Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG MENGURANGI RISIKO HIPERTENSI

Kelompok 1
Kelas 2-A

1. Iqbal Syarifudin (P13374301318001)


2. Agung Isnain Mubarok (P13374301318003)
3. Sabrina Putri Salsabilla (P13374301318025)
4. Yulia Putri Permatasari (P13374301318059)
5. Yolanda Krisniawati (P13374301318063)
6. Debora Ardinining Tyas U. (P13374301318073)

PRODI D III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


PURWOKERTO
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Penyuluhan Tentang Mengurangi Risiko Hipertensi

Bidang Kajian : Kesehatan Umum

Ketua Pelaksana : Agung Isnain Mubarok

Jumlah Tim : Sejumlah 6 Orang

1. Iqbal Syarifudin
2. Agung Isnain Mubarok
3. Sabrina Putri Salsabilla
4. Yulia Putri Permatasari
5. Yolanda Krisniawati
6. Debora Ardining Tyas Utami

Lokasi Kegiatan : Desa Karanggintung, RW 01, Kecamatan Baturraden,


Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

Jangka Waktu : 2 Jam (120 Menit)

Jumlah Dana : Rp. 300.000,00

2
Purwokerto, 6 Maret 2020

Ketua Panitia Dosen Pembimbing 1

Agung Isnain Mubarok Asri Indah Aryani, SKM,M.Kes

NIM. P1337430318003 NIP. 19660521 198903 2 004

Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing 3

Widi Hidayati, SKM Lagiono, SKM, M.Kes

NIP.19850117200812 2 002 NIP.19600212 198602 1 005

Ka Prodi DIII TRR Purwokerto

Ardi Soesilo Wibowo, S.T., M.Si

NIP 1970012161994031003

3
PROPOSAL KEGIATAN
PENGABDIAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik yang lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu
penyakit tidak menular yang cukup berbahaya. Bahkan sebagian orang tidak
menyadari bahwa dirinya telah terkena hipertensi sehingga cenderung untuk
menjadi hipertensi berat karena tidak mengetahui dan menyadari faktor
risiko dan gejalanya, sehingga hipertensi sering disebut sebagai The Silent
Disease dan The Silent Killer (Sudarmoko, 2010).
Di era globalisasi seperti saat ini, dimana perkembangan yang sangat
pesat dari berbagai aspek seperti dalam bidang teknologi dan industri telah
mengubah pola pikir masyarakat dan gaya hidup masyarakat itu sendiri
(Brunner & Suddarth, 2002). Dimana masyarakat dituntut untuk melakukan
suatu pekerjaan dengan cepat sehingga mengubah gaya hidup mereka. Saat
ini kebanyakan masyarakat modern lebih menyukai makanan cepat saji
seperti burger, mie instan, dan lain-lain karena penyajiannya lebih cepat dan
mudah. Namun tanpa kita sadari di dalam makanan cepat saji tersebut
mengandung zat yang dapat merugikan tubuh, salah satunya yaitu kelebihan
garam. Karena biasanya dalam makanan cepat saji tersebut mengandung
banyak garam, yang dimana garam ini merupakan salah satu faktor risiko
pemicu terjadinya hipertensi.
Menurut artikel yang kami kutip dari surat kabar Kompas,
mengatakan bahwa penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah
membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025
mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi.
Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable
Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi

4
berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35
persen. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi
sebanyak 46 persen. Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit
dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa
menderita hipertensi.
Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan
darah tinggi.
Menurut dr. Khancit Limpakarnjanarat, perwakilan WHO untuk
Indonesia dalam peringatan Hari Kesehatan Sedunia di kantor Kementerian
Kesehatan RI di Jakarta pada Kamis, 4 April tahun 2013 mengatakan bahwa
penderita hipertensi pada pria maupun wanita telah terjadi peningkatan, dari
18 persen menjadi 31 persen dan 16 menjadi 29 persen. Pada 2011 WHO
mencatat ada satu miliar orang yang terkena hipertensi. Di Indonesia, angka
penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di
atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2
persen adalah wanita.
Jika dibandingkan pada tahun 2007 dengan tahun 2013, telah terjadi
penurunan jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebesar 5,9% dari
awalnya 31,7% menjadi 25,8%. Namun pada tahun 2013 provinsi yang
memiliki jumlah penderita hipertensi terbanyak menjadi provinsi Bangka
Belitung yaitu 30,9% dan Papua masih menjadi provinsi terendah penderita
hipertensi. Secara jumlah absolute penderita hipertensi maka didapat data
bahwa ada 5 provinsi yang jumlah penderita hipertensinya terbanyak di
Indonesia yaitu, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Jawa Barat dan Gorontalo (RISKESDAS, 2013).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto
Prabowo di sela-sela bakti sosial pengobatan gratis dalam rangkaian
perayaan Tri Suci Waisak 2560 BE, di Taman Lumbini, Kompleks Taman
Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis 19 Mei 2016
mengatakan bahwa, Hampir 30 persen dari jumlah penduduk Jawa Tengah
menderita hipertensi, sedangkan penderita diabetes mencapai 2 persen.

5
Menurut data 2014, jumlah penduduk Jawa Tengah sendiri mencapai
33,75 juta jiwa. Menurutnya, hipertensi dan diabetes disebabkan karena
seseorang telah mengonsumsi gula dan lemak yang melebihi batas.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa hipertensi merupakan
salah satu penyakit yang tingkat kejadiannya masih tinggi serta dapat
menyebabkan berbagai komplikasi penyakit kardiovaskuler lainnya seperti
serangan jantung, gagal jantung, stroke, keabnormalan irama jantung, yang
merupakan penyebab utama dari banyak kematian di dunia. Sekitar 13 juta
orang meninggal tiap tahunnya, dan angka tersebut terus meningkat
(Marcum, 2008). Dan untuk menurunkan angka penderita hipertensi salah
satu upayanya adalah dengan digencarkan atau disosialisasikannya diet
garam kepada masyarakat karena berdasarkan penelitian, hingga saat ini
menurunkan konsumsi natrium berarti menurunkan kejadian hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang
pendidikan kesehatan dan badan kesehatan dunia (WHO), mengemukakan
bahwa pengetahuan dan praktik masyarakat terhadap kesehatan masih
kurang (Notoatmodjo, 2005). Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan
kesehatan. Dengan dilakukannya pendidikan kesehatan ini diharapkan
masyarakat khususnya penderita hipertensi mendapatkan bekal yang cukup
untuk melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan resiko penyakit
dengeneratif seperti hipertensi ini (Notoatmodjo, 2012).
Dari uraian di atas itulah kelompok kami memutuskan untuk
melakukan pendidikan dan promosi kesehatan tentang Hipertensi di salah
satu desa di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Desa yang kami
pilih untuk kami jadikan sasaran promosi adalah Desa Karanggintung, Rw
01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Alasan kami memilih desa tersebut dikarenakan desa tersebut merupakan
salah satu desa di sekitar kampus kami dan masyarakatnya banyak yang
sudah berusia menengah ke atas / produktif sehingga perlu dilakukan suatu
pendidikan dan promosi mengenai kesehatan. Selain itu juga yang utama,
karena kami ingin memberi penyuluhan dan pendidikan yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya penyakit hipertensi pada warga masyarakat usia

6
menengah ke atas / produktif di desa tersebut melalui tema yang kita angkat
yaitu, “Diet Rendah Garam Mengurangi Resiko Hipertensi”. Hal tersebut
kita jadikan sebagai alasan berdasarkan pada data yang kami dapatkan dari
sumber terbaru yang menyatakan bahwa masih tingginya angka kejadian
penyakit hipertensi di Indonesia, khususnya pada daerah di Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah.
Dengan diadakannya pendidikan dan promosi kesehatan melalui tema
yang telah kami angkat tersebut, kami berharap masyarakat di Desa
Kemutug Lor, Rt 08/Rw 01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas,
Provinsi Jawa Tengah tersebut dapat mengetahui apa itu Hipertensi dan
dapat melakukan pencegahan agar tidak terjangkit penyakit Hipertensi.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian hipertensi?


2. Apa saja macam-macam hipertensi?
3. Apa saja faktor pemicu hipertensi?
4. Bagaimana gejala hipertensi?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi?
6. Bagaimana cara mengatasi hipertensi?

III. TINJAUKAN PUSTAKA


A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253)
batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama dengan atau lebih dari 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum seseorang dikatakan
menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik140/90 mmHg
(normalnya 120/80 mmHg).

