Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Reformasi di bidang hukum dan politik telah banyak dilakukan, namun kenyataannya
tidak membawa perubahan yang berarti dalam kehidupan rakyat, terutama menyangkut
kesejahteraan, baik lahir maupun batin. Dalam perkembangan kehidupan kenegaraan,
nampak arah prinsip konstitusionalisme dan demokrasi sangat dominan.
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh
dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Matakuliah tersebut sering
disebut sebagai civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut
sebagai democracy education. Matakuliah ini memiliki peran yang strategis dalam
mempersiapkan warga negara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan
rumusan “Civic International” (1995), disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk
pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan
pemerintahan demokrasi (Mansoer, 2005).
Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Keputusan Dirjen
Pendidikan Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006 salah satu yang menjadi substansi kajiannya
adalah Geostrategi Indonesia. Di mana Pancasila merupakan dasar filosofi geostrategi
Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis sistematis bahwa Pancasila merupakan core
philosophy dari Pembukaan UUD 1945, yang menurut ilmu hukum berkedudukan sebagai
staatfundamentalnorm. Geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional dengan memanfaatkan geopolitik Indonesia. Dengan Pancasila
sebagai dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan terarah.

1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dengan jelas pengertian Geostrategi
2. Mengetahui latar belakang Geostrategi
3. Mengetahui tujuan Geostrategi
4. Mengetahui fungsi Geostrategi
5. Mengetahui sifat-sifat Geostrategi
6. Mengetahui konsep dasar Geostrategi
7. Mengetahui komponen strategi Astagatra
8. Mengetahui hubungan komponen strategi Astagatra

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GEOSTRATEGI

Geostrategi berasal dari kata Geo yang berarti bumi, secara cermat kondisi geografis
Indonesia terletak pada persilangan dan berbagai aspek kehidupan yang secara objektif
menjadi pertimbangan mendasar, seperti contoh ditinjau dari geografi Indonesia terletak
diantara 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik).
Dan strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan segala kemampuan sumber daya
untuk melaksanakan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara


dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang
strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik
dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Dalam bangsa Indonesia,
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.

Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan setelah alinea III tentang pernyataan
proklamasi, ...”kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa...” pernyataan
dalam pembukaan UUD 1945 tersebut sebagai landasan fundamental geostrategi Indonesia.

Geostrategi Indonesia diperlukan dan dikembangankan untuk mewujudkan dan


mempertahankan integrasi bangsa dan wilayah tumpah darah negara Indonesia, mengingat
kemajemukan bangsa Indonesia serta sifat khas wilayah tumpah darah negara Indonesia,
maka geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional.

3
B. LATAR BELAKANG GEOSTRATEGI

Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan
diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih
baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang
digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya.

Aspek-aspek yang dilihat pada geostrategi Indonesia adalah aspek idiologi dan
konstitusi, aspek kewaspadaan, aspek sosial budaya dan agama, aspek politik dan pemdagri
(termasuk pemerintahan daerah), dan aspek perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan
Indonesia atau strateginya adalah dengan demokrasi. Untuk sejahtera dan aman diperlukan
demokrasi yang akan menyatukan keragaman. Walaupun demokrasi bukan satu-satunya cara
hanya salah satu cara yang ditempuh Indonesia. Karena Indonesia adalah negara yang
beraneka ragam, yang tidak sedikit masyarakatnya masih menganut paham patternalistik.

C. TUJUAN GEOSTRATEGI

Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya


bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada
aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk
upaya kelestarian dan eksistensi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-
cita proklamasi dan tujuan nasional.
2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam:
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity)
c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial (yuridical justice & social
justice)

4
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the
people)

Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini
mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan
mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa.  Dalam era kepemimpinan Habibie dapat
disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya.  Tidak hanya itu saja,
tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak
pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum
internasional.  Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional.

D. FUNGSI GEOSTRATEGI

Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan


geostrategi Indonesia ditunjukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara
Indonesia dalam aspek:

1. Ketahanan pada aspek ideologi: ketangguhan kekutan nasional dalam


menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelagsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dalam Ideologi
terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa.
Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang
dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia.
Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
2. Ketahanan pada aspek politik: Untuk mengejar ketinggalan dari negara maju kita
perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi, penegakan hukum, dan
menegakan disiplin nasional. Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik
diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ’45.
a. Ketahanan pada aspek politik dalam negeri. Sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya
perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan
aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

5
b. Ketahanan pada aspek politik luar negeri. Meningkatkan kerjasama
internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif
Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi
kepentingan nasional.
Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji
dengan seksama. Memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan
dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan
ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi
kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-
hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

3. Ketahanan pada aspek ekonomi: ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan


yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun
kelompok.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai
hal yang menunjang, antara lain:
 Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata.
 Ekonomi Kerakyatan Menghindari:
a. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang
kuat.
b. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor
negara.
c. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
 Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian,
perindustrian dan jasa.
 Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah
pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta
masyarakat secara aktif.
 Pemerataan pembangunan.
 Kemampuan bersaing.

6
4. Ketahanan pada aspek sosial budaya: Ketangguhan kekuatan nasional dalam
menghadapiancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negra Republik Indonesia.
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya
bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang
serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

5. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan: Ketangguhan ketahanan kekuatan


nasional dan upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap
terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa. Wujud ketahanan keamanan
tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela
negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan
pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan
negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

E. SIFAT - SIFAT GEOSTRATEGI

Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasar ketahanan nasional adalah:

1. Manunggal: Dalam membangun ketahanan Nasional adanya kesatuan yang


bersifat komprehensif – integral antara trigatra dan pancagatra. Sifat iintegratif
tidak mempunyai arti mencampur adukkan semua aspek sosial secara begitu saja,
tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan harmonis.
2. Mawas kedalam: Ketahanan nasional tama iarahkan kepada diri bangsa dan
negara itu sendiri, untuk mewujudkan hakikayt dan sifat nasionalnya.
3. Kewibawaan: Ketahanan nasional sebagai hail pandangan yang bersifat integratif
mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect yang
harus diperhitungkan pihak lain.
4. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan: Konsepsi
ketahanan nasional dapat dipandang sebagai suatu alternatif lain dari konsepsi

7
yang mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih
dianut oleh negara-negara maju pada umumnya
5. Berubah menurut waktu: Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakkatnya tidak
bersifat tetap, melainkan sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkatkan
atau bahkan dapat juga menurun, dan hal ini sangat tergantung kepada situasi dan
kondisi.
6. Percaya pada diri sendiri: Ketahanan nasional dikembangkan dan ditingkatkan
berdasarkan sikap mental percaya pada diiri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka
dan berdaulat harus percaya dan yakin, bahwa ia dapat mengurus dan mengatur
rumah tangga sendiri dan tidak bergantung kepada bantuan luar. Andai kata
diperlukan bantuan, maka hal tersebut bersifat komplementer.
7. Tidak tergantung pada pihak lain: Ketahanan nasional diibangun dan
dikembangkan atas dasar kemmpua diri sendiri dengan memanfaatkan segenap
aspek kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam
meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak
lain. Walau kebanyakan negara berkembang merupakan bekas daerah jajahan
yang masih dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung pada bekas
penjajahan
8. Bersifat developmental/pengembangan: Yaitu pengembangan potensi kekuatan
bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam sehingga
tercapai kesejahteraan rakyat.

F. KONSEP DASAR GEOSTRATEGI

Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan
ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek ketahanan nasional. Seluruh aspek
yang dimaksud adalah meliputi trigatra (tiga gatra) dan aspek pancagatra (lima gatra) yang
keduanya dikenal dengan astragatra (delapan gatra).

Model-model yang ada dalam konsepsi ketahanan nasional meliputi:

1. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Astagatra,


Merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya
yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam

8
yang dapat dicapai menggunakan kemampuannya. Model ini menyimpulkan
adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional :
 Gatra letak dan kedudukan geografi
 Gatra keadaan dan kekayaan alam
 Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
 Gatra ideologi
 Gatra politik
 Gatra ekonomi
 Gatra sosial budaya
 Gatra pertahanan keamanan.

Secara matematis, ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

K (n) = f (trigatra, pancagatra) t = f (G, D, A), (I, P, E, S, H)t


Keterangan:
K(n) : Kondisi Kekuatan Nasional yang Dinamis
G : Kondisi Geografis
D : Kondisi Demografi
A : Kondisi Kekayaan Alam
I : Kondisi Pemahaman dan Pengamatan Ideologi
P : Kondisi Sistem Politik
E : Kondisi Sistem Ekonomi
S : Kondisi Sistem Sosial Budaya
H : Kondisi Sistem Hankam
f : Fungsi dalam Pengertian Matematis
t : Dimensi Waktu
Antara trigatra dan pancagatra ada korelasi atau hubungan dan interpedensi atau
saling ketergantungan. Juga keduanya bersifat komprehensif integral didalam
Astagatra.
2. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Morgenthau
Morgenthau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara
mikro dilihat dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan
sebagai kekuatan. model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra

9
yang cukup banyak. Menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam
kaitannya dengan negara-negara lain.
Model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power
position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi
untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced
power.
Secara matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

K (n) = f (Unsur Stabil), (Unsur berubah)


K (n) = f (G, A), (T, M, D, C, L, O)

Keterangan:
K(n) : Kekuatan Nasional
G : Kemampuan Geografi
A : Kemampuan SDA
T : Kemampuan Industri
M : Kemampuan Militer
D : Kemampuan Demografi
C : Karakter Nasional
L : Moral Nasional
O : Kualitas Diplomasi

3. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Alfred Thayer Mahan


Menganggap kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila
bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : – Letak geografi –
Bentuk atau wujud bumi – Luas wilayah – Jumlah penduduk – Watak nasional
atau bangsa – Sifat pemerintahan. Menurut Mahan, kekuatan negara tidak hanya
tergantung pada luas wilayah daratan, akan tetapi sanat tergantung juga pada
faktor luasnya akses kelaut dan bentuk pantai dari wilayah negara. Mahan juga
berpendapat bahwa ada 4 faktor yang membentuk kekuatan laut suatu negara
yaitu:
a. Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang
dikaitkan dengan akses kelaut dan penyebaran penduduk.

10
b. Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampun industri serta
kemandirian dalam penyediaan pangan
c. Konfigurasi wilayah negara yang akan memengaruhi karakter rakyat dan
orientasinya.
d. Jumlah penduduk
4. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Cline
Hubungan antar negara pada hakekatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu
negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem
penangkalan dari negara lainnya.
Model ini menyatakan bahwa negara akan muncul sebagai kekuatan besar
apabila ia memiliki potensi geografi besar atau atau negara secara fisik yang
wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar. Dalam sistem
matematis, model cline dapat dirumuskan sebagai berikut:

P (p) = (Cr + M +E) (S + W)

Keterangan:
P(p) : Perceived Power, Kekuatan Nasional Sebagaimana
Dipersepsikan oleh negara lain
Cr : Critical mass, yaitu Strategi antara Potensi Nasional
Demografi dengan Geografi
M : Kemampuan Militer
E : Kemampuan Ekonomi
S : Strategi Nasional
W : Kemauan Nasional atau Tekad Rakyat untuk Mewujudkan
Srategi Nasional
Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila
ia memiliki potensi geografi besar (wilayah besar) dan SDA yang besar pula.

G. KOMPONEN STRATEGI ASTAGATRA

Komponen strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang


kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan memanfaatkan
dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut dapat dicapai

11
peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional. Komponen ini terdiri atas delapan
gatra (aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasikan dalm dua bagian yang
meliputi:
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga
unsur yaitu:
a. Aspek Geografi
Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi
dimana negara berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan
geopolitik (wawasan nusantara) dan geostrategi (ketahanan nasional).
Beberapa wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah:
 Wawasan benua, adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan
negara yang serba daratan (benua) atau yang dikenal dengan “Land
Locked Country”.
 Wawasan bahari, cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
negara yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersiffat
daratan.
 Wawasan dirgantara, cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary
Orbit).
 Wawasan kombinasi, cara pandang negara yang dipengaruhi oleh
kondisi gografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan
udara yang strategis (relatif imbang).
Indonesia terletak pada 6 LU – 11 LS, 95 BT – 141 BT, dilalui garis
khatulistiwa yang ditengah-tengahnya terbentang garis equator sehingga
Indonesia mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Dalam
kaitan dan Wawasan Nasional diatas, negara Indonesia dapat
dikategorikan sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan
kombinasi atau Wawasan Nusantara.
b. Sumber Daya Alam
Sifat unik kekayaan alam yaitu jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya
tidak merata. Sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara
dan bangsa lain.

