Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mencapai tujuan SDGs (Suistanable Development Goals), bidan
dapat berperan dalam pencapaian target ketiga SDGs, yaitu kehidupan sehat
dan sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi. Sebagai seorang
penyedia layanan kesehatan, bidan memiliki peran penting yaitu sebagai
Agen Of Change yang sangat dekat dengan masyarakat yang berbaur
langsung dalam kehidupan masyarakat, serta berperan dalam pemberdayaan
perempuan dan masyarakat. Sehingga, masalah kesehatan ibu dan bayi
yang menjadi isu terhangat di Indonesia dan merupakan pekerjaan rumah
bagi bangsa Indonesia dan khusunya bidan sebagai tombak dalam
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak. Berdasarkan data evaluasi Millenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, angka kematian ibu di
Indonesia adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup(Kementrian Kesehatan RI,
2015).
Kehamilan merupakan proses alamiah dalam periode pertumbuhan
seorang wanita. Masa kehamilan merupakan masa yang penting bagi
seorang wanita dalam siklus hidupnya. Masa ini memerlukan perhatian
khusus, karena masa ini akan menentukan kualitas kehidupan selanjutnya,
bagi anak atau bayi yang dikandung(Taufan, 2012).
Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan diseluruh tubuh yang
cukup mendasar. Sehingga perubahan ini akan mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik dan psikis wanita hamil (Mochtar, 2012).Perubahan
fisik dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan system
reproduksi, payudara, system metabolisme, system muskuloskletal, system
kardiovaskuler, system integument, system gastrointestinal,system
hematologi, system urinaria, system endokrin,system saraf, dan system
pernafasan. Perubahan ini akan menimbulkan berbagai keluhan yang dialami
ibu hamil, diantaranya adalah nyeri panggul, mual dan muntah, kejang
tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering berkemih, dan sesak nafas
(Somma-Pillay, Piercy-Nelson, Tolppanen, & Mebazaa, 2016).

1
Dalam masa kehamilan wanita sangat rentang terhadap gangguan
psikologis salah satunya adalah depresi. Depresi pada ibu hamil terjadi
karena kegagalan mekanisme coping oleh ibu hamil pada periode
kecemasan. Depresi adalah Depresi adalah gangguan mood yang
memperlihatkan kehilangan energi dan minat, merasa bersalah, sulit
berkonsentrasi, mengalami hilangnya nafsu makan, hingga berpikir mati atau
bunuh diri yang diikuti dengan gejala lain pada perubahan aktivitas,
kemampuan kognitif, bicara, dan fungsi vegetative (termasuk tidur, aktivitas
seksual, dan ritme biologic lain) (Elvira & Hadisukanto, 2013). Depresi adalah
kondisi kesehatan mental yang menjadi masalah utama di seluruh dunia dan
merupakan penyebab utama gangguan jiwa pada orang dewasa di bawah
usia 45 tahun. Kebanyakan individu dengan gangguan depresi mayor , hanya
50% yang mengalami penurunan gejala setelah mendapatkan perawatan
alopati standar untuk depresi. Gangguan kesehatan mental ini adalah salah
satu dari lima kondisi prevalensi paling tinggi di Amerika Serikat. Dan
penderita penyakit jantung, kanker, dan asma menyebutkan bahwa stres,
kecemasan, dan depresi memperburuk kondisi mereka (Patricia Anne Kinser,
PhDc, WHNP-BC, MS, RN,, Lisa Goehler, PhD, and Ann Gill Taylor, EdD,
RN, 2011).
Ansietas, stress, hingga depresi ini dipengaruhi oleh kerja hormone pada
neurotransmitter yaitu salah satunya dopamine. Dopamin adalah
neurotransmitter yang diproduksi di substantianigra, daerah tegmental
ventral, dan hipotalamus otak. Kadar dopamine yang abnormal dalam darah
menyebabkan disfungsi sistem dopamin yang berimplikasi pada berbagai
penyakit sistem saraf (Juárez Olguín, Calderón Guzmán, Hernández García,
& Barragán Mejía, 2016). Dopamin (DA) memainkan peran penting dalam
pengaturan dan pergerakan di otak, peran DA meliputi modulasi perilaku
dan pengenalan, gerakan, motivasi, hukuman dan hadiah, penghambatan
produksi prolactin, tidur, bermimpi, mengatur suasana hati, perhatian,fungsi
motoric,kognitif, memori kerja, dan belajar (Calabresi, Picconi, Tozzi, & Di
Filippo, 2007),(Nieto-Mendoza & Hernández-Echeagaray, 2017). Pada ibu
hamil dopamine yang rendah sebagai penanda perkembangan janin yang
kurang optimal sehingga menjadi factor resiko keterlambatan perkembangan
bayi saat dilahirkan (Field et al., 2008).

2
World Health Organization (WHO), pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu
(AKI) di Asia Selatan 188/100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara
35/100.000, Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 62/100.000
kelahiran hidup, Thailand 110/100.000 kelahiran hidup, Vietnam 150/100.000
kelahiran hidup, Filipina 230/100.000 kelahiran hidup dan Myanmar
380/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu merupakan indikator
keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI pada jumlah
kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkanp
data, terjadi penurunan AKI dari 390 tahun 1991 menjadi 305/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kementrian Kesehatan RI, 2018).

Ibu dengan kehamilan usia <20 tahun sangat rentang terhadap


gangguan psikologis yang dapat memicu terjadinya komplikasi pada
kehamilan. Komplikasi selama kehamilan adalah salah satu penyebab
utama kematian di kalangan wanita berusia 15-19 tahun (WHO, 2004). Saat
hamil ibu mengalami perubahan yang signifikan pada fungsi fisiologis dan
psikologisnya. Proses penyesuaian diri terhadap keadaan barunya ini
kemudian menimbulkan gangguan psikologis. Kehamilan merupakan
periode krisis yang melibatkan faktor psikologis mendalam, yang terjadi
karena adanya perubahan somatis yang sangat besar. Hal ini disebabkan
oleh perubahan hormon yang juga menyebabkan emosi ibu menjadi labil.
Selain faktor fisik, faktor psikososial pun dapat menambah beban psikologis
pada ibu hamil. Dan Informasi tentang pengalaman persalinan(Maravilla,
Betts, & Alati, 2019)
Penatalaksanaan dalam kebidanan yang dilakukan untuk
mengurangi depresi terhadap kehamilan dan persalinan adalah latihan fisik,
seperti meditasi atau yoga prenatal atau relaksasi yoga. Yoga prenatal atau
relaksasi yoga adalah salah satu solusi yang mendukung proses kehamilan
bahkan hingga persalinan. Yoga selama kehamilan juga berkontribusi pada
pengurangan nyeri persalinan dan peningkatan kecukupan persalinan.
Teknik yoga bertujuan untuk membangun dan mempertahankan
keseimbangan yang sehat antara semua aspek tubuh dan pikiran. Selama
kehamilan, yoga prenatal atau relaksasi yoga akan memusatkan perhatian
pada ritme nafas, mengutamakan kenyamanan dan keamanan dalam praktik
sehingga memberikan banyak manfaat (Novelia, Sitanggang, & Lutfiyanti,

3
2019). Sebuah studi menemukan bahwa dari 169 wanita hamil, 14% wanita
hamil yang tidak berlatih yoga mengalami kelahiran prematur dibandingkan
dengan 29% wanita hamil yang berlatih yoga. Juga, hasil menemukan
bahwa relaksasi selama kehamilan dapat mengurangi kejadian kelahiran
prematur dan komplikasi persalinan lainnya (Narendran, 2005).
Saat ini, banyak orang mencari terapi komplementer untuk depresi
karena perawatan allopathic dalam banyak kasus tidak cukup mengatasi
gejala depresi. Jenis terapi komplementer yang umum di Amerika Serikat,
salah satunya adalah yoga. Yoga diyakini sebagai metode penanganan
depresi karena dapat disesuaikan dengan suasana hati sehari-hari melalui
mengintegrasikan praktik-praktik untuk meningkatkan kesehatan fisik,
emosional, dan spiritual. Dengan teknik pengaturan pola nafas dan praktik
meditasi, yoga dirancang untuk menimbulkan rasa tenang, kesejahteraan,
pengelolaan stres, dan fokus mental, sehingga dapat meminimalkan depresi,
kegelisahan, dan stres. Yoga menggunakan pose fisik yang lembut untuk
meningkatkan kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan, sehingga memberi
kontrol atas tubuh dan gerakan fisik dalam yoga memiliki efek anti-depresi
dan ansiolitik (Patricia Anne Kinser, PhDc, WHNP-BC, MS, RN,, Lisa
Goehler, PhD, and Ann Gill Taylor, EdD, RN, 2011).
Prenatal Gentle Yoga melalui pikiran yang tentram dan menciptakan
komunikasi antara ibu dan janin diharapkan mampu menurunkan tingkat
depresi, dan perbaikan kadar serotonin pada ibu hamil. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan bidan di ruang KIA di Puskesmas, bahwa
mereka belum pernah melakukan relaksasi dengan Prenatal Gentle Yoga
dalam menghadapi permasalahan psikologid pada kehamilan ibu dengan
umur < 20 tahun.
Berdasarkan kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Prenatal Gentle Yoga Terhadap
Perbaikan Tingkat Depresi dan Kadar Serotonin Pada Ibu Hamil < 20
Tahun”.

4
B. Kerangka Teori

PRENATAL GENTLE
IBU HAMIL YOGA

Perubahan Perubahan Kekuatan Fisik Kesadaran Keteanga


Relaksasi n fikiran
Fisiologi Psikologis dan Fleksibilats diri

Organ
Fisik Hormon Khawatir pada
Reproduksi Ancaman Meningkatan
kondisi dan Penyesuaian Kenyamanan tubuh
keselamatan diri terhadap
diri
dan janin integritas fisisk
Berat
Uterus
badan
membesar
sesui umur
kehamilan
Aktivitas
terbatas

Menekan Ardernaline
Kontraksi
kantong Dompamine
uterus
kemih Norephinefrine
Glutamate
GABA
Sering Nyeri
BAK

Ketidaknyamanan
Tingkat Depresi

faktor Tipe kepribadian, umur, Kadar Dopamin


ekonomi, lingkungan, dan situasi

(Cyntia L, Batle et.al 2015), (Gong Hong,et.al 2015),dan (Patricia A et.al 2013)

C. Kerangka Konsep

Ibu Hamil <20 tahun


dengan depresi
Kadar Serotonin

Prenatal Gentle Yoga

5
Keterangan
= Variabel Independen

= Variabel Dependen

= Variabel Antara

D. Hipotesis
1. Prenatal gentle yoga berpengaruh terhadap penurunan tingkat depresi
pada ibu hamil umur <20 tahun
2. Prenatal gentle yoga berpengaruh terhadap perbaikan kadar serotonin
ibu hamil <20 tahun
3. Ibu hamil umur <20 tahun beresiko mengalami depresi dan kadar
serotonin abnormal pada masa kehamilan.
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

No Variabel Definisi Kriteria Objektif Skala


Operasional
Variabel Dependen
1 Ibu Hamil Ibu hamil dengan Interval
Depresi < 20 gangguan mood - Ibu hamil trimester II-III
tahun secara kompleks
dengan usia kehamilan
yang datang ke
Puskesmas Bara- >=20 minggu
Baraya
- Tingkat depresi diukur
Makassar,
Antang,Jumpand menggunakan skala BDI
ang Baru ,
1. Skor 1-10: tergolong
Mamajang,
Kassi-Kasi, wajar
Kapasa yang 2. Skor 11-16:
bersedia
mengikuti
Gangguan mood

prenatal gentle ringan


yoga.
3. 17-20 : Garis-batas

6
depresi klinis

4. 21-30 : Depresi

sedang

5. 31-40 : Depresi

parah

6. >40 : Depresi

ekstrem
Variabel Antara
2 Dopamin Kadar hormone Variabel ini diukur dengan Ratio
dopami ibu hamil megambil sampel darah ibu
ditunjukkan sebanyak 3 cc pada vena pada
dengan angka jam 7 – 9 pagi.
nominal dari hasil Dengan kadar normal dopamin
pemeriksaan pada wanita
darah ibu
Variabel Independen
3 Prenatal gentle Gabungan Variabel ini diukur dengan -
yoga postur-postur kesediaan responden untuk
khusus dan mengikuti prenatal gentle yoga
tekink-teknik sampai waktu penelitian selesai.
yang bermanfaat
bagi ibu hamil
dan membantu
menghilangkan
ketidaknyamanan
yang disebabkan
oleh perubahan
tubuh selama
kehamilan.

F. Alur Penelitian

Izin Penelitian

7
Populasi dan Sampel

Kriteria Inklusi dan Ekslusi


BAB II

8
EFEKTIVITAS PRENATAL GENTLE YOGA TERHADAP DEPRESI
PADA IBU HAMIL UMUR <20 TAHUN DENGAN SKALA
PENGUKURAN BDI

ABSTRAK

KIKI RESKI RAHMADANI BAKRI, Efektivitas Prenatal Gentle Yoga Terhadap


Depresi Pada Ibu Hamil Umur <20 Tahun (di bimbing oleh Saidah Syamsuddin
dan Irfan Idris).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas prenatal gentle


yoga terhadap masalah depresi pada ibu hamil umur <20 tahun.

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar,


Antang,Jumpandang Baru , Mamajang, Kassi-Kasi, dan Kapasa. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental dengan
pendekatan One Group Pre Test dan Post Test. Pengambilan sample
menggunakan teknik purposive sample. Instrumen yang digunakan yaitu
kuisioner Beck Depression Infentory (BDI). Data dianalisis menggunkan uji
normalitas untuk mengetahui data terdistribusi normal menggunakan uji Shapiro-
wilk, uji homogenitas dengan uji Levene, dan uji hipotesis dengan one sample t
test untuk membandingkan rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan.

PENDAHULUAN

9
Depresi secara umum adalah terjadi gangguan mood secara kompleks
yang menggambarkan keadaan dimana seorang individu tidak mampu
menghilangkan tekanan yang terjadi dalam dirinya yang mengacu pada
gangguan emosional. Depresi berasal dari kata “depressare” dan klasik latin
“deprimere”. Deprimere secara harfiah berarti ‘‘ tekan ke bawah ’; diterjemahkan
menjadi ‘‘ bawah “ dan “premere” diterjemahkan menjadi ‘‘tertekan”. Sehingga
dapat diartikan, depresi menunjukkan suatu perasaan yang berat, merasa
tertekan, sedih, galau, dan merasa rendah (Kanter, Busch, Weeks, & Landes,
2008).

Depresi adalah gangguan mood yang memperlihatkan kehilangan energi


dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, mengalami hilangnya nafsu
makan, hingga berpikir mati atau bunuh diri yang diikuti dengan gejala lain pada
perubahan aktivitas, kemampuan kognitif, bicara, dan fungsi vegetative
(termasuk tidur, aktivitas seksual, dan ritme biologic lain) (Elvira & Hadisukanto,
2013).

Etiologi dari depresi disebabkan oleh berbagai factor, adalah sebagai


berikut; a) Faktor Organi Biologik, Terdapat kelainan atau disregulasi pada
metabolit amin biogenic, seperti asam 5-hydroxyindoleactic (5-HIAA), asam
homovanilic (HVA), dan 3-methoxy-4-hydroxyphenyl-glycol (MHPG)- di dalam
darah, urin dan cairan serebrospinal (CSF) pasien dengan gangguan mood.b)
Amin biogenic, Norephinefrine dan serotonin adalah dua neurotransmitters
yang terlibat patofisologi gangguan mood.c) Norepinefrin, Penurunan regulasi
reseptor beta adrenergikdan respons klinis antidepresi mungkin merupakan
peran langsung system noradrenergic pada depresi. Bukti lain yang juga
melibatkan reseptor b2 –presipnatik pada depresi, yaitu aktifnya reseptor yang
mengakibatkan pengurangan jumlah pelapasan norepinefrin. Reseptor b2 –
presinatik juga terletak pada neuron serotonergic dan mengatur jumlah
pelepasan serotonin. d) Faktor Kepribadian, Semua orang, apapun pola
kepribadiannya dapat mengalami depresi sesuai dengan situasinya. Orang
dengan gangguan keprinadian obsesi-kompulsi, histrionic dan ambang, beresiko
tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan gangguan kepribadian
paranoid atau anti social ((Elvira & Hadisukanto, 2013).

10
Sejumlah penelitian telah mengumpulkan data terkait dampak buruk dari
depresi antenatal (Deana B, Yadon, & Hope C, 2012). Dibandingkan dengan
wanita hamil yang tidak mengalami depresi, dan wanita hamil yang mengalami
depresi angka kejadian pre-eklampsia yang lebih tinggi (Cripe, Frederick, Qiu, &
Williams, 2011), dan komplikasi pada masa kehamilan (Bitew, Hanlon, Kebede,
Honikman, & Fekadu, 2017), dan bayi dari ibu yang depresi memiliki risiko lebih
tinggi melahirkan prematur dan berat lahir rendah (Mochache, Mathai, Gachuno,
Stoep, & Kumar, 2018).

Berdasar hasil penelitian, perempuan dua kali lipat lebih besar beresiko
depresi di banding laki-laki. Hal ini diduga adanya perbedaan hormone, pengaruh
kehamilan dan persalinan, serta perbedaan stressor psikososial antara laki-laki
dan perempuan. Semntara pada kelompok umur, data terkini menunjukkan
gangguan depresi berat di usia kurang 20 tahun ini berhubungan dengan
lingkungan, dan factor kepribadian pada kelompok usia tersebut (Elvira &
Hadisukanto, 2013).

Ibu hamil dengan umur <20 tahun dianggap lebih beresiko, karena organ
reproduksi belum begitu sempurna atau siap untuk menerima kehamilan,
disamping itu secara psikologis ibu dengan usia yang lebih muda relative belum
siap untuk hamil sehingga sangat rentan mengalami stress psikologi
(Latifah,2014). Pada pasien dengan gangguan stress psikologik, ditemukan
system serotonergic yang abnormal (LS, Petrin Redayani, 2013).

Depresi pada ibu hamil merupakan ancaman serius bagi kesehatan


wanita hamil di seluruh dunia. Depresi pada ibu hamil tidak hanya mempengaruhi
kesehatan ibu tetapi juga memberikan dampak pada janin. Dampak dari ibu
hamil yang mengalami depresi selama kehamilan adalah denyut jantung janin
(djj) lemah, peningkatan resiko keterlambatan perkembangan pada janin,
kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR),dan prematuritas. Juga dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis yaitu gangguan masalah perilaku yang dapat
dilihat hingga pada masa kanak-kanak dan remaja (Hong, Chenxu, & Xiaoliang,
2015).

Yoga prenatal, suatu bentuk yoga yang dirancang agar aman bagi wanita
hamil, ini merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi depresi pada ibu hamil.

11
Melalui prenatal gentle yoga dilakukan pemberdayaan untuk mengatasi depresi,
dengan tidak melakukan tekanan, tidak menghakimi, tetapi dengan memberikan
perhatian penuh pada ibu hamil depresi selama periode kehamilannya.
Selanjutnya adalah penerapan mindfulness yang diajarkan langsung di kelas
yoga. Keterampilan ini banyak digeneralisasi di luar kelas, dengan demikian ibu
hamil mengurangi penilaian negative tentang dirinya, dan meningkatkan fokus
pada saat ini, sehingga tidak merenungkan tentang masa lalu atau masa depan
yang dikhawatirkan (Cynthia, Lisa A, Susaanna R, Kaeli A, & Ivan W, 2016).

Yoga pada kehamilan memfokuskan kenyamanan dan keamanan dalam


berlatih sehingga memberikan manfaat pada ibu hamil, selain itu juga dapat
meringankan edema dan kram yang sering terjadi pada trimester akhir
kehamilan, membantu perbaikan posisi bayi dalam rahim, memperbaiki system
pencernaan, system metabolisme, memberikan keadaan rileks, dan
memperbaiki keadaan suasana hati. Serta, membantu meredakan ketegangan di
sekitar leher rahim dan jalan lahir di minggu akhir kehamilan sehingga dapat
membuka pintu pelvis untuk mempermudah persalinan (Stoppard,2008,
Sindhu,2009, Wiadnyanha,2011).

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pre Experimental dengan pendekatan One Group Pre Test dan Post
Test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivas Prenatal Gentle
Yoga terhadap Perbaikan Tingkat Kecemasan, Depresi dan Kadar Serotonin
pada Ibu Hamil Umur <20 tahun.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar,
Antang,Jumpandang Baru , Mamajang, Kassi-Kasi dan Kapasa.
C. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel menggunakan cara purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus. Dalam
penelitian, sampel memiliki kriteria inklusi dan kriteria eksklusi untuk
menentukan dapat dan tidaknya digunakan pada sample penelitian ini.
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil normal/tunggal

12
b. Ibu hamil usia <20 tahun
c. Ibu hamil trimester II-III dengan usia kehamilan >=20 minggu
d. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan menandatangani
informed consent
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil yang memiliki penyulit atau komplikasi kehamilan dan riwayat
penyakit menurun.
b. Ibu hamil yang sedang mengikuti exercise/ olah tubuh lainnya selama
kehamilan.
D. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu (Sugiyono,2013).Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 24 sampel. Rumus penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus proporsi dari Lemeshow. Adapun rumus sebagai
berikut :
Z a2 x p (1−q )
n=
d2
Keterangan :
n : jumlah sampel
Za : tingkat kepercayaan 95% (1,960)
p : estimasi proporsi 5% (0,5)
d : presisi (antara 0,01 s/d 0,25)

1,960 2 x 0,5 (1−0,5)


n=
( 0,20)2
3,8416 x 0,25
n=
0,04
n=24,01
Dari rumus diatas, didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
24 sampel.

13
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen untuk mengukur tingkat depresi menggunakan Beck
Depression Infentory (BDI) yang sudah teruji validitas dan realibilitas secara
internasional.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Prosedur administrative
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat ijin dari lokasi
penelitian dan Komisi Etik penelitian Kedokteran Fakultas Universitas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2. Prosedur Teknik
a. Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Bara-Baraya Makassar,
Jumpandang Baru , Mamajang, Kassi-Kasi dan Kapasa
b. Peneliti menentukan responden berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi
c. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian meliputi
tujuan, hak dan kewajiban responden serta manfaat penelitian
kepada responden.
d. Peneliti memberikan lembar informed consent atau lembar
persetujuan untuk ditandatangani oleh responden, jika responden
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
e. Peneliti menjelaskan prosedur dari rangkaian penelitian yang
akan dilakukan
f. Peneliti memberikan lembar kuisioner berupa Skala Beck Depression
Infentory (BDI)
g. Data yang diperoleh kemudian didokumentasi pada lembar
observasi.
G. Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu perlu diadakan uji
persyaratan analisis berupa :
1. Uji Normalitas
Menganalisis distribusi data apakah berdistribusi normal atau tidak.
Besar sampel < 30 maka uji yang digunakan yaitu Shapiro Wilk. Data
dikatakan terdistribusi normal apabila p>0,05, dan tidak terdistribusi
normal apabila p<0,05.

14
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengethaui apakah siswa di kelas
mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dua
varians terhadap hasil data pretest dan post test menggunakan uji
Levene dengan software Statistical Package For Social Sciences (SPSS)
24 for windows. Dengan kriteria:
a) Jika nilai signifikansi <0,05 berarti data tersebut dinyatakan tidak
homogen.
b) Jika nilai signifikansi >0,05 berarti data tersebut dinyatakan homogen.
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah pengujian normalitas dan homogenitas
dengan distribusi normal dan homogen. Untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini dengan menggunakan one sample t test. One sample t test
merupakan teknik analisis untuk membandingkan rata-rata sebelum dan
sesudah perlakuan (rancangan pre-post). One sample t test
menggunakan software Statitistical Package For Social Sciences (SPSS)
24 for windows dengan taraf signifikan 0,05 (Oktaviani & Notobroto,
2014).
Rumus uji t dua sampel berpasangan :
d
t hit =
s / √n

d=
∑ di i=1,2,3 … …. n
n

s= √ n ∑ di2 −¿ ¿ ¿

Keterangan :

n = besar sampel

d = selisih nilai rata-rata

s = simpangan baku sampel (Stang, 2015).

15
BAB III

EFEKTIVITAS PRENATAL GENTLE YOGA TERHADAP KADAR


DOPAMIN PADA IBU HAMIL DEPRESI UMUR <20 TAHUN

ABSTRAK

KIKI RESKI RAHMADANI BAKRI, Efektivitas Prenatal Gentle Yoga Terhadap


Perbaikan Kadar Dopamin Pada Ibu Hamil Umur <20 Tahun (di bimbing oleh
Saidah Syamsuddin dan Irfan Idris).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas prenatal gentle


yoga terhadap perbaikan kadar serotonin pada ibu hamil umur <20 tahun.

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar,


Antang,Jumpandang Baru , Mamajang, Kassi-Kasi, Kapasa dan di Laboratorium
RSP Universitas Hasanuddin. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan One Group Pre Test dan Post
Test. Pengambilan sample menggunakan teknik purposive sample. Instrumen
yang digunakan yaitu Elisa Kit. Kadar hormone serotonin pada darah diperiksa
menggunakan metode ELISA. Data dianalisis menggunkan uji normalitas untuk
mengetahui data terdistribusi normal menggunakan uji Shapiro-wilk, uji
homogenitas dengan uji Levene, dan uji hipotesis dengan one sample t test
untuk membandingkan rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan.

