FILSAFAT ILMU
Dosen pengampuh:
Oleh :
Salti Saiful
03071811035
B/IV
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
1. Contoh masing-masing bidang kajian filsafat ontology,epistomologi dan aksiologi
Contoh Lain ialah ontology tentang sahabata kita, kita mengenal sahabat kita ketika SD.
Kemudian berpisah dan ketemu lagi 15 tahun berikutnya. Secara fisik sahabat kita
berubah(mungkun makin tua, makin gemuk), tetapi ada sesuatu yang tetap dalam dirinya.
Sesuatu yag tetap yang mengenal dan tahu bahwa ia adallah sahabat kita (bukan yang lain)
meskipun secara fisikia berybah. Itulah disebut ontology dari sahabat kita
Rasionalisme
Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio atau
akal (Harun Hadiwijono, 1980)
Metode yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu suatu penalaran yang mengambil
kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat umum untuk diterapkan kepada hal-hal yang
bersifat khusus
Tokoh-tokoh filsafat dari mazhab rasionalisme diantaranya adalah Rene Descartes, Blaise Pascal,
Baruch Spinoza.
Tokoh rasionalisme yang sangat berpengaruh adalah Rene Descartes yang disebut juga bapak
filsafat modern. Salah satu pernyataan paling populer dari Descartes adalah cogito ergo sum, yang
artinya aku berpikir maka aku ada.
Empirisme
Mazhab ini muncul sezaman dengan rasionalisme yaitu pada abad 17.
Metode yang dipercayai adalah induktif, yaitu suatu penalaran yang mengambil kesimpulan
dari suatu kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada hal-hal yang bersifat
umum
Beberapa tokoh dari aliran ini diantaranya adalah Thomas Hobbes, John Locke dan David
Hume.
Thomas Hobbes misalnya berpendapat bahwa pengalaman adalah awal dari semua
pengetahuan. Hanya pengalamanlah yang memberi kepastian. Filsafat harus diarahkan
kepada fakta-fakta yang diamati, dengan maksud untuk mencari sebab-sebab terjadinya
sebuah realitas.
Idealisme
Kata idealisme pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz, seorang filosof Jerman
pada pertengahan abad 17.
Idealisme berpendat bahwa seluruh realitas itu bersifat spiritual/psikis, dan materi yang
bersifat fisik sebenarnya tidak ada.
Idealisme di Jerman memuncak pada pemikiran George Wilhelm Friedrech Hegel (1770-
1831).
Menurut Hegel, yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan diri di dalam alam, agar dapat
sadar akan dirinya sendiri.
Filsafat Hegel menggunakan metode dialektik, yaitu suatu metode yang mengusahakan
kompromi dari keadaan yang berlawanan. Bentuknya adalah tesa, antitesa dan sintesa
Positivisme
Positivisme berpendapat bahwa pemikiran filsafat berpangkal dari apa yang telah diketahui,
yang faktual, yang positif. Sehingga sesuatu yang sifatnya metafisik ditolak.
Beberapa tokoh dari aliran ini antara lain August Comte, John Stuart Mill dan Herbert S
pencer.
August Comte menyatakan bahwa perkembangan pemikiran manusia, baik sebagai pribadi
maupun manusia secara keseluruhan meliputi tiga zaman, yaitu: zaman teologis, zaman
metafisis dan zaman positif.
Pragmatisme
Mazhab ini muncul pada awal abad 20.
Mazhab ini mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai
benar dengan membawa akibat yang bermanfaat secara praktis.
Beberapa pemikir dari aliran ini adalah William James dan John Dewey.
John Dewey misalnya, menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan garis-garis
pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu filsafat tidak boleh
tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tidak ada faedahnya.
Eksistensialisme
Eksistensialisme berkembang pada abad 20.
Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada
eksistensi.
Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia. Cara berada manusia dalam dunia
berbeda dengan cara berada benda-benda. Benda-benda berada dengan tidak sadar tanpa
hubungan. Sedangkan manusia berada di dunia justru berhubungan dengan sesama manusia
dan berhubungan dengan benda-benda.
Beberapa pemikir dari aliran ini adalah Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers dan
Gabriel Marcel.
Tetapi pada umumnya sumber utama dari filsafat eksistensialisme adalah Soren
Kierkegaard.
Menurut Sartre misalnya, ada atau yang ada itu dapat dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu ada yang hidup dan berada bagi dirinya sendiri (etre pour-soi) dan kedua, sebagai ada
yang identik dengan dirinya, tidak aktif, tidak pasif, tidak afirmatif, dan tidak negatif (etre
en-soi)
Manusia pada hakekatnyanya adalah spiritual. Yang ada adalah jiwa atau roh,yang lain
adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jiwa dari ikatan semu. Pendidikan
adalah untuk mengaktualisasi diri. Pandangan ini dianut oleh kaum Idealis,Scholastik,dan
bebrapa Realis.
2) Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan kebenaran, Ada lima
sumber pengetahuan yaitu :