC) pada minggu ke-18 diperoleh Rp
17.983.223.032,79 yang berarti lebih kecil dari anggaran proyek. Sedangkan aspek waktu
penyelesaiaan proyek saat pelaporan minggu ke-18 bulan Juni 2011 yang diperoleh dari hasil
perhitungan pada tabel 12 bahwa prakiraan waktu pekerjaan yang tersisa (ETS) = 10,69 minggu
dan pada tabel 13, prakiraan waktu total sampai akhir proyek (EAS) = 28,69 minggu, yang berarti
penyelesaian proyek lebih lambat dari yang telah direncanakan yaitu 26 minggu. Dengan
demikian waktu pekerjaan lebih lambat dari rencana waktu total penyelesaian proyek.
Adapun tindakan pengendalian yang perlu diperhatikan apabila terjadi penyimpangan biaya
dan waktu adalah sebagai berikut:
a. Apabila kelebihan biaya diketahui, perlu dilakukan analisa mengenai sebab – sebab penyimpangan
(untuk menemukan letak penyimpangan sesungguhnya), lalu merencanakan alternatif tindakan
koreksi yang mungkin dan selanjutnya melaksanakan rencana tindakan koreksi tersebut.
b. Harus dilakukan usaha yang optimal untuk menghindari terjadinya penyimpangan biaya
seperti memperketat pengontrolan pengeluaran biaya. Pekerjaan yang ada sebaiknya dilaksanakan
sesuai dengan jalur kegiatan dan perlu pengawasan agar pekerjaan tersebut sesuai dengan
spesifikasi dalam rencana kerja dan syarat-syarat.
c. Untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sebaiknya
pekerjaan dapat dilakukan dengan menambah jumlah tenaga kerja, peralatan dan jam kerja untuk
lebih mengefisienkan waktu dan menghindari keterlambatan.
KesimpulanBerdasarkan uraian dari bab sebelumnya, penulis dapat menarik sebuah kesimpulan
dari perhitungan pada minggu ke – 18 sebagai waktu pelaporan alalah sebagai berikut :
1.Untuk menganalisis kinerja biaya dan waktu pada proyek Pembangunan Gedung Parkir
Mall Ratu Indah (MaRI) diperoleh hasil BCWP (Rp.12.682.980.527,38) < BCWS
(Rp.16.943.052.166,00) dan BCWP (Rp.12.682.980.527,38) > ACWP (Rp. 11.820.295.650,00).
Hasil ini menunjukan biaya yg dikeluarkan lbh kecil dr rencana.
2.Dengan menggunakan Metode Identifikasi Varians diperoleh hasil:
80
a. SV -Rp. 4.260.071.638,62 (Negatif) dan CV Rp. 862.684.877,38 (Positif) yang
mengindikasikan bahwa proyek ini berjalan lambat dari rencana.
b. SPI 0,75 (<1) dan CPI 1,07 (>1) . Dengan demikian, dari segi waktu pelaksanaan pekerjaan
lebih lambat dari rencana (kinerja pekerjaan tidak efektif) namun dari segi biaya yang
dikeluarkan lebih rendah dari anggaran yang direncanakan.
1. Besarnya biaya dan waktu pada akhir pengerjaan proyek:
a. Perkiraan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa (ETC) adalah Rp. 6.162.927.382,79
b. Perkiraan total biaya proyek (EAC) adalah Rp. 17.983.223.032,79 atau lebih kecil dari
jumlah anggaran yang telah direncanakan yaitu Rp.19,295,699,050.00.
c. Perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa (ETS) adalah 10,69 Minggu.
d. Perkiraan waktu total proyek adalah (EAS) adalah 28,69 minggu, lebih lambat dari waktu
yang direncanakan yaitu 26 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Arvianto,Wulfram. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta. Andi
Barrie, Paulson, Sudinarto. 1987. Manajemen Konstruksi Profesional Edisi Kedua.Jakarta.E
Dipohusudo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Jakarta Kanisius.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Jakarta Kanisius.
Mulyanto, Bambang 1995. Pengelolaan Proyek 1. Bambang. Pusat
PengembanganPendidikan Politeknik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.Mulyono, Agus. Drs. 1996. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3. Yogyakarta.
BPFE.Pudjosumarto, Mulyadi. Drs. 1998.EvaluasiProyek. Yogyakarta. Liberty.
Reksohadiprodjo, Sukanto. Prof. 2001.ManajemenProyekEdisi 5. Yogyakarta
BPFE.Soeharto, Iman.1995. Manajemen Proyek jilid 1. Jakarta Erlangga.Soeharto, Iman. 2001.
Manajemen Proyek Jilid 2. Jakarta Erlangga.Soerhato, Iman. 1999. Manajemen Proyek dari
Konseptual samapi Operasional Jilid 1. Jakarta. Erlangga.Tarmudji, Tarsir. Drs. 1993. Mengenal
Manajemen Proyek. Yogyakarta. Liberty.
80
80
80
80
80
Tabel 12 Estimation temporary schedule (ETS) mingguan / perkiraan waktu
pekerjaan tersisa
80
Tabel Estimation all schedule (EAS) mingguan/ perkiraan total waktu sampai akhir proyek
80