Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan tablet menggunakan metode
granulasi basah.
2. Mahasiswa dapat melakukan uji evaluasi pada tablet.
2. Kerugian
a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan
tidak sadar/pingsan).
b. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
1) Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena
sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2) Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui
saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk
diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa).
3) Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak
disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan
kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)
D. Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung
bahan pewarna dan lak (bahan warna yang diabsorpsi pada alumunium
hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan bahkan pengaroma dan bahan
pemanis.
1. Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope.
2. Eksipien atau bahan tambahan.
a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume massa
agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat
aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium
fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada
massa serbuk sewaktu granulasi seerta menambah daya kohesi pada
bahanpengisi, misalnya gom akasia, gelatin, sukrosa, povidone,
metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant) berfungsi membantu
hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang
dimodofokasi secara kimia, asam alginate, selulosa mikrokristal, dan
povidone sambung-silang.
d. Bahan pelican (lubrikan) berfungsi mengurangi gesekan selama proses
pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet
melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam stearate dengan logam,
asam stearate, minyak nabati terhidrogenasi, dan talk. Umumnya
lubrikan bersifat hidrofob, sehingga dapat menurunkan keceoatan
disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar lubrikan yang
berlebih harus dihindari. PEG dan garam lauril sulfat dapat digunakan,
tetapi kurang memberikan daya lubrikasi yang optimal dan diperlukan
dalam kadar yang lebih tinggi.
e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir
serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung yanpa proses
granulasi. Misalnya silika pirogenik koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan
nilai estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari
tumbuhan.
b. Bahan pengaroma (flavor) berfungsi menutupi rasa dan bau zat
berkhasiat yang tidak enak (misalnya tablet hisap penicillin), biasanya
digunakan untuk tablet yang penggunaannya lama di mulut. Misalnya
macam-macam minyak atsiri.
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel
zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang
cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang
terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap
pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan
mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan
punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal
bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat
diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada
mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan
memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling
yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan
bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu
menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling. Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi seperti
kandungan zat aktif dalam tablet tinggi, zat aktif susah mengalir dan zat
aktif sensitif terhadap panas dan lembab.
a. Keuntungan Metode Granulasi Kering
1) Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan
pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan
waktu.
2) Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
3) Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
c. Uji Kompresibilitas
Timbang 25 g granul, masukkan ke dalam gelas ukur dari alat
Joulting Volumeter catat volumenya. Ketuk-ketuk gelas ukur berisi
granul dengan interval ketukan 2 detik 1 ketukan. Perhatikan tanda
batas di gelas ukur, bila granul tidak mengalami penurunan, volume
setelah 5 ketukan terakhir. Pengujian dinyatakan selesai dan catat
volume akhir.
Hitung % kompresibilitas:
Berat granul
Kerapatan longgar (App.density) =
Volume awal
Berat granul
Kerapatan mampat (Tapp.density) =
Volume akhir
Kategori % kompresibilitas:
5 – 15 % aliran sangat baik
16 – 25 % aliran baik
≥ 26 % aliran buruk
H. Evaluasi Tablet
1. Uji Organoleptis
Amati tablet hasil cetak secara visual, dilihat dari bentuk tablet,
warna tablet dan bau. Selain itu juga dilihat apakah distribusi warna
merata, ada cacat fisik atau tidak.
2. Uji Keseragaman Bobot
Pengujian dilakukan dengan interval waktu yang sama dengan uji
penampilan. Tablet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu di atas alat
timbangan. Kemudian hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis
keseragaman bobot tablet dengan membandingkan bobot tablet dalam
rentang penyimpangan bobot rata-rata tablet.
Persyaratan:
a. Jika ditimbang satu persatu , tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom “B”.
b. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.
4. Uji Kekerasan
Ambil 20 tablet, ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan
(Hardness tester). Hitung rata-rata dan SD nya.
Persyaratan: 4 – 10 kg/cm2
I. Uraian Bahan
A. Zat Aktif
1. Paracetamol
Nama Lain : Acetaminophenum
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau,
rasa pahit
BM : 151,16
Kelarutan : Larut dalam 70 bagianr, dalam 7 bagian etanol
(95%)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40
bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol p
Titik Lebur : 169° - 172°
Rumus Bangun : C8H9NO2
Stuktur :
Molekul
2. Chlorpheniramine Maleat
Nama Lain : Klorpheniramini Maleas
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau
BM : 390,87
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian
etanol (95%) P dan dalam 10 bagian kloroform
P, sukar larut dalam eter P
Titik Lebur : 132° - 135°
Rumus Bangun : C16H19ClN2.C4H4O4
Stuktur Molekul :
B. Zat Tambahan
1. Asam Ascorbat
Nama Lain : Vitamin C
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, agak kuning,
tidak berbau, rasa asam
BM : 176,13
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%( P, praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalma benzene P
Titik Lebur : Lebig kurang 190°
Rumus Bangun : C6H8O6
Stuktur Molekul :
2. Amylum (Amprotab)
Nama Lain : Amilum maihot, pati singkong
Pemerian : Serbuk atau masa, keras, putih atau putih krem
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dan lebih mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam
etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter
(Depkes, RI,1995)
3. Talcum
Nama Lain : Talk
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus licin, mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran warna
putih atau putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hamper semua pelarut
4. Mg Stearate
Nama Lain : Magnesium Stearat
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus licin, mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran warna
putih atau putih kelabu
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol
(95%) P
C. Bahan
No Nama No Nama
1 Paracetamol 5 Chlorpheniramine Maleat
2 Amprotab 6 Mg stearat
3 Tapioca Starch 7 Aquadest
4 Pewarna makanan 8 Talkum
V. Prosedur Praktikum
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Timbang masing-masing bahan.
3. Membuat amylum pasta.
a. Timbang beaker glass kemudian kalibrasi ad 100 ml.
b. Tambahkan sedikit air.
c. Tambahkan pewarna dan sisa air ad kalibrasi (100ml).
4. Panaskan Amylum Pasta sampai terbentuk pasta.
5. Campurkan Paracetamol, CTM dan Amylum (Amprotab) ad homogen.
6. Masukkan kedalam wadah, tambahkan pasta sedikit demi sedikit
sampai kalis.
7. Ayak masa dengan ayakan mesh no. 40
8. Keringkan granul pada oven pada suhu 70oC selama 1 jam, keluarkan.
9. Ayak kembali menggunakan ayakan no 60 mesh.
10. Lakukan uji kelembaban dengan menimbang 10 gram granul, masukkan
kembali ke dalam oven.
11. Timbang fase luar (Talkum, amylum, magnesium stearate, vitaminc)
12. Campurkan fase luar yang telah ditimbang dengan fase dalam yang
sudah dikeringkan dengan oven dalam 1 wadah.
13. Lakukan evaluasi massa granul, yaitu uji waktu alir, sifat alir, dan uji
kompresibilitas,
14. Lakukan uji waktu alir granul dengan menimbang 25 g granul, tutup
bagian corong, isikan granul pada corong, dengan posisi corong
berjarak 10 cm dari permukaan meja. Simpan kertas pada permukaan
meja. Buka penutup corong, catat alir granul menggunakan stop watch.
15. Lakukan uji sifat alir. Jangan ubah posisi granul pada kertas. Catat
tinggi (h), dan diameter (d) unggukan granul. Hitung sudut istirahatnya.
16. Lakukan uji kompresibilitas dengan menimbang 25 g granul, masukkan
ke dalam gelas ukur, catat volume nya. Ketuk gelas ukur sebanyak 25x
dengan 1 ketuk selama 2 detik. Catat volume pada gelas ukur. Bila
granul tidak mengalami penurunan volume setelah 5 x ketukan terakhir,
pengujian dinyatakan selesai.
17. Cetak tablet pada mesin pencetak tablet.
18. Lakukan uji organoleptis.
19. Lakukan uji keseragaman bobot dengan menimbang 20 tablet 1 per 1
pada timbangan. Catat hasilnya dan hitung rata-ratanya.
20. Lakukan uji keseragaman ukuran pada 20 tablet dengan menggunakan
jangka sorong.