12
Bentuk sumber daya alam ada dua :
 Dapat diperbarui
 Tidak dapat diperbarui
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya (SDA) Indonesia
dapat dibagi tiga golongan, yaitu:
 Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan
makanan yang berasal dari binatang (hewan).
 Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan
makanan yang berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
 Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah
bagi devisa negara yang berasal dari eksplorasi dalam bumi.

Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan prinsip atau asas:

 Asas maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus betul-
betul menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
 Asas lestari
Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan
kerusakan lingkungan, menjaga keseimbangan alam.
 Asas Berdaya saing
Artinya bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing dengan
sumber daya alam negara lain.

c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk


Penduduk ialah semua orang yang menempati suatu daerah atau wilayah
tertentudengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang
tersebut. Kemampuan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan
penduduk dapat menimbulkan ancaman-ancaman terhadap pertahanan nasional.
Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan Nasional adalah sebagai
berikut :

 Faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk.


Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran, pendatang baru,
dan orang yang meninggalkan wilayahnya. Segi positif dari pertambahan

13
penduduk ialah pertambahan angkatan kerja (man power) dan
pertambahan tenaga kerja (labour force). Dan dari segi negatifnya ialah
apabila pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi dan tidak diikuti dengan usaha peningkatan
kualitas penduduk.
 Faktor yang mempengaruhi komposisi penduduk.
Komposisi adalah susunan penduduk menurut umur, kelamin, agama,
suku bangsa, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk itu
dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi. Fertilitas sangat
berpengaruh besar terhadap umur dan jenis penduduk golongan muda
yang dapat menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan,
perluasan lapangan kerja, dan sebagainya.
 Faktor yang mempengaruhi distribusi penduduk.
Distribusi penduduk yang ideal adalah distribusi yang dapat memenuhi
persyaratan kesejahteraan dan keamanan yaitu penyebaran merata. Oleh
karena itu diperlukan kebijakan pemerintah yang mengatur penyebaran
penduduk, misalnya dengan cara transmigrasi, pusat-pusat
pengembangan (growth centers), pusat-pusat industri, dan sebagainya.

Adapun tiga faktor lain yang kependudukannya sangat berpengaruh yakni:


Kelahiran (Natalitas), Kematian (Mortalitas), Perpindahan (Migrasi)
2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan
Nasional dalam kehidupan sosial (intangible). Komponen pancagatra meliputi:
a. Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip
yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau
cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan
yang dicita-citakan serta yang ingin diiperjuangkan dalam kehidupan nyata.
Ideologi dapat dijabarkan kedalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian
nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan
doktrin. Dalam strategi pembinaan ideologi ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu :

14
 Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI,
Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
 Aktualisasi dalam arti dikembangkan kearah keterbukaan dan
kedinamisan.
 Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
 Ideologi pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa
dandijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan
masyarakat.
 Kalangan elit eksklusif, legislatif, yudikatif harus mewujudkan cita-cita
bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan
kepentingan bangsa.
 Mensosialisasikan pancasila sebagai ideologi humanis, religius,
demokratis, nasionalis, dan berkeadilan
 Tumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan meningkatkan
motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa
b. Ketahanan Nasional dibidang Politik
Adalah ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang
damai, tertib, adil, jujur, dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik yang
dapat mengatasi segala ATHG. Dalam hal ini politik diartikan sebagai asas,
haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor
masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi
sebagai output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat
menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Upaya bangsa
Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya
mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan
berdasarkan pancasila dan merupakan pencerminan dari demokrasi pancasila.
c. Ketahanan Nasional dibidang Ekonomi
Ketahanan yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan kerja,
perumahanan, menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi
segala ATHG, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara
Indonesia. Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya

15
meningkatkan kapasitas produksi untuk kelancaran barang dan jasa secara
merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk menciptakan ketahanan
ekonomi yaitu dengan cara berikut:
 Sistem ekonomi diarahkan untuk kemakmuran rakyat.
 Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme,
dantidak dibenarkan adanya monopoli.
 Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antar sektor.
 Pembangunan ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan.
 Pemerataan pembangunan dan hasilnya harus dilaksanankan secara
selaras dan seimbang antar wilayah dan antars ektor.
 Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi. Ketahanan dibidang ekonomi dapat ditingkatkan
melalui pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat
dilupakan faktor-faktor non-teknis dapat mempengaruhi karena saling
terkait dan berhubungan.
d. Ketahanan Nasional dibidang Sosial dan Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa
yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalm
menghadapi dan mengatasi ATHG, baik dari dalam maupun luar, baik
yanglangsung maupun yang tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan pancasila dan UUD
1945.Sedangkan esensi ketahanan budaya adalah pengaturan
dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya dengan tersedianya pendidikan
murah dan berkualitas, hormat menghormati, sopan santun, beretika dan
bangga menjadi anak Indonesia. Dengan demikian, ketahanan budaya
merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap warga masyarakat
dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya
berdasarkan nilai-nilai pancasila.
e. Ketahanan Nasional dibidang Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi aman, damai, tidak
sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya dengan kemampuan diri
sendiri. Melalui hal itu, diharapkan mampu menghadapi dan mengatasi
ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup

16
bangsa berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Ketahanan dibidang keamanan
adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela negara, dimana seluruh
Petahanan dan Keamanan disusun, dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi,
terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahanan Nasional.
Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan Nasional antara lain:
 Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
 Pertahanan keamanan dilandasi dengan landasan ideal pancasila,
landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan
nusantara.
 Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional.
 Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan Sishankamnas
(Sishankamrata).

H. HUBUNGAN KOMPONEN STRATEGI ASTAGATRA

Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra, scrta


antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan
(korelasi) dan ketergantunga (inter dependency). Oleh karena itu, hubungan komponen
strategi dalam trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehens integral)
di dalam komponen strategi astagatra. Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia
diistilahakan dengan gatra dalam ketahanan nasional Indonesia. Sedangkan unsur-unsur
kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas komponen
Trigatra dan komponen Pancagatra:

1. Komponen strategi Trigatra


Yaitu aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.
a. Gatra Geografi dan Sumber Kekayaan Alam
Hubungan Gatra dengan SDA dapat menjadi sumber/tempat bagi
tumbuh dan berkembangnya potensi sumber kekayaan alam yang dapat
memberi nilai tambah bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen
ketahanan nasional, meliputi:

17
 Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber
daya alam hewani, nabati, dan tambang.
 Kemauan mengeksplorasi sumber daya alam.
 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan
dan lingkungan hidup.
 Kontrol atas sumber daya alam
b. Gatra Geografi dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi
penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup,
pendapatan perkapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan
seluruh rakyat negara Indonesia. Sebaliknya, potensi penduduk (demografi)
dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan dan
pelestarian kondisi geografis Indonesia. Penduduk suatu negara menentukan
kekuatan atau ketahanan nasional negara yang bersangkutan. Faktor yang
bersangkutan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut:
 Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos
 kerja, dan kepribadian.
 Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah.
c. Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat menjadi sumber bagi
penduduk untuk memperoleh nilai tambah dan mengingatkan taraf hidup,
pendapatan perkapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan
keseluruhan rakyat Indonesia. Sebaliknya, potensi penduduk (demografi)
dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan dan
pelestarian kondisi kekayaan alam agar tidak habis atau rusak bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
2. Hubungan antar komponen dalam pancagatra
a. Gatra Ideologi
Sebagai filsafah hidup bangsa dan landasan idiil negara, bernilai
penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian
tujuan Nasionalnya. Membina ideologi pada hakikatnya adalah merupakan
upaya meningkatkan ketahanan Nasional. Hubungan antara gatra ideologi

