Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Konsep Sehat Sakit Menurut Islam”

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Spiritual

Dosen Pengampu H.M.Ridwan Rifai,S.Kep.,M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 1

Anggota : 1) Aenil Abdul P

2) Gara Guna P

3) Nidya Nuraini

4) Siti Hikmawati

Kelas : 2C D3 Keperawatan

STIKES KARSA HUSADA GARUT


Jl. Nusa Indah no.24 Tarogong kidul Garut 44151

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah memberi kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas
makalah Spiritual dengan judul “Konsep Sehat Sakit Menurut Islam” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi


Besar Muhammad SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
yang diridhoi oleh allah SWT.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-
teman kami yang telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang
sangat sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga
makalah ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin

Garut, 14 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

1.1. Pengertian sehat menurut islam.................................................................... 3

1.2. Pengertian sakit menurut islam..................................................................... 5

1.3. Dalil Al-Quran/Hadist yang menerangkan tentang sehat sakit..................... 8

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 14

3.2 Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,
untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat. Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh
yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada
Allah. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan
menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Dalam perjalanan
hidupnya didunia, manusia menjalani tiga keadaan penting: sehat, sakit atau mati
Sehat dan sakit merupakan suatu peristiwa dan keadaan yang selalu menyertai hidup
manusia sejak zaman Nabi Adam a.s. kita memahami apapun yang menimpa manusia
adalah takdir dari Allah SWT, sehgat dan sakit pun merupakan suatu takdir dari
Allah SWT. Lantas sehat dan sakit itu merupakan takdir, mengapa ketika kita sakit
harus mencari sehat/ kesembuhan?. Lantas buat apa dan manfaat berobat?. Dari sinilah kita
memahami konsep sehat dan sakit. Konsep sehat dan sakit dalam islam merupakan
konsep yang bersumber dari  pandangan Al-quran dan hadist, berikut salah satu ayat
Al-quran yang menjelaskan hal tersebut : “(Yaitu Tuhan) yang telah
menciptakanku, maka Dialah yang memberi  petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku,
yang Dia memberi makan dan minum kepadaku.  Dan apabila aku sakit, Dialah
yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni
kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy- Syu’arâ’ 26: 78-82).
Dari  penjelasan ayat Al-quran diatas tentulah sehat dan sakit merupakan
sesuatau yang diturtunkan oleh Allah SWT dengan bertujuan untuk menguji
hamba-Nya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian sehat menurut islam ?
2. Pengertian sakit menurut islam ?
3. Dalil Al-Quran/Hadist yang menerangkan tentang sehat sakit ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sehat menurut islam
2. Untuk mengetahui sakit menurut islam
3. Untuk mengetahui dalil al-quran/hadist yang menerangkan sehat sakit

5
Bab II

Pembahasan

2. 1 Sehat Menurut Islam


Sehat (Arab"Al-shihah”), dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan masalah fisik (jasmani), melainkan juga menyangkut psikis
(jiwa).Karena itulah mengapa Islam memperkenalkan konsepsi al-Shihhah wa
al-afiyat (lazimdiucapkan sehat wal’afiat)
Maksud dari konsep itu yakni suatu kondisi sehat di mana seseorang
mengalamikesehatan yang paripurna, jasmani, dan rohani atau fisik dan psikis. Jika
makna sehatseluruhnya berhubungan dengan masalah fisik-ragawi, maka
makna al-afiat ialah segalabentuk perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari
segala macam tipu daya. Atau,menurut istilah Quraish Shihab ialah berfungsi bagi
seluruh anggota tubuh manusiasesuai dengan tujuan pencipta-Nya.
Manusia diciptakan di muka bumi ini bukan tanpa alasan dan tujuan yang
jelas dari sang khalik Allah azza wa jalla. Salah satu tujuan penciptaan
manusia adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30. Namun, tujuan penciptaan
manusia tidak cukup hanya pada hal tersebut, tetapi ada misi lain yang harus
dilakukan oleh setiap manusia selama mengarungi kehidupan di muka bumi
ini, misi tersebut adalah beribadah dan mengabdi secara total kepada Allah
S.W.T.  semata . Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam suran Az-Zariyat
ayat 56 yang artinya: “tidak aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk
beribadah kepadaku”.
Melihat kepada dua tujuan penciptaan manusia sebagaimana yang telah
dijelaskan diatas, maka hal penting yang akan menunjang terlaksananya
kedua fungsi tersebut adalah kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan
merupakan hal yang penting bagi manusia dalam menjalankan kedua fungsi

