NIM : 1901140027
PRODI : TADRIS BIOLOGI (B)
MATA KULIAH : MOROFLOGI TUMBUHAN
DOSEN PENGAMPU : Hj. NURUL SEPTIANA, M.Pd
B. PENYERBUKAN
Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, “serbuk sari”),
adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Pada sebagian besar bunga, peristiwa ini
berarti “jatuh pada bagian kepala putik”. Penyerbukan merupakan bagian penting dari proses
reproduksi tumbuhan berbiji.
Penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan kepala putik oleh serbuk sari yang
berasal dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain pada tumbuhan yang sama. Penyerbukan
silang ialah proses perpindahan serbuk sari dari anther bunga tumbuhan ke stigma bunga
tumbuhan lain yang sama atau species yang berkerabat. Penyerbukan dapat dibantu oleh
angin dan serangga, burung, keong, dan binatang kecil lain.
Contoh tanaman yang menyerbuk sendiri adalah gandum, jelai, padi, kedelai dan lain-
lain. Penyerbukan silang lebih umum terjadi dibanding dengan penyerbukan sendiri.
Penyerbukan silang menghasilkan kombinasi satuan keturunan yang lebih beragam dari
keduanya. Pengaruh langsung dari penyerbukan silang adalah banyaknya species dari
produksi biji yang dihasilkan dan bersifat lebih kuat dari turunannya.
Penyerbukan atau Pembuahan sel telur dan perkembangannya hanya akan terjadi jika
butir serbuk sari sampai kepada stigma. Penyerbukan ialah pindahnya serbuk sari dari
kepalam sari kepada stigma. Penyerbukan berbeda dengan pembuahan, penyerbukan adalah
peleburan gamet jantan dan gamet betina.
1) Berdasarkan Asal Serbuk Sari
a. Penyerbukan sendiri (autogami)
Penyerbukan sendiri (autogami) adalah proses penyerbukan (berpindahnya
serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik) yang secara khusus terjadi pada bunga
yang sama atau antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu tanaman atau di antara
bunga pada klon tanaman yang sama. Tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri
disebut tanaman menyerbuk sendiri, umumnya penyerbukan terjadi ketika bunga
belum mekar atau dalam kondisi tertutup yang disebut juga penyerbukan tertutup
(kleistogami). Contohnya bunga telang dan bunga turi.
Keuntungan penyerbukan sendiri:
o Dalam penyerbukan sendiri, tidak ada keragaman dalam gen dan oleh karena
itu kemurnian ras dipertahankan.
o Tanaman tidak tergantung pada faktor eksternal untuk penyerbukan dan
bahkan jumlah yang lebih kecil dari
o Biji-bijian menghasilkan memiliki tingkat keberhasilan yang baik dalam
mendapatkan penyerbukan.
o Penyerbukan sendiri memastikan bahwa karakter resesif dihilangkan.
Kerugian pernyerbukan sendiri:
o Karena tidak ada pencampuran gen, tidak ada karakter atau fitur baru yang
diperkenalkan ke garis keturunan keturunan.
o Penyerbukan sendiri dikatakan mengurangi kekuatan dan vitalitas karena tidak
ada fitur baru yang diperkenalkan.
o Tanpa karakter baru yang diperkenalkan, kekebalan keturunan yang dihasilkan
untuk penyakit berkurang.
b. Penyerbukan tetangga (geitonogami)
Penyerbukan terbuka, penyerbukan bebas, atau persarian bebas adalah
penyerbukan terhadap bunga yang sudah mekar oleh serbuk sari dari berbagai bunga
secara bebas. Perkawinan melalui penyerbukan terbuka diistilahkan dengan
kasmogami (chasmogamie, dari bahasa latin).
