Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

METODELOGI PENULISAN

3.1. Rancangan Studi Kasus

Desain penelitian merupakan bentuk rencangan yang digunakan dalam

prosedur penelitian . Penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian

studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan yaitu penelitian

dengan cara menggumpulkan data yang dimulai dari pengkajian,

menentukan diagnosa, melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan,

dan melakukan evaluasi kepada Bayi Baru Lahir.

3.2. Subjek Studi Kasus

Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh

peneliti atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian

subjek pada studi kasus ini adalah bayi baru lahir normal dengan

penatalaksanaan pengukuran antropometri . Subjek penelitian yang akan

diteliti sebanyak 2 subjek dengan kriteria :

3.2.1. Kriteria inklusi

3.2.1.1. Pada bayi yang lahir normal

3.2.1.2. Pada bayi baru lahir normal yang beratnya 2500-4000 gram

3.2.1.3. Pada ibu nifas yang bersedia anaknya menjadi subjek

penelitian.

3.2.2. Kriteria eksklusi

3.2.2.1. Bayi yang lahir patologis

3.2.2.2. Bayi yang memiliki berat kurang dari 2500 gram.

23
24

3.2.2.3. Ibu yang tidak bersedia anaknya menjadi sybjek penelitian

3.3. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus identik dengan variabel penelitian yaitu perilaku

atau karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap sesuatu

( Nursalam 2011). Fokus studi kasus ini adalah untuk mengetahui tentang

asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal dengan penatalaksanaan

pengukuran antropometri..

Defenisi studi kasus identik dengan variabel penelitian yaitu peneltian atau

karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap sesuatu (Nursalam,

2011). Fokus studi kasus ini adalah untuk mengetahui tentang pelaksanaan

pengukuran antropometri bayi baru lahir.

3.4. Defenisi Operasional

3.4.1. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang

kepala tanpa menggunakan alat dan berat badan 2500-4000 gram.

3.4.2. Pengukuran Antropometri adalah penilaian bayi baru lahir dengan

menggunakan alat ukur untuk memantau kesehatan bayi.

3.5. Tempat Dan Waktu

3.5.1. Lokasi penelitian.

Penelitian akan di laksanakan Di Ruangan Kebidanan RSUD.Karel

Sadsuitubun Langgur.

3.5.2. Waktu penelitian

Penelitian direncanakan pada bulan Maret.


25

3.6. Pengumpulan Data

3.6.1. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak, pewawancara

dan narasumber untuk memperoleh data tentang suatu hal.

Wawancara bebas terpimpin merupakan kombinasi dari

wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin. Metode

pengumpulan data dalam studi kasus ini menggunakan metode

wawancara bebas terpimpin.

3.6.2. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung kepada responden Penelitian ini juga

menggunakan observasi daftar check lits pada format pengkajian.

3.7. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk narasi. Dalam

penelitian ini, analisa data dilakukan dengan cara mengukur secara

sistematis pedoman pengkajian, selanjutnya memproses data dengan

tahapan Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi

Keperawatan, Implementasi Keperawatan, dan Evaluasi.

3.8. Etika Studi Kasus

Menurut Hidayat(2008), masalah etika penelitian keperawatan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut :


26

3.8.1. Justice (keadilan)

Justice atau keadilan adalah prinsip yang terkandung dalam bioetik.

Justice adalah suatu prinsip dimana seorang tenaga kesehatan wajib

memberikan perlakuaan yang adil untuk semua pasiennya.

3.8.2. Beneficience (Bermanfaat untuk orang lain).

Beneficience adalah prinsip bioetik dimana tenaga kesehatan

melakukan suatu tindakan atau kepentingan pasiennya dalam usaha

untuk membantu mencegah atau menghilangkan bahaya atau hanya

sekedar mengobati masalah- masalah sederhana yang dialami pasien.

3.8.3. Autonomy

Autonomy pasien harus di hormati secara etik, dan sebagian besar

negara di hormati secara legal. Akan tetapi perlu di perhatikan

bahwa di butuhkan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien

yang sudah dewasa untuk menyetujui atau menolak tindakan medis.

Melalui informend consent menyatakan bahwa pasien harus terlebih

dahulu menerima dan memahami informasi, yang akurat tentang

kondisi mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan

juga manfaat dari tindakan medis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai