Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

“Manajemen Pemberdayaan Masyarakat”

Nama: Malthidis Dolvina Dona


NIM : 1707010045

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
TUGAS MANAJEMEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Hubungan kebutuhan masyarakat dengan status kesehatannya


Kesehatan merupakan kebutuhan individu yang penting dan mendesak.
Kesehatan bukan hanya dipandang sebagai instrumen yang fungsional bagi
kehidupan individu, melainkan sebagai hak setiap individu yang harus didapatkan
melalui pelayanan kesehatan. Masyarakat miskin yang berpenghasilan kecil memiliki
kemungkinan besar rentan terhadap penyakit. Banyaknya kebutuhan hidup
mengurangi alokasi biaya kesehatan untuk individu dan keluarganya. Di sisi lain,
rutinitas pekerjaan terus menghimpit guna mencukupi kebutuhan keluarga tanpa
diiringi dengan pemeliharaan kesehatan. Kondisi demikian semakin buruk saat
kesehatan individu menurun sedangkan biaya pengobatan tidak terjangkau.
Kenyataan ini semakin mendukung pandangan bahwa status ekonomi yang rendah
berhubungan erat dengan rendahnya kualitas kesehatan bahkan rentan dengan
kematian.
Kebutuhan masyarakat sangat erat kaitannya dengan status kesehatan. Apabila
kebutuhan hidup masyarakat tidak terpenuhi dengan baik, maka status kesehatannya
akan terganggu. Misalnya, kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi, akan
mempengaruhi status gizi seseorang. Jika status sosial ekonominya rendah, maka
kebutuhan pangan keluarga akan kurang terpenuhi sehingga dapat menyebabkan gizi
buruk pada seseorang. Adanya status gizi buruk di suatu daerah, misalnya daerah
“X”, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat di daerah tersebut sangat
rendah. Tingkat pendapatan juga menjadi salah satu faktor rendahnya status gizi di
masyarakat. Rendahnya tingkat pengetahuan di masyarakat termasuk dalam
ketidakberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan terkhusunya
masalah gizi. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidakberdayaan masyarakat
mempunyai dampak yang sangat buruk terhadap status kesehatan masyarakat.
Masyarakat yang tidak berdaya, tidak mempunyai kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi maupun sosial, termasuk memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
2. Contoh ilustrasi proses pemberdayaan (proses dari tidak berdaya menjadi
berdaya) yang berdampak juga terhadap kesehatann
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi dan menngkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk”
masyarakat itu sendiri.
Contoh ilustrasi proses pemberdayaan masyarakat adalah tentang pengelolaan
sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis di Kelurahan
Wolomarang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Maumere.

Salah satu permasalahan yang ada di


masyarakat Kelurahan Wolomarang,
Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka,
Maumere, adalah banyaknya sampah di
sekitar lingkungan warga. Sampah-
sampah ini berupa sampah organik
maupun non organik. Walaupun sudah
ada larangan mengenai pembuangan
sampah sembarangan, masyarakat dengan
pengetahuan yang rendah tetap
membuang sampah tidak pada tempatnya.
Dengan kuantitas sampah yang cukup
banyak menjadikan adanya penumpukan
sampah masyarakat di lingkungan sekitar
warga.
Pengelolaan sampah yang kurang baik
dapat memberikan pengaruh negatif,
yaitu pertama, pengaruh terhadap
kesehatan. Pengelolaan sampah yang
kurang baik akan menjadikan sampah
sebagai tempat perkembangbiakan vektor
penyakit dan menyebabkan penyakit
saluran pencernaan (diare, kolera dan
typus) akibat banyaknya lalat yang hidup
dan berkembangbiak di sekitar
lingkungan tempat penumpukan sampah.
Kedua, pengaruh terhadap lingkungan.
Pengelolaan sampah yang kurang baik
menyebabkan estetika lingkungan
menjadi kurang sedap dipandang mata,
misalnya banyaknya tebaran-tebaran
sampah sehingga mengganggu kesegaran
udara lingkungan masyarakat,
pembuangan smpah ke dalam saluran
pembuangan air akan menyebabkan
aliran air akan terganggu, proses
pembusukan sampah oleh mikrooganisme
juga akan menghasilkan gas-gas tertentu
yang menimbulkan bau busuk, dan
pembakaran sampah dapat menimbulkan
pencemaran udara.

Ketiga, pengaruh terhadap sosial ekonomi


dan budaya masyarakat. Pengelolaan
sampah yang kurang baik mencerminkan
keadaan sosial-budaya masyarakat
setempat, keadaan lingkungan yang
kurang baik dan jorok akan
mempengaruhi persepsi orang lain
tentang tempat tersebut.
Selama ini sebagian besar masyarakat
masih memandang sampah sebagai
barang sisa yang tidak berguna, bukan
sebagai sumber daya yang perlu dan
dapat dimanfaatkan. Kesadaran
masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan sampah organik maupun
anorganik pun masih kurang. Terbukti
dengan banyaknya sampah yang dibuang
sembarangan atau dibakar yang cukup
berisiko terhadap kesehatan dan
lingkungan sekitar.
Salah satu upaya dalam pengelolaan
sampah adalah dengan konsep
pemberdayaan masyarakat yaitu dengan
membentuk “Bank Sampah” di
lingkungan masyarakat. Bank Sampah
merupakan sebuah konsep pengumpulan
sampah kering (plastik, kertas, karton,
kaleng, dll) dari rumah tangga untuk
memaksimalkan partisipasi warga dalam
pengelolaan sampah lingkungan.
Tujuannya adalah sebagai sebuah
mekanisme untuk mengurangi volume
sampah di tingkat masyarakat karena
kemampuannya dalam sistem
pengumpulan dan pemilahan sampah
yang terintegrasi di tingkat paling bawah.
Mekanisme Kerja Bank Sampah
1. Pemilahan di rumah tangga
Masyarakat memilah sampah yang
dihasilkan di rumah tangga menjadi 3
kategori: basah, kering dan elektronik
2. Penyetoran dan Pencatatan
Warga membawa langsung sampah
anorganik yang telah dipilah ke bank
sampah untuk disetorkan, ditimbang
dan dicatatkan dalam buku tabungan.
Sampah yang terkumpul dipilah
berdasarkan jenis yang lebih detail,
kemudian dilakukan pengangkutan
sampah dari bank sampah ke pelapak
besar. Bank sampah mendapatkan
keuntungan. Pelapak besar memilah
kembali dan mencacah sampah
plastik setelah itu diangkutkan ke
industri daur ulang.

3. Pengolahan Daur Ulang


Nilai rupiah yang didapatkan
disesuaikan dengan jenis sampah
yang nasabah tabungkan. Nantinya
barang ditimbang beratnya dan
disesuaikan dengan nilai/harga
perkilogram (/kg) sampah di pasaran.
Perubahan harga barang nantinya
akan diinformasikan ke para nasabah
melalui papan informasi di kantor
adminstrasi Bank Sampah. Pada buku
tabungan para nasabah akan tertera
nilai Rupiah dari sampah yang sudah
mereka tabung dan uang tersebut
dapat ditarik dalam bentuk tunai.
Pengelolaan sampah dengan konsep
“Bank Sampah” merupakan strategi
dalam membangun kepedulian
masyarakat agar dapat berteman dengan
sampah untuk mendapatkan manfaat
ekonomi langsung dari sampah. Bank
sampah juga menjadi solusi untuk
mencapai pemukiman yang bersih dan
nyaman bagi warganya. Dengan pola ini,
maka masyarakat selain menjadi disiplin
dalam mengelola sampah juga
mendapatkan tambahan pemasukan dari
sampah-sampah yang mereka kumpulkan.

Setelah melakukan pemberdayaan MASYARAKAT TIDAK BERDAYA


masyarakat tentang Bank Sampah,
terdapat perubahan perilaku masyarakat
dari yang tidak berdaya menjadi berdaya,
dari yang tidak tahu, tidak mau dan tidak
mampu menjadi masyarakat yang tahu,
mau dan mampu melaksanakan kegiatan
pemberdayaan tentang pengelolaan
sampah ini.
Diharapkan dengan Bank Sampah ini, MASYARAKAT BERDAYA
masyarakat dapat memanfaatkan sampah
menjadi nilai ekonomis yang dapat
sedikit membantu kebutuhan masyarakat
serta permasalahan kesehatan terkait
sampah dapat diatasi. Lingkungan
masyarakat pun menjadi bersih dan indah
tanpa ada sampah yang berserakan.

DAFTAR PUSTAKA
Bank Sampah. 2013, diakses dari http://banksampahjakarta.blogspot.com/2013/07/bank-
sampah.html?m=1, pada 2 Mei 2020
Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat. 2014, diakses dari
https:/bulelengkab.go.id/detail/artikel/sampah-dan-pemberdayaan-masyarakat-
81, pada 2 Mei 2020
Legiarto, syahrull. 2016. Pemberdayaan masyarakat di Bidang Kesehatan, diakses dari
https://syahrullegiarto.wordpress.com/2016/03/03/pemberdayaan-masyarakat-di-
bidang-kesehatan/, pada 1 mei 2020

Anda mungkin juga menyukai