Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP DENGAN GANGGUAN MOTORIK KASAR

2.1 Pengertian
Motorik Kasar mencakup gerakan otot – otot besar seperti otot
tungkai dan lengan pada bayi berupa gerakan menendang, menjejak,
meraih, mengangkat leher dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya
harus terus dipantau dan distimulasi agar anak dapat tumbuh dan
berkembang optimal.

Urutan perkembangan motorik kasar pada anak :

1. Menggerakkan kaki, tangan saat berbaring


Sejak lahir bayi sudah memiliki refleks untuk menggerakkan kaki dan
tangannya secara sederhana. Menginjak usia 1 bulan ia mulai belajar
menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.
2. Mengangkat kepala telungkup
Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bias dilakukan bayi
pada usia 2 bulan, namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum
usia 2 bulan bahkan 1 bulan.
3. Memiringkan badan saat telungkup
Memiringkan badan saat telungkup umumnya sudah dapat dilakukan
bayi usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini dengan membunyikan mainan
dari arah samping atau memanggil namanya.
4. Telungkup sendiri
Bayi berusaha untuk telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan
usia 45 bulan dan membutuhkan bantuan orang tua, menstimulasi
berulang kali sampai melakukannya sendiri.
5. Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi bias duduk sendiri, namun orang tua sudah bias
memposisikannya duduk saat si kecil digendong. Usia 6-7 bulan
mampu duduk sendiri meski cuma sebentar tanpa dibantu.Usia 8 bulan

1
sudah dapat duduk kurang lebih 10 menit dan usia 9-10 bulan duduk
sendiri.
6. Merangkak
Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 bulan meski beberapa kali
sudah dapat
merangkak pada usia 6-7 bulan , tapi tidak semua bayi dapat
merangkak melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan
berjalan.
7. Berdiri
Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang bila dibedirikan diatas pangkuan
kita. Berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu
usia 10-12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan.
8. Berjalan
Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan.
2.2 Stimulasi motorik kasar
a. Jalan
Sebelum orang tua memberikan stimulasi pada anak pastikan anak
sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak
dan berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi
adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan kebelakang,
berjalan berjingkat, melompat/ meloncat, berlari, berdiri satu kaki,
menendang bola dan lainnya, berjalan seharusnya dikuasai saat anak
berusia 1 tahun sementara berdiri dengan 1 kaki dikuasai saat anak
berusia 2 tahun. Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan
adalah keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti si kecil tidak hanya
dituntut sekedar berdiri,namun juga berdiri dalam waktu yang lebih
lama ( ini berkaitan dengan lamanya otot bekerja dalam hal ini otot
kaki ).
Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik anak
akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung
kurang percaya diri dan ia pun selalu menghindari sktivitas yang
melibatkan keseimbangan seperti main ayunan, seluncuran, dan

2
lainnya. Sebaliknya anak lebih memilih aktivitas yang pasif seperti
membaca buku ,main playstasion dan sebagainya.

Stimulasi :

Orang tua berdiri dengan jarak dengan anak sambil memegang


mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan
gambar – gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak
karpet/ lantai , misalnya “ ayo dik, injak gambar gajahnya”. Mainan
seperti mobil-mobilan atau troli yang bias didorong juga bisa
membantu anak belajar berjalan.

b. Lari
Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan lompat dan
lempar serta kemampuan berkonsentrasi anak kelak. Pada tugas
perkembangan ini dibutuhkan keseimbangan tubuh ,kecepatan gerak
kaki, ketepatan 4 pola kaki thed strike, bertumpu pada tumit toe
off,telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-
ujung jari kaki Swing kaki berayun dan landing setelah mengayuni
kaki, menapak pada alas dan motor planning ( perencanaan gerak).
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik anak
akan bermasalah pada keseimbangan , seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-
tugas yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan
kemampuan mental : seperti memasang pasel, tidak mau
mendengarkan saat guru bercerita ( anak justru asyik kemana-mana )
dan lainnya.

Stimulasi

Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan
sekitar usia 12 bulan ke atas ,aktivitasnya bisa berupa menendang
bola, main sepeda ( mulai roda 4 sampai toda 3 dan kemuadian roda
2 ) serta naik turun tangga.

3
c. Lompat
Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan
yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning
( perencanaan gerak ). Contoh ketika anak ingin melompati sebuah tali,
ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki
atau dua kaki.
Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya
akan menghadapi kesulitan dalam perencanaan tugas yang
terorganisasi.

Stimulasi

Lompat di tempat atau di trampoline. Jangan melompat di tempat


tidur karena meski melatih motorik namun mengacaukan kognitif.

d. Lempar
Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa
sendi ( proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah
propriosertif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas .
jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik , anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstremitas
atas.

Stimulasi

Main lempar tangkap bola ( gradasikan tingkat kesulitannya ) yaitu


posisi ,besar bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan
sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila. Pada jenis lambungan
bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan
dari bawah.

2.3 Perkembangan motorik kasar pada anak

a. Pada usia 1 tahun


1. Anak bisa bergerak di tempat yang rata
2. Berdiri dan berjalan beberapa langkah

4
3. Berjalan lancar atau cepat
4. Bisa langsung duduk saat jatuh
5. Merangkak di tangga
6. Menarik dan mendorong benda yang besar
7. Melempar bola
b. Pada usia 2 tahun
1. Meloncat
2. Berjalan mundur
3. Menendang bola
4. Memanjat sofa
5. Berjalan jinjit
6. Berdiri sebelah kaki
7. Bangun tidur langsung duduk
8. Naik tangga
9. Duduk di sepeda
10. Mengayuh sepeda
c. Pada usia 3 tahun
1. Berjinjit sambil berjalan tanpa jatuh
2. Melompat dengan satu kaki
3. Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik
4. Berjalan menyusuri papan titian
5. Melempar bola jarak jauh
6. Melempar bola besar
7. Mengendarai sepeda roda 3
d. Pada anak usia 4 tahun
1. Sudah boleh menuruni tangga
2. Berjalan mundur dengan lurus
2.4 Etiologi
keterlambatan motorik kasar Keterlambatan motorik kasar
menunjukkan adanya kerusakan pada susunan syaraf pusat seperti
cerebral palsy ( gangguan motorik yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak yang mengatur otot –otot tubuh ).

5
a. Kurang asupan nutrisi, terserang penyakit infeksi selama
hamil
b. Bayi terlalu lama di jalan lahir, bayi terjepit di jalan lahir, bayi
menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom.
c. Kurang asupan nutrisi ( ASI ) ,menderita penyakit infeksi,
asfiksia, ikterus.
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala – gejala keterlambatan perkembangan motorik kasar pada
anak :
1. Bayi terlalu kaku
Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan
gerakan apapun serta kepalanya tidak dapat di angkat saat
digendong , ini menunjukkan motorik kasar si kecil terlalu
parah.
2. Gerakan anak kurang aktif
Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan
dengan anak sebayanya.
2.6 Penatalaksanaan
1. Pola asuh
Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh
atau protektif, maka pertama-tama yang harus diubah
adalah sikap orang tua. Orang tua harus membiarkan
anaknya bergerak bebas sebatas tidak membahayakan si
kecil.
2. Kelainan tubuh
Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan
tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak .
melalui berbagai pemeriksaan dokter dapat mendiagnosa
penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
3. Kurang bergerak
Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil
dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak atau

6
kurangnya rangsangan . kalau hal ini yang terjadi , tata
laksana yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi
medic antara lain dengan fisioterapi dengan melatih otot-
otot si kecil.
4. Kecukupan gizi
Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar
pertumbuhan fisik anak optimal. Kondisi ini
memungkinkan kemampuan motorik akan terasah
dengan baik.
5. Kematangan otot
Bayi yang memiliki kematangan otot sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan motorik kasarnya.
Hal ini akan sulit pula menstimulasi. Yang perlu
dilakukan hanyalah memberikan fisioterapi okupasi
ditambah terafi obat – obatan jika memang dianggap
perlu.
6. Berat tubuh
Berat tubuh berlebihan kemungkinan membuat bayi
menjadi sulut mengembangakan motorik kasarnya. Yang
diperlukan adalah menjaga asupan makanan si kecil agar
berat badannya mendekati angka ideal.
7. Kenyamanan
Ketidaknyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang
melekat di tubuh bayi. Terkadang bayi menjadi sulit
bergerak karena terikat bedong. Saat belajar berjalan
sebaiknya lepaskan kaos kaki atau kenakan kaos dan
sepatu yang tidak licin.
8. Pengalaman negatif
Pengalaman negatif misalnya saat berjalan merangkak si
kecil pernah terjatuh yang membuat gusinya berdarah.
Hal ini dapat membuatnya trauma dan enggan melaukan
latihan sehingga kemampuannya terlambat muncul.

7
9. Sakit
Bayi sering sakit diantaranya infeksi telinga, batuk,
pilek, maupun radang tenggorokan yang akan membuat
perkembangan motoriknya terlambat dibandingkan bayi
seusianya.

8
2.7 Pathway

Antenatal Intra Natal Postnatal

Kurang asupan Bayi terlalu


nutrisi, terserang Kurang
lama di jalan
penyakit infeksi asupan nutrisi
lahir, terjepit di
( ASI), bayi
jalan lahir, bayi
menderita
menderita
penyakit
sesodonium
Nutrisi yang infeksi,
diterima janin asifiksia, dan
sedikit ikterus
Trauma saat
lahir Suplai zat-zat
Pertumbuhan nutrient ke
otak tidak organ tubuh
optimal Kerusakan terutama otak
pada otak dan otot
terganggu

Kerusakan
pada susunan
syaraf pusat

Gangguan
Perkembangan
Motorik Kasar

9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

a) Identitas data umum

1) Umur : Menyerang anak di usia tumbuh kembang

2) Status ekonomi :Nutrisi yang kurang merupakan salah satu penyebab dari
gangguan motorik kasar

3) Pendidikan :Suatu kebiasaan yang biasanya ada satu larangan mengkonsumsi


makanan pada masa tumbuh kembang.

b) Keluhan utama

c) Riwayat kehamilan dan kelahiran

Prenatal : Kurang asupan nutrisi, terserang penyakit selama hamil

Intra natal : Bayi terlalu lama di jalan lahir, terjepit di jalan lahir, bayi menderita
caput sesodonium, bayi menderita cepal hematom.

Post natal : Kurang asupan nutrisi, bayi menderita penyakit infeksi, asfiksia, dan
ikterus.

d) Riwayat masa lampau

1) Penyakit waktu kecil

2) Pernah dirawat di Rumah sakit

3) Obat – obat yang digunakan

4) Tindakan operasi

5) Alergi

6) Kecelakaan

7) Imunisasi

10
e) Riwayat keluarga

f) Riwayat kesehatan lingkungan

1) Lingkungan tempat tinggal

2) Pola sosialisasi anak

3) Kondisi rumah

g) Riwayat psikososial- spiritual

1) Yang mengasuh

2) Hubungan dengan anggota keluarga

3) Hubungan dengan teman sebaya

4) Pembawaan secara umum

5) Pelaksanaan ke suatu spiritual

Pengkajian menggunakan KMS, KKA, dan DDST :

a) Pertumbuhan

 Kaji BBL

 BB normal 3-12 bulan : Umur ( bulan ) + 9

 BB normal 1-6 tahun : Umur ( tahun ) x 2 + 8

 BB normal 6-12 tahun : Umur ( tahun ) x 7 – 5

 LL dan luka saat lahir dan kunjungan

b) Perkembangan

11
 Lahir kurang bulan : Belajar mengangkat kepala , mengikuti objek dengan
mata, mengoceh

 Usia 3 – 6 bulan : Mengangkat kepala 90º belajar meraih benda, tertawa dan
menagis, meringis

 Usia 6-9 bulan : Duduk tanpa dibantu, tengkurap, berbalik sendiri,


merangkak, meraih benda, memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lain
dan mengeluarkan kata – kata tanpa arti

 Usia 9-12 bulan : Dapat berdiri sendiri, mengeluarkan kata-kata, mengerti


ajakan sederhana dan larangan, berpartisipasi dalam bermain.

 Usia 12- 18 bulan : Mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya, menyusun 2-3


kata ,dapat mengatakan 3-10 kata, rasa cemburu/ bersaing.

 Usia 18-24 bulan : Naik turun tangga, menyusun 6 kata ,menunjukkan mata
dan hidung, belajar makan sendiri, menggambar garis, memperhatikan minat pada
anak lain, dan bermain dengan mereka.

 Usia 2-3 tahun : Belajar melom pat, memajat, buat jembatan dengan 3 kotak,
menyusun kalimat

 Usia 3-4 tahun : Belajar sendiri berpakaian, menggambar, bebicara dengan


baik, menyebut nama dan menyayangi saudara

 Usia 4-5 tahun : Melompat, menari, menggambar orang, dan menghitung

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Perkembangan Motorik Kasar berhubungan dengan kerusakan


susunan syaraf pusat

3.3 Intervensi Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervemsi


.
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan orang tua tentang

12
keperawatan anak dapat mencapai perkembangan yang normal
milestone perkembangan sesuai pada anak berdasarkan usia-
usianya dengan kriteria hasil: usianya.
1. Anak mendemonstrasikan 2. Buat lingkungan aman agar
perkembangan sesuai anak dapat bereksplorasi
usianya dan belajar
2. Anak merespone stimulasi 3. Berikan mainan edukasi
yang diberikan sesuai usia anak.
4. Berikan tentang pkysical
therapy
5. Bantu anak untuk
melakukan kegiatan yang
dapat merangsang
perkembangan motorik.

DAFTAR PUSTAKA

13
Amstrong, Thomas. 2016. The Seven Kinds of Smart. Jakarta : Gramedia

Anonym . 2018..Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan

Menkes JH, Moser FG. Neurologic examination of the child and infant. Dalam:
Menkes JH, Sarnat HB, penyunting. Child neurology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2016.h.1-27.

Shevell M, Ashwal S, Donley D, Flint J, Gingold M, Hirzt D, dkk. Practice


parameter: Evaluation of the quality standards subcommittee of the American
Academy of Neurology and the practice committee of the Child Neurology
Society. Neurology 20014;60;367-80

Soetjiningsih. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak. In: Ranuh IGNG,


penyunting. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2015.h.2-3.

Tanuwijaya S. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M,


Sularyo S, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGN, penyunting. Buku ajar
tumbuh kembang anak dan remaja, edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto;
2017.h.13-21.

The Programme of Action for Children 2015, ‘Developmental Assessment’, in,


Training Programme for Public Health Nurses and Doctors in Child Health
Screening, Surveillance and Health Promotion, , Health Services Executive,
Dublin.

The State of Queensland 2014, My child has developmental delay: information for
Queensland families of young children, Department of Communities, Child
Safety and Disability Service, Brisbane.

Tjandrajani, A., Dewanti, A., Burhany, A. A. and Widjaja, J. A. 2017, ‘Keluhan


Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh
Kembang RSAB Harapan Kita’, Sari Pediatri, 13(6).

14

Anda mungkin juga menyukai