Secara biologi, istilah ini berlawanan dengan penyerbukan tertutup atau
tersembunyi (kleistogami, cleistogamie). Penyerbukan terbuka dapat terjadi apabila
putik dan serbuk sari masak setelah bunga mekar (anthesis) pada waktu yang
bersamaan. Penyerbukan ini dapat terjadi baik di antara putik dan serbuk sari bunga
yang sama maupun berbeda. Sebagian besar penyerbukan bebas akan berakibat pada
penyerbukan silang (cross-pollination), yaitu serbuk sari dari suatu bunga menyerbuki
putik pada bunga lain. Bunga yang melakukan penyerbukan terbuka seringkali
disepadankan dengan peristiwa penyerbukan silang dengan tersedianya serbuk sari
yang bebas menyerbuk.
c. Penyerbukan silang (alogami)
Penyerbukan silang (alogami) adalah menempelnya serbuk sari dari suatu
bunga pada kepala putik bunga lain yang berada pada tumbuhan lain yang sejenis.
Penyerbukan ini sering disebut juga persilangan.
Penyerbukan silang, ketika serbuk sari dari satu tanaman menyuburkan
tanaman lain dari spesies yang sama, terjadi pada sejumlah besar tanaman, termasuk
jagung, pohon gandarusa, rumput dan pohon-pohon zaitun. Sejumlah besar tanaman
pangan akan mengalami penyerbukan silang, termasuk labu, bawang, brokoli dan
bayam.
Penyerbukan silang hanya dapat terjadi antara anggota spesies yang sama. Ciri
Penyerbukannya terjadi pada berbeda pohon lain, tetapi sama jenis Tumbuhan
Contohnya Pohon Gandarusa, Rumput dan Pohon-pohon Zaitun.
d. Penyerbukan Bastar
Penyerbukan bastar, Penyerbukan bastar atau hybridogamy adalah
penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari
bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya
mempunyai satu sifat beda. Contohnya: Serbuk sari dari jambu batu berdaging merah
menyerbuki putik dari jambu batu berdaging putih. penyerbukan bastar adalah
menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik yang berasal dari bunga
tumbuhan lain yang berbeda dan hanya dapat dilakukan pada tumbuhan yang masih
dekat hubungan kekerabatannya.
3) Jenis-jenis Penyerbukan
a. Abiotik
Ciri ciri Penyerbukan Abiotik adalah :
o pada jenispengelompokan tumbuhan pangan seperti jagung, padi dan gandum
o Tidak mempunyai kelenjar manis madu
o Mempunyai mahkota bunga pucat ataun tidak mempunyai sel warna
o Serbuk sari kering dan mudah rontok
o Kepala putik menyembul keluar
b. Biotik
Secara umum, proses penyerbukan memerlukan penyerbuk: organisme yang
memindahkan atau membawa serbuk sari dari anther ke bagian reseptif dari putik. Ini
merupakan proses penyerbukan biotik. Ciri-ciri dari bebagai bunga (serta
kombinasinya) yang diferensial menarik satu jenis penyerbuk atau dengan kata lain
dikenal sebagai sindrom penyerbukan. Di dalam liar ada sekitar 200.000 jenis hewan
penyerbuk yang haampir sebagaian besar merupakan serangga.
4) Proses Penyerbukan
a. Cara penyerbukan pada bunga oleh serangga
Ketika serangga (kupu kupu, lebah madu atau kumbang) singgah dan hinggap
di bagian bagian bunga yang tujunnya untuk menghisap sari madu, tanpa sengaja
kakinya menginjak serbuk sari yang menyebabkan ratusan serbuk sari itu melekat
pada kakinya.
Dan ketika serangga berpindah pada bagian kepala putik untuk menghisap sari
madu yang lain maka serbuk sari yang tadi melekat pada kakinya akan berjatuhan
dan menempel pada kepala putik dalam jumlah yang cukup banyak.
