Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Afifudin Yulianto

NIM : K7618005

Semester : IV

Kelas : 2018 A

Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank

Nama Dosen : Dr. Kristiani, M.Si

JAWABAN UTS

1. Dalam menghadapi dampak COVID-19, upaya mitigasi yang telah ditempuh oleh BI,
Pemerintah, dan OJK antara lain:
a. Melakukan koordinasi dalam upaya stabilisasi kondisi perekonomian Negara
b. BI telah melakukukan beberapa upaya diantaranya menurunkan suku bunga
kebijakannya, injeksi likuiditas dalam jumlah cukup besar baik dalam bentuk rupiah
maupun valas, menjamin ketersediaan pasar uang dan pasar vallas, menjamin
tersedianya uang layak edar dan mendorong pembayaran sistem online (non tunai)
c. Pemerintah beserta OJK memberikan kelonggaran terhadap pembayaran kredit
dengan nominal dibawah 10 miliar selama satu tahun bagi nasabah yang tidak bisa
menjalankan sektor usahanya karena adanya COVID-19
d. Pemerintah memberikan insentif bantuan langsung tunai kepada masyarakat,
melakukan relaksasi PPh pekerja industry maupun manufaktur
e. Pemerintah juga meringankan beban biaya yang secara langsung dalam kendali
pemerintah seperti biaya listrik dan air.
2. Adanya COVID-19 menimbulkan berbagai resiko perbankan dan juga lembaga keuangan
non bank. Di sektor perbankan timbul beberapa resiko diantaranya meningkatnya biaya
operasional, likuiditas keuangan bank akan terganggu, selain itu untuk beberapa bank
yang memiliki nasabah minim akan rawan adanya kebangkrutan. Kemudian untuk
lembaga keuangan terutama leasing akan menghapi beberapa resiko antara lain, tekanan
permintaan pembiayaann dana akan turun, akses pendaanan ke perusahaan leasing akan
rendah. Selain itu dengan adanya kebijakan relaksasi kredit dari pemerintah, beban yang
ditanggung bank dan leasing akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan bank tetap
membayar bunga kepada nasabah. Tetapi pembayaran kredit dari nasabah beresiko
macet.
3. Kebijakan relaksasi kredit yang menimbulkan beberapa dampak bagi pelaku UMKM
yakni para pelaku UMKM yang terkena dampak langsung adanya COVID-19 dimana
kegiatan usaha nya menurun atau bahkan berhenti total, beban keuangan yang mereka
tanggung akan sedikit lebih ringan.
Oleh karena itu, strategi yang dilakukan oleh perbankan dan leasing adalah melakukan
seleksi. Karena adanya kebijakan relaksasi kredit, berpotensi dimanfaatkan oleh oknum
yang tidak termasuk dalam kategori nasabah yang perlu mendapatkan relaksasi untuk
mengajukan penangguhan kredit.
4. Dampak adanya pandemi COVID-19 pada bank konvensional maupun bank syariah
adalah meningkatnya biaya operasional. Selain itu rasio angka kredit macet pun akan
meningkat, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh bank akan turun. Pada kondisi saat
ini bank syariah akan lebih survive karena, sistem bagi hasil pada bank syariah akan
menyebabkan neraca bank syariah akan lebih elastis. Selain itu pada bank syariah tidak
perlu membayar Bunga kepada nasabah, sedangkan pada bank konvensional adanya
penurunan bunga kredit tidak diikuti dengan penurunan biaya bunga kepada deposan
5. Pada kondisi pandemic COVID-19, bank syariah harus bisa memanfaatkan sektor digital
banking, karena dengan sistem bagi hasil akan lebih kokoh dalam menghadapi kredit.
Selain itu bank syariah perlu melatih pegawainya di bidang digital marketing dan digital
banking. Selain itu perlu adanya inovasi pada produk-produk digital dari bank syariah.
Apabila bank syariah mampu memanfaatkan hal tersebut maka market share dari bank
syariah berpotensi akan naik.

Anda mungkin juga menyukai