Nim : 170204072
Penatalaksanaan Peralatan
Tindakan Terapeutik
DAFTAR PUSTAKA
1. Kidd, Pamela, S. Sturt, Ann, S. Fultz, Julia. 2010. Pedoman Keperawatan Emergensi.
Jakarta: EGC
2. Potter, P.A, Perry, A. G (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta: Salemba
Medika
3. Prigarjo, Robert. 2013. Teknik Dasar Pemberian Obat bagi Perawat. Jakarta: EGC
Oleh: Barlian, 2016
SOP IRIGASI TELINGA
Setelah posisi pasien, daun telinga dari telinga yang terkena dampak harus
diadakan kembali, dan sampai (belakang dan ke bawah untuk bayi). Ujung
jarum suntik atau kateter irigasi harus ditempatkan di pintu masuk ke
telinga Jaringan telinga tidak boleh disentuh. Saluran telinga tidak boleh
tersumbat, atau solusi tidak akan dapat berlari kembali keluar dari telinga
Dengan lembut mengarahkan aliran larutan irigasi terhadap aspek atas dari
saluran telinga eksternal, perawat harus jarum suntik atau menjalankan
dalam cairan IV pada tingkat lambat, stabil, yang memungkinkan cairan
untuk melarikan diri keluar dari saluran telinga dan ke baskom. Jika
menggunakan alat PIK gigi, pengaturan terendah harus digunakan..
Mengerahkan terlalu banyak tekanan dapat memaksa benda asing atau
oklusi lilin lebih ke dalam liang telinga. Cairan kembali kemudian harus
diperiksa sebelum jarum suntik diisi ulang-atau setelah 100cc cairan untuk
dewasa, dan 30cc cairan bagi seorang anak. Perawat harus menyelidiki
apakah objek lilin atau asing telah mengguyur dari telinga. Bila oklusi telah
dihapus, 500cc cairan irigasi harus digunakan untuk-dewasa 100cc untuk
anak, atau seperti yang diperintahkan oleh dokter. Prosedur ini harus
terputus jika pasien mengeluh sakit atau pusing.
Indikasi a. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal
audiotory eksternal.
b. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan lartutan
antiseptic.
c. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory
eksternal
Kontrak Indikasi a. Perforasi membran timpani atau resiko tidak utuh (injurie sekunder,
pembedahan, miringitomi).
b. Terjadi komplikasi sebelum irigasi.
c. Temperatur yg ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual dan
muntah.
d. Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran
(kacang), jangan diirigasi karena bahan2 tsb mengmbang dan sulit
dikeluarkan
1. Bengkok 1 buah.
2. Perlak dan alasnya.
3. Lampu spiritus.
4. Lampu kepala.
5. Kapas dalam tempatnya.
6. Ember kotoran
Prosedur Kerja 1) Beritahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada klien.
2) Klien diberitahu dalam posisi duduk. Bila klien adalah anak kecil,
harus di pangku sambil dipegang kepalanya.
3) Perlak dan alasnya dipasang pada bahu dibawah telinga yang akan
dibersihkan
4) Pasang lampu kepala.
5) Perawat cuci tangan.
6) Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas
yang telah di flamber terlebih dahulu.
7) Berikan bengkok pada pasien dan minta kerjasama pasien untuk
memegang bengkok dengan posisi di bawah telinga.
8) Hisaplah cairan dengan menggunakan semprit dan keluarkan udara
dari semprit.
9) Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian ke belakang dan
dengan tangan yang lain perawat memancarkan cairan ke dinding
atas dari liang telinga. (Penyemprotan cairan harus perlahan – lahan
dan tepat ditujukan ke dinding atas liang telinga.)
10) Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah
dipilin dan di flamber.
11) Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih
atau belum dengan menggunakan corong telinga
12) Perawat cuci tangan.
13) Bersihkan alat – alat.
14) Tulis hasil dalam catatan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA