Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Persiapan Pada Pasien yang Akan Dilakukan Tindakan:


Ultrasonografi (USG) Ginjal

Dosen Pengampu: Ns. Siti Nadiroh, M.Kep., Sp.KMB

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Diah Pratiwi (34403015215)


2. Lutfiah Putri Hariyanti (34403015231)
3. Nicky Christin (34403015240)

Tingkat : III - B

AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA


PROVINSI DKI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemampuan serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Persiapan Pada Pasien yang Akan Dilakukan Tindakan: Ultrasonografi (USG)
Ginjal". Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Mata
Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti
Nadiroh yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini dan juga Ibu Tri Endah Pangastuti sebagai Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kepada pembaca. Penulis


menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Jakarta, September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Ultrasonografi (USG)......................................................................3
2.2.1 Definisi...............................................................................................3
2.2.2 Tujuan.................................................................................................3
2.2.3 Indikasi...............................................................................................4
2.2.4 Kontraindikasi....................................................................................5
2.2.5 Cara Pemeriksaan...............................................................................5
2.2.6 Gambaran Ultrasonografi (USG) Ginjal ...........................................6
2.2 Peran Perawat Dalam Tindakan Ultrasonografi (USG) Ginjal.....................8
2.2.1 Peran Perawat Dalam Persiapan Pasien yang Akan Dilakukan
Tindakan Ultrasonografi (USG) Ginjal .............................................8
2.2.2 Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Tindakan Ultrasonografi
(USG) Ginjal.......................................................................................9
2.2.3 Peran Perawat Pada Pasien Setelah Tindakan Ultrasonografi
(USG) Ginjal.......................................................................................9
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................10
3.2 Saran ..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu pemeriksaan diagnostik yang
digunakan untuk mengetahui adanya gangguan pada sistem perkemihan. Salah
satu gangguan pada sistem perkemihan yang sering terjadi adalah pada ginjal.
Perubahan pada ketebalan korteks ginjal merupakan tanda penting pada
penyakit ginjal dan telah digunakan sebagai indeks untuk mengevaluasi ginjal
sehat (Bastiansyah; 2008).

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal dalam tahun terakhir ini banyak


dilakukan karena beberapa alasan: merupakan pemeriksaan yang non invasif,
murah, mudah, dapat dikerjakan dimana saja dan aman karena tidak
mempunyai efek radiasi (Smeltzer; 2008). Sensitifitas dan spesifisitas USG
terhadap kerusakan ginjal cukup tinggi, yaitu berturut-turut 91,7% dan 88,5%
(Majdawati; 2009). Karena sensitifitasnya, pemeriksaan ultrasonografi (USG)
ginjal telah menggantikan banyak prosedur diagnostik lainnya sebagai
tindakan diagnostik pendahuluan (Smeltzer; 2008).

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal dilakukan untuk mengetahui


gambaran anatomi ginjal yang meliputi cortex, medulla, pyramid, sistema
pyelocalices dan ureter bagian proksimal. Pemeriksaan USG ginjal, meliputi:
ukuran ginjal, ekostruktur ginjal, batas cortex medulla, sistema pyelocalices
(SPC) dan kelainan-kelainan pada ginjal seperti: batu, hydronefrosis, kista
(Majdawati; 2009).

Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal harus diperhatikan juga dalam


persiapan pasien untuk melakukan tindakan tersebut. Perawat sebagai tenaga
kesehatan memiliki peran penting dalam persiapan pasien untuk melakukan
tindakan USG ginjal. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah yang
berjudul "Persiapan Pada Pasien yang Akan Dilakukan Tindakan:
Ultrasonografi (USG) Ginjal".

1
2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menyiapkan persiapan pada pasien yang akan dilakukan ultrasonografi
(USG) ginjal.

1.2.2 Tujuan Khusus


Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca dapat:
1. Mampu menentukan indikasi dan kontraindikasi dalam pemeriksaan
ultrasonografi (USG) ginjal.
2. Mampu melakukan peran perawat dalam persiapan, pelaksanaan
pasien dalam pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Ultrasonografi (USG)


2.1.1 Definisi Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor (Suratun dan Lusianah;
2010). Ultrasonografi (USG) merupakan suatu diagnosis yang
dilakukan di atas permukaan kulit atau di atas rongga tubuh untuk
menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan (Damayanti; 2015).

Ultrasonografi (USG) ginjal adalah prosedur pengambilan gambar non-


invasif yang menentukan dan menilai kondisi ginjal dan organ yang
terkait seperti kandung kemih dan ureter. Ultrasonografi (USG)
dilakukan sebagai tes pemeriksaan untuk mendeteksi kista, tumor,
gundukan cairan, batu ginjal, abses, dan infeksi di dalam ginjal atau di
sekitar ginjal (Damayanti; 2015). Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
juga memberikan gambaran yang baik tentang kelainan yang mengenai
parenkhim ginjal, yang mungkin tidak dapat dideteksi dengan
pemeriksaan penunjang lainnya (Bastiansyah; 2008).

2.1.2 Tujuan
1. Untuk menggambarkan ukuran ginjal dan melihat ketebalan
korteks.
2. Membedakan antara penyakit obstruksi dan parenkim.
3. Untuk deteksi dini batu ginjal dan mendiagnosa penolakan ginjal
hasil transplantasi.
4. Untuk keperluan diagnosis (Saputra; 2014).

3
4

2.1.3 Indikasi
1. Rasa Nyeri di Perut Kanan Atas
Rasa nyeri di perut kanan atas, selain disebabkan oleh kelainan atau
penyakit di kandung empedu, pankreas, kolon, perlu
dipertimbangkan kemungkinan kelainan dari ginjal kanan. Untuk
menentukan kelainan penyebab rasa nyeri perlu dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada daerah ginjal.
2. Kolik Ginjal
Seseorang pasien yang mengeluh dengan kolik dari ginjal dan
salurannya, sebaiknya dilakukan ultrasonografi (USG) segera.
Bahkan pemeriksaan USG dapat dilakukan pada saat pasien dalam
keadaan serangan.
3. Hematuri
Sering ditemukan seorang pasien dengan hematuria, yang tidak
dapat dilakukan pemeriksaan intravena pyelografi (IVP), atau
walaupun dapat dilakukan pemeriksaan IVP tetapi tidak ditemukan
kelainan; maka ultrasonografi (USG) dapat membantu mendeteksi
kelainan di ginjal.
4. Massa di Hipokhondrium Kiri atau Kanan
Bila pada pemeriksaan fisik ditemukan suatu massa di perut kiri
atas atau kanan atau perlu dipikirkan suatu tumor dari ginjal.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat membantu mendeteksi
kelainan tersebut.
5. Gangguan Faal Ginjal
Pasien yang secara klinis ditemukan tanda-tanda gangguan faal
ginjal baik akut maupun kronis yang tidak mungkin dapat
dilakukan pemeriksaan radiologis, ternyata pemeriksaan
ultrasonografi (USG) banyak membantu mendeteksi kelainan
tersebut.
5

6. Alergi
Pasien yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan intravena
pyelografi (IVP) karena ternyata alergi terhadap media kontras
(urografin) sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG (Saputra;
2014)..

2.1.4 Kontraindikasi
Sampai saat sekarang tidak ada kontaindikasi untuk melakukan
ultrasonografi (USG) pada ginjal, karena alat ultrasonik diagnostik yang
dipakai betul-betul tidak invasif, dan tidak menimbulkan efek samping.
Tenaga yang dikeluarkan oleh alat hanya berkekuatan 0,001– 0,1
Watt/cm2 ,sehingga tidak banyak menimbulkan reaksi panas. Berbeda
sekali dengan alat ultrasonik terapi yang berguna untuk menghancurkan
batu ginjal yang menggunakan gelombang suara frekuensi 20-440 KHz
dengan intensitas 8 W/cm2 (Rosyidi; 2013).