Berikut adalah penjelasan mengenai proses terjadinya penyerbukan pada bunga :
1. Penyerbukan persilangan (Allogami) – Serbuk sari jatuh lalu menempel
dikepala putik pada jenis bunga yang berbeda keluarga tetapi masih satu suku
misalnya pada kantil dan kenanga
2. Penyerbukan bukan satu keluarga atau serumah (Geitonogami) – yaitu
dengan cara serbuk sari jatuh lalu menempel dikepala putik pada jenis bunga
lain namun masih satu ekosistem
3. Penyerbukan yang dilakukan dirinya sendiri (Autogami) – Penyerbukan
alami dimana serbuk sari jatuh lalu menepel dikepala putik karena hembusan
angin atau getaran bumi
4. Penyerbukan bastar (Hybridogamy) – Serbuk sari jatuh lalu menempel
dikepala putik pada jenis bunga dan jenis tumbuahn lain tetapi masioh masuk
kategori satu rumpun, misalnya serbuk sari Cabe hijau jatuh pada putik cabe
rawit kecil.
C. PEMBUAHAN
Pembuahan terjadi pada embrio dari uterus bakal biji yang telah masak yang sudah
berisi delapan inti (inti), yang terletak telah disusun dalam tiga kelompok sebagai berikut :
1. Kelompok pertama, terdiri atas 1 inti sel telur, + 2 inti sinergid, yang terletak di
embrio dekat ujung mikropile.
2. Kelompok kedua, terdiri dari dua inti polar, yang terletak di tengah-tengah kandung
embrio.
3. Kelompok ketiga, yang terdiri dari tiga inti antipodal, yang terletak di ujung kandung
embrio, yaitu jarak terjauh dari inti sel telur atau mikropile (dekat chalaza).
Setelah bisa masuk ke ruang bakal buah, bagian ujung yang bergerak menuju salah
satu dari bakal biji. Pollen tube dapat bersentuhan dengan nuclleus melalui mikropile,
kemudian masuk ke dalam jaringan sampai akhir kandung embrio. Setelah menyelesaikan
tugas, inti vegetatif dan kemudian mati dengan protoplasma yang berada di tabung polen.
Sementara itu, inti sperma kedua telah dimasukkan ke dalam kandung embrio untuk
pembuahan. Salah satu inti sperma bergabung dengan inti sel telur dan menjadi zigot,
sedangkan inti sperma kedua bergabung dengan dua inti polar dan kemudian membangun
jaringan endosperm. Peleburan diri antara inti sperma dengan inti sel telur disebut
konsepsi (fertilization ).
D. DIAGRAM BUNGA
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian
yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang
melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain
yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut. Perlu diperhatikan, bahwa lazimnya
dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-
tengahnya, sedang dari benang sari digambarkan penampang kepala sari, dan dari putik
penampang melintang bakal buahnya. Jika kiata hendak membuat diagram bunga, kita harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram,
kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2. Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa
lingkaran
Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal
tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan
jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat
lingkaran-lingkaran yang konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di
ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga,
sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari
ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang
menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara
skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan disebelah
bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri
berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari,
dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian bunga-bunganya sendiri yang harus diperhatikan ialah:
a. Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
b. Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu
dengan yang lain): bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain
lagi.
c. Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak
terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun
putiknya): berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya.
d. Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Ternyata, bahwa seringkali bidang median itu membagi bunga dalam dua bagian
bunga yang setangkup (simetrik).
Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang/cabang , tidak dikenal bidang
mediannya,di sebelah atas lingkaran yang terluar tidak pula digambar penampang melintang
batang (karena pada bunga yang demikian batang itu akan bersambung dengan tangkai
bunga), tetapi pada sebelah bawah biasanya masih ditambahkan gambar penampang
melintang daun pelindung (jika ada).
Telah dikemukakan pula, bahwa dalam pembuatan diagram bunga selain keempat
bagian bunga yang pokok: kelopak, tajuk, benang sari, dan putik, dapat pula digambar
bagian-bagian lain. Jika memang ada dan dipandang perlu untuk dikemukakan. Bagian-
bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri yang khas untuk golongan
tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram bunga, antara lain:
a. Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan sukuMalvaceae,
misalnya kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dan
lain-lain.
b. Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada
sukuAsclepiadaceae, misalnya: biduri (calotropis gigantean Dryand.).