7
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Berdasarkan Penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua
yaitu hipertensi primer dan sekunder sebagai berikut :
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Meskipun demikian, beberapafaktor dapat diperkirakan berperan
menimbulkan seperti faktor keturunan, berat badan, respons
terhadap stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor kation
pada membran sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi
insulin, dan respons terhadap masukan garam dan kalsium (Guertin
SR, 2002 ;National High Blood Pressure Education Program
Working Group, 2004).
2. Hipertensi Sekunder
Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain
hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini
menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005)

C. FAKTOR PEMICU HIPERTENSI


Faktor pemicu dari hipertensi ini dibagi menjadi dua yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat dirubah diantaranya, umur, jenis kelamin,
riwayat keluarga, dan genetik. Dimana semua faktor tersebut
merupakan faktor bawaan sejak lahir yang tidak bisa di ubah.
2. Faktor yang dapat diubah atau di kontrol diantaranya, kebiasaan
merokok, konsumsi asin atau garam, konsumsi lemak jenuh,
kebiasaan konsumsi muniman beralkohol, obesitas, oalahraga,
stress, dan penggunaan estrogen (Aris, 2007).

D. GEJALA HIPERTENSI
Umumnya hipertensi ini tanpa disertai gejala yang mencolok
dan manifestasi klinis muncul setelah mengetahui hipertensi bertahun–
tahun (Corwin, 2001). Gejala yang muncul umumnya sebagai berikut :

8
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual danmuntah,
akibat tekanan darah intra kranium.
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
3. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunansyaraf.
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasiglomerolus.
5. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
Karena gejalanya jarang terjadi (tidak signifikan) maka
penderita hipertensi cenderung mengetahui dia terkena hipertensi
setelah terjadi komplikasi dengan penyakit lain, diantaranya stroke
dan gagal jantung.

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Jika tekanan darah sudah tinggi, pantaulah dengan ketat sampai
angka tersebut turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter
biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup yang termasuk
dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya.
Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:

1. Mengonsumsi makanan sehat.


2. Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
3. Berhenti merokok.
4. Berolahraga secara teratur.
5. Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
6. Mengurangi konsumsi minuman keras.
7. Menjalani diet rendah garam
Mencegah hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan
dengan pengobatan. Karena itu, pencegahan sebaiknya dilakukan
seawal mungkin. Jika didiamkan terlalu lama, hipertensi bisa memicu
terjadinya komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa
pengidapnya

9
F. MENGATASI HIPERTENSI
Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kejadian hipertensi
ini dengan dilakukannya diet garam seperti yang telah dianjurkan oleh
JNC VII yang menganjurkan untuk diet dash. Diet Dash ini
merupakan diet yang menekankan konsumsi bahan makanan yang
rendah natrium (Volmer WM et. al, 2001 ; Karanja N et. al, 2004).
Berikut ini cara melakukan diet garam :
1. Perhatikan informasi nilai gizi yang tertera dalam label makanan,
tujuannya agar kita dapat mengatur kadar konsumsi garam yang
kita konsumsi setiap harinya. Menurut WHO kadar natrium atau
garam yang lazim dikonsumsi setiap harinya itu kurang lebih 6
gram atau satu sendok teh. (Department Of Health And Human
Services, 2006).
2. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung garam
alami seperti buah dan sayur (CDC, 2014).
3. Mengganti garam dalam penyedap makanan dengan penyedap
lain seperti lemon, lada, cuka, rempah – rempah atau tidak
menggunakan garam sama sekali saat memasak. Mulai dengan
mengurangi sebagian garam dalam memasak (Department Of
Health And Human Services, 2006).
4. Hindari makanan olahan seperti makanan kaleng, saus dan
makanan olah industri lain karena biasanya banyak mengandung
garam, dam lebih memilih makanan yang segar dibanding
makanan kaleng atau olahan lain (Department Of Health And
Human Services, 2006).
5. Apabila akan membeli bahan makana tanyakan kepada penjual
apakah mereka memiliki stok makanan yang rendah garam,
sehingga memudahkan kita dalam memilih makanan (CDC,
2006).

10
IV. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan tentang Hipertensi bertujuan agar :
1. Mengetahui dan mencegah penyakit hipertensi
2. Mengurangi kejadian penyakit hipertensi pada masyarakat di Desa
Karanggintung RW 01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas
dengan cara promosi kesehatan tentang penyakit hipertensi.
3. Diharapkan peserta program penyuluhan dapat secara mandiri
menjalankan pola hidup sehat guna mengurangi resiko hipertensi.

V. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengalaman serta belajar melaksanakan promosi
kesehatan

2. Bagi Program Studi


a. Dapat meningkatkan citra bagi institusi
b. Dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat

3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang hipertensi.
b. Masyarakat mampu menerapkan program diet rendah garam
pencegah hipertensi.

VI. KHALAYAK SASARAN


Sasaran kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) yang berjumlah kurang lebih 20 orang dengan rata-rata usia
produktif berlokasi di rumah salah satu anggota PKK Desa Karanggintung Rw
01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

11
VII. METODE PENGABDIAN
1. Ceramah Dengan Presentasi dan Pemutaran Video Serta Pembagian
Leaflet
2. Tanya Jawab
3. Pembagian Hadiah

VIII. KETERKAITAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi memiliki beberapa
manfaat bagi program studi antara lain:
1. Dapat meningkatkan citra bagi institusi
2. Dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat

IX. RANCANGAN EVALUASI

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon PENGISI


1. Pembukaan  Memberi salam  Warga Sie Acara
09.00-  Memperkenalkan diri menjawab
09.20  Menyampaikan tujuan salam
Penyuluhan  Warga
memahami
maksud
dan tujuan
2. Penyajian  Menyampaikan materi  Mendengarkan Seluruh
Materi  Pengertian Hipertensi materi Mahasiswa
09.20-  Klasifikasi Hipertensi penyuluhan
10.30  Faktor Pemicu Hipertensi yang di

 Gejala Hipertensi sampaikan

 Pencegahan Hipertensi  Warga


memperhatikan
 Mengatasi Hipertensi
jalannya
 Sesi Tanya Jawab
penyuluhan.
 Warga

12
bertanya.
3. Penutup  Evaluasi  Warga mampu Sie Acara
10.30- 1. Menilai kepuasan menjawab
Selesai audience terhadap pertanyaan
penyuluhan yang telah yang diajukan.
diberikan.  Menjawab
 Penutup salam.
1. Menyimpulkan materi
yang disampaikan dan
ucapan terima kasih.

X. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : 15 Maret-30 Maret 2020

Tempat : Desa Karanggintung RW 01, Kecamatan Baturraden,

Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

XI. RENCANA ANGGARAN BELANJA


1. Pemasukan
Iuran Mahasiswa 6 anak @Rp. 50.000,- Rp.300.000,-
2. Pengeluaran
a. Snack Audience 17 orang x @Rp.5000,- Rp.85.000,-
Dosen 2 x @Rp.7.500,- Rp.15.000,-
Kader 2 x @Rp. 7.500,- Rp.15.000,-
Mahasiswa 6 x @Rp.5000,- Rp.30.000,-
b. Leaflet 17 lembar Rp.34.000,-
c. Doorprize 5 buah Rp.100.000,-
d. Pembuatan Proposal dan Laporan Rp. 15.000,-
+
Rp. 294.000,-

13
XII. ORGANISASI PELAKSANAAN
A. Pelindung : Ardi Soesilo Wibowo, S.T., M.Si.
B. Pembimbing : 1. Asri Indah Aryani, S.KM.,M.Kes

2. Lagiono, S.KM.,M.Kes

3. Widi Hidayati,S.KM

C. Ketua Panitia : Agung Isnain Mubarok


D. Sekretaris : Iqbal Syarifudin
E. Bendahara : Sabrina Putri Salsabilla
F. Sie Acara : Debora Ardining Tyas Utami
Agung Isnain Mubarok
G. Sie Konsumsi : Yulia Putri Permatasari
Yolanda Krisniawati
H. Sie Perlengkapan : Iqbal Syarifudin
Agung Isnain Mubarok
I. Sie Dokumentasi : Sabrina Putri Salsabilla

XIII. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan Penyuluhan tentang Mengurangi Resiko
Hipertensi ini kami buat. Besar harapan kami terselenggaranya kegiatan
penyuluhan ini. Atas perhatian, bimbingan serta kerjasama pihak
pendidikan maupun pihak terkait kami ucapkan terima kasih.

14
XIV. DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:PT


Rineka Cipta

Riskesdas.2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:


Depkes RI

Sudarmoko. 2010. Tetap Tersenyum Melawan Hipertensi. Yogyakarta: Atma


Madia Press
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih
Bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih, Juli ., Kuncara., L.made
karyasa, EGC, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai