Kelompok 1
Kelas 2-A
1. Iqbal Syarifudin
2. Agung Isnain Mubarok
3. Sabrina Putri Salsabilla
4. Yulia Putri Permatasari
5. Yolanda Krisniawati
6. Debora Ardining Tyas Utami
2
Purwokerto, 6 Maret 2020
NIP 1970012161994031003
3
PROPOSAL KEGIATAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
I. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik yang lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu
penyakit tidak menular yang cukup berbahaya. Bahkan sebagian orang tidak
menyadari bahwa dirinya telah terkena hipertensi sehingga cenderung untuk
menjadi hipertensi berat karena tidak mengetahui dan menyadari faktor
risiko dan gejalanya, sehingga hipertensi sering disebut sebagai The Silent
Disease dan The Silent Killer (Sudarmoko, 2010).
Di era globalisasi seperti saat ini, dimana perkembangan yang sangat
pesat dari berbagai aspek seperti dalam bidang teknologi dan industri telah
mengubah pola pikir masyarakat dan gaya hidup masyarakat itu sendiri
(Brunner & Suddarth, 2002). Dimana masyarakat dituntut untuk melakukan
suatu pekerjaan dengan cepat sehingga mengubah gaya hidup mereka. Saat
ini kebanyakan masyarakat modern lebih menyukai makanan cepat saji
seperti burger, mie instan, dan lain-lain karena penyajiannya lebih cepat dan
mudah. Namun tanpa kita sadari di dalam makanan cepat saji tersebut
mengandung zat yang dapat merugikan tubuh, salah satunya yaitu kelebihan
garam. Karena biasanya dalam makanan cepat saji tersebut mengandung
banyak garam, yang dimana garam ini merupakan salah satu faktor risiko
pemicu terjadinya hipertensi.
Menurut artikel yang kami kutip dari surat kabar Kompas,
mengatakan bahwa penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah
membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025
mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi.
Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable
Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi
4
berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35
persen. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi
sebanyak 46 persen. Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit
dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa
menderita hipertensi.
Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan
darah tinggi.
Menurut dr. Khancit Limpakarnjanarat, perwakilan WHO untuk
Indonesia dalam peringatan Hari Kesehatan Sedunia di kantor Kementerian
Kesehatan RI di Jakarta pada Kamis, 4 April tahun 2013 mengatakan bahwa
penderita hipertensi pada pria maupun wanita telah terjadi peningkatan, dari
18 persen menjadi 31 persen dan 16 menjadi 29 persen. Pada 2011 WHO
mencatat ada satu miliar orang yang terkena hipertensi. Di Indonesia, angka
penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di
atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2
persen adalah wanita.
Jika dibandingkan pada tahun 2007 dengan tahun 2013, telah terjadi
penurunan jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebesar 5,9% dari
awalnya 31,7% menjadi 25,8%. Namun pada tahun 2013 provinsi yang
memiliki jumlah penderita hipertensi terbanyak menjadi provinsi Bangka
Belitung yaitu 30,9% dan Papua masih menjadi provinsi terendah penderita
hipertensi. Secara jumlah absolute penderita hipertensi maka didapat data
bahwa ada 5 provinsi yang jumlah penderita hipertensinya terbanyak di
Indonesia yaitu, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Jawa Barat dan Gorontalo (RISKESDAS, 2013).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto
Prabowo di sela-sela bakti sosial pengobatan gratis dalam rangkaian
perayaan Tri Suci Waisak 2560 BE, di Taman Lumbini, Kompleks Taman
Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis 19 Mei 2016
mengatakan bahwa, Hampir 30 persen dari jumlah penduduk Jawa Tengah
menderita hipertensi, sedangkan penderita diabetes mencapai 2 persen.