Dikemukakan pula dalam membicarakan perihal bagian-bagian bunga, bahwa ada
bagian-bagian bunga yang mengalami metamorfosis atau tereduksi atau lemyap sama
sekali. Bertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendirian:
1. Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya,
2. Membuat diagram bunga yang tidak hanya memuat bagian-bagian yang benar-
benar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada
(tereduksi), namun menurut teori seharusnya ada.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga:
a. Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian
bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya,
oleh sebab itu diagram ini juga dinamakan diagram sungguh (yang sebenarnya).
b. Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian
bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi
menurut teori seharusnya ada.
Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak digambar seperti
bagian-bagian yang benar-benar ada, melainkan dengan lambang lain, biasanya bintang atau
silang kecil. Kebanyakan hal ini hanya mengenai benang-benang sari saja, yang keadaan
yang sesungguhnya pada bunga seringkali tidak cocok dengan teori.
E. RUMUS BUNGA
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang
bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama
bagian-bagian bunga, sedang angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian
bunga. Di samping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan
hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain.
1. Lambang yang dipakai memberitahukan sifat bunga mengenai simetris dan jenis
kelamin bunga.
a. Actinomorphous (bersimetri banyak) : *
b. zygomorphous (bersimetri satu) : ↑
c. berkelamin jantan : ♂
d. Berkelamin betina : ♀
e. Hermatroditus (bunga banci) : ♀
2. Huruf yang dipakai untuk singkatan nama bagian-bagian bunga :
a. Kelopak : K (singkatan dari kaliks)
b. Tajuk : C ( singkatan dari Corola)
c. Benang sari : A (singkatan dari Abdsoecium)
d. Tenda : P ( singkatan dari Perigonium)
3. Angka-angka diletakkan dibelakang huruf menunjukkan jumlah masing-masing
bagian, umpamanya : kaliks mempunyai 3 sepal : K3
4. Cara untuk menyatakan keadaan lain-lain seperti contoh ;
a. Corolla 6 dalam 2 lingkaran (+) : C3 + 3
b. Stamen berlekatan pada corola :[C5, A(…)]
c. Duduk bakal buah menumpang : G (3), kalau terbenam G ( 3 )
d. Daun kelopak berbentuk tabung : K (5)
Contoh : ♀ K (5) [C 3+3, A6] G (3)
Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari
dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah:
K 5, C 5, A 10, G 1. (bunga merak: Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
Jika bunga yang mempunyai tenda bunga, misalnya lilia gereja (Lilium
longiflorum Thunb.) yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah
putik yang terjadi dari 3 daun buah, maka rumusnya adalah:
P 6, A 6, G 3. Karena di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan
simetri bunga, maka biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: *
untuk bunga yang bersimetri banyak (actinomorphus) dan tanda (↑) untuk
bunga yangbersimetri satu (zygomorphus). Jadi dalam hal rumus bunga merak,
yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
↑ K 5, C 5, A 10, G 1
Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
* P 6, A 6, G 3.
Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula
ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Jika kedua contoh rumus
tersebut di atas dilengkapi dengan lambang jenis kelaminnya, maka rumusnya menjadi:
♀ ↑ K 5, C 5, A 10, G 1 dan ♀ * P 6, A 6, G 3.
Contoh Rumus Bunga Berbagai Jenis Tumbuhan :
1) Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A (6), G 0
♀ K 3, C 3, A 0, G (3)
2) Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa L.)
♀ ↑ K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1
3) Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
♀ K 3, C 3, A 5, G (3)
4) Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)
♀ ↑ P 3 + 3, A 1, G (3)
5) Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)
♀ * P 3 + 3, A 3, G (3)
6) Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C 5, A 1 + (9), G 1
7) Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.)
♀ * K (5), C 5, A ( ), G (5)
8) Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio
zibethinus L.)
♀ * K (5), C 5, A (), G (5)
9) Suku Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.), tembakau (Nicotiana
tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C (5), A (5), G (2)
10) Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.)
♀ * K 4, C 4, A 2 + 4, G (2)
11) Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)
♀ * K 5, C (5), A 5, G (5)