18
memengaruhi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM) Karna itu mutlak perlu untuk
diamankan terhadap tiap ancaman, hambatan, dan gangguan yang akan
mengubah atau meniadakan ideologi nasional itu. Ideologi mendukung
ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu bangsa memiliki dua
fungsi pokok, yaitu:
 Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang
bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu
menjadi cita-cita yang hendak dituju.
 Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya
masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi
sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu
b. Gatra politik
Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh bermacam-macam hal yang
satu dengan yang lainnya saling berkaitan, karna saling berkaitan maka
perubahan disalah satu aspek akan mempunyai pengaruh terhadap aspek lain.
Situasi politik yang kacau memungkinkan terjadi pertikaian dan
pemberontakan merupakan suatu kerawanan yang membahayakan ketahanan
Nasional.
Politik penyelenggaraan kenegaraan sangat mempengruhi kekuatan
nasional suatu negara. Sebaliknya keadaan politik stabil dan dinamis
memungkinkan pembangunann disegala bidang dan memberikan rasa aman
serta memperkokoh ketahanan nasional. Penyelenggaraan bernegara dapat
ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
 Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non
demokrasi
 Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensial atau
parlementer
 Bentuk pemerintahan yang dipilih adalah republik atau kerajaan
 Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau
negara serikat
c. Gatra Ekonomi

19
Ketahanan ekonomi berhubungan dengan ketahanan dalam bidang
ideologi, politik, sodial budaya, dan pertahanan keamanan yang berfungsi
sebagai penunjang. Sebaliknya keadaan ekonomi stabil dan maju menunjang
stabilitas dan peningkatan ketahanan dibidang lain. Bidang ekonomi berperan
langsung dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.

d. Gatra Sosial dan Budaya


Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berbudaya, dan
berkepribadian hanya dapat berkembang didalam suasana aman dan damai.
Kemegahan sosial suatu bangsa biasanya mencerminkan tingkat
kesejahteraan nasionalnya, baik fisik, materi, maupun mental kejiwaan.
Keadaan sosial yang timpang dengan segala kontradiksi, dan kepribadian
yang tidak terpuji. Unsur budaya dimasyarakat juga menentukan kekuatan
nasional suatu negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen
tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen (plural)
dari segi sosial budaya masyarakatnya.
e. Gatra Ketahanan dan Keamanan
Ketahanan dan keamanan memerlukan juga penunjang gatra lain.
Keadaan stabil maju, maju, dan berkembang dibidang deologi, politik,
ekonomi, dan sosial budaya memperkokoh pertahanan keamanan nasional.
Sebaliknya dapat dikatakan bahwa tanpa pertahanan keamanan nasional yang
memadai akan melemahkan ketahanan nasional suatu bangsa.

20
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Ketahanan nasional atau yang disebut juga juga geostrategi merupakan metode atau
aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang
memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang
terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
bermartabat. 

           Ketahanan Indonesia diperlukan dan dikembangkan untuk mewujudkan dan


mempertahankan integritas bangsa dan wilayah tumpah darah negara Indonesia, megingat
kemajemukan bangsa Indonesia serta sifat khas wilayah tumpah darah negara Indonesia,
maka geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional. Ketahanan
Nasional berisi tentang keuletan dan ketangguhan.

           Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa,
terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin
mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus memperkuat
ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup
banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, jadi dengan demikian
katahanan nasional kita sangat solid.

B. SARAN

Geostrategi hendaknya dipelajari disetiap bangsa agar dapat mempertahankan


keamanan bangsa tersebut dari berbagai gangguan baik gangguan yang berasal dari dalam
negeri maupun gangguan dari luar negeri. Untuk memperkuat ketahanan nasional, setiap
bangsa hendaknya menegakan hukum dan menertibkan kekuatan yang terealisasikan untuk
menjaga ketahanan dan keamanan negara.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://kutukuliah.blogspot.com/2012/06/makalah-geostrategi.html

http://ferarita.wordpress.com/2012/05/30/geostrategi-indonesia/

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://ferarita.wordpress.com/2012/05/30/geostrategi-indonesia/

http://kutukuliah.blogspot.com/2012/06/makalah-geostrategi.html

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://sahlanazwar.blogspot.com/2013/04/pengertian-astagatra-dalam-ketahanan.html

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://udhermansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-ketahanan-nasional-sebagai.html

https://www.scribd.com/doc/152918847/Geostrategi-Indonesia-doc

Pembukaan UUD 1945 alinea III

Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006

Rumusan “Civic International” (1995), disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting


untuk pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan
pemerintahan demokrasi (Mansoer, 2005).

22

Anda mungkin juga menyukai