2.1.5 Cara Pemeriksaan


Untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), ada beberapa
posisi yang dapat dilakukan, yaitu: telungkup (prone), miring (oblik),
dan telentang (supine).
1. Posisi telungkup: dengan menggunakan “contact compound scan”
alat USG statik sebaiknya dibuat potongan melintang dimulai
setinggi Th12, L1, L2, L3. Selanjutnya dibuat potongan mebujur
dimulai 1 cm lateral garis pravertebral, dan diarahkan pemeriksaan
ke lateral. Cara pemeriksaan semacam ini dapat juga digunakan
dengan alat dinamik.
2. Posisi miring (oblik): pada posisi ini terutama dibuat potongan
membujur.
3. Posisi telentang: banyak dipakai untuk memeriksa ginjal kanan.
Sebagaimana diketahui ginjal kanan terletak disebelah belakang
(dorsal) hati lobus kanan, sehingga akan lebih mudah dapat
diamatinya. Berbeda dengan ginjal kiri yang letaknya disebelah
belakang lambung dan kolon lebih sulit dideteksi secara
6

ultrasonografi (USG), karena di dalam lambung dan kolon lebih


banyak gas dan bolus makanan yang dapat mengaburkan gambar
(Aziz; 2008).

2.1.6 Gambaran Ultrasonografi (USG) Ginjal


Untuk melihat gambaran ultrasonografi (USG) dari ginjal, harus
memperhatikan ukuran, bentuk, gambaran parenkhim dan sinus ginjal,
saluran ginjal.
1. Ginjal Normal
Pada potongan membujur dari ginjal, tampak bentuk ginjal yang
oval, dengan dinding licin berbatas tegas (kapsula dari ginjal).
Panjang rata-rata ginjal orang dewasa 9-12 cm, tebal antero
posterior rata-rata antara 3-4 cm. Ginjal kiri pada umumnya lebih
besar dari pada ginjal kanan. Gambaran ultasonografi (USG) dari
ginjal tampak dua bagian yaitu: (1) bagian tengah elips kompleks
(central elliptical complex) akan menghasilkan densitas gema yang
meninggi. Bagian ini disebut pila gema sinus dari ginjal yang
terdiri atas bagian kalises, pelvis, dan pembuluh darah, (2) sekitar
elips merupakan bagian yang besar, tampak densitas gemanya
rendah bahkan seperti bebas gema.

Pada potongan melintang terlihat ginjal yang letaknya di kanan dan


kiri dari kulumna vertebralis, bentuk agak oval dengan ukuran
normal, tebal antero posterior 3-4 cm, dan lebar 4-5 cm. Umumnya
ginjal kanan dan kiri mempunyai ukuran yang sama untuk
membandingkan ukuran serta bentuk dari ginjal kanan dan kiri
sebaiknya dipakai USG statik (contact compound scan). Perbedaan
ukuran lebih dari 2 cm menunjukkan suatu kelainan patologis.
2. Kista Ginjal
Kista ginjal, baik yang tunggal maupun yang ganda, secara USG
mempunyai gambaran yang khas. Kelainan tersebut terlihat sebagai
suatu massa kistik berbentuk bulat atau oval yang bebas gema,
mempunyai dinding rata dan tegas. Pada dinding belakang kista
7

terdapat peninggian densitas gema (distal enhancement), dan juga


sering tampak suatu pita bebas gema disisi lateral belakang kista.
3. Hidronefrose
Secara ultrasonografi (USG), kelainan pada hidronefrose terlihat
mulai dari sinus ginjal. Pada hidronefrose yang ringan, dilatasi
kalises dan pelvis dari ginjal akan terlihat sebagai suatu celah bebas
gema di sinus ginjal (splitting of inus echoes).

