Anda di halaman 1dari 23

PRINSIP, KOMPONEN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MANAJEMEN LABORATORIUM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Laboratorium

Dosen Pengampu:
Dr. H. Asep Encu, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 1 MPI – V/A
Annisa Rahmadita 1172010010
Dinar M Faris 1172010025
Helmi Zufar Rianto 1172010035
Jenni Laresa Putri 1172010042

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah yang berjudul “Prinsip,
Komponen dan SOP Manajemen Laboratorium” ini bisa selesai sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya
tentang prinsip, komponen dan SOP dalam manajemen laboratorium.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini
bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf bila terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Bandung, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Pembatasan Masalah.............................................................................2
D. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN.........................................3
A. Kajian Teori..........................................................................................3
1. Pengertian Manajemen Laboratorium............................................3
2. Prinsip Manajemen Laboratorium..................................................4
3. Komponen Manajemen Laboratorium............................................8
4. Standar Operasional Prosedur Manajemen Laboratorium..............10
B. Pembahasan..........................................................................................16
BAB III PENUTUP.........................................................................................18
A. Simpulan...............................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa, TIK, dan
IPA pada umumnya merupakan pembelajaran yang mengembangkan ranah
kognitif, afektif, sekaligus psikomotor secara simultan. Oleh karena itu rancangan
pembelajaran harus dapat memuat pengembangan ketiga ranah tersebut. Untuk
mengembangkan ranah afektif dan psikomotor tidak cukup hanya mengandalkan
pembelajaran di kelas, tetapi perlu ditunjang dengan pembelajaran di luar kelas,
baik dalam bentuk aktivitas proyek maupun aktivitas terarah berupa praktikum
maupun eksperimen.
Beberapa materi pelajaran berupa prinsip-prinsip dasar yang memerlukan
pemahaman melalui praktik langsung, serta pengalaman dan pengamatan
langsung dalam laboratorium. Oleh karena itu keberadaan laboratorium di sekolah
sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran khususnya pada
pembelajaran Bahasa, TIK dan IPA agar pemahaman peserta didik terhadap
materi menjadi utuh dan komprehensif.
Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di kelas sangat
diyakini oleh semua guru khususnya mata pelajaran IPA. Namun kenyataannya,
masih banyak sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium, sehingga
hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah. Namun bukan
hanya keterbatasan fasilitas laboratorium yang menjadi kendala pelaksanaan
praktikum, tetapi pengelolaan laboratorium yang berkaitan dengan bagaimana
menyelaraskan kegiatan praktikum dengan materi praktikum dan ketersediaan alat
dan bahan kimia juga relatif belum memadai.
Berkaitan dengan hal itu, maka perlunya kita untuk memahami dan menguasai
cara-cara memanajemen / mengelola laboratorium secara baik dan tepat. Hal ini
karena pengelolaan laboratorium yang efektif sangat menentukan besar kecilnya
kontribusi laboratorium dalam proses, terutama pada pengembangan ranah afektif
dan psikomotor.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium?
2. Apa saja prinsip-prinsip manajemen laboratorium?
3. Apa saja komponen manajemen laboratorium?
4. Bagaiamana Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen
laboratorium?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis membatasi masalah yang
akan dibahas yaitu Prinsip, Komponen dan Standar Operasional Prosedur dalam
Manajemen Laboratorium.
D. Tujuan
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen laboratorium
2. Untuk mengetahui prinsip manajemen laboratorium
3. Untuk mengetahui komponen manajemen laboratorium
4. Untuk mengetahui standar operasional prosedur manajemen
laboratorium.
1.

