Anda di halaman 1dari 77

1

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR KOLESTEROL

MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG

Proposal :

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

FILYAUNTARI PRAYUNINGTYAS ZAMASI

NPM . 1611060308

Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

2020M / 1442H
2

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR KOLESTEROL


MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG

Proposal

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

Filyauntari Prayuningtyas Zamasi

1611060308

Jurusan : Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Dwijowati Asih Saputri, M.Si

Pembimbing II : Aulia Novitasari, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

2020 M /1442 H
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan pada diri manusia berkaitan dengan tingkat produktivitas,

dan ketelitian. Aktivitas seseorang akan sangat terpengaruh oleh tingkat

jasmani dan juga rohani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain

dengan menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yang

masuk kedalam tubuh, karena kekurangan nutrisi akan membuat tubuh cepat

lesu, lelah dan mengantuk selain itu rajinlah berolahraga, menjaga kebersihan

diri dan istirahat yang cukup.

Indonesia pada saat ini sedang menghadapi dua masalah gizi sekaligus

atau lebih dikenal dengan masalah gizi ganda, yakni masalah kurang gizi

yang mengakibatkan anak-anak stunting atau pendek dan juga kurus.Masalah

gizi ini kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi,

sedangkan masalah gizi lebih meningkatkan risiko terhadap penyakit

degeneratif.1 Penyakit degeneratif merupakan suatu penyakit yang muncul

akibat proses penurunan fungsi sel. Terdapat beberapa penyakit degeneratif

diantaranya adalah diabetes mellitus, stroke, jantung coroner, hipertensi, asam

urat dan sebagainya. Penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan pola hidup serta

pola makan yang tidak baik.

1
Nani Yuniar Winda, Cece Suraini, ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar
Kolesterol Total Dalam Darah Pada Petugas Kepolisian Di Polresta Kota Kendari Tahun 2017’,
Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2.7 (2017). h 2

1
4

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah salah satu masalah kesehatan

yang telah menjadi perhatian nasional maupun global.Morbiditas dan

Mortalitas PTM semakin meningkat jumlahnya di Indonesia. Data kematian

dalam World Health Organiization (WHO) menunjukkan bahwa dari 57 juta

kematian di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta yang disebabkan oleh

PTM. Penyakit kardiovaskular merupakan PTM penyebab kematian terbesar

yaitu sebesar 39%. Kematian yang diakibatkan PTM akan terus meningkat di

seluruh dunia.2Terdapat Negara yang sangat merasakan dampaknya

merupakan Negara yang berkembang termasuk Indonesia.Salah satu PTM

yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius adalah hipertensi yang

disebut sebagai the silent killer.

Menurut WHO, hipertensi atau “tekanan darah tinggi” merupakan

tekanan darah systole > 140 mmHg dan tekanan darah diastole > 90mmHg.

Definisi Hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 Provinsi Lampung

mencatat hipertensi pada penduduk yang usianya 18 tahun keatas sebesar

25,5%, penyakit Jantung Koroner (PJK) 1,5%, gagal jantung sebesar 0,3%,

dan stroke 12,1%. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Bandar

Lampung, hipertensi termasuk dalam 5 besar penyakit terbanyak. Pada tahun

2015, penderita hipertensi sebanyak 6.775 orang dan mengalami peningkatan

2
Alodiea Yoeantafara and Santi Martini, ‘Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar
Kolesterol Total’, MKMI, 13.4 (2017), h 305.
5

pada tahun 2016 dengan jumlah sebanyak 20.116 orang dan pada tahun 2017

meningkat sebanyak 33.521 orang.3Banyak sekali orang yang memiliki

tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun tetapi tidak mengetahuinya.Itulah

akibatnya hipertensi disebut pembunuh diam-diam atau Silent Killer.Dan

70% dari penderita Hipertensi tidak merasakan gejala apapun, sehingga tidak

mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi sampai diperiksa ke dokter

untuk mengecek tekanan darahnya.Penderita hipertensi perlu adanya

perawatan yang serius dan harus ditangani dengan cepat.Salah satu akibat

resiko terjadi hipertensi adalah kandungan kolesterol darah yang tinggi atau

hiperkolesterolemia.

Pada saat seseorang mengalami pertambahan usia maka, tekanan

darah seseorang tersebut akan semakin meningkat, karenanya sering ditemui

pada orang-orang yang sudah berusia lanjut yang memiliki penyakit tekanan

darah tinggi dibandingkan yang memiliki usia muda. Selain usia, pola hidup

yang modern juga dapat memicu peningkatan tekanan darah. Kesibukan

sehari-hari yang banyak menyita waktu, jarang olahraga dan juga senang

mengkonsumsi makanan yang serba praktis dan banyak sekali

mengandungkolesterol tinggi, yang semakin meningkatkan kadar kolesterol

dalam tubuh.4 Tingginya kadar kolesterol merupakan faktor resiko utama

penyebab penyakit jantung, dengan mengontrol kadar kolesterol dan faktor

3
Lolita Sary Mayasari, Achmad Farich, ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Hipertensi Pada Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Di Puskesmas Rawat
Inap Kedaton Kota Bandar Lampung’, Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 2581–2858,
2018, h 57.
4
Fitria Anita and Dessy Hermawan, ‘Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Kejadian
Hipertensi Di Puskesmas Gedung Air Kota Bandar Lampung’, Kesehatan Holistik, 9.3 (2015). h
126
6

resiko lainnya maka seseorang dapat mengurangi potensi terkena penyakit

jantung.5

Perubahan yang terjadi pada gaya hidup masa kini yang condong

kearah yang modern, penuh dengan mobilitas yang tinggi dapat

mempengaruhi timbulnya penyakit yang berhubungan dengan pola makan.

Pola makan dapat bergeser atau berubah menjadi pola makan yang tidak

sehat. Pemakaian dari jenis makanan yang banyak mengandung jenis protein

tinggi, terutama protein hewani misalnya seperti jeroan dan daging yang lebih

banyak dikonsumsi, daripada mengkonsumsi ikan dan makanan dari sumber

yang lain sepeti nabati contohnya sayuran dan buah-buahan, sedangkan

kacang-kacangan juga dipercaya banyak mengandung purin tinggi yang dapat

menyebabkan asam urat. Bila pengaturan dari pola makan hidup sehat tidak

bisa mengatasi asam uurat yang sering di sertai dengan tekanan darah tinggi,

obesitas dan kadar kolesterol yang tinggi maka diperlukan terapi farmakologi

berupa obat-obatan tetapi banyak juga yang menggunakan obat herbal untuk

mengatasi hal tersebut.6

Pola hidup yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan yang tidak

sehat contohnya makanan siap saji (junk food), jarangnya aktivitas fisik dan

olahraga bagi ibu-ibu dan juga lansia berdampak terhadap kondisi kesehatan.

Salah satu dampak tersebut adalah tingginya kadar kolesterol

(hiperkolesterolemia) dalam tubuh, yang dapat menjadi pemicu timbulnya

5
Diah Krisnatuti Nilawati Sri,"Care Yourself, Kolesterol," (Jakarta: Penebar Plus, 2008).
H 126
Yuni Andriani and others, ‘Pengaruh Jus Buah Dan Ekstrak Daun Srikaya Terhadap
6

Kadar Asam Urat Dan Kolesterol Darah’, Jurnal Katalisator, 3.2 (2018), h 71.
7

berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas, hipertensi, gangguan jantung

(penyakit jantung coroner) hingga stroke.7

Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu menurunkan kadar

kolesterol, diantaranya yaitu dengan mengurangi asupan lemak dan juga

kolesterol, olahraga yang teratur, mengurangi kebiasaan merokok, dan

memilih makanan yang tidak dapat memicu terjadinya kolesterol.Makanan

yang kita konsumsi harus berasal dari makanan yang baik bagi tubuh kita,

baik itu dari segi halalnya maupun gizi dari makanan tersebut. Karena dengan

apa yang kita makan itu dapat mempengaruhi kerja organ tubuh kita,

pertumbuhan jasmani dan otak. Selain itu juga makanan yang kita konsumsi

harus seimbang, sederhana dan juga tidak berlebihan.Lambung cukup diisi

dengan 1/3 makanan, 2/3 untuk minuman dan udara. Allah berfirman :

“wahai seluruh manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan,

sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Q.S. Al-

Baqarah (2):168

Fenomena dari perilaku konsumsi makanan ini yang dimana jika

makanan itu salah dapat memicu terjadinya hiperkolesterolemia. Perilaku

konsumsi yang sehat dan juga baik di asosiasikan dengan pengaturan dari
7
Al Rahmad Agus Hendra, ‘Pengaruh Pemberian Konseling Gizi Terhadap Penurunan
Kadar Kolesterol Darah’, Jurnal Kesehatan, 9.2 (2018), h 242.
8

jumlah dan jenis makanan dengan tujuan tertentu, misalnya mempertahankan

kesehatan dan status gizi. Setiap manusia sangat membutuhkan pola makan

yang baik, sehat dan seimbang agar dapat menjaga kesehatan dan juga untuk

mendukung kelancaran aktivitas terutama bagi manusia yang meimiliki

kegiatan yang sangat padat. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus

memperhatikan perilaku dalam mengkonsumsi makanan, ada beberapa hal

mengenai pola makan yang tidak sehat antara lain melewatkan waktu makan

pagi, makan sebelum waktu tidur, makan disandingkan dengan melakukan

kegiatan lain, kurangnya mengonsumsi air putih dan kurangnya mengonsumsi

sayur dan buah.8 Pola makan itu dipengaruhi oleh gaya hidup. Jika tiap

manusia memiliki gaya hidup yang tidak baik, maka tidak baik dan tidak

sehat pula pola makan tiap individu tersebut. Faktor yang mempengaruhi

gaya hidup sehat adalah tidak merokok, pola makan yang sehat dan juga

seimbang dengan aktivitas fisik yang dilakukan.9

Islam benar-benar serius dalam memelihara jiwa dan juga akal

nya.Pemeliharaan jiwa dan akal itu sejak dilakukannya dengan pemberian

makanan yang sehat saat masa kehamilan, kelahiran, kemudian sepanjang

tahapan kehidupan berikutnya. Syariat islam menganjurkan untuk

mengonsumsi makanan yang beraneka ragam dan seimbang yang dibutuhkan

oleh tubuh, sehingga seorang muslim bisa tumbuh sehat walafiat dan normal.

Benar dengan apa yang telah disabdakan Rasulullah saw “Orang mukmin

8
Ibid, h. 27-29
9
Depkes RI, Gaya Hidup Sehat, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2002), h. 30
9

yang kuat lebih baik dan lebih disukai allah dari pada mukmin yang lemah”

(HR.Muslim dan Ibnu Majah)10

Makanan yang seimbang merupakan makanan yang ideal, baik

kuantitas maupun kualitas, bagi setiap penduduk bumi dengan berbagai

macam kepercayaannya.Al-Qur’an telah menjadi pondasi yang dasar yang

jelas dan juga bijak dalam hal makanan ini. Bahkan Nabi Muhammad saw.

Telah menetapkan dasar tersebut dengan memberikan beberapa ketentuan dan

aturan yang menajamin realisasinya sehingga seorang muslim benar-benar

dapat mengkonsumsi makanan yang sempurna dan seimbang, jasmani

maupun rohani. Makanan baik yang harus dikonsumsi harus terdiri dari

bahan-bahan pokok, yakni protein, amilum (zat tepung), lemak, vitamin, dan

garam (mineral).Inilah yang disebut makanan sempurna dan juga

seimbang.Maka dari itu, kita tidak boleh mengonsumsi makanan yang

seluruhnya berasal dari lemak atau tepung (karbohidrat).Selain itu, harus ada

keseimbangan alamiah dari bahan makanan.Artinya, jika sebagian sifat asam,

maka sebagian lainnya harus bersifat alkali untuk mengimbangi asam

tersebut. Rasulullah saw. Telah bersabda “tidaklah anak cucu adam mengisi

wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja

sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalaupun dia harus

mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan

sepertiga lagi untuk nafasnya.“ (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim).

Allah Swt. Berfirman :

as sayyid Abdul Basith Muhammad, ‘Pola Makan Rasulullah’, in At Taghdziyah An-


10

Nabawiyah (Jakarta: Almahira, 2006), h. 18.


10

“Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap

(memasuki) masjid, makan dan minumlah, serta janganlah kalian berlebih-

lebihan.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebihan.”(QS. Al-a’raf:31)

Ayat diatas telah meringkas beberapa aturan kesehatan secara baik,

dimana Allah Swt. Berfirman, “makan dan minumlah kalian serta janganlah

berlebih-lebihan.”Tidak diragukan lagi bahwa orang yang mengonsumsi

makanan dan minuman secara seimbang tanpa berlebih-lebihan, berarti dia

telah memberikan jaminan kesehatan kepada tubuh dan menjauhkannya dari

berbagai penyakit.

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan diatas,

peneliti tertarik melakukan sebuah kajian penelitian mengenai “Hubungan

Pola Makan dengan Kadar Kolesterol Masyarakat Kota Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas makan penulis akan merumuskan

masalah “ Apakah ada Hubungan Perilaku Konsumsi dengan Kadar

Kolesterol Masyarakat Kota Bandar Lampung? “


11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara

perilaku konsumsi dengan kadar kolesterol Masyarakat Kota Bandar

Lampung

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini adalah :

a. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah

yang diteliti yaitu tentang hubungan antara perilaku konsumsi dengan

kadar kolesterol

b. Bagi Masyarakat

Untuk dijadikan sebagai acuan dalam menjaga perilaku

konsumsi yang seimbang agar berkurangnya kadar kolesterol dalam

tubuh

c. Bagi Universitas

Untuk dijadikan bahan tambahan informasi dan referensi di

perpustakaan.
12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pola Makan

a. Pengertian Pola Makan

Pola dalam kamus besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai

suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk dapat melakukan sesuatu. 11

Sehingga pola makan dapat di artikan sebagai suatu sistem atau cara

kerja seseorang dalam menentukan makanan yang dikonsumsinya.

Pola makan sehari – hari adalah pola makan seseorang yang

berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya.Makanan

merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan

perkembangan tubuh kita.Kekurangan konsumsi makan, baik secara

kuantitas maupun kualitas itu dapat menyebabkan gangguan pada

metabolisme tubuh.Pola makan adalah sebagai prasyarat bagi

kesehatan, yang merupakan usaha untuk memajukan kualitas hidup,

kesejahteraan dan pencegahan berbagai macam penyakit.12

Pola makan seseorang setiap harinya itu harus mengandung

berbagai macam zat gizi agar tubuh mendapat asupan energy banyak

yang di gunakan untuk beraktifitas.

11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 3rd edn (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). h 6
12
ME Basari, ‘At a Glance Ilmu Gizi’ (Jakarta: Erlangga, 2009). h. 6

10
13

b. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdiri dari :

1) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan “Unsur nutrien yang terbanyak dan

merupakan sumber energy hayati utama melalui oksidasi di dalam

suatu jaringan”.13Hal ini dapat terjadi karena karbohidrat adalah zat

gizi yang paling cepat menghasilkan karbohidrat sederhana

berbentuk glukosa.Serelia, seperti beras, gandum dan jagung serta

umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia.Pati yaitu

bentuk simpanan karbohidrat pada tanaman.14

2) Lemak

Lemak sebagai sumber energy yang berasal dari hewan dan

tumbuhan yang berada pada tingkatan sedikit lebih redah dari pada

karbohidrat.Meskipun lipid menyediakan lebih dari dua kali jumlah

energy per karbohidrat, namun lipid cenderung lebih lambat

dicerna dibandingkan karbohidrat.Sumber zat tenaga yang berasal

dari lemak adalah daging, mentega, minyak goring dan sebagainya.

3) Protein

Kata protein pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia

Belanda bernama Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia

berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam

setiap organisme. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam

amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptide. Asam

13
Lehninger AL, Dasar-Dasar Biokimia Jilid I (Jakarta: Erlangga, 1982). h 81
14
S. Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005). h 28
14

amino terdiri atas unsur karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen.

Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat dalam

semua jenis protein akan tetapi tidak terdapat dalam karbohidrat

dan lemak.15Tubuh memanfaatkan protein untuk pertumbuhan

jaringan otak, jaringan kulit, system hormonal, system otor dan

jaringan rambut.16

Protein hewani mempunyai mutu lebih baik dari pada

protein nabati, karena protein hewani mempunyai semua jenis

asam amino esensial.17Itulah sebabnya mengapa dalam Pedoman

Umum Gizi Seimbang (PUGS) sebagaimana dikutip oleh Sunita

Almatsier, porsi untuk lauk nabati lebih banyak dari pada porsi

lauk hewani yang dikonsumsi per harinya. Protein hewani adalah

protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang, misalnya

yaitu protein daging, protein susu, protein ikan. Sedangkan protein

nabati merupakan protein yang berasal dari bahan makanan

tumbuhan.18 Contoh dari protein nabati ini adalah kacang-kacangan

beserta olahannya seperti tempe, tahu, oncom dan lain-lain.

4) Vitamin

Vitamin adalah zat organic kompleks yang dibuthkan oleh

tubuh dalam jumlah yang sangat kecil.Vitamin umumnya tidak

dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus di datangkan melalui

15
ibid, h 77
16
Ahsin W Alhafidz, Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007). h 177
17
Ibid, h, 87.
18
Sediaoetama Achmad Djaeni, Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Di Indonesia
(Jakarta: Dian Rakyat, 2008). h 59
15

makanan. Vitamin di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu

vitamin larut dalam lemak, yang terdiri dari vitamin A, D, E dan K,

sedangka vitamin larut dalam air yang terdiri dari vitamin B dan

C.19

5) Mineral

Mineral penting bagi tubuh.Mineral merupakan unsur

esensial bagi fungsi normal sebagai enzim.Mineral yang esensial

diklasifikasikan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.Yang

termasuk dalam mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium,

sulfur, natrium, khlor, dan magnesium.Sedangkan mineral mikro

adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium,

molybdenum, cobalt.20

6) Air

Untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, air harus

dikonsumsi sekurang-kurangnya 2 liter atau setara dengan 8 gelas

sehari. Minum air yang cukup dapat menurunkan resiko penyakit

ginjal dan saluran kencing.21

Pada tahun 2009 Indonesia memiliki data hasil penelitian

yang disebut THIRST (The Indonesian Regional Hydration Studi)

tentang permasalahan dehidrasi, pengetahuan dan asupan air pada

remaja dan orang dewasa Indonesia yang kesimpulannya

19
Ibid, h. 152
20
Erna Proverawati, Atikah dan Kusumawati, Ilmu Gizi Untuk Keperawatan Dan Gizi
Kesehatan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2010). h 28
21
Putranto Jokohadi kusumo, Pembangunan Gizi untuk Kualitas Sumber Daya Manusia
(Bandung: PT. Puri Delco, 2010), h. 7
16

menunjukkan bahwa anjuran untuk mengkonsumsi air 2liter atau 8

gelas dalam sehari sudah tepat. Pesan minum air minimal 2 liter

dalam pedoman gizi seimbang adalah bagi remaja dan dewasa

secara umum, bukan lagi anak-anak dan lansia yang kebutuhannya

lebih rendah, yaitu sekitar 3-6 gelas perharinya.22

Pola makan yang seimbang adalah memenuhi perbandingan

70% : 30% ( 70% makanan mentah dan 30% makanan yang sudah

dimasak). Tim Ahli Departemen Kesehatan melalui Direktorat

Bina Gizi Masyarakat pada tahun 1992 menyusun Pedoman Umum

Gizi Seimbang atau disingkat dengan PUGS. Pedoman itu disusun

sebagai upaya untuk dapat mencapai status gizi manusia yang lebih

baik.

c. Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam menerapkan pola makan

yang sehat :

1) Pilihlah suatu jenis makanan yang sangat bermanfaat, contohnya

makanan yang berprotein yang banyak mengandung lemak tak

jenuh

2) Patuhi jadwal makan yang telah ditentukan, yakni makan makanan

yang bergizi seimbang tiga kali sehari pada waktu yang tepat,

yaitu makan pagi, siang dan malam dan dua kali makan makanan

selingan atau cemilan

22
Hardiansyah, “Anjuran Minum Air 8 Gelas Sehari tak Menyesatkan” (On-Line),
tersedia di :http://health.kompas.com/red/2011/07/19/11395784. Diakses pada tanggal 20 Oktober
2015 Pukul 13.20 WIB
17

3) Jangan makan pada saat kondisi lapar karena akan membuat acara

makan terburu-buru dan banyak

4) Selain bervariasi, perbanyaklah konsumsi makanan yang diolah

dari bahan makanan yang segar dengan proses pengolahan yang

tidak terlalu lama.

5) Makanlah secukupnya

Pedoman gizi seimbang sangat diperlukan bagi terciptanya pola

makan yang baik karena manusia sangat memerlukan zat gizi

untuk melangsungkan hidupnya, tumbuh, berkembang, bergerak

dan memelihara kesehatan yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Allah telah

memerintahkan manusia agar mengkonsumsi makanan dan

minuman yang sifatnya halalan dan thayyiban. Allah berfirman

dalam al-Qur’an :

“ Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang allah

telah rezkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada allah yang

kamu beriman kepada-nya.” (al – maidah: 88)

Kata halal ini berawal atau berasal dari akar kata yang

mengartikan “lepas” atau “tidak terikat”.Sesuatu yang halal adalah

sesuatu yang terlepas dari ikatan bahaya baik duniawi maupun


18

ukhrawi.“Kata thayyib dari segi bahasa berarti lezat, baik, sehat,

menentramkan dan yang sangat utama”.Dalam hal makanan,

thayyib artinya makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau

kadaluwarsa, atau dicampuri benda najis.Secara singkat hal ini

dapat dikatakan, bahwa makanan thayyib adalah makanan yang

sehat, proporsional, dan aman (halal).23

d. Ada beberapa factor yang menentukan kebutuhan makanan

diantaranya :

1) Umur

Umur perlu di perhatikan karena setiap golongan umur berbeda

kebutuhan zat gizinya. Kebutuhan zat pembangun bagi anak –

anak lebih besar dari pada lanjut usia, karena anak – anak masih

dalam masa pertumbuhan

2) Jenis Kelamin

Kebutuhan gizi wanita lebih sedikit dari pada kebutuhan gizi pria

3) Pekerjaan/ aktivitas

Kebutuhan gizi seorang pekerja berat akan lebih banyak dari pada

pekerja yang biasa

4) Lingkungan / cuaca

Di daerah dingin orang membutuhkan energy lebih besar dari pada

di daerah tropis.Hal ini terjadi disebabkan karena didaerah dingin

proses metabolisme tubuh lebih giat dan energy untuk menjaga

suhu badan itu lebih besar.


23
Alhafidz, W.Ahsin, Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007) , h 165
19

5) Keadaan kesehatan

Keadaan sakit, penetapan dari kebutuhan gizi harus

memperhatikan perubahan kebutuhan juga karena infeksi,

gangguan metabolic, penyakit kronik, dan juga kondisi abnormal

lainnya.Dalam hal ini menunjukan perlu adanya tindakan

perhitungan kebuutuhan gizi secara khusus dan penerapannya

dalam bentuk modifikasi diet atau diet khusus.Orang yang sakit

atau baru sembuh kebutuhan gizinya lebih besar dari pada orang

yang sehat.Makanan dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

memelihara keadaan, memperoleh tenaga dan mengganti sel atau

jaringan tubuh yang rusak sewaktu sakit.24

e. Gaya hidup sehat

Pola hidup sehat merupakan suatu gaya hidup yang

memperhatikan faktor – faktor tertentu yang dapat mempengaruhi

kesehatan diantaranya makanan dan olahraga. Gaya hidup yang sehat

merupakan segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik

dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan

buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan demikian

banyaknya penderita penyakit tidak menular seperti : jantung, tekanan

darah tinggi, kanker, stress, dan penyakit tidak menular lainnya yang

disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk

menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat setiap harinya.

Nuris Dini Nuraini, ‘Terapi Makanan Upaya Pencegahan Penyakit Melalui Pola Makan
24

Dan Pola Hidup Yang Sehat’ (Yogyakarta: Gava Media, 2013). h 121-122
20

Gaya hidup yang sehat, menuntut perhatian terhadap tubuh, pikiran

dan jiwa hidup yang sehat.Hidup yang sehat dan juga berkualitas tidak

tercapai begitu saja melainkan harus dilatih setiap hari.Maka dari itu,

harus ada perencanaan yang matang dan seimbang dengan

memperhatikan sudut positif dan realitas potensi.Sikap, perasaan dan

pikiran mempengaruhi kesehatan seseorang.25

f. Komponen Pola Makan

1) Porsi makanan

Islam telah menjelaskan bahwa makan yang benar yaitu

sebuah proses yang memberikan kekuatan pada tubuh untuk bisa

menggerakannya sekaligus melindunginya dari segala macam

gejala suatu penyakit. Namun, proses itu tidak boleh di lakukan

secara berlebih-lebihan atau dalam porsi yang terlalu sedikit.

Karena, setiap sel di dalam tubuh manusia di anggap sebagai satu

bagian yang hidup dan berdiri sendiri, yang melakukan proses

pembangunan dan pertumbuhan. Dan hal tersebut menuntut adanya

unsur oksigen bersamaan dengan unsur-unsur makanan lain secara

berkelanjutan. Perlu diingatkan kembali, separuh dari sel tubuh

berada pada puncak pertumbuhan, pengembangan dan

aktivitas.Seperempat sel berada dalam pertumbuhan yang

seimbang, dan seperempatnya lagi mengalami kerusakan dan

pergantian. Oleh karenanya, memberikan keseimbangan dalam


25
Atikah Proverawati dan Erna Kusuma Wati, PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2012), h.29-32
21

proses ini akan sangat membantu menjaga kesehatan manusia dan

masa mudanya untuk waktu yang lama.26

Jika seseorang mengkonsumsi makanan yang dapat

mengundang selera ini melebihi batas kebutuhannya, maka dia

harus mengimbanginya dengan berolah raga jalan kaki atau olah

raga lainnya, supaya zat-zat berlebih yang tidak dibutuhkan oleh

tubuh terbakar, karena makanan di anggap sebagai bahan bakar

tubuh.Yaitu, sumber kekuatan. Maka dari itu, apabila seseorang

mengerahkan banyak tenaga, maka ia memerlukan energy yang

jumlahnya dibatasi oleh jenis kegiatan yang dilakukannya. Jika ada

seseorang yang menyuplai makanan berupa kalori lebih banyak

dari pada yang dibutuhkannya, maka hal itu dapat menyebabkan

kelebihan berat badan. Sebaliknya, jika dia mengonsumsi makanan

dengan jumlah yang sedikit dari pada yang di butuhkan, maka

berat badannya akan turun sehingga menjadi kurus., yang rawan

sekali terhadap serangan berbagai macam penyakit. Dan jika

seseorang menciptakan keseimbangan antara kebutuhan kalori dan

aktivitas yang dilakukannya, berarti dia telah menjaga berat badan

yang ideal.

Porsi makan merupakan seberapa banyak makanan yang di

konsumsi dalam 1 kali makan. Porsi makan tiap individu jelas

berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan kalori per harinya juga

as sayyid Abdul Basith Muhammad, Pola Makan Rasulullah, At Taghdziyah An-


26

Nabawiyah (Jakarta: Almahira, 1997). h. 52


22

dengan jumlah energi yang dikeluarkan.Kebutuhan kalori juga

dilihat dari berat badan ideal yang dimiliki, setelah itu hitung kalori

dasar perharinya, untuk laki-laki 30kal/kg, sedangkan wanita

25kal/kg.Porsi sayur dan buah setidaknya harus 5 porsi/ hari

(dikombinasikan). Satu porsi sayur biasanya disatukan dalam

satuan gelas, dimana satuan gelas kira-kira adalah sebanyak 100gr.

Sedangkan untuk porsi buah disebutkan dalam satuan potong,

contoh 1 porsi apel sama dengan 1 buah, porsi melon adalah hanya

1 potong saja. Porsi karbohidrat sebanyak 3-4 porsi. Satu porsi nasi

adalah sebanyak 100gr atau 1 centong nasi, satu porsi mie

sebanyak 200gram, satu porsi roti sebanyak 3 iris roti saja, dan 1

porsi kentang adalah 2 buah sedang. Porsi protein makanan yang

sumbernya berasal dari hewani dan juga nabati sebanyak 2-4 porsi

(dikombinasikan).Jika mengkonsumsi ikan usahakan untuk

setidaknya memakan ikan 2-3porsi per minggu. Untuk porsi ayam

1 porsinya adalah 1 potong atau sekitar 40gr, satu porsi daging sapi

adalah 1 potong atau sekitar 15gr, dan satu pporsi ikan adalah

sekitar 30-40gr atau 1 potong. Sedangkan, satu porsi kacang –

kacangan biasanya 2,5 sendok makan (25gr), satu porsi tahu adalah

2 potong (100gr), dan satu porsi tempe dalah 2 potong (50gr).27

27
Veratamala Arinda, Yusra Firdaus Berapa Banyak Porsi Makan yang Cukup dalam
Sehari?, tersedia di : https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisiberapa-banyak-porsi-makan-yang-
cukup/ (6 september 2017)
23

Islam telah membentangkan suatu jalan yang lurus dalam

hal tersebut.Yang dimana telah mewajibkan setiap individu untuk

melakukan segala hal yang bermanfaat baginya, misalnya,

megkonsumsi makanan yang seimbang, membiasakan diri berolah

raga yang bisa menyeimbangkan berat tubuh dan kesehatan

tubuhnya secara keseluruhan. Sebagaimana telah diwajibkan setiap

individu untuk dapat meberikan perhatian dan hak istirahat kepada

setiap anggota tubuhnya sehingga kelenturan tubuhnya tetap

terjaga.28

2) Jenis Makanan

Jenis makanan merupakan variasi bahan makanan yang jika

dimakan, dicerna, dan diserap sehingga menghasilkan susunan

menu sehat dan seimbang. Jenis makanan yang dikonsumsi harus

variatif dan kaya akan nutrisi. Diantaranya mengandung nutrisi

yang bermanfaat untuk tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak

serta vitamin dan mineral.Jenis karbohidrat yang baik dikonsumsi

adalah karbohidrat yang berserat tinggi.Karbohidrat yang

berasaldari gula, sirup dan makanan yang manis-manis sebaiknya

dikurangi 3-5 sendok makan/ hari.Konsumsi protein harus lengkap

antara protein nabati dan protein hewani.

Pangan hewani memilikiasam amino yang lebih lengkap

dan memiliki mutu zat gizi yaitu protein, vitamin dan mineral lebih

28
Ibid, h. 53-54
24

baik, karena kandungan gizi tersebut lebih banyak dan mudah

diserap tubuh, tetapi pangan hewani mengandung tinggi kolesterol

(kecuali ikan) dan lemak.Lemak dari daging dan unggas lebih

banyak mengandung lemak jenuh.Kolesterol dan lemak jenuh

diperlukan tubuh, namun perlu dibatasi asupannya pada orang yang

dewasa.Pangan protein nabati mempunyai keunggulan

mengandung proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak

dibanding pakan hewani.Kualits protein dan mineral yang

dikandung pangan protein nabati lebih rendah disbanding pangan

protein hewani.29

3) Frekuensi Makan

Jadwal makan merupakan jumlah kegiatan makan dalam

sehari-hari baik kualitatif maupun kuantitatif.Frekuensi makan

merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan makan dalam

sehari baik makanan utama maupun makan selingan atau

cemilan.Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari tiga makan

utama yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam.Jadwal

makan sehari dibagi menjadi makan pagi (sebelum pukul 09.00),

makan siang (jam 12.00-13.00), dan makan malam (jam 18.00-

19.00).jadwal makan ini disesuaikan dengan waktu pengosongan

lambung yakni 3-4 jam sehingga waktu makan yang baik adalah

29
Kementerian Kesehatan Republik Kesehatan, ‘Pedoman Gizi Seimbang’, Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tentang Pedoman Gizi Seimbang (Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI, 2014). h 87
25

dalam rentang waktu ini sehingga lambung tidak dibiarkan kosong

terutama dalam waktu yang lama.30

2. Kolesterol

a. Pengertian dan Bahaya Kolesterol

Kolesterol merupakan jenis lemak utama yang diproduksi tubuh

secara alami di dalam hati (liver), sebagaimana kita bisa

memperolehnya saat makan. Kolesterol dapat ditemukan pada produk-

produk makanan hewani seperti lemak, otak, telur, susu, keju, dan

minyak samin. Tapi tidak terdapat di berbagai makanan nabati.Kuning

telur dianggap sebagai makanan yang paling kaya kolesterol.

Kolesterol dianggap sebagai zat yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh.Kolesterol digunakan dapat membantu beberapa fungsi organ

tubuh.Untuk otak dan jaringan saraf misalnya, kolesterol memiliki

peran yang besar sebagai pengantar sejumlah pesan melalui saraf

secara bebas.Tanpa kolesterol, otak menjadi malas dan lemah untuk

beraktifitas. Oleh karena itu, kolesterol sangat penting sekali bagi

jaringan-jaringan otak dibandingkan anggota tubuh yang lain. Di

antara fungsinya yang lain adalah memproduksi hormone-hormon

seksual laki-laki maupun perempuan.31

Lemak khususnya kolesterol adalah zat yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh terutama dalam pembentukan dinding sel tubuh.Kolesterol

30
Oktaviani, Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Mahasiswa S1 Keperawatan
Program A FISKES UPN Veteran, (Universitas Pembangunan Nasional Veteran: 2011), h. 34-35
31
Basith Muhammad Abdul, Pola Makan Rasulullah (Jakarta: Alfa, 1997), h. 324-325.
26

juga merupakan bahan dasar dari pembentukan hormone-hormon

steroid.32Tetapi sangat disayangkan kebanyakan dan kita memasukan

kolesterol lebih dan yang dibutuhkan yaitu dengan makan makanan

yang mengandung banyak lemak. Maka hasilnya kadar kolesterol

darah meningkat sampai di atas angka normal. 33Kolesterol yang tinggi

dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang

menimbulkan serangan jantung dan penyumbatan pada pembuluh

darah otak yang dapat menimbulkan stroke. Peningkatan kolesterol

dapat membahayakan kesehatan, maka kadar kolesterol perlu

dikontrol34 kadar normal kolesterol menurut WHO adalah <200mg/dl.

Pada lansia kadar kolesterol harus tetap terjaga atau di control

secara rutin, karena proses penyakit degenerative sesungguhnya sudah

mulai terjadi sejak usia masih terbilang muda. Apabila kolesterol

normal pemeriksaan selanjutnya cukup dilakukan setahun

sekali.Namun apabila kolesterol cukup tinggi, pemeriksaan harus

dilakukan setiap tiga bulan sekali, hal ini dilakukan supaya mencegah

terjadinya komplikasi penyakit yang disebabkan oleh kolesterol

tinggi.35

32
Erni Kartikawati, ‘Panduan Praktis Kolesterol Dan Asam Urat’, Jawa Tengah: V-Media
(Ungaran: V-Media, 2012).
33
Iman Soeharto, ‘Serangan Jantung Dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak Dan
Kolesterol’ (jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004). H 55
34
Sri wulandari Yekti Mumpuni, Cara Jitu Menjaga Kolesterol (Yogyakarta: Andi, 2011).
H 89
35
Rinda Binugraheni and others, ‘Pemeriksaan Kolesterol pada Lansia Penderita
Hipertensi di Rw 13 Kelurahan Nusukankecamatan Banjarsari Kota Surakarta’, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3.1 (2019). h. 34
27

Di antara sifat-sifat kolesterol adalah tidak dapat larut dalam air

sebagaimana halnya lemak. Oleh karena itu, ia tidak dapat bersatu

dengan protein untuk dibawa dalam aliran darah yang disebut

Lipoproteins. Protein-protein lemak ini terbagi menjadi 3 macam,

yaitu, protein lemak yang sangat tipis sekali (very-low-density

lipoprotein) yang disingkat (VLDL), tipis (LDL), tebal (HDL).

Para ahli telah menemukan bahwa terdapat hubungan timbal

balik antara kedua jenis, kolesterol LDL dan HDL.Jika yang satu

mengalami peningkatan pada darah, maka hal itu dapat

mengakibatkan terjadinya pengerasan pada pembuluh darah. Karena,

ia menempel pada dinding-dinding pembuluh. Jika jenis kedua

mengalami peningkatan, maka hal itu dapat mencegah terjadinya

bahaya yang ditimbulkan oleh jenis yang pertama. Dengan kata lain,

jenis kolesterol akan mencegah terjadi pengerasan pada pembuluh

darah, karena ia aktif melakukan pembersihan terhadap zat-zat yang

menempel dan mencoba menyerap pada dinding-dinding pembuluh

serta memperluas saluran darah.

Terdapat dua jenis utama kolesterol, jenis yang membahayakan

(LDL) dan jenis yang dubutuhkan (HDL).Saturated fatty acids banyak

terkandung dalam minyak zaitun dan minyak kelapa.Sementara

polisaturated fatty acids banyak terkandung dalam minyak jagung dan

minyak bunga matahari. Oleh karena itu, mengonsumsi minyak zaitun

sangat berguna sekali untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar


28

kolesterol dan pengerasan pada pembuluh darah serta serangan

jantung. Yang pasti, mengonsumsi minyak nabati lebih baik dari pada

minyak hewani.36

b. Membatasi Kolesterol

1. Minyak-minyak Nabati

Para ahli telah menemukan bahwa lemak tak jenuh banyak

terdapat pada minyak nabati seperti minyak zaitun dapat

meringankan pengaruh buruk yang diakibatkan oleh kolesterol.

Bahkan, sebagian minyak nabati yang lain bisa membantu

meningkatkan jenis yang bermanfaat.

Dengan demikian, mengonsumsi minyak nabati dapat

mencegah bahaya mengerasnya pembuluh darah.Berbeda dengan

asam minyak tak jenuh yang berasal dari minyak hewani, yang

dianggap lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya, karena

menyebabkan penimbunan kolesterol dalam tubuh.

2. Jenis lain dari lemak

Ada jenis lain dari lemak yang sangat berbahaya khususnya

bagi penderita diabetes yang disebut dengan triglycerides. Lemak

jenis ini memiliki peran dalam memicu terjadinya pengerasan pada

pembuluh dan serangan jantung.Tetapi, tidak lebih berbahaya dari

pada kolesterol.Karena, lemak ini dapat mengalir bersama aliran

darah dalam bentuk molekul-molekul kecil yang tidak dapat

menyatu dengan protein sebagaimana lemak pada umumnya.


36
Ibid. h, 325-326.
29

Dengan kata lain lemak ini ada dalam darah dalam bentuk lemak

alami (natural fat) .

Kami berpandangan bahwa jenis lemak ini memiliki peran

khusus bagi penderita diabetes karena lemak ini dalam kondisi

tidak mengendalikan diabetes. Kadar lemak ini akan meningkat di

dalam tubuh, sebagaimana kadar kolesterol. Kondisi ini akan

menambah kesempatan bagi timbulnya pengerasan pembuluh

darah dan serangan jantung. Oleh karena itu, bagi mereka yang

tidak menderita diabetes supaya memerhatikan kadar kolesterol

dalam tubuhnya. Sementara penderita dibetes harus

memperhatikan kadar triglycerides dalam tubuhnya dan mengukur

keseimbangan antara darah dan kadar kolesterolnya.

c. Kadar normal lemak dalam tubuh

Ukuran normal kolesterol dalam darah berkisar antara 150-250

mg/100cm3.Sedang triglycerides berkisar antara 40-140

mg/100cm3.Ada perbedaan kecil ukuran normal ini sesuai dengan

perbedaan sarana uji laboratorium.Pada hakikatnya, meskipun

peningkatan kolesterol lebih dari 200 mg, tapi masih berada dalam

batas normal.Hanya saja, dari beberapa penelitian menyatakan bahwa

kadar kolesterol bagi usia di atas 40 tahun -untuk memanimalisir

terjadinya pengerasan pada pembuluh darah- adalah tidak lebih dari

180 mg%. Oleh karena itu, kadar kolesterol yang tidak melebihi angka

itu dianggap sebagai kadar normal bagi tubuh.


30

d. Lemak-lemak yang diperbolehkan

Disarankan agar tidak terlalu banyak mengonsumsi lemak

hewani. Biasakan untuk menjalankan pola makan sehat, yaitu dengan

cara tidak memakan kulit daging ayam (unggas), juga tidak

membiasakan diri memakan busa susu. Jika anda memang tidak ingin

menjadi seorang vegetarian dan masih suka makan daging, maka

utamakanlah mengonsumsi daging putih.Karena, daging ini dianggap

daging yang lebih sehat dari pada daging merah dan lebih kecil

kandungan lemaknya.Daging ayam, burung, dan ikan dianggap

sebagai daging yang paling baik sebagaimana yang telah disebutkan

terdahulu.

Sebaiknya, dihindari juga mengonsumsi daging merah, seperti

daging domba.Karena, daging hewan ini kaya lemak.Sedang kambing

bandot dinilai memiliki daging yang mudah dicerna dan tidak

mengandung banyak lemak, asal dibersihkan terlebih dulu lemak-

lemak yang melekat padanya. Telur merupakan makanan yang kaya

akan kolesterol, terlebih-lebih kuningnya, sekalipun, untuk sebagian

orang telur ini masih dianggap relative aman disbanding degan lemak

daging. Saran yang bisa saya sampaikan di sini, batasai konsumsi

telur.Cukup 2 butir saja dalam satu minggu.

Gunakan minyak nabati sebaagai pengganti minyak hewani, jika

hal itu memungkinkan.Misalnya, menggunakan minyak nabati dalam

memasak makanan.Minyak zaitun diannggap sebagai minyak nabati


31

paling baik untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh

darah dan serangan jantung. Karena, minyak ini dapat mengurangi

kadar kolesterol yang membahayakan tubuh dan meningkatkan kadar

kolesterol yang baik untuk tubuh. Oleh karena itu, para ahli

menyarankan mengonsumsi minyak zaitun satu sendok sehari, baik

secara langsung maupun dipadukan dengan makanan (misalnya

dengan lalap-lalapan).Membubuhkan minyak zaitun pada hidangan

berlemak dapat meminimalisir peningkatan kolesterol yang mungkin

terjadi.37

e. Pembentukan kolesterol

Kolesterol diabsorbsi hampir setiap hari dari saluran

pencernaan, yang disebut dengan kolesterol eksogen, suatu jumlah

yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh disebut kolesterol

endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar

dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh

lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan

kenyataan bahwa ada banyak struktur membrane dari seluruh sel

sebagian disusun dari zat yang berstruktur dasar inti sterol.38

f. Transpor Kolesterol

Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis

oleh hati dan jaringan adipose harus diangkut ke berbagai jaringan dan

37
Basith Muhammad Abdul, Pola Makan Rasulullah (Jakarta: Alfa, 1997), h. 327.
38
a C Guyton and J E Holl, Text Book of Medical Physiology (Philadelphia: Elsevier
Saunders, 2007). h, 125
32

organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma terdiri dari

triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), ester kolesterol

(36%) dan asam lemak bebas (4%).Lipid diangkut di dalam plasma

sebagai lipoprotein. Empat kelompok utama lipoprotein penting yaitu:

kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL ( Low Density

Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein). Kilomikron

mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencernaan dan penyerapan,

VLDL mengangkut triasilgliserol dari hati, LDL menyalurkan kolesterol

ke jaringan, dan HDL membawa kolesterol ke jaringan dan

mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang

dikenal sebagai transport kolesterol terbalik (reverse cholesterol

transport).39

Tabel 2.1 Klasifikasi Kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida

menurut NCEP-ATP III (mmg/dl)

Kolesterol Total
<200 Normal
200-239 Mengkhawatikan
>240 Tinggi
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Suboptimal
130-159 Mengkhawatirkan
>190 Sangat Tinggi
Kolesterol HDL

39
dan Peter A. Mayes Botham Kathleen M., Pengangkutan Dan Penyimpanan Lipid
(Biokimia Harper) (Jakarta: EGC, 2006). h, 76
33

>60 Tinggi
41-59 Mengkhawatirkan
<40 Rendah
Trigliserida
<150 Normal
150-199 Ambang tinggi
200-499 Tinggi
>500 Sangat tinggi

g. Total Kadar Kolesterol

Tidak terdapat garis batas yang absolut mengenai angka dan

ambang batas kadar kolesterol dan lemak dalam darah. Pada hasil

penelitian yang intensif dan dalam jangka waktu yang cukup lama dan

meliputi sejumlah besar populasi atau yang dikenal dengan “longitudinal

study”, para peneliti ilmu kedokteran telah meletakkan pedoman besaran

angka-angka yang sebaiknya digunakan sebgai ambang batas kadar

kolesterol dalam darah. Berikut adalah beberapa institusi yang

merumuskan angka kadar kolesterol dalam darah.

1) National Institute of Health(NIH-USA)

Badan tersebut memberikan angka-angka sebagai berikut:

1) Kadar kolesterol darah yang diinginkan = 200 mg/dl atau –

(Kurang)

2) Kadar kolesterol darah sedang atau ambang batas tinggi

(Borderline high) = 200-239 mg/dl

3) Kadar kolesterol tinggi= lebih dari 240 mg/dl


34

4) Organisasi ini mencapai consensus pada tahun 1994

mengenai kadar kolesterol yang disambungkan dengan

umur dan resiko penyakit jantung coroner (pjk).

Tabel. Hubungan Kadar Kolesterol dengan Risiko PJK


dan Umur

Kadar kolesterol (mg/dl) dan Risiko PJK


Umur Risiko Risiko Risiko
Rendah Moderat Tinggi
20-29 tahun 200 201-220 >220
30-39 tahun 220 221-240 >240
>40 thun 240 241-260 >260

Angka-angka yang di cantumkan NIH digunakan

sebagai acuan diberbagai instansi kesehatan di banyak

Negara. NIH juga telah menyimpulkan bahwa menurunkan

total kolesterol dan LDL dengan diet, berolahraga atau obat

dapat mengurangi terjadinya PJK.

2) Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRIFT) – USA

MRIFT meneliti hubungan antara total kolesterol dengan

PJK. 6 tahun masa penelitian 350.000 laki-laki dewasa berumur

35-57 tahun yang tidak memiliki riwayat serangan jantung.

Penelitian tersebut menunjukan bahwa resiko akibat PJK

dimulai saat meningkatnya secara perlahan-lahan pada kadar

kolesterol 180 mg/dl. Risiko inijuga akan semakin meningkat

pada level kolesterol 200 mg/dl dan menjadi tiga kali lipat pada
35

kadar 245 mg/dl. Untuk menilai tinggi rendahnya kadar LDL

dalam darah standar NIH, yakni sebagai berikut :

1) Kadar LDL yang diinginkan ≤ 130 mg/dl

2) Ambang batas tinggi = 131-159 mg/dl

3) Kadar LDL tinggi ≥160 mg/dl

3) LDL- Kolesterol Jahat

LDL merupakan yang paling banyak mengandung

kolesterol dari semua lipoprotein dan yang merupakan pengirim

kolesterol utama dalam darah.Sel-sel tubuh ini memerlukan

kolesterol untuk dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Sel-

sel ini memperoleh kolesterol dari LDL.Dengan demikian,

walaupun jumlah kolesterol yang bisa diserap sebuah sel ada

batasnya. Oleh karena itu, orang yang mengkonsumsi banyak

lemak jenuh akan memiliki kadar LDL tinggi di dalam darah.

Manfaat dalam memeriksakan LDL tersebut adalah bila

angka total kolesterol sudah ada pada ambang batas tinggi

sehingga perlu dievaluasi lebih lanjut apakah hal itu disebabkan

oleh LDL yang tinggi atau HDL yang tinggi. Sebagian besar (70-

80%) kasus kenyataan diatas disbabkan karena adanya LDL yang

tinggi.Sebaliknya, bila hal itu disebabkan oleh angka HDL yang

tinggi dan LDL rendah maka kondisinya dinyatakan baik-baik saja.

4) HDL- Kolesterol Baik


36

HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan pengendapan

atherosclerosis dalam arteri. Jika kadar HDL dalam darah rendah,

risiko terhadap PJK pun meningkat. Sebaliknya, bila kadar HDL

tinggi maka risiko PJK rendah. Meskipun sebagian besar kolesterol

dalam darah dibawa oleh LDL, tetapi sejumlah kekcil kolesterol

yang dibawa oleh HDL pun akan memberikan pengaruh yang

cukup signifikan. Maka dari itu, pentingnya kita untuk memeriksa

kadar kolesterol HDL, terutama bagi seorang yang memiliki

riwayat keluarga yang mengidap serangan jantung, angina pectoris,

atau stroke. Seperti halnya dengan total kolesterol dan LDL, untuk

menilai tinggi rendahnya kadar HDL digunakan angka standar

NIH. Standar HDL darah :

1) Kadar HDL yang diinginkan > 45 mg/dl

2) Ambang batas rendah = 35-45 mg/dl

3) Kadar HDL terlalu rendah <35 mg/dl40

5) Menurunkan Kadar Kolesterol

Terdapat berbagai mekanisme kandungan-kandungan

dalam tumbuhan untuk menurunkan kadar kolesterol darah,

pada dasarnya kekuatan menuurunkan kadar kolesterol darah


40
Nilawati and Dkk, Care Yourself Kolestrol (Depok: Penerbit Plus, 2008). h, 13-15
37

adalah sedikit banyak di pengaruhi oleh banyak sedikitnya

kandungan itu pada tiap-tiap jenis tanaman. Kandungan dalam

berbagai bagian tumbuhan sangatlah berbeda mulai dari bagian

buah, daun, kulit bahkan bagian akar. Maka dari itu perlu

adanya penelitian atau uji coba secara lebih cermat untuk dapat

memanfaatkan produk-produk alami dari tanaman agar dapat

menanggulangi kadar kolesterol. Vitamin C dan vitamin E

diketahui dapat menurunkaan kadar kolesterol dalam tubuh,

vitamin C akan memecah kolesterol menjadi asam dan garam

empedu sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan disaluran

pencernaan dalam feses. Vitamin E menurunkan kadar

kolesterol dengan cara menghambat pembentukan skualen 2,3

okside dengan cara bereaksi dengan oksigen membentuk alpha

tokoferil kuinon yang bersifat stabil sehingga pada akhirnya

menghambat pembentukan kolesterol.41

h. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kadar Kolesterol

Tinggi kolesterol dalam darah adalah kondisi utama dimana

terdapat banyak kolesterol di dalam darah. Semakin tinggi level

kolesterol dalam darah, semakin besar resiko terjadinya PJK dan

serangan jantung

1. Jenis kelamin

41
Wuryasturati Hastari, Peranan Vitamin E dalam Mencegah Atherosklerosis Akibat
Ransum Lemak Tinggi Pada Tikus Putih (Lemmbaga: Gramedia Pustaka, 1994), h. 6
38

Sebelum umur menginjak usia 60 tahun di dapatkan 1 dari

5 laki-laki dan 1 dari 7 perempuan. Jika dilihat dari angka

perbandingannya menyatakan bahwa, laki-laki memiliki resiko 2-3

kali lebih besar dibandingkan perempuan. Pada beberapa

perempuan dengan pemakaian oral kontrasepsi dan selama

kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Tetapi saat wanita

berenti menstruasi atau menopause akan menurunkan kadar HDL

dalam tubuh, dan ini beresiko menderita Penyakit Jantung Koroner

(PJK). Setelah menopause, LDL pada wanita biasanya meningkat,

dan kolesterol HDL biasanya menurun. Factor lain seperti umur,

jenis kelamin, diet, dan aktifitas fisik juga mempengaruhi level

kolesterol. Level kolesterol HDL dan LDL yang normal akan

mencegah terbentuknya plak di dinding arteri.42

2. Usia

Telah diketahui bahwa proses degeneratif pada penuaan

dapat mengurangi efektivitas metabolisme lemak, yang

menyebabkan kadar kolesterol meningkat seiring bertambahnya

usia.

B. Tinjauan Pustaka

Blood institute, National Heart, High Blood Cholesterol (Departement of Health and
42

Human Services: USA, 2011), h. 65-67


39

Dalam pembuatan proposal ini saya menggali informasi baik buku, jurnal

dan skripsi sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai

kekurangan dan kelebihan yang sudah ada.

1. Jurnal yang ditulis oleh Viskarita FM Ambotuo yang berjudul “ Hubungan

pengaturan Pola makan terhadap Kadar Kolesterol Gula Darah dan Asam

urat”.

Penelitian ini hasilnya rata-rata pola makan yang diberikan oleh si

peneliti dapat menuruni kadar kolesterol, gula darah dan asam urat.

Masyarakat mengonsumsi sayur bayam dengan porsi 3 mangkok dalam

sehari.

Penelitian yang telah dilakukan Viskarita FM Ambuoto dengan

judul hubungan pengaturan pola makan terhadap kadar kolesterol gula

darah dan asam urat, sedagkan dalam penelitian saya mencari hubungan

pola makan dengan kadar kolesterol masyarakat.

2. Jurnal penelitian yang ditulis Winda dkk, dengan judul “ Faktor-faktor

yang berhubungan dengan kadar kolesterol total dalam darah pada petugas

kepolisian di polresta kota kendari tahun 2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kadar kolesterol total dalam darah pada petugas

kepolisian di Polresta Kota kendari tahun 2017. Jenis dari penelitian ini

adalah observasional dengan rancangan Cross Sectional Study. Hasil dari

penelitian ini adalah terdapat 22 responden (88,0%) yang mengalami kadar

kolesterol tinggi hal ini disebabkan karena para petugas kepolisian kurang
40

memperhatikan pola hidupnya. Semakin banyak kita mengkonsumsi

makanan berlemak, maka akan semakin banyak lemak yang tersimpan

dihati yang akan mengakibatkan sintesis kolesterol akan meningkat.

Penelitian yang telah dilakukan Winda dkk, dengan judul “ Faktor-

faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol total dalam darah pada

petugas kepolisian di polresta kota kendari tahun 2017”, sedangkan

penelitian saya mencari terlebih dahulu apakah ada hubungan pola makan

yang dikonsumsi dengan kadar kolesterol masyarakat, dengan

menggunakan jenis penelitian Kuantitatif dengan DesainCross Sectional.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari segala rumusan masalah

dalam penelitian.Rumusan masalah yang dimaksud sudah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan.43

1. Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis Nol

1) Tidak ada hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol

masyarakat kota Bandar lampung

b. Hipotesis alternatif

1) Ada hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol

masyarakat Kota Bandar Lampung

2. Hipotesis Statistik
BAB III

43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), h.64
41

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

desaincross sectional. Desain penelitian menggunakan design cross sectional

merupakan yang memiliki sifat mengambil sampel waktu, sampel prilaku, sampel

kejadian pada saat-saat tertentu saja.44Penelitian kuantitatif bertujuan untuk

menguji teori yang telah berlaku selama ini apakah benar atau salah dan juga

penelitian ini digunakan untuk permasalahan yang sudah jelas.45

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di 20 kecamatan yang ada di Kota

Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Febuari 2019

C. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel Penelitian

44
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 53.
45
Sarmanu, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan Statistika, (Surabaya,
AIrlangga University Press 2012) h 2.
3
42

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti atau

diamati.46 Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat kota Bandar

Lampung dengan jumlah populasi 1.033.803 penduduk. Dari jumlah

populasi ini, akan di bagi kedalam tiga kategori yakni Tua, Dewasa dan

Remaja.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel biasanya di dasari oleh pertimbangan

tertentu, seperti keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat

mengambil sampel yang besar dan jauh. Cara atau teknik dalam penelitian

ini adalah dengan cara (stratified random sampling) dimana cara

pengambilan sampel dengan terlebih dahulu membuat penggolongan atau

pengelompokkan populasi dari karakteristik tertentu. Penelitian ini

mengambil sampel dengan memiliki karakteristik populasi yang di

inginkan oleh peneliti. Dengan kriteria populasi :

a. Usia dimulai dari Muda atau remaja, Dewasa dan Tua

b. Jenis kelamin (Perempuan/ Laki-laki)

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti.Sampel

yang ditentukan harus representatif agar dapat mencerminkan atau

46
Superdi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h
101.
43

mewakili populasi47.Sampel dari penelitian ini adalah Masyarakat Kota

Bandar Lampung dengan jumlah 400 sampel yang dibutuhkan.

Penelitian ini dilakukan di Kota Bandar Lampung yang akan

dibagi ke 20 kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung. Teknik

pengambilan sampel ini adalah Stratified Random Sampling, dengan

tingkat kepercayaan (confidence level) 95% dan toleransi kesalahan

(margin of error) 5%. Sampel yang diambil ditetapkan sebanyak 0,05%

dari jumlah penduduk dengan kelompok umur 10-64 tahun yakni

867.024 jiwa, yang dibagi berdasarkan jenis kelamin dan kedalam

kategori Remaja, Dewasa, dan Tua. Untuk kategori batasan umur Remaja

dalam hal ini adalah 10-24 tahun, yang memiliki jumlah penduduk laki-

laki 140.752 jiwa dan perempuan 142.259 jiwa.Sedangkan, batasan umur

Dewasa dalam hal ini adalah 25-44 tahun, yang memiliki jumlah

penduduk laki-laki 166.426 jiwa dan perempuan 221.296 jiwa.Dan

batasan umur Tua dalam hal ini adalah 45-64 tahun, yang memiliki

jumlah penduduk laki-laki 99.214 jiwa dan perempuan 97.077 jiwa. Jadi,

total jumlah keseluruhan sampel jenis kelamin perempuan dan laki-laki

adalah 403 jiwa, di hitung dengan tingkat kepercayaan (confidence level)

95% dan toleransi kesalahan (margin of error) 5% maka hasilnya adalah

385 jiwa, di bulatkan menjadi 400 jiwa. Adapun rincian sampel sebagai

berikut :

47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2013), h. 109
44

Tabel Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Dirinci Menurut

Kelompok Umur, Dan Jenis Kelamin

Data Terbaru BPS Tahun 2018

Kategori Umur Laki-laki Perempuan


Remaja 10 – 24 140.752 142.259
Dewasa 25 – 44 166.426 221.296
Tua 45 – 64 99.214 97.077
Jumlah 406.392 460.632
Jumlah Total 867.024 Jiwa
Jumlah Sampel 0,05% 403 Jiwa
Jumlah Confidence level 385 Jiwa
95% dan margin of error
5%
dibulatkan menjadi 400 Jiwa

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung

D. Definisi Oprasional Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu variabel independen (pola

makan) dan variabel dependen (Kolesterol)

1. Pola makan

Pola makan atau kebiasaan makan adalah sebuah informasi

yang dapat memberikan gambaran mengenai jumlah, jenis, dan

frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang di setiap

harinya.

Porsi makan merupakan seberapa banyak makanan yang di

konsumsi dalam 1 kali makan. Porsi makan tiap individu jelas

berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan kalori per harinya juga


45

dengan jumlah energi yang dikeluarkan.Kebutuhan kalori juga dilihat

dari berat badan ideal yang dimiliki, setelah itu hitung kalori dasar

perharinya, untuk laki-laki 30kal/kg, sedangkan wanita 25kal/kg.Porsi

sayur dan buah setidaknya harus 5 porsi/ hari (dikombinasikan). Satu

porsi sayur biasanya disatukan dalam satuan gelas, dimana satuan

gelas kira-kira adalah sebanyak 100gr. Sedangkan untuk porsi buah

disebutkan dalam satuan potong, contoh 1 porsi apel sama dengan 1

buah, porsi melon adalah hanya 1 potong saja. Porsi karbohidrat

sebanyak 3-4 porsi. Satu porsi nasi adalah sebanyak 100gr atau 1

centong nasi, satu porsi mie sebanyak 200gram, satu porsi roti

sebanyak 3 iris roti saja, dan 1 porsi kentang adalah 2 buah sedang.

Porsi protein makanan yang sumbernya berasal dari hewani dan juga

nabati sebanyak 2-4 porsi (dikombinasikan).Jika mengkonsumsi ikan

usahakan untuk setidaknya memakan ikan 2-3porsi per minggu. Untuk

porsi ayam 1 porsinya adalah 1 potong atau sekitar 40gr, satu porsi

daging sapi adalah 1 potong atau sekitar 15gr, dan satu porsi ikan

adalah sekitar 30-40gr atau 1 potong. Sedangkan, satu porsi kacang –

kacangan biasanya 2,5 sendok makan (25gr), satu porsi tahu adalah 2

potong (100gr), dan satu porsi tempe dalah 2 potong (50gr).

Jenis makanan merupakan variasi bahan makanan yang jika

dimakan, dicerna, dan diserap sehingga menghasilkan susunan menu

sehat dan seimbang. Jenis makanan yang dikonsumsi harus variatif

dan kaya akan nutrisi. Diantaranya mengandung nutrisi yang


46

bermanfaat untuk tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak serta

vitamin dan mineral.Jenis karbohidrat yang baik dikonsumsi adalah

karbohidrat yang berserat tinggi.Karbohidrat yang berasaldari gula,

sirup dan makanan yang manis-manis sebaiknya dikurangi 3-5 sendok

makan/ hari.Konsumsi protein harus lengkap antara protein nabati dan

protein hewani.

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan

kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama maupun makan

selingan atau cemilan.Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari tiga

makan utama yaitu makan pagi, makan siang, dan makan

malam.Jadwal makan sehari dibagi menjadi makan pagi (sebelum

pukul 09.00), makan siang (jam 12.00-13.00), dan makan malam (jam

18.00-19.00).jadwal makan ini disesuaikan dengan waktu

pengosongan lambung yakni 4-5 jam sehingga waktu makan yang

baik adalah dalam rentang waktu ini sehingga lambung tidak

dibiarkan kosong terutama dalam waktu yang lama.

2. Kolesterol

Kolesterol merupakan jenis lemak utama yang diproduksi

tubuh secara alami di dalam hati (liver), sebagaimana kita bisa

memperolehnya saat makan. Kolesterol dapat ditemukan pada produk-

produk makanan hewani seperti lemak, otak, telur, susu, keju, dan

minyak samin. Tapi tidak terdapat di berbagai makanan nabati.Kuning


47

telur dianggap sebagai makanan yang paling kaya kolesterol. Faktor

yang mempengaruhi kadar kolesterol :

a. Jenis kelamin

Sebelum umur menginjak usia 60 tahun di dapatkan 1 dari

5 laki-laki dan 1 dari 7 perempuan. Jika dilihat dari angka

perbandingannya menyatakan bahwa, laki-laki memiliki resiko 2-3

kali lebih besar dibandingkan perempuan. Pada beberapa

perempuan dengan pemakaian oral kontrasepsi dan selama

kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Tetapi saat wanita

berenti menstruasi atau menopause akan menurunkan kadar HDL

dalam tubuh, dan ini beresiko menderita Penyakit Jantung Koroner

(PJK). Setelah menopause, LDL pada wanita biasanya meningkat,

dan kolesterol HDL biasanya menurun. Factor lain seperti umur,

jenis kelamin, diet, dan aktifitas fisik juga mempengaruhi level

kolesterol. Level kolesterol HDL dan LDL yang normal akan

mencegah terbentuknya plak di dinding arteri.48

b. Usia

Telah diketahui bahwa proses degeneratif pada penuaan

dapat mengurangi efektivitas metabolisme lemak, yang

menyebabkan kadar kolesterol meningkat seiring bertambahnya

usia.

E. Instrumen Penelitian

Blood institute, National Heart, High Blood Cholesterol (Departement of Health and
48

Human Services: USA, 2011), h. 65-67


48

Pada penelitian ini menggunakan sebuah instrumen yang berupa

angket dan alat pengukur kadar kolesterol berupa Easy Touch. Angket yang

diberikan terdapat beberapa aturan pola makan rosulullah yang nantinya akan

di isi oleh responden dan peneliti dapat mengetahui bagaimana pola makan

responden tersebut. Dan Easy Touch yang akan digunakan sebagai alat

pengukur kadar kolesterol.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Angket / kuesioner

Angket / kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang ada

keterkaitan dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun,

dan akan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi

dilapangan49. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pola

makan sehari-hari. Angket ini akan diisi oleh Masyarakat di Kota Bandar

Lampung. Angket ini akan dibagikan ke 20 kecamatan yang ada dikota

Bandar Lampung diantaranya kecamatan, Enggal, Bumi waras, kemiling,

langkapura, teluk betung utara, teluk betung timur, teluk betung barat,

teluk betung selatan, tanjung karang timur, tanjung karang barat, tanjung

karang pusat, rajabasa, labuhan ratu,tanjung senang, sukabumi, sukarame,

kedamaian, panjang, kedaton, wayhalim. Dari masing-masing kecamatan

ada 20 responden yang akan dibagikan angket.

Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT.


49

Bumi Aksara, 2011), h. 76-77


49

Skala pengukuran yang akan digunakan dalam kuesioner ini

menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang atau fenomena

sosial.50 Skala Likert dalam intrumen ini, dengan bentuk pertanyaan :

a. Kuesioner Jenis Makanan

Terdiri dari 15 pernyataan positif dan negatif yang akan diisi

responden, dengan nilai:

Pernyataan Negatif

Selalu: 0

Sering: 1

Kadang-kadang: 2

Jarang: 3

Tidak Pernah: 4

Pernyataan Positif

Selalu: 4

Sering: 3

Kadang-kadang: 2

Jarang: 1

Tidak Pernah: 0

Kategori untuk jenis makanan adalah

0-30= Tidak Baik

31-60= Baik

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 93
50

b. Kuesioner Frekuensi makan

Terdiri dari 6 pernyataan positif dan negatif yang akan di isi oleh

responden dengan nilai:

Pernyataan Negatif

Iya : 0

Tidak: 1

Pernyataan Positif

Iya: 1

Tidak: 0

Kategori untuk frekuensi makan adalah

0-3= Tidak baik

4-6= Baik

c. Kuesioner Porsi makan

Terdiri dari 5 pernyataan positif yang akan di isi oleh responden

dengan nilai:

Iya: 1

Tidak: 0

Kategori untuk porsi makan adalah

0-2= Tidak baik

3-5= Baik

Mapping kuesioner pola makan


51

Validasi angket ini telah divalidasi oleh Dosen ahli gizi. Ada

beberapa poin yang dihapuskan saat kami melakukan validasi, agar

angket yang akan digunakan itu valid.

Kategori Skor Subvariabel Jumlah pernyataan Interpretasi skor


Pernyataan Jenis 15 pernyataan yang Rentang skor
Negatif Makanan terdiri dari 8 0-30= Tidak
Selalu: 0 pernyataan negatif Baik
Sering: 1 dan 7 pernyataan 31-60= Baik
Kadang- positif
kadang: 2
Jarang: 3
Tidak Pernah:
4
Pernyataan
Positif
Selalu: 4
Sering: 3
Kadang-
kadang: 2
Jarang: 1
Tidak Pernah:
0
Pernyataan Frekuensi 6 pernyataan yang Rentang skor
Negatif Makan terdiri dari 3 0-3= Tidak baik
Iya : 0 Pernyataan Positif 4-6= Baik
Tidak: 1 no 1, 3, 5 dan
Pernyataan Pernyataan negatif
Positif no 2, 4, 6
Iya: 1
Tidak: 0

Pernyataan Porsi makan 5 pernyataan yang Rentang Skor


Positif terdiri dari 0-2= Kurang
Iya: 1 pernyataan positif 3-5= Cukup
Tidak: 0

2. Dokumentasi
52

Metode dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan

mencari data yang bersangkutan dengan penelitian yang dilakukan.

Dokumentasi dalam penelitiaan ini digunakan untuk mendapatkan data

tentang pengambilan sampel, serta dokumentasi untuk memeriksa kadar

kolesterol sampel.

3. Analisis Data

Pada penelitian yang sudah dilakukan, jika sudah mendapatkan

hasil data, langkah selanjurnya adalah menganalisis data dengan

menggunakan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat. Analisis Univariat

adalah analisa data yang digunakan dengan menjelaskan secara deskriptif

untuk melihat frekuensi variabel-variabel yang akan diteliti. Analisa

univariat bertujuan untuk melihat gambaran Jenis Kelamin, Usia, Kadar

Kolesterol pada responden. Untuk analisis univariat penyajian datanya

dapat berupa ukuran statistik, tabel dan grafik.Untuk penelitian ini

penyajian datanya menggunakan tabel.Analisis Bivariat digunakan untuk

melihat ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang ada pada

penelitian ini.Setelah data dijadikan kategori, maka tahap selanjutnya

dibentuk sebuah cross tabulation contingency table dengan mencocokan

skor responden tersebut.Kemudian untuk analisis bivariate menggunakan

uji Chisquare pada SPSS.

G. Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis menggunakan uji Chi Square, yang merupakan

perhitungan statistika non parametric yang jenis datanya harus bersifat


53

nominal atau kategorik. Uji chi square ini juga disebut uji hipotesis tentang

asosiasi atau korelasi antara korelasi antara frekuensi observasi dengan

frekuensi harapan yang di dasarkan pada hipotesis tertentu pada setiap

penelitian. Ekspresi matematis tentang distribusi chi square hanya tergantung

pada satu parameter, yaitu derajat kebebasan (degree of freedom).

Adapun rumus uji chi square adalah sebagai berikut :

( Oi−e ) 2 ∑ i. ∑ j
x 2= ∑ ; eij =
i

ei ∑ ij
Keterangan :

x 2 = Nilai chi hitung ∑ i = Jumlah skor aktual


e ij= Frekuensi yang diharapkan ∑ j = Jumlah skor ideal
O i= Skor actual ∑ ij = Skor total
e i= Skor ideal

Dengan kriteria penerimaan :

- Tolak H 0 jika nilai Sig. Chi Square pada output SPSS ≤ dari 0,05 (α)

- Terima H 0 jika nilai Sig. Chi Square pada output SPSS > dari 0,05 (α)
54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang “Hubungan Pola

Makan dengan Kadar Kolesterol Masyarakat Kota Bandar Lampung” diperoleh

data sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 1.
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) %


Perempuan 200 50
Laki-Laki 200 50
Total 400 100
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Distribusi Responden menurut jenis kelamin menunjukan bahwa

jumlah untuk responden perempuan dan laki-laki memiliki jumlah yang

sama. Dilihat dari banyaknya sampel yakni 400 sampel, dibagi

berdasarkan kategori jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1.


55

Tabel 2.
Distribusi Responden Menurut Usia

Usia Jumlah (n) %


10-24 Tahun 160 40
Remaja
25-44 Tahun 160 40
Dewasa
45-65 Tahun 80 20
Tua
Total 400 100
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Distribusi responden menurut usia, dalam ketentuan sampel yang

dibutuhkan yaitu 0,05% dari jumlah Populasi yang ada, maka diperoleh

400 responden yang dimana dibagi kedalam tiga kategori yaitu sebanyak

40% (n=160) responden dalam kategori Remaja, 40% (n=160) responden

dalam kategori Dewasa, dan 20% (n=80) responden dalam kategori Tua.

Dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 3.
Distribusi Responden Menurut Jenis Makanan

Jenis Makanan Jumlah (n) %


Baik 312 78%
Tidak Baik 88 22%
Total 400 100%
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Tabel 4.
Distribusi Responden Menurut Frekuensi Makan
56

Frekuensi Jumlah (n) %


Makan
Baik 253 63%
Tidak Baik 147 37%
Total 400 100%
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Tabel 5.
Distribusi Responden Menurut Porsi Makan

Porsi Makan Jumlah (n) %


Tidak Baik 101 25%
Baik 299 75%
Total 400 100
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Jenis makanan yang dikonsumsi, Frekuensi makan dan Porsi

makan yang diterapkan sehari-hari oleh responden berdasarkan hasil

penelitian dapat diperoleh data yang ada pada Tabel 3,4 dan 5.

Tabel 6.
Distribusi Responden Menurut Kadar Kolesterol

Kadar Jumlah (n) %


Kolesterol
Normal 311 78%
Batas Tinggi 72 18%
Tinggi 17 4%
Total 400 100%
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Dalam Kadar Kolesterol ini, dibagi dalam tiga tingkatan yaitu

Normal (<200), Batas tinggi (200-239) dan Tinggi (>240).

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden

dengan kadar kolesterol normal yaitu sebanyak 311 responden (78%),

yang memiliki kadar kolesterol di batas tinggi sebanyak 72 responden


57

(18%), dan sedangkan responden yang memiliki kadar kolesterol

tinggi sebanyak 17 rsponden (4%).

2. Analisis Bivariat

Hubungan antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol diketahui

menggunakan uji Chi-square, pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05.

Syarat uji Chisquare jika tabel kontigensi 2x2 syarat tidak boleh lebih dari

20% jika lebih dari 20% jenis Chisquare yang dipakai adalah Fisher’s Exact

Test, jika kurang dari 20% maka jenis Chisquare yang dipakai adalah Pearson

Chisquare. Syarat uji Chisquare jika tabel kontigensi 2x3 syarat tidak boleh

lebih dari 20% jika lebih dari 20% jenis Chisquare yang dipakai adalah

Likelihood Ratio, jika kurang dari 20% maka jenis Chisquare yang dipakai

adalah Pearson Chisquare. Hasil uji Chi-square disajikan pada tabel di bawah

ini :

Tabel 7.
Hubungan antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol jenis kelamin
perempuan

Kadar Kolesterol
Pola P
Usia Batas
Makan Normal Tinggi (Value)
Tinggi
Baik 53 5 1
Remaja Tidak 0,73
19 2 0
Baik
Baik 43 6 2
Dewas
Tidak 0,39
a 21 5 3
Baik
Tua Baik 23 5 1 0,778
58

Tidak
8 2 1
Baik
Sumber : Data Primer, Juni 2020

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 200 Responden dengan Jenis

Kelamin Perempuan pada usia Remaja yang memiliki hasil pemeriksaan

Kolesterol Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 1 Responden

(0,5%), Kolesterol Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik 0

Responden (0%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang baik

sebanyak 5 Responden (2,5%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola

Makan yang tidak baik sebanyak 2 Responden (1%), Kolesterol Normal

dengan Pola Makan yang baik sebanyak 53 Responden (26,5%),

Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang tidak baik sebanyak 19

Responden (9,5%). Pada usia Remaja hasil uji statistik diperoleh hasil uji

Chisquare dengan jenis yang dipakai adalah Likelihood ratiodikarenakan

hasil tabel lebih dari 20%, dengan nilai p=0,73(p>0,05) sehingga H○

diterima, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungannya antara Pola

Makan dengan Kadar Kolesterol Masyarakat Kota Bandar Lampung.

Pada usia Dewasa yang memiliki hasil pemeriksaan Kolesterol

Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 2 Responden (1%),

Kolesterol Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik 3 Responden

(1,5%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 6

(3%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik

sebanyak 5 (2,5%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang baik

sebanyak 43 Responden (21,5%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan


59

yang tidak baik sebanyak 21 Responden (10,5%). Pada usia ini diperoleh

hasil uji Chisquare dengan jenis yang dipakai adalah Likelihood ratio

dikarenakan hasil tabel lebih dari 20%dengan nilai p=0,39(p>0,05)

sehingga H○ diterima, hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan

antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol.

Pada usia Tua yang memiliki hasil pemeriksaan Kolesterol Tinggi

dengan Pola Makan yang baik sebanyak 1 Responden (0,5%), Kolesterol

Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik sebanyak 1 Responden (0,5%)

Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 5 (2,5%),

Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik sebanyak 2

(1%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang baik sebanyak 23

Responden (11,5%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang tidak

baik sebanyak 8 Responden (4%). Pada usia ini diperoleh hasil uji

Chisquare dengan jenis yang dipakai adalah Likelihood ratio dikarenakan

hasil tabel lebih dari 20%dengan nilai p=0,778 (p>0,05) H○ diterima, hal

ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara Pola Makan dengan

Kadar Kolesterol.

Tabel 8.
Hubungan antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol

Kadar Kolesterol
Pola P
Usia Batas
Makan Normal Tinggi (Value)
Tinggi
Baik 41 6 1
Remaja Tidak 0,013
18 13 1
Baik
Dewas Baik 36 6 0 0,012
60

Tidak
a 23 12 3
Baik
Baik 22 4 2
Tua Tidak 0,707
8 3 1
Baik
Sumber : Data Primer, Juni 2020
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 200 Responden dengan Jenis

Kelamin Laki-laki pada usia Remaja yang memiliki hasil pemeriksaan

Kolesterol Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 1 Responden

(0,5%), Kolesterol Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik 1

Responden (0,5%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang baik

sebanyak 6 Responden (3%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan

yang tidak baik sebanyak 13 Responden (6,5%), Kolesterol Normal

dengan Pola Makan yang baik sebanyak 41 Responden (20,5%),

Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang tidak baik sebanyak 18

Responden (9%). Pada usia Remaja hasil uji statistik diperoleh hasil uji

Chisquare dengan jenis yang dipakai adalah Pearson Chisquare

dikarenakan hasil tabel kurang dari 20%dengan nilai p=0,013 (p<0,05)

sehingga H○ ditolak Hα diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungannya antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol.

Pada usia Dewasa yang memiliki hasil pemeriksaan Kolesterol

Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 0 Responden (0%),

Kolesterol Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik 3 Responden

(1,5%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 6

(3%), Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik

sebanyak 12 (6%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang baik


61

sebanyak 36 Responden (18%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan

yang tidak baik sebanyak 23 Responden (11,5%). Pada usia ini diperoleh

hasil uji statistic hasil uji Chisquare dengan jenis yang dipakai adalah

Pearson Chisquare dikarenakan hasil tabel lebih dari 20%dengan nilai

p=0,012 (p<0,05) sehingga H○ ditolak Hα diterima, hal ini menunjukan

bahwa terdapat hubungan antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol.

Pada usia Tua yang memiliki hasil pemeriksaan Kolesterol Tinggi

dengan Pola Makan yang baik sebanyak 2 Responden (1%), Kolesterol

Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik sebanyak 1 Responden (0,5%)

Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang baik sebanyak 4 (2%),

Kolesterol Batas Tinggi dengan Pola Makan yang tidak baik sebanyak 3

(1,5%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang baik sebanyak 22

Responden (11%), Kolesterol Normal dengan Pola Makan yang tidak baik

sebanyak 8 Responden (4%). Pada usia ini diperoleh hasil uji statistic hasil

uji Chisquare dengan jenis yang dipakai adalah Likelihood ratio

dikarenakan hasil tabel lebih dari 20%dengan nilai p=0,707 (p>0,05)

sehingga H○ diterima, hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan

antara Pola Makan dengan Kadar Kolesterol.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Pola Makan dengan Kadar

Kolesterol terhadap 400 Responden Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa

sebagian besar (78%) responden memiliki kadar kolesterol yang Normal,


62

kemudian (18%) responden memiliki kadar kolesterol batas tinggi, dan (4%)

responden yang memiliki kadar kolesterol Tinggi. Selain itu dari adanya 400

Responden menunjukan pula bahwa sebagian besar memiliki pola makan yang

baik sebanyak (78%) Responden, dan sisanya sebanyak (22%) responden

memiliki pola makan yang tidak baik.

Pada bagian ini akan dibahas tentang Hubungan Pola Makan dengan

Kadar Kolesterol masyarakat Kota Bandar Lampung. Variabel dalam penelitian

ini yaitu variabel bebas berupa Kolesterol dan variabel terikatnya Pola Makan.

1. Gambaran Umum Responden

Jenis kelamin pada responden dibedakan menjadi laki-laki dan

perempuan.Sebagian besar pasien yang beresiko kolesterol tinggi berjenis

kelamin perempuan.Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kolesterol.Secara umum perempuan lebih banyak

menderita kolesterol dibandingkan laki-laki.Hal ini dikarenakan

perempuan memiliki perilaku konsumsi tidak sehat, seperti pola makan

yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.51Laki-

laki menunjukkan penurunan kolesterol yang signifikan selama masa

remaja, dikarenakan adanya pengaruh hormone testosterone yang

mengalami peningkatan pada masa itu. Laki-laki dewasa diatas 20 tahun

umumnya memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Perempuan sebelum menopause memiliki kadar kolesterol yang lebih

rendah dibandingkan laki-laki dengan usia yang sama. Namun setelah

Muliani Bertalina, ‘HUBUNGAN POLA MAKAN, ASUPAN MAKANAN DAN


51

OBESITAS SENTRALDENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH


BANDAR LAMPUNG’, Kesehatan, VII (2016), 40.
63

menopause kadar kolesterol perempuan cenderung meningkat. 52Faktor

makanan sehari-hari dan berat badan Kolesterol biasanya berasal dari

lemak hewani seperti daging kambing, walaupun tidak sedikit dari lemak

nabati seperti santan dan minyak kelapa.Beberapa makanan yang selama

ini dipercayai sehat seperti telur juga mengandung kolesterol serta

kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan

HDL.53

Umur adalah usia responden yang dilihat dari tanggal lahir

responden. Sebagian besar pasien yang mengalami kolesterol tinggi

berdasarkan usia adalah pada kelompok usia >24 tahun. Berkurangnya

elastis ini, mengakibatkan daerah yang dipengaruhi tekanan sistolik akan

menyempit sehingga tekanan darah meningkat. Banyak peneliti yang

mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia kemampuan reseptor LDL

akan menurun sehingga kadar LDL didalam darah akan meningkat dan

akan berdampak pada proses terjadinya penyumbatan pada pembuluh

darah coroner.54 Semakin bertambahnya usia manusia, semakin meningkat

juga kadar kolesterolnya.

2. Pola Makan

Hubungan pola konsumsi dengan kolesterol, dilihat dari sumber

bahan makanan pokok yang beresiko meningkatkan tekanan darah yaitu

mie, roti, makanan gorengan (Pisang, bakwan dll) dan biskuit.Beberapa


52
Sohor Kecamatan and others, PENGARUH KONSUMSI BAWANG PUTIH TERHADAP
KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA (Studi Di Desa Handil,
Jurnal Borneo Cendekia, 2019, III.
53
Rusita Yustiana dewi, Terapi Herbal Buah Dan Sayur 10 Penyakit Berbahaya, Jateng
(Galmas Publisher, 2017). Hal 165
54
Pencegahan Dan Penyakit Jantung Koroner (jakarta: binarupa aksara, 2010). h 78
64

bahan makan sumber protein hewani yang sering dikonsumsi dan beresiko

meningkatkan tekanan darah yaitu ayam berlemak, telur dan makanan

yang mengandung natrium.Dari hasil yang dilihat rata-rata responden yang

mengalami kolesterol batas tinggi dan kolesterol tinggi, mengkonsumsi

makanan yang dimasukkan ke dalam kategori pernyataan negatif.Peneliti

sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pola makan (jenis makanan) yang dikonsumsi dengan kolesterol. 55Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan

bahwa ada hubungan makan yang memicu kolesterol yaitu makanan yang

mengandung natrium dan telur.56

Protein hewani merupakan salah satu faktor resiko terjadinya

kolesterol.Konsumsi protein dalam makanan sehari-hari itu dianjurkan

yaitu 1/3 bagian protein yang dibutuhkan berasal dari protein

hewani.57Sebagian responden juga mengonsumsi makanan yang

dianjurkan seperti daging dan ikan maksimal 100gr dan telur maksimal 1

butir sehari.Sangat diperlukan peningkatan peran dan kerjasama seluruh

tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan mengenai penyakit

kolesterol melalui konsultasi gizi terutama mengenai asupan zat

gizi.Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang paling

banyak dikonsumsi oleh responden adalah ayam, ikan dan


55
Saban dkk, ‘Hubungan Pola Makan Dengan Kejadia Hipertensi Pada Lansia Di Klnik
Rawat Jalan Di RS Daerah Kota Tidore Kepulauan E-Ners’, Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia
Manado Bekerjasama Dengan Fakultas Kedokteran, 2 (2016), 33.
56
Siti Widyaningrum, ‘Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia’, Jurnal Kesehatan, 1 (2017), 23.
57
Muliani Bertalina, ‘HUBUNGAN POLA MAKAN, ASUPAN MAKANAN DAN
OBESITAS SENTRALDENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH
BANDAR LAMPUNG’, Kesehatan, VII (2016), 40.
65

telur.Berdasarkan hasil penelitian responden yang tekanan darahnya tinggi

sejalan dengan asupan protein hewani yang kurang baik. 58Kebiasaan

mengonsumsi protein hewani melebihi asupan yang dianjurkan.Konsumsi

sumber protein hewani dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan

resiko tekanan darah, dikarenakan kandungan lemak jenuh dan

kolesterolnya lebih tinggi dari pada sumber protein nabati.59

Dalam penelitian yang dilakukan telah difokuskan pada jenis

makanan yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol yaitu jenis makanan

yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan jenis makanan yang dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Jenis makanan yang dapat

meningkatkan kadar kolesterol diantaranya, makanan berjenis seafood,

telur kuning, jeroan, keju, daging merah, makanan mengandung santan,

ice cream, serta makanan yang mengandung natrium. Jenis makanan yang

dapat menurunkan kadar kolesterol diantaranya, madu, ikan tuna/ikan

salmon, susu kedelai, minyak zaitun, sayur-sayuran, bawang merah dan

bawang putih mentah, dan teh hijau.

Air merupakan minuman inti dan unsur organic yang sangat

penting, yang menjadikan tubuh mampu menjalankan tugas dan fungsi

alaminya, dan memisahkan diri dari zat-zat beracun dalam bentuk air seni

dan keringat. Allah swt berfirman :



58
Bertalina, ‘HUBUNGAN POLA MAKAN, ASUPAN MAKANAN DAN OBESITAS
SENTRALDENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR
LAMPUNG’.Vol vii, No 1, 2016. H 34
59
kurniawan anie, ‘Gizi Seimbang Untuk Cegah Hipertensi’, Http://Www.Gizi.Net, 2010,
p. 55.
66

30. dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui

bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan

segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?

(QS. Al- anbiyaa:30)

Kebutuhan manusia akan lemak juga sangat besar karena lemak

bukan hanya sebagai unsur makanan tetapi juga sebagai penjaga tubuh,

dimana ia akan masuk ke dalam jaringan sel. Lemak yang baik dalam

makanan adalah minyak nabati, seperti minyak zaitun dan minyak

matahari sebagainya yang tidak dicampur atau diproses dengan

menggunakan bahan kimia. Keju dengan berbagai macam jenisnya tidak

membahayakan tubuhn akan tetapi jangan mengkonsumsi keju yang tidak

dikemas dengan nilon. Buah-buahan yang kaya akan vitamin, gula yang

dibutuhkan oleh tubuh sangat penting untuk dikonsumsi. Agar tubuh

menyerap secara sempurna unsur-unsur gizi yang ada dalam buah-buahan

ini, kami sarankan untuk memakannya sebelum sarapan atau jauh dari

waktu makan.60

Mengonsumsi susu kedelai sebanyak 430ml/hari sekali sehari

dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dalam pola makan

rosulullah juga menjelaskan bahwa mengonsumsi bawang merah dan putih

mentah juga bagus dalam menurunkan kolesterol.Kandungan kimia dalam

as sayyid Abdul Basith Muhammad, ‘Pola Makan Rasulullah’, in At Taghdziyah An-


60

Nabawiyah(Jakarta: Almahira, 2006), h. 278


67

bawang putih terutama allicin yang menghambat enzim HMG-KoA dalam

pembentukan kolesterol dalam hati.61

Dalam bahasa arab disebut dengan fuum. Ada sebuah hadits yang

menyebutkan : “Makanlah bawang putih dan berobatlah dengannya,

karena di dalamnya terkandung obat untuk 70 penyakit”. Bawang putih

merupakan buah yang biasa digunakan untuk kepentingan pengobatan.

Bawang putih memiliki khasiat pengobatan yang besar, karena didalamnya

terkandung unsur minyak yang mudah menguap dan unsur-unsur sulfat.

Hasil penelitian yang bisa dilihat pada tabel 3 yaitu Distribusi

responden berdasarkan jenis makanan yang menunjukkan bahwa 312

responden (78%) memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang baik,

dan 88 responden (22%) memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan

yang tidak baik.

Pada saat seseorang yang selalu melakukan kegiatan makan dalam

sehari baik makanan utama maupun makanan selingan disebut frekuensi

makan.Ada tiga bagian frekuensi makan dalam sehari yaitu, makan pagi,

makan siang, dan makan malam.Jadwal makan sehari dibagi makan pagi

(sebelum pukul 09.00), makan siang (jam 12.00-13.00), dan makan malam

(jam 18.00-19.00).Oleh karena itu, yang terbaik adalah makan tiga kali

sehari untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dan hendaklah memberi jarak

antara satu makan dengan makan lainnya tidak kurang dari 4 atau 5 jam,

inilah mungkin waktu yang dibutuhkan oleh system pencernaan untuk

61
setiawan adi, dkk. Pengaruh Konsumsi Bawang Putih terhadap kadar kolesterol pada
penderita hiperkolesterolemia. jurnal burneo cendekia, vol 3 No.1 2019, h 16.
68

dapat mencerna makanan. Saat ingin tidur berilah jarak antara waktu

makan malam dengan waktu tidur tidak kurang dari dua jam. Disarankan

menurut rosul tidak mengkonsumsi makanan apapun antara dua jam

tersebut, kebiasaan makan yang baik harus diterapkan dengan tepat

waktunya. Distribusi Responden berdasarkan frekuensi makan dapat

dilihat pada tabel 4, terdapat 253 responden (63%) memiliki frekuensi

makan yang baik, dan 147 responden (37%) memiliki frekuensi makan

yang tidak baik.

Porsi makan merupakan banyaknya makanan yang dikonsumsi

dalam satu kali makan.Porsi makan yang dikonsumsi oleh masing-masing

individu sangatlah berbeda, tergantung berapa banyak gizi dan kalori yang

dibutuhkan tubuh. Pada tabel 5 yakni distribusi responden berdasarkan

porsi makan terdapat 299 responden (75%) memiliki porsi makan yang

baik, dan 101 responden (25%) memiliki porsi makan yang tidak baik.

3. Kolesterol

Zat didalam tubuh yang berguna untuk pembentukan dinding sel,

garam, empedu, hormone dan vitamin D serta sebagai penghasil energy

disebut kolesterol.Untuk kolesterol normal itu berada diangka <200 atau

≤200, batas tinggi 200-239, dan tinggi >240.Dari 400 responden yang

telah diperiksa, dapat dilihat pada tabel 6. Distribusi responden

berdasarkan kadar kolesterol yaitu, sebanyak 311 responden (78%)

memiliki kadar kolesterol normal, 72 responden (18%) memiliki kadar


69

kolesterol batas tinggi dan 17 responden (4%) memiliki kadar kolesterol

tinggi.

Asam lemak jenuh adalah salah satu faktor resiko terjadinya

kolesterol.Hal ini dikarenakan kebiasaan mengonsumsi lemak jenuh erat

kaitannya dengan peningkatan berat badan yang beresiko terjadinya

kolesterol.Konsumsi lemak jenuh meningkatkan resiko ateroclerosis

yangberkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Kandungan asam lemak tak

jenuh pada angket ini terdapat susu kedelai yang lebih besar serta tidak

mengandung kolesterol. Mengonsumsi isoflavon merupakan salah satu

upaya pencegahan hiperkolesterolemia dengan cara menurunkan kadar

kolesterol total, kolesterol LDL dan mengurangi penggumpalan darah

sehingga dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung dan stroke. 62

Makanan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme dan

menghasilkan adenosine triphosphate (ATP). ATP merupakan energy

untuk melakukan aktivitas fisik. Pembentukan ATP juga disesuaikan

dengan kebutuhan, sehingga tidak semua makanan yang dikonsumsi akan

diubah langsung menjadi ATP melainkan ada yang diubah dalam bentuk

kolesterol. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka semakin

banyak kebutuhan ATP dan akan menyebabkan sedikitnya kolesterol total

dan kolesterol Low Denisity Lipoprotein (LDL) serta peningkatan Hight-

Density Lipoprotein (HDL). 63


62
Mira S Andika Prodi and -Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang,
‘PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KOLESTEROL TOTAL PADA
PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK
BUAYA PADANG’, Ilmu Menara, XIII (2019), H 99.
63
setiawan adi, dkk. Pengaruh Konsumsi Bawang Putih terhadap kadar kolesterol pada
penderita hiperkolesterolemia. jurnal burneo cendekia, vol 3 No.1 2019, h 16.
70

Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300 mg/hari.

Kolesterol memiliki peranan utama dalam proses patologis pembentukkan

ateroskelorosis pada pembuluh darah arteri yang penting. 64 Kadar

kolesterol darah merupakan indicator yang paling baik untuk menentukan

apakah seseorang akan menderita penyakit jantung atau tidak. Kadar

kolesterol dalam plasma dapat meningkat apabila mengkonsumsi banyak

lemak.Kebanyakan kolesterol yang terjadi dalam makanan diperoleh dari

kuning telur dan lemak hewani.

4. Hubungan Pola Makan dengan Kadar Kolesterol Masyarakat Kota

Bandar Lampung

Pola makan adalah suatu cara dalam melakukan pengaturan jenis dan

jumlah makanan yang dikonsumsi. Mengatur pola makan sama saja dengan

bagaimana kita hidup sehat, pola makan ini sangat membantu untuk

kesehatan tubuh kita. Pola makan yang baik akan menghasilkan yang baik

pula untuk tubuh kita, jika pola makan yang buruk dikonsumsi secara terus

menerus akan berpengaruh buruk untuk kesehatan tubuh kita. Pola makan

yang berlebihan, mengkonsumsi makanan cepat saji dan seafood dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol.

Angket yang terdapat pada penelitian ini berisi tentang, jenis

makanan yang dikonsumsi, frekuensi makan, dan juga porsi makan yang

dimana dijadikan alat ukur untuk menentukan pola makan responden baik

atau tidak baik.

Bertalina, ‘HUBUNGAN POLA MAKAN, ASUPAN MAKANAN DAN OBESITAS


64

SENTRALDENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR


LAMPUNG’. jurnal kesehatan 2016, vol VII No.1 h 44.
71

a. Distribusi responden jenis kelamin perempuan dengan usia Tua,

Dewasa, dan Remaja

Dari hasil yang dilihat pada tabel hasil didapatkan hasil bahwa tidak

terdapat hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol (p>0,05).

Pola makan yang rata-rata dikonsumsi oleh responden adalah frekuensi

responden dalam mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan

lemak. Makanan tinggi lemak pada penelitian ini meliputi sumber

makanan lemak hewani (Daging, Ati ampela) serta produk olahan

lainnya (gorengan, santan, eskrim dan susu). Menggunakan uji statistic

hi-square diperoleh hasil untuk jenis kelamin Perempuan dengan tiga

kategori usia, ketiganya mendapatkan hasil p>0,05.

b. Distribusi responden jenis kelamin laki-laki dengan usia Tua,

Dewasa, dan Remaja

Dari hasil yang dilihat pada tabel menunjukkan hasil untuk usia

Remaja dan Dewasa memperoleh (p<0,05) tetapi untuk yang usia Tua

memperoleh (p>0,05). Hal itu menunjukkan bahwa dua kategori usia

memperoleh hasil yang signifikan, dapat dikatakan terdapat hubungan

antara pola makan dengan kadar kolesterol, dan untuk yang usia remaja

memperoleh hasil yang tidak signifikan, yang berarti tidak ada

hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol.

Jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh responden dengan

kadar kolesterol tinggi adalah makanan yang bersantan, jeroan, daging

merah berlemak dan juga kuning telur. Banyak responden yang tidak
72

mengatahui bahayanya mengkonsumsi telur secara berlebihan, kuning

telur sangat cepat sekali untuk menaikan kadar kolesterol. Telur

merupakan makanan yang kaya akan kolesterol, terlebih-lebih

kuningnya, untuk itu responden dianjurkan untuk membatasi konsumsi

telur, cukup 2 butir saja dalam seminggu.

Frekuensi makan yang tidak teratur juga sangat berpengaruh

terhadap peningkatan kadar kolesterol. Untuk usia remaja dan dewasa

baik perempuan atau laki-laki memiliki kebiasaan frekuensi makan yang

buruk, banyak sekali yang diantara mereka melewati waktu makan yang

ditentukan.

Hasil yang tidak signifikan pada penelitian ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu karakteristik responden yang dimana masih

salah dalam memahami angket yang diberikan walau sudah dijelaskan

sejelas mungkin.Selain itu juga responden banyak mengkonsumsi pola

makan yang tidak baik tetapi lupa berapa frekuensinya.Jenis makanan

yang dicantumkan diangket juga disesuaikan dengan pola makan

rosulullah, dan banyak responden yang belum sesuai mengonsumsi

makanan seperti rosulullah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah cara

pengolahan lauk pauk yang kurang bervariasi, dimana cara

pengolahannya digoreng mengandung lemak trans. Lemak tersebut akan

membuat seseorang yang mengkosumsinya hanya merasa kenyang

walaupun dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Hal tersebut disebabkan

oleh sebagian responden yang kurang mendapatkan informasi gizi


73

dibuktikan dengan sebagian responden yang belum melakukan konsutasi

gizi. Selain itu terdapatnya hasil penelitian yang tidak sejalan dengan

teori biasa terjadi karena, selama dilakukannya penelitian tidak

diperhatikan penyebab-penyebab lain yang dapat mempengaruhi kadar

kolesterol.65

65
Sri Ujiani Jurusan, Analis Kesehatan, and Poltekkes Tanjungkarang, HUBUNGAN
ANTARA USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KADAR KOLESTEROL PENDERITA
OBESITAS RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG, jurnal kesehatan 2015, vol VI No
1 h 45,.
74

DAFTAR PUSTAKA

Anita Fitria, Dessy Hermawan, Handoko, “Hubungan Kadar Kolesterol Dengan


Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Gedung Air Kota Bandar Lampung”,
Jurnal Kesehatan Holistik. Vol. 9, No.3 (Juli 2015)

Alodiea Yoeantafara, Santi Martini, “Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar


Kolesterol Total”, Jurnal MKMI, Vol.13 No.4, (Desember, 2017)

Agus Hendra Al Rahmat, “Pengaruh Pemberian Konseling Gizi terhadap


Penurunan Kadar Kolesterol Darah”, Jurnal Kesehatan. Vol.9 No. 2 ISSN
2086 -7751(Print), ISSN 2548-5695 (online), (Agustus 2018)

Arinda Veratamala, Yusra Virdaus, “Berapa Banyak Porsi Makan yang cukup
dalam sehari?, tersedia di :
https://hellosehat.com/hidupsehat/nutrisiberapabanyak-porsi-makan-yang
cukup/ (6 september 2017)

Abdul Basith Muhammad as - Sayyid, at Taghdziyah an-Nabawiyah (Jakarta:


Almahira, 2006)

Adi setiawan, dkk. Pengaruh Konsumsi Bawang Putih terhadap kadar kolesterol
pada
penderita hiperkolesterolemia. jurnal burneo cendekia, vol 3 No.1 2019,
Ari Wulandari, Mumpuni yekti, Cara jitu menjaga Kolesterol (Yogyakarta: Andi,
2011)

Almatzier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005)

Alhafidz, Ahsin W, Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2013)

Barasy, Mary A, At a Glance Ilmu Gizi (Jakarta: Erlangga, 2009)

Bertalina, Muliana ‘HUBUNGAN POLA MAKAN, ASUPAN MAKANAN


DAN OBESITAS SENTRALDENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG’, Kesehatan, VII (2016),

Blood institute, National Heart, High Blood Cholesterol (Departement of Health


and Human Services: USA, 2011
75

Dewi Rusnita, Terapi Herbal Buah Dan Sayur 10 Penyakit Berbahaya, Jateng
(Galmas Publisher, 2017).

Depkes RI, Gaya Hidup Sehat (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2002)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka,
2005)

Guyton, Hall, Text Book of Medical Psysiology (Philadelphia: Elsevier Saunders,


2007)

Hadikusumo, Putranto, Joko, Pembangunan Gizi untuk Kualitas Sumber Daya


Manusia (Bandung: PT. Puri Delco, 2010)

Hardiansyah, “Anjuran Minum Air 8 Gelas Sehari tak Menyesatkan” (On-Line),


tersedia di :
http://health.kompas.com/red/2011/07/19/11395784. Diakses
pada tanggal 20 Oktober 2015 Pukul 13.20 WIB

Hastari Wuryasturati, Peranan Vitamin E dalam Mencegah Atherosklerosis


Akibat Ransum Lemak Tinggi Pada Tikus Putih (Lemmbaga: Gramedia
Pustaka, 1994)

Iman, Soeharto, Serangan jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan
kolesterol (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004)

Kartikawati, Erni Ch, Panduan Praktis Kolesterol dan Asam urat (Ungaran: V
media, 2012)
Lehninger, Albert L, Dasar-Dasar Biokimia (Jakarta: Erlangga, 1982)

Mayasari, Achmad Farich, Lolita Sary, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kejadian Hipertensi pada Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) Di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Kota Bandar Lampung”,
Jurnal Kesmas, ISSN 2581-2858

Muray et.al, Pengangkutan dan penyimpanan Lipid. Biokimia Harper (Jakarta:


EGC,2006)

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2011)

Nuraini, Dini Nuris, Terapi Makanan Upaya Pencegahan Penyakit melalui Pola
Makan dan Pola Hidup yang Sehat (Yogyakarta: Gava Media, 2013)

Oktaviani, Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Mahasiswa S1


keperawatan Program A FISKES UPN Veteran, (Universitas
76

Pembangunan Nasional Veteran: 2011)

Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati, Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan
Gizi Kesehatan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2010)

Proverawati, atikah dan Erna Kusuma Wati, PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) (Yogyakarta: Nuha Medika, 2012)

Rinda Binugraheni, et. al. “Pemeriksaan Kolesterol Pada Lansia Penderita


Hipertensi di RW 13 Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta”. JurnalPengabian Kepada Masyarakat, Vol. 3 No.1 ISSN
2598-0912 (Mei 2019)

Sarmanu, Metodologi Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan statistika (Surabaya:


Airlangga University Press, 2012)

Sediaoetama, Achmad Djaeni, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi (Jakarta:
Dian Rakyat, 2008)

Sri Nilawati, Diah Krisnatuti ,Care Youre Self Kolesterol (Depok: Penerbit Plus,
2008)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008)

Sutanto, Pencegahan Dan Penyakit Jantung Koroner (jakarta: binarupa aksara,


2010).

Superdi, Metodologi penelitian ekonomi dan bisnis, (Yogyakarta: UII Press, 2005)

Sukardi, Metodelogi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya, (Jakarta:


PT. Bumi Aksara, 2011)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus


Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)

Wahyono Teguh, Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20 (Jakarta: Penerbit PT


Elex Media Komputindo, 2012)

Winda, Nani yuniar, Cece Suriani Ismail, “faktor-faktor yang berhubungan


dengan kadar kolesterol Total dalam darah pada Perugas Kepolisian di
Polresta Kota Kendari Tahun 2017”.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, Vol. 2 No. 7 (Agustus 2017)

Yuni Andriani, Nela Andriani, et.al, “Pengaruh Jus Buah dan Ekstrak Daun
Srikaya Terhadap Kadar Asam Urat dan Kolesterol Darah”.Jurnal
Katalisator, Vol3. No.2, ISSN(online): 2502-0943 (Maret 2018)
77

Anda mungkin juga menyukai