Pada tingkat hidronefrose lebih lanjut, celah bebas gema di sinus


ginjal akan melebar (ballooning of sinus echoes), dan mulai tidak
tampak lagi gema sentral dari ginjal. Pada potongan memanjang,
kalises dapat terlihat sebagai massa kistik berbentuk bulat atau oval
yang berhubungan satu dengan yang lain, dibatasi oleh gambaran
sinus yang menipis, atau bahkan sinus ginjal tidak terlihat lagi.
Parenkhim ginjal tampak lebis tipis dan berdensitas gema lebih
tinggi dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh pemadatan parenkhim
ginjal, sebagai akibat kompresi peleberan pelvis dan kalises. Tidak
jarang ditemukan penyebab dari hidronefrose yang dapat dilihat
secara USG, yaitu tampak adanya bayangan batu didaerah sinus
ginjal.
4. Batu Ginjal
Batu di dalam ginjal termasuk suatu benda yang sangat padat.
Secara ultrasonografi (USG) akan memperlihatkan sebagai massa
solid dengan densitas gema tinggi disertai bayangan akustik. Hal
ini terjadi massa tersebut akan memantulkan seluruh gelombang
suara dengan kuat, dan tidak dapat menembusnya. Gambaran ini
akan tetap dapat dilihat pada berbagai macam potongan atau posisi
pasien. Tidak jarang ditemukan tanda-tanda bendungan yang
disebabkan oleh batu ginjal, yaitu ditemukan daerah bebas gema
didekat batu.
8

5. Tumor Ginjal
Tumor ginjal yang sering ditemukan ialah kanker
(adenokarsinoma), yang secara ultrasonografi (USG) akan
memperlihatkan pembesaran ginjal lokal yang ireguler. Densitas
gema ditempat yang membesar tersebut tampak heterogen (macam-
macam gema internal). Gambaran gema snetral dari ginjal sebagian
akan menghilang atau terisi oleh tumor. Bila kankernya meliputi
seluruh ginjal, maka tampak pembesaran ginjal yang ireguler
dengan densitas gema yang heterogen (Bastiansyah; 2008).

2.2 Peran Perawat Dalam Tindakan Ultrasonografi (USG) Ginjal


2.2.1 Peran Perawat Dalam Persiapan Pasien yang Akan Dilakukan
Tindakan Ultrasonografi (USG) Ginjal
1. Informasikan kepada pasien bahwa pasien akan dilakukan
pemeriksaan USG ginjal sesuai instruksi dokter
2. Berikan penjelasan mengenai tujuan dan prosedur USG secara
singkat kepada pasien. Jelaskan kepada pasien bahwa minyak atau
lubrika dioleskan kepermukaan kulit pada sisi organ yang akan
diperiksa, serta bahwa alatnya akan bergerak melalui sedikit
tekanan kedepan dan kebelakang, serta di atas area yang akan
diperiksa. Jelaskan kepada pasien bahwa prosedur ini bukanlah
prosedur yang menyakitkan, kecuali bila telah ada trauma pada area
yang akan di periksa. Beritahukan pasien bahwa tidak akan ada
pajanan terhadap radiasi, dan yakinkan pasien bahwa prosedur
tersebut dipastikan aman dan cepat.
3. Minta pasien atau keluarga pasien untuk menandatangani formulir
persetujuan (informed consen) tindakan ultrasonografi (USG)
(Kee, Joyce; 2007).
4. Anjurkan pasien untuk tidak mengonsumsi makanan yang
berlemak pada malam hari sebelum dilakukan pemeriksaan.
5. Pasien dilarang merokok selama enam jam sebelum dilakukan
pemeriksaan.
9

6. Pasien di beri obat anti flatulens 3x2 tablet untuk menghindari


timbulnya gas di dalam perut.
7. Bila pada pasien terpasang kateter, maka harus diklem di ruangan
(Rosyidi; 2013).

2.2.2 Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Tindakan Ultrasonografi (USG)


Ginjal
1. Informasikan kepada pasien bahwa uji tersebut biasanya
memerlukan waktu kurang lebih 30 menit, kecuali bila uji tersebut
dilakukan untuk beberapa pengambilan gambar.
2. Anjurkan pasien mengajukan pertanyaan serta mengungkapkan
setiap masalahnya ke ultrasonografer atau pemberi pelayanan
kesehatan.
3. Bantu pasien untuk pindah ke bed pemeriksaan.
4. Bantu pasien untuk menaikan bajunya dan menutupi bagian terbuka
dengan selimut.
5. Dampingi pasien selama tindakan pemeriksaan ultrasonografi
berlangsung (Kee, Joyce; 2007).
6. Jika pasien merasa sakit akibat dari tanda gejala penyakitnya, maka
anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam pada saat pemeriksaan
(Rosyidi; 2013).
7. Rapihkan kembali pakaian pasien setelah pemeriksaan.
8. Bantu pasien untuk pindah kembali ke kursi roda atau brankar yang
digunakan sebelumnya.

2.2.3 Peran Perawat Pada Pasien Setelah Tindakan Ultrasonografi


(USG) Ginjal
1. Memindahkan dan merapihkan pasien ke tempat tidur di kamarnya.
2. Anjurkan pasien untuk minum air putih sedikit demi sedikit.
3. Berikan informasi kepada pasien bahwa hasil pemeriksaan
ultrasonografi (USG) akan dijelaskan oleh dokter nanti saat visit
(Kee, Joyce; 2007).
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang sudah dipaparkan dalam bab sebelumnya mengenai
persiapan pasien dalam melakukan ultrasonografi (USG) ginjal dapat
disimpulkan bahwa pemeriksaan ultrasonografi (USG) sangat bermanfaat
untuk membantu mendeteksi kelainan pada ginjal, juga memberikan
gambaran yang baik tentang kelainan yang mengenai parenkhim ginjal.
Untuk persiapan pasien yang dilakukan sebelum pemeriksaan meliputi, pasien
dianjurkan untuk berpuasa dan dilarang merokok selama enam jam sebelum
pemeriksaan, pasien di beri obat anti flatulens 3x2 tablet untuk menghindari
timbulnya gas di dalam perut.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan pembelajaran terhadap mahasiswa untuk
lebih memperhatikan persiapan pasien dalam melakukan tindakan
ultrasonografi (USG) ginjal pada praktik-praktik selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M. Farid. (2008). Panduan pelayanan medik: Model interdisiplin


penatalaksanaan dengan gangguan ginjal. Jakarta: EGC
Bastiansyah, Eko. (2008). Panduan lengkap membaca hasil tes kesehatan.
Jakarta: Penebar Plus
Damayanti, Ika Putri. (2015). Panduan lengkap keterampilan dasar kebidanan 2.
Yogyakarta: Depublish
Kee, Joyce Le Fever. (2007). Pedoman pemeriksaan laboratorium dan diagnostic.
Jakarta: EGC
Majdawati, Ana. (2009). Jurnal penelitian. Gambaran ultrasonografi ginjal pada
penderita gangguan ginjal. Jakarta: Universitas Kedokteran Yarsi
Rosyidi, Kholid, dan Nila Dewi Wulansari. (2013). Buku saku prosedur praktik
keperawatan medikal bedah. Jakarta: Trans Info Media
Saputra, Lyndon. (2014). Sinopsis organ system ginjal. Tanggerang: Karisma
Publishing Group
Smeltzer, Suzanne C. (2008). Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunner &
sudarth ed.8. Jakarta: EGC
Suratun dan Lusianah. (2010). Asuhan keperawatan pasien gangguan sistem
gastrointestinal. Jakarta: TIM

Pemeriksaan ginjal ultrasonik tidak memerlukan persiapan pasien dan


biasanya dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang. Ginjal diperiksa
dalam bidang pemindaian longitudinal dan transversal dengan transduser
ditempatkan di panggul. Ketika insonasi ginjal dikaburkan oleh udara usus,
posisi telentang pindaian dikombinasikan dengan posisi dekubitus lateral
dengan transduser bergerak ke arah punggung. Lebih disukai,
pemeriksaan dimulai pada bidang pemindaian longitudinal, sejajar dengan
diameter panjang ginjal, karena ginjal lebih mudah dibedakan. [1]

Pada pasien dewasa, transduser array melengkung dengan frekuensi pusat


3-6 MHz digunakan, sedangkan pasien anak harus diperiksa dengan
transduser array linier dengan frekuensi pusat lebih tinggi. Artefak tulang
rusuk terendah selalu membayangi kutub atas ginjal. Namun, seluruh
11

ginjal dapat diperiksa selama respirasi normal atau menahan nafas, karena
ginjal akan mengikuti diafragma dan mengubah posisi yang sesuai. [1]

Anda mungkin juga menyukai