16
PENDAHULUAN
Dopamin (DA) memainkan peran penting dalam pengaturan dan
pergerakan di otak. Produksi DA terjadi di Ventral Tegmental Area (VTA), di
badan sel saraf. Dari sana, ia dilepaskan ke nukleus accumbens dan
prefrontal cortex(Juárez Olguín et al., 2016). Dopamin (DA) terlibat dalam
berbagai fungsi dasar pada tubuh, mengatur sistem syaraf seperti fungsi
kognitif, mekanisme penghargaan, fungsi motorik, pembelajaran, dan
memori. DA juga sebagai modulasi transmisi sinaptik dan plastisitas sinaptik
(pembelajaran dan pengalaman baru yang diolah oleh otak ) melalui aktivasi
reseptor DA-nya (Nieto-Mendoza & Hernández-Echeagaray, 2017) .
Dopamin merupakan salah satu monoamina yang didasarkan ketika
terjadi defesiensi dalam tubuh menjadi patofsiologi dari depresi (Dailly,
Chenu, Renard, & Bourin, 2004). Hubungan antara dopamin dan depressi
erat kaitannya, dopamine abnormal atau jumlah yang kurang dalam darah
merupakan salah satu etiologi kejadian depresi, hal ini juga dipengaruhi
aktivitas beberapa neurotransmiter lain seperti serotonin dan norepinefrin
(Field et al., 2008). Lebih dulu diuraikan, bahwa etiologi penyakit depresi
terkait dengan disfungsi neuron otak monoaminergik, melalui metabolit
dopamine berkurangnya gradien konsentrasi plasma venoarterial asam
homovanillic ini ditemukan pada pasien dengan depresi. Gradien konsentrasi
plasma venoarterial digunakan untuk menghitung jumlah neurotransmitter
yang berasal dari otak (Lambert, Johansson, Ågren, & Friberg, 2000).
Gangguan depresi berat paling sering terjadi, dengan prevalensi seumur
hidup sekitar 15 %, penderita perempuan dapat mencapai 25%, sekitar 10%
diperawatan primer dan 15 % di rawat rumah sakit. Pada anak sekolah
prevalensi sekitar 2%, dan pada rema umu 15-19 tahun sekitar 5%.
Perempuan dua kali lipat lebih beresiko mengalami depresi, diduga adanya
perbedaan hormone, pengaruh kehamilan dan melahirkan (Elvira &
Hadisukanto, 2013) . Kehamilan dapat memicu berbagai pengalaman
emosional yang luas bagi wanita, termasuk perasaan gembira dan
kekhawatiran serta kesedihan yang hebat. Meskipun kehamilan merupakan
fisiologis dan diyakini sebagai hal yang membahagiakan, saat ini penelitian
mendokumentasikan bahwa wanita hamil sering mengalami kecemasan atau
stres, dan gejala depresi antenatal, dan tingkat kejadiannya sangat tinggi
(Battle & Fritzson, 2018).

17
Setidaknya satu studi telah melaporkan tingkat dopamin yang lebih
rendah pada wanita hamil yang depresi. Dari sampel, wanita yang mengalami
depresi prenatal, tercatat bahwa terjadi peningkatan kortisol dan norepinefrin dan
rendahnya tingkat serotonin dan dopamin. Pada proses kehamilan hingga persalinan
juga terlihat dampak buruk pada perkembangan neonates (bayi yang dilahirkan)
(Field, 2012).
Functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) dan Positron Emission
Tomography (PET) menjelaskan bahwa beberapa wilayah otak yang terkait
dengan depresi berkontribusi dalam respons stres berdasarkan perubahan
pada aliran darah dan metabolisme seluler. Sedangkan depresi pada
dasarnya bersifat heterogen, mempersulit proses pelokalan substrat saraf
dari interaksi otak, sehingga berimplikasi pada disfungsi pada jalur area
kortikal dan area limbik yang mengatur proses suasana hati, pembelajaran,
focus, dan memori kerja pada pasien dengan kecemasan dan depresi. Jalur
ini termasuk bagian penting dari Jaringan Homeostatic Eksekutif, terutama
komponen korteks prefrontal. Hal inii berkaitan dengan mekanisme coping
setiap individu, perbaikan system neurobiologis merupakan cara yang efektif
untuk mengurangi depresi dan gejala kecemasan pada ibu hamil (Kinser
Patricia Anne, 2012).
Sebuah studi farmakologis tentang theraphy untuk dopamine bagi pasien
depresi, bahwa cara meningkatkan pensinyalan dopamin menggunakan
levodopa atau risperidone memodulasi kesenangan yang dialami saat
mendengarkan musik. Hasil ini adalah perkembangan terbaru dalam
serangkaian studi oleh kelompok Robert Zatorre dan Antoni Rodriguez-
Fornells tentang implikasi sistem penghargaan dalam emosi musikal. Dalam
studi pertama mereka, BloodandZatorre menggunakan teknik pencitraan PET
untuk menunjukkan bahwa episode respons emosional puncak terhadap
musik (atau musik ) memiliki keterkaitan dengan peningkatan aliran darah di
ventral striatum, amygdala, dan daerah otak lainnya yang terkait dengan
emosi (Goupil & Aucouturier, 2019).Sementara, studi yang saat ini
dikembangkan pada ibu hamil dengan depresi adalah prenatal gentle yoga,
dengan konsep mind-fullnes, Effects of Yoga Relaxation on Anxiety Levels
among Pregnant Women (Novelia et al., 2019), Yoga For Prenatal
Depression, A Systematic Reviewe (Hong et al., 2015), Tai chi/yoga reduces
prenatal depression, anxiety and sleep disturbances ()(Adam Moser, Kevin

18
Range, 2008) dan masih banyak lagi. Latihan yoga mengajarkan cara
bernafas dalam-dalam secara sadar dan rileks. Adapun manfaat dari yoga
prenatal yaitu; Ibu hamil menjadi siap menghadapi persalinan; Melakukan
ujjayi pernafasan membuat ibu hamil dalam kondisi prima untuk melahirkan
(Ayuningtyas Ika F,2019).

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pre Experimental dengan pendekatan One Group Pre Test dan
Post Test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivas Prenatal
Gentle Yoga terhadap Perbaikan Tingkat Kecemasan, Depresi dan Kadar
Serotonin pada Ibu Hamil Umur <20 tahun.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar,
Antang,Jumpandang Baru, Mamajang, Kassi-Kasi, Kapasa dan
Laboratorium Rumah Sakit Pendidikan Unhas.
C. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel menggunakan cara purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi
khusus. Dalam penelitian, sampel memiliki kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi untuk menentukan dapat dan tidaknya digunakan pada sample
penelitian ini.
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil normal/tunggal
b. Ibu hamil usia <20 tahun
c. Ibu hamil trimester II-III dengan usia kehamilan >=20 minggu
d. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan menandatangani
informed consent
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil yang memiliki penyulit atau komplikasi kehamilan dan
riwayat penyakit menurun.
b. Ibu hamil yang sedang mengikuti exercise/ olah tubuh lainnya
selama kehamilan.

19
D. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu (Sugiyono,2013).Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 24 sampel. Rumus penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus proporsi dari Lemeshow. Adapun rumus sebagai
berikut :

Z a2 x p (1−q )
n=
d2

Keterangan :
n : jumlah sampel
Za : tingkat kepercayaan 95% (1,960)
p : estimasi proporsi 5% (0,5)
d : presisi (antara 0,01 s/d 0,25)

1,960 2 x 0,5 (1−0,5)


n=
( 0,20)2
3,8416 x 0,25
n=
0,04
n=24,01

Dari rumus diatas, didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini


sebanyak 24 sampel.

E. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan untuk uji laboratorium yaitu : tabung
vakutainer untuk menyimpan sampel darah, sample cup untuk
menyimpan sampel darah setelah di Centrifuge dan ELISA kit.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Bara-Baraya Makassar,
Antang, Jumpandang Baru , Mamajang, Kassi-Kasi dan Kapasa
2. Peneliti menentukan responden berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi

20
3. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian meliputi
tujuan, hak dan kewajiban responden serta manfaat penelitian
kepada responden.
4. Peneliti memberikan lembar informed consent atau lembar
persetujuan untuk ditandatangani oleh responden, jika responden
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
5. Peneliti menjelaskan prosedur dari rangkaian pemeriksaan yang
akan dilakukan
6. Pengambilan sampel darah pada ibu hamil trimester II - II umur <20
tahun, sampel darah diambil dari vena cubiti untuk pengukuran kadar
serotonin darah, sebelum perlakuan I, perlakuan IV, dan setelah
perlakuan VIII pada jam 7 – 9 pagi. Kemudian sampel ditempatkan
pada tabung khusus. Tabung sampel diberikan label yang bertuliskan
nama, kode responden dan tanggal diambilnya sampel.
7. Sampel kemudian disentrifugasi selama 15 menit pada
1500 rpm dan disimpan dalam lemari pendingin dengan
temperatur ≤ -20oC. Kemudian tabung yang berisikan sampel
dibawa menggunakan cool box untuk diteliti kadar serotoninnya
menggunakan ELISA kit di laboratorium Mikrobiologi Universitas
Hasanuddin Makassar
8. Data yang diperoleh kemudian didokumentasi pada lembar
observasi.
G. Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu perlu diadakan uji
persyaratan analisis berupa:
1. Uji Normalitas
Menganalisis distribusi data apakah berdistribusi normal atau
tidak. Besar sampel < 30 maka uji yang digunakan yaitu Shapiro Wilk.
Data dikatakan terdistribusi normal apabila p>0,05, dan tidak
terdistribusi normal apabila p<0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengethaui apakah siswa di
kelas mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas
dua varians terhadap hasil data pretest dan post test menggunakan

21
uji Levene dengan software Statistical Package For Social Sciences
(SPSS) 24 for windows. Dengan kriteria:
a. Jika nilai signifikansi <0,05 berarti data tersebut dinyatakan tidak
homogen.
b. Jika nilai signifikansi >0,05 berarti data tersebut dinyatakan
homogen.
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah pengujian normalitas dan
homogenitas dengan distribusi normal dan homogen. Untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan one sample t test.
One sample t test merupakan teknik analisis untuk membandingkan
rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan (rancangan pre-post). One
sample t test menggunakan software Statitistical Package For Social
Sciences (SPSS) 24 for windows dengan taraf signifikan 0,05 .

Rumus uji t dua sampel berpasangan :

d
t hit =
s / √n

d=
∑ di i=1,2,3 … …. n
n

s= √ n ∑ di2 −¿ ¿ ¿

Keterangan :

n = besar sampel

d = selisih nilai rata-rata

s = simpangan baku sampel (Stang, 2015).

22
DAFTAR PUSTAKA

Adam Moser, Kevin Range, and D. M. Y. (2008). 基因的改变 NIH Public Access.
Bone, 23(1), 1–7. https://doi.org/10.1038/jid.2014.371

Battle, C. L., & Fritzson, A. E. (2018). Depression in Pregnancy: A Role for Yoga,
a Lifestyle Practice to Complement Nutrition. Handbook of Nutrition and
Pregnancy, 309–319. https://doi.org/10.1007/978-3-319-90988-2_17

Bitew, T., Hanlon, C., Kebede, E., Honikman, S., & Fekadu, A. (2017). Antenatal
depressive symptoms and perinatal complications: A prospective study in
rural Ethiopia. BMC Psychiatry, 17(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12888-
017-1462-4

Calabresi, P., Picconi, B., Tozzi, A., & Di Filippo, M. (2007). Dopamine-mediated
regulation of corticostriatal synaptic plasticity. Trends in Neurosciences,
30(5), 211–219. https://doi.org/10.1016/j.tins.2007.03.001