5
Menurut data 2014, jumlah penduduk Jawa Tengah sendiri mencapai
33,75 juta jiwa. Menurutnya, hipertensi dan diabetes disebabkan karena
seseorang telah mengonsumsi gula dan lemak yang melebihi batas.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa hipertensi merupakan
salah satu penyakit yang tingkat kejadiannya masih tinggi serta dapat
menyebabkan berbagai komplikasi penyakit kardiovaskuler lainnya seperti
serangan jantung, gagal jantung, stroke, keabnormalan irama jantung, yang
merupakan penyebab utama dari banyak kematian di dunia. Sekitar 13 juta
orang meninggal tiap tahunnya, dan angka tersebut terus meningkat
(Marcum, 2008). Dan untuk menurunkan angka penderita hipertensi salah
satu upayanya adalah dengan digencarkan atau disosialisasikannya diet
garam kepada masyarakat karena berdasarkan penelitian, hingga saat ini
menurunkan konsumsi natrium berarti menurunkan kejadian hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang
pendidikan kesehatan dan badan kesehatan dunia (WHO), mengemukakan
bahwa pengetahuan dan praktik masyarakat terhadap kesehatan masih
kurang (Notoatmodjo, 2005). Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan
kesehatan. Dengan dilakukannya pendidikan kesehatan ini diharapkan
masyarakat khususnya penderita hipertensi mendapatkan bekal yang cukup
untuk melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan resiko penyakit
dengeneratif seperti hipertensi ini (Notoatmodjo, 2012).
Dari uraian di atas itulah kelompok kami memutuskan untuk
melakukan pendidikan dan promosi kesehatan tentang Hipertensi di salah
satu desa di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Desa yang kami
pilih untuk kami jadikan sasaran promosi adalah Desa Karanggintung, Rw
01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Alasan kami memilih desa tersebut dikarenakan desa tersebut merupakan
salah satu desa di sekitar kampus kami dan masyarakatnya banyak yang
sudah berusia menengah ke atas / produktif sehingga perlu dilakukan suatu
pendidikan dan promosi mengenai kesehatan. Selain itu juga yang utama,
karena kami ingin memberi penyuluhan dan pendidikan yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya penyakit hipertensi pada warga masyarakat usia
6
menengah ke atas / produktif di desa tersebut melalui tema yang kita angkat
yaitu, “Diet Rendah Garam Mengurangi Resiko Hipertensi”. Hal tersebut
kita jadikan sebagai alasan berdasarkan pada data yang kami dapatkan dari
sumber terbaru yang menyatakan bahwa masih tingginya angka kejadian
penyakit hipertensi di Indonesia, khususnya pada daerah di Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah.
Dengan diadakannya pendidikan dan promosi kesehatan melalui tema
yang telah kami angkat tersebut, kami berharap masyarakat di Desa
Kemutug Lor, Rt 08/Rw 01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas,
Provinsi Jawa Tengah tersebut dapat mengetahui apa itu Hipertensi dan
dapat melakukan pencegahan agar tidak terjangkit penyakit Hipertensi.
7
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Berdasarkan Penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua
yaitu hipertensi primer dan sekunder sebagai berikut :
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Meskipun demikian, beberapafaktor dapat diperkirakan berperan
menimbulkan seperti faktor keturunan, berat badan, respons
terhadap stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor kation
pada membran sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi
insulin, dan respons terhadap masukan garam dan kalsium (Guertin
SR, 2002 ;National High Blood Pressure Education Program
Working Group, 2004).
2. Hipertensi Sekunder
Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain
hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini
menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005)
D. GEJALA HIPERTENSI
Umumnya hipertensi ini tanpa disertai gejala yang mencolok
dan manifestasi klinis muncul setelah mengetahui hipertensi bertahun–
tahun (Corwin, 2001). Gejala yang muncul umumnya sebagai berikut :
8
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual danmuntah,
akibat tekanan darah intra kranium.
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
3. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunansyaraf.
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasiglomerolus.
5. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
Karena gejalanya jarang terjadi (tidak signifikan) maka
penderita hipertensi cenderung mengetahui dia terkena hipertensi
setelah terjadi komplikasi dengan penyakit lain, diantaranya stroke
dan gagal jantung.
E. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Jika tekanan darah sudah tinggi, pantaulah dengan ketat sampai
angka tersebut turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter
biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup yang termasuk
dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya.
Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:
9
F. MENGATASI HIPERTENSI
Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kejadian hipertensi
ini dengan dilakukannya diet garam seperti yang telah dianjurkan oleh
JNC VII yang menganjurkan untuk diet dash. Diet Dash ini
merupakan diet yang menekankan konsumsi bahan makanan yang
rendah natrium (Volmer WM et. al, 2001 ; Karanja N et. al, 2004).
Berikut ini cara melakukan diet garam :
1. Perhatikan informasi nilai gizi yang tertera dalam label makanan,
tujuannya agar kita dapat mengatur kadar konsumsi garam yang
kita konsumsi setiap harinya. Menurut WHO kadar natrium atau
garam yang lazim dikonsumsi setiap harinya itu kurang lebih 6
gram atau satu sendok teh. (Department Of Health And Human
Services, 2006).
2. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung garam
alami seperti buah dan sayur (CDC, 2014).
3. Mengganti garam dalam penyedap makanan dengan penyedap
lain seperti lemon, lada, cuka, rempah – rempah atau tidak
menggunakan garam sama sekali saat memasak. Mulai dengan
mengurangi sebagian garam dalam memasak (Department Of
Health And Human Services, 2006).
4. Hindari makanan olahan seperti makanan kaleng, saus dan
makanan olah industri lain karena biasanya banyak mengandung
garam, dam lebih memilih makanan yang segar dibanding
makanan kaleng atau olahan lain (Department Of Health And
Human Services, 2006).
5. Apabila akan membeli bahan makana tanyakan kepada penjual
apakah mereka memiliki stok makanan yang rendah garam,
sehingga memudahkan kita dalam memilih makanan (CDC,
2006).
10
IV. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan tentang Hipertensi bertujuan agar :
1. Mengetahui dan mencegah penyakit hipertensi
2. Mengurangi kejadian penyakit hipertensi pada masyarakat di Desa
Karanggintung RW 01, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas
dengan cara promosi kesehatan tentang penyakit hipertensi.
3. Diharapkan peserta program penyuluhan dapat secara mandiri
menjalankan pola hidup sehat guna mengurangi resiko hipertensi.
V. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengalaman serta belajar melaksanakan promosi
kesehatan
3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang hipertensi.
b. Masyarakat mampu menerapkan program diet rendah garam
pencegah hipertensi.
11
VII. METODE PENGABDIAN
1. Ceramah Dengan Presentasi dan Pemutaran Video Serta Pembagian
Leaflet
2. Tanya Jawab
3. Pembagian Hadiah
VIII. KETERKAITAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi memiliki beberapa
manfaat bagi program studi antara lain:
1. Dapat meningkatkan citra bagi institusi
2. Dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat
12
bertanya.
3. Penutup Evaluasi Warga mampu Sie Acara
10.30- 1. Menilai kepuasan menjawab
Selesai audience terhadap pertanyaan
penyuluhan yang telah yang diajukan.
diberikan. Menjawab
Penutup salam.
1. Menyimpulkan materi
yang disampaikan dan
ucapan terima kasih.
X. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : 15 Maret-30 Maret 2020
13
XII. ORGANISASI PELAKSANAAN
A. Pelindung : Ardi Soesilo Wibowo, S.T., M.Si.
B. Pembimbing : 1. Asri Indah Aryani, S.KM.,M.Kes
2. Lagiono, S.KM.,M.Kes
3. Widi Hidayati,S.KM
XIII. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan Penyuluhan tentang Mengurangi Resiko
Hipertensi ini kami buat. Besar harapan kami terselenggaranya kegiatan
penyuluhan ini. Atas perhatian, bimbingan serta kerjasama pihak
pendidikan maupun pihak terkait kami ucapkan terima kasih.
14
XIV. DAFTAR PUSTAKA
15