6
penciptaannya. Islam sendiri sangat memperhatikan segala hal tentang
kesehatan, hal ini dibuktikan dengan banyak ayat dan hadist yang
menjelaskan tentang pentingnya sebuah kesehatan.
Dari penjelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar
pemikiran mengapa kesehatan menjadi hal yang sangat diperhatikan adalah
sebagai berikut.
1.      Lemah dan kuatnya seseorang dalam melakukan suatu ibadah tergantung
pada kesehatannya.
 Orang yang memiliki kesehatan yang baik akan memiliki
kekuatan yang lebih dari orang yang sakit. Sedangkan orang kuat itu
lebih disukai di sisi Allah daripada orang yang lemah, sebagaimana sabda
rasulullah yang artinya: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
disayangi Allah daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim).
2.      Minimnya pengetahuan dan perhatian muslimin terhadap ilmu kesehatan
Islam yang pernah berjaya dengan segala bidang ilmu
pengetahuannya, terkhusus di bidang kesehatan, sekarang hanya tinggal
kenangan. Salah satu penyebab kemunduran ini adalah kurangnya
pengetahuan dan perhatian umat islam terhadap ilmu kesehatan. Oleh
karena itu, ilmu kesehatan dijadikan hal yang penting untuk
mengembalikkan dan memajukan peradaban muslimin.
3.      Al-Qur’an sebagai pedoman hidup (way of life) manusia di muka bumi ini
banyak berisi perintah untuk hidup sehat.
Perintah dan tuntunan untuk hidup sehat dalam A-Qur’an
sangatlah banyak . tuntunan ini dimulai dari masalah bersuci, mandi,
berpakaian, makanan, dan hampir segala aspek kehidupan sudah diatur
oleh Al-Qur’ankuntuk mencapai sebuah kata yang mempunyai makna
penting yaitu kesehatan.

7
2. 2 Sakit Menurut Islam
Sakit dalam pandangan Islam bukanlah suatu kondisi yang hina atau memalukan
melainkan kedudukan mulia bagi seorang hamba karena dengan mengalami sakit
seorang hamba akan diingatkan untuk selalu bersyukur. Hal ini karena
keselamatan dan kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang terbesar dan
harus diterima dengan rasa syukur.
Sehat dan sakit memang merupakan ketentuan Allah SWT tetapi ketika berada
dalam kondisi sakit manusia tidak seharusnya menjadi pribadi yang lemah dan
berputus asa karena sakit adalah cara Tuhan untuk menghapus dosa manusia,
hal dijelaskan dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al Bukhari
yang artinya “Tidak ada yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang
berkesinambungan (kronis), kebimbangan, ksedihan, penderitaan, kesusahan,
sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah
menghapus dosanya”. Kiat menguatkan iman saat sakit yaitu:
1. Berbaik sangka kepada allah (husnudzan billah)
Sudah selayaknya orang yang sakit mengingat luasnya rahmat dan
ampunanAllah, dan berbaik sangka terhadapnya-Nya. Dalam sebuah
hadist di sebutkan: “ Janganlah seseorang meninggal kecuali dalam
keadaan baik sangka kepada allah .”(HR. Muslim) Termasuk berbaik
sangka bagi si sakit, dengan berharap bahwa musibah yang menimpanya
merupakan pendahuluan dari kebaikan yang dianugrahkan Allah kepadanya,
sebagaimana tercantum dalam sebuah hadist: “Barang siapa dikehendaki
Allah kebaikan pada dirinya, maka ia akan di beri cobaan”.(HR.
Bukhori Muslim)
2. Bersabar