Cripe, S. M., Frederick, I. O., Qiu, C., & Williams, M. A. (2011). Risk of preterm
delivery and hypertensive disorders of pregnancy in relation to maternal co-
morbid mood and migraine disorders during pregnancy. Paediatric and
Perinatal Epidemiology, 25(2), 116–123. https://doi.org/10.1111/j.1365-
3016.2010.01182.x

Cynthia, L. B., Lisa A, U., Susaanna R, M., Kaeli A, S., & Ivan W, M. (2016).
Potential for prenatal yoga to serve as an intervention to treat depression
during pregnancu. Women Health Issues, 25(3), 289–313.
https://doi.org/110.1016/j.bbi.2017.04.008

Dailly, E., Chenu, F., Renard, C. E., & Bourin, M. (2004). Dopamine, depression
and antidepressants. Fundamental and Clinical Pharmacology, 18(6), 601–
607. https://doi.org/10.1111/j.1472-8206.2004.00287.x

Deana B, D., Yadon, C. A., & Hope C, T. (2012). Untreated prenatal maternal
depression and the potential risks to offspring: a review. Arch Womens Ment
Health.

Elvira, S. D., & Hadisukanto, G. (2013). Buku Ajar Psikiatri. In Buku Ajar Psikiatri.

Field, T. (2012). Prenatal depression effects on the fetus and neonate. Emotional

23
Development: Recent Research Advances, 27, 216–229.
https://doi.org/10.1093/acprof:oso/9780198528845.003.0012

Field, T., Diego, M., Hernandez-Reif, M., Figueiredo, B., Deeds, O., Ascencio, A.,
… Kuhn, C. (2008). Prenatal dopamine and neonatal behavior and
biochemistry. Infant Behavior and Development, 31(4), 590–593.
https://doi.org/10.1016/j.infbeh.2008.07.007

Goupil, L., & Aucouturier, J. J. (2019). Musical pleasure and musical emotions.
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of
America, 116(9), 3364–3366. https://doi.org/10.1073/pnas.1900369116

Hong, G., Chenxu, N., & Xiaoliang, S. (2015). “Yoga for prenatal depression: A
systematic review and meta-analysis.” Biomed Central Psychiatry, 18(5),
38–41. https://doi.org/10.1186/s12888-015-0393-1

Juárez Olguín, H., Calderón Guzmán, D., Hernández García, E., & Barragán
Mejía, G. (2016). The role of dopamine and its dysfunction as a
consequence of oxidative stress. Oxidative Medicine and Cellular Longevity,
2016. https://doi.org/10.1155/2016/9730467

Kanter, J. W., Busch, A. M., Weeks, C. E., & Landes, S. J. (2008). The nature of
clinical depression: Symptoms, syndromes, and behavior analysis. Behavior
Analyst, 31(1), 1–21. https://doi.org/10.1007/BF03392158

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategi. Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Lambert, G., Johansson, M., Ågren, H., & Friberg, P. (2000). Reduced Brain
Norepinephrine and Dopamine Release in Treatment-Refractory Depressive
Illness. Archives of General Psychiatry, 57(8), 787.
https://doi.org/10.1001/archpsyc.57.8.787

Maravilla, J. C., Betts, K. S., & Alati, R. (2019). Increased risk of maternal
complications from repeat pregnancy among adolescent women.
International Journal of Gynecology and Obstetrics, 145(1), 54–61.
https://doi.org/10.1002/ijgo.12776

Mochache, K., Mathai, M., Gachuno, O., Stoep, A., & Kumar, M. (2018).

24
Depression during pregnancy and preterm delivery: A prospective cohort
study among women attending antenatal clinic at Pumwani Maternity
Hospital. Annals of General Psychiatry, 17(1), 4–11.
https://doi.org/10.1186/s12991-018-0202-6

Mochtar. (2012). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Narendran, S. (2005). Yoga improves pregnancy outcomes Source. Journal of


Alternative and Complementary Medicine.

Nieto-Mendoza, E., & Hernández-Echeagaray, E. (2017). Corrigendum to


“Dopaminergic Modulation of Striatal Inhibitory Transmission and Long-Term
Plasticity.” Neural Plasticity, 2017, 3143428.
https://doi.org/10.1155/2017/3143428

Novelia, S., Sitanggang, T. W., & Lutfiyanti, A. (2019). The Effect of Yoga
Relaxation on Anxiety Levels among Pregnant Women. Nurse Media
Journal of Nursing, 8(2), 86. https://doi.org/10.14710/nmjn.v8i2.19111

Oktaviani, M. A., & Notobroto, H. basuki. (2014). Perbandingan Tingkat


Konsistensi Normalitas Distribusi Metode. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 3(2), 127–135. Retrieved from
http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
biometrikd8bc041810full.pdf

Patricia Anne Kinser, PhDc, WHNP-BC, MS, RN,, Lisa Goehler, PhD, and Ann
Gill Taylor, EdD, RN, F. (2011). How Might Yoga Help Depression? A
Neurobiological Perspective. NIH Public Access, 46(4), 564–574.
https://doi.org/10.1016/j.cortex.2009.08.003.Predictive

Somma-Pillay, P., Piercy-Nelson, C., Tolppanen, H., & Mebazaa, A. (2016).


Page0035. Cardiovascular Journal Of Africa, 27(2), 89–94.
https://doi.org/10.5830/CVJA-2016-021

Taufan, N. (2012). Patologi Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.

WHO. (2004). Adolescent Pregnancy: Issues in Adolescent Health and


Pregnancy.

25
26

Anda mungkin juga menyukai