21. Lakukan uji kekerasan pada 20 tablet dengan menggunakan hardnes
tester.
22. Lakukan uji kerapuhan dengan mengambil 20 tablet, timbang,
masukkan ke dalam alat uji (friabilator), putar sebanyak 100 putaran.
Keluarkan tablet dan bersihkan dari serbuk yang terlepas.
23. Lakukan uji waktu hancur dengan memasukkan 1 tablet pada tiap
tabung alat uji hancur menggunakan air sebagai medianya.
A. Perhitungan
1. Berat Amprotab yang digunakan dalam pasta
a. Berat beaker glass kosong = 109,015 g
b. Berat beaker glass kosong + pasta = 205,330 g
c. Berat beaker glass kosong + pasta sisa = 164,652 g
d. Berat pasta yang digunakan = 205,330 -
= 164,652 g
40,678 g
e. Amprotab pro pasta yang digunakan = 10
x 40,678 g
100
= 4,068 g
= 100 g
b. CTM = 0,002 x 200 tab
= 0,4 g
c. Amylum = 4
x 0,7 x 200
100
= 5,6 g
d. Mucilago = 4,068 g
e. Total fase dalam teoritis = 110, 068 g
7 x = 50
x = 7,1 %
7,1 100
= x 110,068 x
100 84,9
=
6,482 g
5 100
b. Amylum = x 110.068 x
100 84,9
= 6,482 g
2 100
c. Talkum = x 110.068 x
100 84,9
= 2,592 g
1 100
d. Mg Stearate x=110.068 x
100 84,9
= 1,296 g
Total fase luas teoritis = 19,575 g
7,95 g
=
171
¿ x 100 %=98,844 %
173
10−9,638
= x 100 %
10
b. Sifat Alir
2h
tan =
d
2,17 x 2 cm
tan =
7,33 cm
4,34 cm
tan =
7,33 cm
3. Uji Komprebilitas
Diketahui : Berat granul 25 g
25 g
=
43 ml
= 0,581
Berat Granul
Kerapatan longgar =
Volume Akhir
25 g
=
38,33 ml
= 0,652
c. Kompresibilitas
0,652−0,581
= x 100 %
0,652
B. Evaluasi Tablet
1. Uji Organoleptis
a. Bentuk : Bulat pipih
b. Warna : Hijau muda
c. Bau : Tidak berbau
d. Permukaan : Rata, tidak ada cacat
11.888
Rata – rata bobot tablet = 0,594 gram = 0,594 mg/ tab
20
Kolom A
= 0,594 gram ± 5 %
5
= x 0,594 = 0,0297 gram
100
Batas atas = 0,594 + 0,0297 = 0,624 gram
Batas bawah = 0,594 – 0,0297 = 0,564 gram
Range = 0,564 – 0,624 gram
Kolom B
= 0,594 gram ± 10 %
10
= x 0,594 = 0,0594 gram
100
Batas atas = 0,594 + 0,0594= 0,653 gram
Batas bawah = 0,594 – 0,0594 = 0,535 gram
Range = 0,535 – 0,653 gram
Keseragaman bobot memenuhi syarat
3. Uji Keseragaman Ukuran
Hasil pengukuran tebal dan diameter tablet:
W1 = 9,968 g
W 0−W 1
F= x 100 %
W0
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan evaluasi baik pada granul maupun pada tablet diperoleh
kesimpulan bahwa dengan formula seperti ini belum bisa dinyatakan tablet memenuhi
persyaratan. Karena dibeberapa evaluasi terutama evaluasi tablet masih ada yang tidak
sesuai literature. Mungkin ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu, pada saat pengayakan
masih ada massa yang tertinggal maka mempengaruhi bobot granul dan bobot per satu
tablet, pada saat pencetakkan banyak tercmpur dengan zat-zat lain dari kelompok
sebelumnya sehingga ada tablet yang tercetak tidak sempura dan sangat keras. Tetapi
pada evaluasi lain seperti uji keseragaman bobot dan uji keseragaman ukuran dan uji
waktu hancur pembuatan tablet kami telah memenuhi persyratan yang telah ditetapkan.
X. LAMPIRAN
2