8
Sabar adalah menahan diri dan membawanya kea rah yang dituntut
syara‟serta menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan.
Yakinlah bahwa musibah ini akan menghapuskan sebagian dari dosa-
dosa yang telah kita perbuat,sebagaimana sabda nabi :
“Tidak ada musibah yang menimpa, seperti keletihan,kelesuhan, sakit,
duka, susah, dan gangguan sekedar tusukan duri sekalipun, melainkan
dihapuskan Allah sebagian dari dosa-dosanya.” (HR. Bukhori Muslim)
Dalam sebuah hadist qudsy allah berfirman : “Jika kubebankan
kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya,
atau anaknya, kemudian ia menerimanya dengan sabar yang sempurna,
aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat
atau membukakan buku catatan amal baginnya.” (HR. al-Qudha‟I, ad-
Dailami, dan At-Tirmizdi, dan anas).
Kesabaran terhadap musibah ini ternyata membuahkan hasil yang
menakjubkan, yakni kemudahan menghadapi hisab di hari akhir.
3. Banyak bersyukur kepada Allah
Bersyukurlah karena Allah masih memberikan kesempatan bagi
kita untuk bertaubatdan membersihkan diri. Betapa banyak orang yang
menemui ajal  pada saat berbuat maksiat atau berlimang dosa.
Terkadang cobaan yang menimpa kita semata-mata pertanda rasa cinta dan
kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya, sebagaimana yang ditunjukkan oleh
sebuah hadist :
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka
ditimpakannya cobaan pada kaum itu.” (HR. Bukhori)
Sekiranya Allah SWT menunda hukuman kepada hamba-Nya sampai hari
kiamat, niscaya hukuman yang diterima pasti akan lebih pedih dan
menyakitkan.
Seorang hamba yang senantiasa bersabar dan bersyukur atas kemalangan yang
menimpanya, baginya dituliskan pahala amal yang bisa dikerjakan semasa
sehatnya. Firman Allah kepada para malaikat dalam hadist Qudsi : “Jika aku
menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman, lalu ia memuji-Ku

9
atas ujian itu, maka berilah dai pahala sebagaimana pahala yang biasa
kalian berikan kepadanya.”(HR. Ahmad dan Thabrani)

4. Memperbanyak Istighfar dan menghisab diri sendiri (Muhasabah lin-


Nafsi)
Aktivitas istighfar dan muhasabah diperbanyak dikala sakit.
Dengan menyadari segala kelemahan dan kekurangan kita sebagai hamba Allah,
insya Allah akan mendekatkan hati kita kepada Allah serta menjadikan
ibadah dan doa ita lebih khusyu‟. Kondisi ini akan lebih mengantarkan
kita pada ketenangan  batin dan berimplikasi pada jasmani. Umar bin
Khattab dalam pesannya yang masyhur mengingatkan, “Hisablah dirimu
sendiri sebelum kamu dihisab.”
5. Tawakkal kepada Allah
Tawakal adalah perpaduan antara sabar, doa, dan ikhtiar yang
sesuai dengan tuntutan dan tuntunan syara‟. Allah SWT telah
menjanjikan dan Allah Maha Benar janji-Nya bahwa setiap penyakit
ada obatnya. Karena itu,berikhtiarlah sesuai dengan tuntunan syara‟.
Janganlah berobat dengan cara atau barang yang diharamkan.
Perbanyaklah doa dan ikhtiar serta bersabarlah hingga Allah berkenan
memberikan kesembuhan. Sabda Rasulullah saw : “Sesungguhnya
Allah telah menurunkan penyakit dan obat. Dan menjadikan untuk
kalian bahwa setiap penyakit ada obatnya. Karena itu, berobatlah,
tetapi  jangan berobat dengan barang haram.” (HR. Abu Daud)

10
2. 3 Dalil Al-Quran/Hadist yang menerangkan tentang sehat sakit
1. Konsep Sehat

Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat

al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius

terhadap kesehatan manusia. Nabi Muhammad s.a.w. bahkan  menganggap

keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus

diterima dengan rasa syukur.

Firman Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7,

‫َوإِ ْذ تَأ َ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَئِن َش َكرْ تُ ْم ألَ ِزي َدنَّ ُك ْم َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya

jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan

jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat

pedih”.Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah

senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.Rasulullah s.a.w.

bersabda:

ُ ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬


‫غ‬ ِّ ‫اس ال‬ ٌ ‫ان َم ْغب‬
ِ َّ‫ُون فِي ِه َما َكثِي ٌر ِم َن الن‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬.
“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia

yaitu kesehatan dan waktu luang.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Ibnu

Abbas)

Beberapa Hadist yang berkaitan dengan kesehatan

11
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah

Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan

menurunkan pula obatnya.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan

sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu

diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh

orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah,dan

Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.

Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij

Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad,)

3. Penegasan Rasulullahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya:

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya,

demikian pula Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya.

Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.”

(HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)

4. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata:

“Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka

beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan tangan

kanan beliau dan membaca:“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang

menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah,Engkaulah Yang Maha

12
Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau,sebuah

kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).

5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu

‘alaihi wa sallam,bahwa beliau bersabda:

“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang

ajalnya, lalu dia bacakan disisinya sebanyak tujuh kali:

“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy

yang besar, semoga menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan

menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu Dawud, At-

Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)

6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjungiku (ketika aku sakit) dan
beliau membaca:
“Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya
Allah, sembuhkanlahSa’d.”(HR. Muslim)
7. Hadits Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau
lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya
sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari
no. 5661 dan Muslim no. 6511)

13
2. Konsep Sakit

Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka

justru memiliki kedudukan yang sangat mulia.

َّ ‫ز ٍن َواَل أَ ًذى َواَل َغ ٍّم َحتَّى‬ƒُ


‫وْ َك ِة‬ƒ‫الش‬ ْ ‫ب َواَل هَ ٍّم َواَل ح‬ َ ‫ب َواَل َو‬
ٍ ƒ‫ص‬ َ ‫لِ َم ِم ْن ن‬ƒ‫ُصيبُ ْال ُم ْس‬
ٍ ƒ‫َص‬ ِ ‫َما ي‬

ُ‫يُ َشا ُكهَا إِاَّل َكفَّ َر هَّللا ُ بِهَا ِم ْن خَ طَايَاه‬

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan,

kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan

bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus

kesalahan-kesalahannya”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)

Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia

bersabar danberikhtiar dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-

dosanya.

‫ق ال َّش َج ِر‬ ْ َّ‫صيبُهُ أَ ًذى إِاَّل َحات‬


ُّ ‫ت َع ْنهُ َخطَايَاهُ َك َما ت ََح‬
ُ ‫ات َو َر‬ ِ ُ‫َو َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم ي‬

“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali

Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya

(dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis

Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)

Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan

kepada manusia juga pasti ada maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT

kepada hamba-Nya adalah sebagai ujian dan cobaan untuk membuktikan

14
siapa-siapa saja yang benar-benar beriman. Firman Allah SWT : Artinya :

214- Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal

belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang

terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan

kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)

sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:

"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya

pertolongan Allah itu amat dekat.(Q.S. Al Baqarah : 214)

Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan

kebaikan dan keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar

mereka bersyukur dan mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-

Nya kepada mereka. Kemudian Allah SWT juga akan menguji manusia

dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka bersabar dan

memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya.

Amat banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit,

sehingga secara tidak sadar ia menganggap bahwa penyakit yang

dideritanya tersebut sebagai malapetaka atau kutukan Allah yang

dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikitpun orang yang tatkala ditimpa

penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan berburuk

sangka kepada Allah SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah

SWT, merasa bahwa dengan sakitnya itu Allah bersikap tidak adil,

sehingga ia tidak lagi menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya sebagai

hamba Allah. Padahal di waktu sehat, ia selalu mengucapkan dalam

15
salatnya : Artinya : "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam" (Q.S. Al An'am : 162)

Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang

diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya.

Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala, ampunan dan akan

mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah

meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah

yang menimpa diri seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-

dosanya, sampai-sampai sakitnya karena tertusuk duri sekalipun" (H.R.

Buchari)

BAB III
PENUTUP

16
3. 1 Kesimpulan
Sehat dan sakit memang merupakan ketentuan Allah SWT tetapi ketika berada
dalam kondisi sakit manusia tidak seharusnya menjadi pribadi yang lemah
dan berputus asa karena sakit adalah cara Tuhan untuk menghapus dosa
manusia, hal dijelaskan dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al
Bukhari yang artinya “Tidak ada yang menimpa seorang muslim kepenatan,
sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, ksedihan, penderitaan,
kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu
Allah menghapus dosanya”.
3. 2 Saran
Saran penulis adalah bagaimana seseorang muslim dapat sadar dan
menjalankan anjuran hidup sehat perspektif islam. Dengan begitu maka
seseorang telah melakukan sikap menjaga kesehatan yaitu tindakan
preventif, karena memang mencegah itu lebih baik dari pada mengobati.

DAFTAR PUSTAKA
Kaelany, Islam dan aspek-aspek kemasyarakatan,Bumi Aksara,Jakarta,1992

17
Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Kaidah Sehat. Pusat Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan RI, 1998
https://www.google.com/search?
client=firefoxd&q=makalah+sehat+sakit+menurut+islam

http://azzamherbal.wordpress.com/2011/12/07/konsep-sehat-dan-sakit-menurut-
islam/

18

Anda mungkin juga menyukai