PENDAHULUAN
daerah. Melalui otonomi daerah diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam
kabupaten dan kota yang ada di Indonesia untuk mengatur dan mengurus sendiri
daerahnya sendiri. Pada era reformasi saat ini pelaksanaan otonomi daerah
1
Dalam pelaksanaan otonomi daerah terkait dengan implikasi kebijakan
pengelolaan barang milik daerah maka pemerintah memiliki peranan penting dalam
mengelola aset sebagai investasi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya PP
Nomor 6 Tahun 2006 yang telah direvisi menjadi PP Nomor 27 Tahun 2014 yang
Aset tetap, menyatakan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset tetap adalah aset
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
Komponennya di dalam laporan keuangan adalah Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung
dan Bangunan; Jalan, Irigasi, dan Jaringan; Aset Tetap Lainnya; dan Kontruksi dalam
Pengerjaan.
Aset tetap memiliki peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang
cukup signifikan. Informasi aset dalam laporan neraca menggambarkan kondisi kekayaan
dan potensi ekonomi yang dimiliki pemerintah daerah, sehingga dari informasi tersebut
masyarakat dapat menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik melakukan investasi
diwilayah itu terkait dengan keamanan berinvestasi serta potensi keuntungan yang bisa
2
Pengelolaan aset tetap (Barang Milik Daerah) merupakan bagian dari pengelolaan
keuangan daerah. Selain itu, aset tetap merupakan salah satu unsur penting dalam rangka
pengelolaan aset tetap yang baik akan mencerminkan pengelolaan keuangan daerah yang
baik pula. Tentu saja pengelolaan aset tetap harus dilakukan dengan benar dan baik.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 1 Ayat 28, Pengelolaan Barang Milik
permasalahan yang sering terjadi pada hampir setiap instansi pemerintah yang memiliki
aset dengan jumlah besar yang sangat besar. Fenomena yang terjadi saat ini adalah
bahwa pengelolaan aset/barang milik daerah tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien
serta tidak adanya transparansi kebijakan pengelolaan atas aset/barang milik daerah
pengelolaan asetnya yang buruk menjadi salah satu hal yang genting dalam pengelolaan
dan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, berbagai permasalahan terhadap aset tetap yang
biasa terjadi diantaranya adalah karena nilai aset tetap yang tidak disajikan dalam neraca
belum di dukung dengan inventarisasi yang memadai; saldo aset tetap tidak dapat
ditelusuri; aset tetap tidak diketahui keberadaannya; aset tetap dikuasai pihak lain; aset
3
Sebagaimana yang terlihat pada lampiran daftar aset tetap pada Kantor Badan
informasi mengenai pelaporan aset tetap daerah Kabupaten Kolaka belum akurat, dalam
hal ini data yang diinput belum menggambarkan kondisi riil barang yang ada, hanya
sebagian yang bisa diketahui bagaimana keadaan aset tersebut yang dimana kondisi
barang yang ada serta keterangan nomor sertifikat, nomor polisi, nomor pabrik dan
nomor BPKB belum tercantum dengan lengkap didalam buku inventaris. Semua aset
tersebut harus dikelola dengan baik karena dapat menjadi nilai tambah dan bermanfaat
Erizul dan Febri (2014; hal.115) mengemukakan bahwa untuk memperoleh angka
terakhir aset tetap bukanlah hal yang mudah dan terjadi begitu saja, namun banyak
indikator yang harus dipenuhi salah satunya adalah administrasi pencatatan aset, karena
salah satu titik awal menelusuri aset dari sumber-sumber data pengadaan sepanjang
tahun atau aset yang telah ada sejak pemerintah daerah berdiri perlu dilakukan
pencatatan dengan benar karena banyak aset pemerintah daerah masih tercatat secara
terencana, terintegrasi, dan sanggup menyediakan data dan informasi yang dikehendaki
dalam tempo yang singkat, dibutuhkan suatu sarana yang efektif untuk mendukung
pengambilan keputusan atas aset/barang milik daerah. (Nurrohman, 2016; hal. 08)
Hasil penelitian Simamora (2012; hal. 58) mengemukakan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan aset/barang milik daerah, pertama sumber
daya manusia dalam hal ini pengetahuan pengelolaan aset. Kesulitan-kesulitan dalam
4
melakukan pencatatan karena kurangnya bimbingan teknis tentang pengelolaan aset.
Kedua, penilaian aset. Dalam konteks penatausahaan bagian penilaian aset yang dimana
informasi yang didapat dilapangan menunjukkan bahwa penilaian aset juga merupakan
kendala yang dialami dalam pengelolaan aset. Ketiga, komitmen pemimpin. Faktor
komitmen pimpinan adalah faktor yang lebih krusial mempengaruhi pengelolaan aset.
pimpinan yang tidak memperhatikan masalah aset membuat pengelolaan aset ini menjadi
rumit. Keempat, sikap dalam hal ini rasa tanggung jawab dan kepedulian. Sikap peduli
dan tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dalam mengelola aset. Karena sikap
peduli dan tanggung jawab yang tinggi dari para pemakai ataupun pengurus aset dapat
membuat administrasi berjalan lancer dan aset dapat dimanfaatkan untuk pelayanan
barang milik daerah yang baik mencerminkan pengelolaan keuangan yang baik pula.
Kabupaten Kolaka sendiri memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari
hasil pemeriksaan BPK-RI atas LKPD pada tahun 2017 untuk pertama kalinya. Hal ini
merupakan kerja keras pemerintah kabupaten Kolaka yang menunjukkan hasil positif.
Pengelolaan aset tetap yang baik guna menghasilkan informasi dalam penyusunan
laporan keuangan pada akhirnya tidak lepas dari kelengkapan dokumen yang menjadi
dasar/sumber dalam pelaksanaan setiap siklus pengelolaan barang milik daerah sesuai
dengan peraturan yang berlaku, dalam hal ini Peraturan Menteri Dalam Negeri No.19
Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik daerah. Untuk
5
berdasarkan hal-hal yang dijelaskan diatas, maka penelitian ini mencoba memahami
lebih dalam tentang Pengelolaan Aset Tetap Pada Kantor Badan Pengelolaan Keuangan
sebagai berikut :
1. Apakah pengelolaan aset tetap (Barang Milik Daerah) pada kantor Badan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka sudah sesuai dengan
(Barang Milik Daerah) pada kantor Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Kabupaten Kolaka ?
1. Untuk menganalisis kesesuaian pengelolaan aset tetap (Barang Milik Daerah) pada
kantor Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri yang dilihat dari siklus pengelolaan barang milik
tetap (Barang Milik Daerah) pada kantor Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
pengetahuan bagi masyarakat, pihak-pihak terkait, maupun bagi penulis sendiri. Adapun
6
a. Manfaat Teoritis
dalan memperkaya wawasan dan dapat bermanfaat untuk dijadikan sumber informasi
Pengelolaan Aset Tetap Baik itu dalam lingkup pemerintahan dan akademisi.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan
akademis.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan acuan
2. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi peneliti yang ingin melanjutkan
penelitian tentang pengelolaan aset tetap (Barang Milik Daerah) dan dapat
3. Bagi Peneliti
ruang lingkup pembahasan mengenai pengelolaan aset tetap khususnya Barang Milik
Daerah Kabupaten Kolaka yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
7
19 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Aset tetap
1) Tanah;
5) Aset Lainnya;
Aset yang dimaksud diatas dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka dan
dikelola oleh Kantor Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Kolaka