2
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Manajemen Laboratorium
Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan
suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam
mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai proses penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu (Sudjana, 2000 : 17).
Secara sempit laboratorium diartikan sebagai ruangan yang dibatasi oleh
dinding yang di dalamnya terdapat alat-alat dan bahan-bahan beraneka ragam
yang dapat digunakan untuk melakukan eksperimen (Subiyanto, 1998 : 79).
Sudaryanto (1998 : 2) mendefinisikan laboratorium sebagai salah satu sarana
pendidikan IPA, sebagai tempat peserta didik berlatih dan kontak dengan objek
yang dipelajari secara langsung, baik melalui pengamatan maupun percobaan.
Lebih lanjut Sudaryanto (1998 : 7) menyatakan peranan dan fungsi
laboratorium ada tiga, yaitu sebagai (1) sumber belajar, artinya lab digunakan
untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor atau melakukan percobaan, (2) metode pendidikan, meliputi metode
pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana penelitian, tempat
dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik yang
bersikap ilmiah.
Secara lebih umum laboratorium diartikan sebagai suatu tempat
dilakukannya percobaan dan penelitian. Pengertian ini bermakna lebih luas,
karena tidak membatasi laboratorium sebagai suatu ruangan, artinya kebun,
lapangan, ruang terbukapun dapat menjadi laboratorium.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 5 / 1980 Pasal 29 disebutkan bahwa
laboratorium berfungsi untuk mempersiapkan sarana penunjang untuk
melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam satu atau sebagian
cabang ilmu, teknologi, atau seni tertentu sesuai dengan bidang studi yang
bersangkutan.

3
2. Prinsip Manajemen Laboratorium
Adapun prinsip-prinsip manajemen laboratorium menurut Decaprio (2013)
adalah sebagai berikut:
a. Tanggung Jawab Para Pengelola
Hal pertama yang harus muncul dalam pengelolaan laboratorium untuk
menjamin keamanan laboratorium adalah adanya tanggung jawab dari para
pengelola laboratorium. Orang yang paling bertanggung jawab atas keamanan
laboratorium yang sebenarnya adalah kepala laboratorium. Selain kepala
laboratorium, seluruh pengelolala dan anggota organisasi laboratorium sebenarnya
juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap keamanan laboratorium. Masing-
masing dituntut untuk dapat bekerja dengan bertanggung jawab, misalnya
tanggung jawab untuk menghindari setiap celah yang memungkin kan munculnya
kecelakaan (yang mungkin bisa terjadi dan menimpa siapa saja).
Seorang kepala laboratorium yang memiliki profesionalisme yang tinggi
dan bertanggung jawab atas segala tugasnya akan mampu menciptakan keamanan
yang bagus, begitu juga sebaliknya. Atas dasar itu, jabatan kepala laboratorium
selayaknya dikendalikan (dijabat) oleh seseorang yang memiliki kriteria
sebagimana dijelaskan berikut.
1) Memiliki Kompetensi di Bidangnya
2) Memiliki Waktu yang Luang untuk Mengelola Laboraturium
3) Memiliki Komitmen Tinggi dan Berdisiplin terhadap Tanggung Jawab
4) Berjiwa Besar dan Pantang Menyerah
5) Pengertian dan Punya Rasa Hormat-Tidak Gila Hormat-Terhadap Para
Bawahannya.
b. Kerapian Laboratorium
Keamanan laboratorium juga ditentukan oleh adanya kerapian di
laboratorium. Faktor ini ditentukan oleh bagaimana para pengelola laboratorium
mengelola laboratoriumnya. Kerapian itu harus dimulai dari hal-hal kecil yang
bersifat teknis hingga hal-hal yang bersifat substansial. Contoh dari kerapian
laboratorium yang dapat menunjang keamanan (mencegah terjadinya kecelakaan)
adalah sebagai berikut.

4
1) Semua lemari, kursi, meja, dan peralatan lainnya harus tertata rapi sesuai
dengan tempatnya masing-masing.
2) Semua koridor, jalan keluar, dan alat pemadam api harus bebas dari
hambatan. Seperti misalnya, laboratorium bebas dari botol-botol
percobaan dan kotak-kotak penempatan yang ditaruh sembarangan atau
bertebaran.
3) Kamar mandi harus dalam keadaan siap siaga untuk dipergunakan.
Ketersediaan air yang terjamin, lantai yang bersih dan bebas dari aroma
yang tidak sedap serta lain-lain.
4) Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin
menyebabkan lantai licin. Pasalnya, lantai yang licin akan membuat
peserta kegiatan dilaboratorium tidak nyaman, bahkan cenderung
menimbulkan kecelakaan.
5) Seluruh peralatan laboratorium yang telah dipergunakan harus
dikembalikan ketempat semula.
6) Tidak ada peralatan apapun atau benda apapun di pintu masuk dan pintu
keluar laboratorium. Sebab, pintu masuk dan pintu keluar laboratorium
adalah tempat lalu lalangnya para peserta kegiatan laboratorium.
c. Kebersihan Laboratorium
Sistem keamanan laboratorium juga ditentukan oleh kebersihan
laboratorium itu sendiri. Yang harus disadari adalah bahwa kebersihan dalam
laboratorium merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium, termasuk
pengelola dan ketua laboratorium. Memang banyak laboratorium yang
menggunakan jasa staf pembersih, sehingga persoalan kebersihan telah ditangani
khusus oleh petugas kebersihan.
Tetapi petugas kebersihan tidak bias setiap waktu berada diruang
laboratorium. Petugas kebersihan hanya membersihkan laboratorium dan berada
dilokasi laboratorium pada saat-saat tertentu, seperti waktu pagi dan sore. Karena
itu, semua pihak yang terlibat dalam selutuh kegiatan laboratorium harus merasa
bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan laboratorium.
d. Bekerja sesuai dengan bagian masing-masing

5
Hal lain yang perlu dilakukan oleh seluruh pengelola laboratorium agar
keamanan laboratorium terjamin adalah bekerja sesuai dengan bagiannya masing-
masing. Jangan sampai para pengelola melakukan sebuah pekerjaan yang
tumpeng tindih antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Misalnya,
pekerjaan koordinator laboratorium tentu berbeda dengan pekerjaan pembimbing
laboratorium. Jika koordinator laboratorium melakukan pekerjaan (tugas)
pembimbing laboratorium, atau sebaliknya, maka kondisi ini akan mengganggu
keamanan dan cenderung menimbulkan kecelakaan.
e. Pertolongan Pertama
Para pengelola laboratorium juga harus menguasai dan memperhatikan
sebuah tindakan standar dalam dunia kesehatan yang disebut pertolongan pertama.
Pengetahuan dan keterampilan secara dasar ini sangat penting untuk diketahui
oleh setiap pengelola laboratorium jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan
mendadak yang berada diluar perkiraan semua pihak.
Semua pengelola harus menyadari bahwa semua kecelakaan,
bagaimanapun ringannya, perlu ditangani ditempat dengan memberikan
pertolongan pertama. Contoh dari kecelakaan yang memerlukan pertolongan
pertama misalnya terjadinya kerusakan komputer sehingga memerlukan
penanganan sesegera mungkin saat kegiatan sedang berlangsung. Juga, bila salah
seorang peserta kegiatan dilaboratorium mengalami pingsan karena kelelahan,
maka pengelola laboratorium harus memberikan pertolongan pertama. Misalnya,
dengan memberikan minyak angina, balsam, dan lain-lain.
Oleh karena itu, penting sekali bagi pengelola laboratorium untuk
menyediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang berisi
berbagai macam obat-obatan dan dapat dipergunakan setiap saat. Pengelolaan
laboratorium juga harus selalu mengontrol ketersediaan obat-obatan tersebut
setiap saat. Hal lain misalnya adalah matinya listrik secara mendadak sehingga
seluruh peralatan laboratorium tidak bias berfungsi karena tidak mendapatkan
aliran listrik. Dalam hal ini, pengelola laboratorium harus selalu siap sedia dengan
menyediakan mesin diesel.

