Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme dan pencegahan karies

Karies adalah penyakit multifaktorial. Penyebabnya adalah fluktuasi pH pada plak bakteri, tetapi
ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebersihan mulut, diet, fluoride dan aliran saliva. Selain
itu sejumlah variabel lainnya adalah penting seperti kelas sosial, pendapatan, pendidikan, pengetahuan,
sikap dan tingkah laku.
Berikut adalah representasi diagram dari proses karies.
Menyatakan bahwa prosesnya tidak selalu progresif. Ketika kekuatan destruktif lebih besar daripada
kekuatan reparatif saliva, prosesnya akan progress. Sebaliknya, jika kekuatan reparatif lebih besar
daripada kekuatan destruktif, proses akan ditahan.

Karbohidrat dan plak yang dapat difermentasi harus ada permukaan gigi untuk jangka waktu
minimum agar asam terbentuk dan menyebabkan demineralisasi email gigi. Karbohidrat ini
menyediakan bakteri plak dengan substrat untuk produksi asam dan sintesis extracelluar polisakarida.

Proses remineralisasi dapat terjadi jika pH di netralkan dan terdapat ion Ca2+ dan PO43- dalam
jumlah yang cukup. Pelarutan apatit dapat menjadi netral dengan buffering, dengan kata lain Ca2+ dan
PO43- pada saliva dapat mencegah proses pelarutan tersebut. Ini dapat membangun kembali bagian-
bagian kristal apatit yang larut. Selama erupsi gigi terdapat proses mineralisasi berlanjut yang
disebabkan adanya ion kalsium dan fosfat dalam saliva. Pada mulanya apatit enamel terdiri atas ion
karbonat dan magnesium namun mereka sangat mudah larut bahkan pada keadaan pergantian, yakni
hidroksil dan floride menggantikan karbonat dan magnesium yang telah larut, menjadikan email lebih
matang dengan resistensi terhadap asam yang lebih besar.
Tingkat kematangan atau resistensi asam dapat ditingkatkan dengan kehadiran flouride. Pada
saat pH menurun, ion asam bereaksi dengan fosfat pada saliva dan plak (atau kalkulus), sampai pH kritis
disosiasi HA tercapai pada 5,5. Penurunan pH lebih anjut menghasilkan interaksi progresif antara ion
asam dengan fosfat pada HA menghasilkan kelarutan permukaan Kristal parsial atau penuh. Flouride
yang tersimpan dilepaskan pada proses ini dan bereaksi dengan Ca2+ dan HPO42- membentuk FA
(Flouro Apatit). Jika pH turun sampai dibawah 4,5 yang merupakan pH kritis untuk kelarutan FA, maka
FA akan larut. Jika ion asam dinetralkan dan Ca2+ dan HPO42 dapat ditahan, maka remineralisasi dapat
terjadi.
Dokter gigi dapat membantu pasien menghambat proses terjadinya karies dengan sejumlah cara:
1. Instruksi kebersihan mulut. Karena prosesnya adalah aktivitas metabolisme di biofilm,
penghilangan plak menggunakan pasta gigi fluoride sangat penting.
2. Saran diet. Langkah-langkah yang relatif sederhana, seperti mengurangi frekuensi konsumsi gula
dan membatasi waktu makan.
3. Penggunaan fluoride yang tepat. Fluoride digunakan dalam pasta gigi, air, atau obat kumur yang
digunakan secara topikal akan menunda perkembangan lesi.
4. Perawatan operasi. Lubang di gigi yang tidak bisa dibersihkan berpeluang besar untuk terjadi
progress karies. Peran operative dentistry dalam manajemen karies adalah untuk memfasilitasi
kontrol plak.

Presentasi 2

Prosedur ART

A. Alat
1. Kaca mulut
2. Pinset
3. Dental hatchet
4. Spoon excavator
5. Applier
6. Mixing paper
7. Spatula

B. Bahan
1. Cotton roll
2. Cotton pellet
3. Clean water
4. GI
5. Dentin conditioner
6. Petroleum jelly
7. Articulation paper

C. Operator
• Posisi yang memberikan operator pandangan yang jelas ke mulut pasien serta nyaman bagi
pasien dan operator
• Jarak antara mata operator dan gigi pasien sekitar 30-35 cm
• Operator biasanya ada di belakang kepala pasien
• Untuk perawatan yang lebih baik operator sebaiknya dibantu oleh asisten

D. Prosedur
1. Menyiapkan alat dan bahan sebelum prosedur klinis dimulai
2. Mengisolasi daerah operasi
3. Memeriksa kavitas
4. Mencari akses ke lesi karies
5. Membersihkan kavitas
6. Men-conditioning kavitas serta fissure dan pit di sekitar kavitas
7. Memproses glass ionomer
8. Menambal kavitas
9. Finishing restorasi

Anda mungkin juga menyukai