6
f. Cara Berpakain
Keamanan di laboraturium juga berkaitan erat dengan pakaian yang
dikenakan oleh seluruh peserta. Kegiatan di laboratorium termasuk juga para
tenaga ahli dan para pengelola yang berada diruang laboratorium. Pasalnya,
pakaian yang dikenakan diruang laboratorium sering kali menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan. Baju longgar atau kalung yang dipakai oleh peserta yang
bias nyangkut ke salah satu alat laboratorium. Oleh karena itu, untuk menjaga
kemungkinan-kemungkinan tersebut agar tidak terjadi, ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh pengelola laboratorium.
1) Melarang peserta memakai baju longgar saat mengikuti kegiatan
dilaboratorium.
2) Melarang peserta menggunakan baju dalam keadaan kancing terbuka saat
berada diruang laboratorium.
3) Melarang para perempuan memakai kalung yang teruntai ketika berada
diruang laboratorium, khususnya ketika berdekatan dengan peralatan
laboratorium.
4) Melarang para peserta kegiatan laboratorium menggunakan anting-anting
besar, karena dapat tersangkut oleh mesin laboratorium.
5) Mewajibkan kepada para peserta perempuan untuk mengikat rambutnya
dengan rapi ketika mengikuti kegiatan di laboratorium agar terhindar dari
mesin-mesin yang bergerak, termasuk juga para peserta laki-laki yang
berambut panjang (gondrong).
g. Dilarang Keras Berlari di Ruang Laboratorium
Salah satu menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium adalah
adanya peserta yang suka berlari-lari didalam ruang laboratorium. Misalnya,
karena ia tengah terburu-buru mengerjakan sesuatu, atau mungkin karena sedang
bercanda gurau dengan peserta yang lain. Oleh karena itu, para pengelola
laboratorium harus menerapkan disiplin ketat selama berada di laboratorium.
h. Pengaturan Pintu Laboratorium
Terjadinya kecelakaan di laboratorium juga berkaitan dengan pengaturan
pintu laboratorium. Selain itu, keamanan laboratorium juga turut berkaitan dengan

7
pengaturan pintu laboratorium ini. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu
ditekankan oleh para pengelola laboratorium ketika hendak mengatur pintu-pintu
laboratorium, sebagaimana dijelaskan berikut.
1) Pintu-pintu laboratorium harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk
mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya, kebakaran).
2) Pintu laboratorium harus dibuat agak longgar (tidak terlalu sempit) agar
memudahkan lalu lalang para peserta yang mengikuti kegiatan di
laboratorium.
3) Kunci pintu laboratorium harus dipegang oleh pengelola khusus, dan kunci
itu diduplikasi sebagai cadangan jika kunci aslinya hilang.
i. Penanganan Alat-alat Laboratorium
Jaminan keamanan laboratorium juga bergantung pada bagaimana para
pengelola menangani alat-alat laboratorium. Kesalahan penanganan alat-alat
laboratorium akan memudahkan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu,
penanganan alat-alat laboratorium harus dilakukan secara seksama dengan cara-
cara sebagai berikut.
1) Peralatan laboratorium harus ditempatkan ditengah meja untuk
menghindari kemungkinan jatu ke lantai.
2) Peralatan laboratorium sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber
listrik, khususnya bagi alat-alat yang penggunaannya memerlukan aliran
listrik.
3) Untuk jenis alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana
pendukung, sebaiknya ditempatkan di lokasi khusus agar tidak bercampur
dengan alat-alat yang lain.

3. Komponen Manajemen Laboratorium


Pengelolaan laboratorium sebagai fasilitas atau sebagai tempat yang
digunakan untuk mengaplikasikan teori/keilmuan, pengujian teoretis, pembuktian
uji coba, penelitian dan sebagainya mengacu pada unsur atau komponen pokok
dalam manajemen laboratorium. Unsur atau komponen tersebut menurut Decaprio
(2013) yaitu sebagai berikut:

8
a. Perencanaan (Planning)
Para pengelola laboratorium yang duduk di struktur organisasi
laboratorium harus menentukan perencanaan agar kegiatan laboratorium
berjalan lancar, efektif dan efisien. Untuk itu perencanaan laboratorium
ditujukan untuk beberapa hal pokok, yakni:
1) Mengatur segala kegiatan yang diselenggarakan di laboratorium yang
terdiri dari penelitian, uji coba, eksperimentasi, aplikasi teori di
laboratorium, pengujian teori, dan lain sebagainya
2) Menentukan indikator keberhasilan dalam setiap tahapan dari kegiatan
yang direncanakan.
b. Pengaturan (Organizing)\
Pengaturan merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan di
laboratorium sebagaimana fingsinya sesuai dengan harapan yang
diinginkan oleh semua pihak. Pengaturan laboratorium mencakup dua hal
pokok yaitu:
1) Setting secara fisik, merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak
dan penataan laboratorium yang mencakup penempatan peralatan dan
bahan-bahan laboratorium.
2) Regulating, merupakan pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan
perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan
bekerja di laboratorium.
c. Pencatatan (Administrating)
Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat, dan
bahan yang ada berdasarkan kategori tertentu. Dengan adanya pencatatan,
maka keberadaan data alat dan bahan dalam catatan dapat menjadi sumber
kajian bagi para pengelola laboratorium untuk memepelajari potensi
laboratorium yang dikelolanya.
d. Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh para pengelola
laboratorium secara terus menerus dalam mengupayakan agar
laboratorium dapat berfungsi dengan baik. Pemeliharaan dapat dilakukan

9
secara periodik yaitu melakukan pemeliharaan terhadap hal-hal pokok
seperti seluruh utility ruangan, listrik, gas, pemadam kebakaran, dan
kondisi alat laboratorium serta aksesorinya.
e. Keselamatan Laboratorium
Keselamatan merupakan unsur yang penting dalam pengelolaan
laboratorium karena kemungkinan terjadinya kecelakaan di laboratorium
sangatlah besar. Kecelakaan yang terjadi di laboratorium merupakan
kejadian yang sifatnya diluar kemauan para pengelola laboratorium.
f. Pendanaan (Funding)
Kegiatan laboratorium tidak akan berjalan lancer, efektif, dan efisien tanpa
diiringi dengan pendanaan yang baik dan terperinci, sekalipun
laboratorium tersebut memiliki persediaan yang keuangan yang sangat
besar (banyak). Pendanaan harus diatur berdasarkan dua hal pokok, yaitu
kebutuhan laboratorium dan skala prioritas.

4. Standar Operasional Prosedur Manajemen Laboratorium


a. Pengertian Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau
tata cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan
sikap laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam
laboratorium dengan baik. Standar Operasional Prosedur merupakan aturan
yang mengikat dan harus dipatuhi oleh pengguna laboratorium. Adanya
Standar Operasional Prosedur ini membuat kegiatan yang berlangsung di
laboratorium menjadi lebih tertata dan terstruktur.
Standar Operasional Prosedur juga dapat didefinisikan sebagai aturan,
pedoman dan tata cara tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku
anggota suatu organisasi, dapat dikatakan bahwa Standar Operasinal Prosedur
mengatur segala aktivitas yang ada dalam organisasitersebut termasuk
bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa
yang harus bertanggung jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan
pendukung lainnya.

10
Pedoman yang baku seperti Standar Operasional Prosedur diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Sebagaimana halnya Standar
Operasional Prosedur yang lain, Standar Operasional Prosedur yang ada di
laboratorium juga dibuat untuk menjalin ketertiban dan kedisiplinan
pelaksanaan kegiatan yang ada, seperti praktikum atau kegiatan percobaan dan
penelitian lainnya. Standar Operasional Prosedur tersebut disusun secara teliti
dan mendetail dengan mempertimbangkan berbagai faktor kebutuhan sehingga
dapat berjalan dengan jelas, efektif dan mudah digunakan oleh pelaksana.
“Standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk atau
pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar
dalam melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau
disingkat SOP dalam sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya
membentuk sistem pelayanan dan pengelolaan laboratorium yang ideal.”
(Silaban, 2013).
Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan
dengan standar keselamatan dan kesehatan. Langkah-langkah operasional ini
dilaksanakan dalam rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar
dapat berjalan dengan benar serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga
memiliki output yang sama dan terstandar.
b. Standar Operasional Prosedur
1) SOP Pembelian Alat dan Bahan Praktikum

11
Diagram Alir Uraian
1. Minimal satu bulan sebelum
Fakultas Laboran
semester baru dimulai, fakultas
Mengajukan Memeriksa
PPB stok mengajukan PPB (Permintaan

2
Pembelian Barang) lengkap
1
dengan spesifikasi dan
Laboran Laboran quantitynya. PBB disetujui oleh
Mengajukan Mencari dekan dan diserahkan kepada
Laboran
PO ke supplier
Mengirim
Keuangan PO Laboran.
3
ke supplier 2. Laboran melihat data stok
4
6 alat/bahan untuk memastikan stok
Laboran
Memonitor alat/bahan yang diminta.
Laboran kedatangan 3. Laboran mencari supplier yang
Mengupdate order 5
data stok mampu mengadakan alat/bahan
sesuai spesifikasi yang diminta.
8
Laboran 4. Laboran mengajukan PO
Menginformasikan (Purchase Order) yang telah
status order ke
Fakultas digabungkan dari semua Fakultas
7 kepada bagian Keuangan
dilengkapi dengan budget yang
dibutuhkan untuk mendapatkan
persetujuan.
5. Laboran mengirim PO yang telah
disetujui kepada supplier.
6. Laboran memonitor kedatangan
alat/bahan yang telah disorder.
7. Laboran menginformasikan
kedatangan alat/bahan kepada
fakultas.
8. Laboran meng-update data stok

12
alat/bahan.

2) SOP Pemakaian Laboratorium

Diagram Alir Uraian


1. Minimal satu minggu
Mahasiswa Laboran sebelum dimulainya semester
Memakai Mengisi form baru, setiap dosen yang akan
perlengkapan peminjaman/permintaan menggunakan laboratorium
praktikum alat/bahan dan baik untuk praktikum ataupun
1 diserahkan kepada penelitian harus menyerahkan
laboran rancangan jadwal pemakaian
2 laboratorium kepada laboran
2. Laboran menyusun
Mahasiswa keseluruhan jadwal
Laboran
Memeriksa penggunaan laboratorium
Menyediakan
alat dan selama satu semester dan
alat dan bahan
bahan mendistribusikannya kepada
yang 3
oihak yang terkait.
disediakan 4 3. Jika da koreksi, maka
Laboran laboran merevisi jadwal
Mahasiswa Mengembalikan pemakaian laboratorium dan
Menjaga alat alat yang mendistribusikannya kembali.
dan bahan dipakai 6
yang dipakai
5
Laboran
Laboran Mahasiswa
Menerima
Mengupdate Memberik
dan
data stok an tempat
memeriksa
praktikum
7 alat
9 8

3) SOP Pembuatan Jadwal Pemakaian Laboratorium

Diagram Alir Uraian


1. Minimal satu minggu sebelum
Dosen Laboran dimulainya semester baru, setiap dosen
Membuat dan yang akan menggunakan laboratorium
mendistribusikan baik untuk praktikum ataupun
penelitian harus menyerahkan

2 13
Membuat jadwal rancangan jadwal pemakaian
rancangan pemakaian laboratorium kepada laboran
jadwal laboratorium 2. Laboran menyusun keseluruhan
1 jadwal penggunaan laboratorium
selama satu semester dan
Laboran mendistribusikannya kepada oihak
Merevisi jadwal yang terkait.
3. Jika da koreksi, maka laboran
merevisi jadwal pemakaian
3
laboratorium dan mendistribusikannya
kembali.

4) SOP Pemakaian Laboratorium unuk Penelitian

Diagram Alir Uraian


1. Peneliti mengajukan surat
Peneliti Laboran permohonan pemakaian laboratorium
Mengajukan Menjawab kepada laboran disertai dengan jadwal
permohonan surat pelaksanaan dan alat serta bahan yang
penggunaan permohonan dibutuhkan
lab 1 2 2. Laboran memeriksa jadwal
pemakaian laboratorium dan data stok
Peneliti alat dan bahan dan memberikan
Peneliti jawaban terhadap surat permohonan
Menyelesaikan
Melakukan yang diajukan disertai dengan
adm dan
penelitian pemberitahuan ketentuan penggunaan
menyerahkan
lap. penelitian 3
laboratorium untuk penelitian
4 3. Peneliti melakukan penelitian
dengan mematuhi aturan/ketentuan
Laboran yang berlaku di laboratorium
Update data stok 4. Setelah selesai penelitian, peniliti
dan harus menyelesaikan administrasi dan
mendokumentas menyerahkan satu kopi laporan
ikan lap. penelitian untuk didokumentasikan di
penelitian 5 laboratorium
5. Laboran mengupdate data stok dan
mendokumentasikan laporan
penelitian

Ada beberapa ketentuan-ketentuan untuk penelitian, yaitu sebagai berikut:


1) Setiap menggunakan laboratorium, peneliti harus mengisi form penelitian
dan form peminjaman/permintaan alat/bahan

14
2) Setiap peneliti dikenakan biaya sebagai berikut
a) Penelitian dengan dan hibah/sponsor
- Penggunaan bahan dikenakan biaya sesuai harga bahan yang
digunakan
- Penggunaan alat dikenai biaya sebagai berikut:
No Nama Alat Biaya Keterangan
1. Mikroskop 1.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
2. Neraca digital 25.000/penelitian Untuk kalibrasi
3. Neraca analitis 25.000/penelitian Untuk kalibrasi
4. Hygrometer 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
5. Kompor gas 10.000/penelitian Untuk pembelian gas
6. Incubator 10.000/hari Untuk pemeliharaan
7. Oven 10.000/hari Untuk pemeliharaan
8. Preparat 5.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
9. Alat pbtk. Tablet 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
10. Kulkas 5.000/hari Untuk pemeliharaan
11. TDS meter 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
12. DO meter 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
13. Autoclave 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
14 Ph meter 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
15. Kamera 10.000/pemakaian Untuk pemeliharaan
mikroskop
- Kerusakan alat ditanggung oleh peneliti
- Penggunaan jasa laboran dikenakan biaya 10.000/jam
- Untuk penelitian dengan rentang waktu lebih dari satu semester harus
menyelesaikan administrasi pada setiap akhir semester
b) Penelitian dengan dana pribadi
- Penggunaan bahan dikenakan biaya sesuai dengan harga bahan yang
digunakan
- Penggunaan alat tidak dikenakan biaya
- Kerusakan alat ditanggung oleh peneliti
- Penggunaan jasa laboran dikenakan biaya 5.000/jam
- Untuk penelitian dengan rentang waktu lebih dari satu semester harus
menyelesaikan administrasi pada setiap akhir semester.

B. Pembahasan

15
Dalam manajemen terkandung di dalamnya pengelolaan terhadap suatu
objek. Sehingga dalam manajemen laboratorium berarti objek yang akan
dimanajemen atau dikelola adalah laboratorium tersebut yang secara rinci terdiri
dari alat-alat dan bahan-bahan, sarana / prasarana lab, dan proses pelaksanaan
praktikum.
Kesemua fungsi penggunaan laboratorium tersebut hanya dapat terwujud
apabila kegiatan praktikum dipersiapkan, dirancang, dan dikelola sedemikian rupa
sehingga laboratorium benar-benar menjadi sarana penunjang keberhasilan proses
pembelajaran sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tanpa
ada manajemen yang baik terhadap laboratorium yang dimiliki, maka semua
fasilitas laboratorium tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, bahkan
dapat mengacaukan perhatian peserta didik, terjadi pemborosan waktu, tenaga,
biaya yang menyertai berlangsungnya praktikum.
Dalam pengelolaan laboratorium terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh para pengelola dan pengguna laboratorium dengan tujuan agar
meminimalisir ataupun menghindari setiap celah yang memungkinkan munculnya
kecelakaan (yang mungkin bisa terjadi dan menimpa siapa saja), serta untuk
menjaga kerapian dan kebersihan laboratorium demi kenyamanan para pengguna
laboratorium, selain itu juga untuk memudahkan pengelola laboratorium bekerja
sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Selain itu dalam pengelolaan laboratorium terdapat komponen-komponen
yang harus dilakukan mulai dari perencanaan, pengaturan, pencatatan,
pemeliharaan, keselamatan sampai pendanaan. Yang mana dengan mememenuhi
komponen-komponen tersebut pengelolaan laboratorium akan berjalan sesuai
dengan tujuan manajemen itu sendiri yaitu efektif dan efesien.
Seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan di laboratorium itu perlu
direncanakan, dan ditentukan indicator keberhasilannya pada setiap tahapan dari
kegiatan tersebut. Setelah itu perlu dilakukan pengaturan baik secara fisik, yaitu
suatu kegiatan pengaturan penataan tempat, peralatan dan bahan-bahan
laboratorium, maupun regulating yaitu pengaturan jadwal kegiatan dan
penyusunan perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan

16
bekerja dilaboratorium. Selain itu juga melakukan proses pencatatan agar
memudahkan pengelola laboratorim dalam proses pengadministrasian data, alat
dan bahan laboratorium. Agar laboratorium berfungsi dengan baik, maka perlu
dilakukan pemeliharaan yang secara terus-menerus oleh pengelola maupun
pengguna laboratorium pada seluruh fasilitas sarana prasarana yang ada
dilaboratorium. Komponen pemeliharaan juga berfungsi untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadi meskipun kecelakaan bersifat diluar
kemauan pengelola laboratorium, oleh karena itu prinsip pada pertolongan
pertama pada kecelakaan perlu dilakukan oleh pengelola laboratorium, karena
keselamatan merupakan unsur penting dalam manajemen laboratorium. Oleh
karena itu keseluruhan kegiatan laboratorium perlu didukung dengan
pendanaan/funding agar berjalan lancar, efektif, dan efisien sesuai dengan
kebutuhan laboratorim dan skala prioritas.
Selain itu Standar Operasional Prosedur manajemen laboratorium juga
sangat penting untuk dijalankan demi menjalin ketertiban dan kedisiplinan
pelaksanaan kegiatan di laboratorium, serta standar operasional prosedur
diperlukan dalam upaya membentuk sistem pelayanan dan pengelolaan
laboratorium yang ideal.

BAB III
PENUTUP

17
A. Simpulan
Manajemen laboratorium merupakan sebuah seni mengatur laboratorium
secara rinci yang terdiri dari alat-alat dan bahan-bahan, sarana / prasarana
laboratorium, dan proses pelaksanaan praktikum.
Prinsip dari manajemen laboraturium itu diantaranya Tanggung Jawab
Para Pengelola, Kerapian laboratorium, Kebersihan laboratorium, Bekerja sesuai
dengan bagian masing-masing, Pertolongan pertama, Cara berpakaian, Dilarang
keras berlari di ruang laboratorium, Pengaturan pintu laboratorium, Penanganan
alat-alat laboratorium.
Pengelolaan laboratorium sebagai fasilitas atau sebagai tempat yang
digunakan untuk mengaplikasikan teori/keilmuan, pengujian teoretis, pembuktian
uji coba, penelitian dan sebagainya mengacu pada unsur atau komponen pokok
dalam manajemen laboratorium. Unsur atau komponen tersebut yaitu diantaranya,
Perencanaan (Planning), Pengaturan (Organizing), Pencatatan (Administrating),
Pemeliharaan (Maintenance), Keselamatan Laboraturium, Pendanaan (Funding).
Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau
tata cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan
sikap laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam laboratorium
dengan baik. Standar Operasional Prosedur merupakan aturan yang mengikat dan
harus dipatuhi oleh pengguna laboratorium. Adanya Standar Operasional Prosedur
ini membuat kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata dan
terstruktur.
B. Saran
Setelah membaca makalah yang berjudul Prinsip, Komponen, dan SOP
Manajemen Laboratorium ini, diharapkan pembaca memahami dan menerapkan
bagaimana prinsip-prinsip serta komponen tersebut dalam pengelolaan
laboratorium, agar kegiatan laboratorium dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya. Serta menyadari bahwa, dengan adanya Standar Operasional Prosedur
ini dapat membantu untuk mengonrol suatu perilaku organisasi, mengatur segala
aktivitas dalam organisasi/laboratorium tersebut, termasuk bagaimana proses
pekerjaan yang dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang harus

18
bertanggung jawab, dan kapan dilakukan serta keterangan-keterangan pendukung
lainnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jogjakarta:


DIVA Press.
Halide. 2008. Standar Operating Procedures (SOP) Laboratorium. Makassar:
Universitas Fajar. 
Silaban, DedeNova. 2014. Pengelolaan Laboratorium. http://novasilaban92.
blogspot.com/2014/05/uts-penglab_6848.html.  4 Februari 2016 (11:14).
Subiyanto. (1998). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdikbud.

Sudaryanto, Indrawati, dan Endang Kowara. (1998). Pengelolaan laboratorium


IPA dan Instalasi Listrik. Jakarta : Depdikbud.

Sudjana. (2000).Manajemen Program Pengajaran. Bandung : Falah Production.

20

Anda mungkin juga menyukai