Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH METODELOGI

“PROSES KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN NUTRISI DAN OKSIGENISASI”

Dosen Pengampu : Ratna Ningsih , S. Kep, Ns, M. Kep, Sp. Mat

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Egi Diah Safitri PO.71.20.1.19.025


2. Elen Vilana PO.71.20.1.19.026
3. Elva Noverina Putri PO.71.20.1.19.027
4. Eria Julita Sari PO.71.20.1.19.028
5. Erika Sherly D. PO.71.20.1.19.029
6. Erina Rahmadiyah PO.71.20.1.19.030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................... 1

Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi................................... 1

Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenisasi ......................... 19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 30

ii
A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah. 2006).

Pembahasan Kasus

PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 20 Juli 2017
Jam masuk : 17:43 WIB
No. RM : 217755
Tanggal pengkajian : 21 Juli 2017
Jam pengkajian : 07:00 WIB
Diagnosa medis : Disfagia, anoreksia

a. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun 11 bulan 14 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Desa Lowa, RT 09 RW 04, kecamatan Comal,
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

1
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. K
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Lowa, RT 09 RW 04, kecamatan Comal,
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Hubungan dengan pasien : Suami pasien

b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama: Nyeri saat menelan
2. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit
karena pada malam hari sebelum dirawat pasien merasa tidak bisa tidur
karena mulut terasa sangat kering dan panas serta nyeri saat menelan.
Pasien juga mengeluh mual, tidak nafsu makan, serasa ingin muntah, dan
perut terasa sesak. Akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit pada keesokan
harinya pada sore hari.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menjalani operasi tumor di sekitar organ mulut tiga bulan
yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetik atau alergi.
5. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit: Tidak ada.

c. Pemeriksaan Fisik
a) Penampilan / keadaan umum : Baik / compos mentis.
b) Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh : 36,2 ºC

2
2) Tekanan darah : 110/80 mmHg
3) Respirasi : 16 x/menit
4) Nadi : 85x/menit
c) Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : 60 kg
3) Lingkar lengan atas : 25 cm
d) Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1) Rambut : Warna hitam, bergelombang, tebal, dan agak kotor
2) Mata : Menderita hipermitropi, kedua mata bereaksi terhadap
cahaya, sklera tidak ikterik, memakai kacamata saat
membaca, dan tidak ada sekret.
3) Hidung : Hidung bersih, tidak ada sekret, tidak memakai oksigen.
4) Telinga : Mampu mendengar pada jarak normal, tidak nyeri, tidak
ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan, dan tidak
memakai alat bantu.
5) Mulut : Selaput mukosa kering, mulut tampak kotor, gigi dan gusi
baik, bau mulut, bibir lembab dan berwarna merah muda.
6) Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris, terdapat jaringan parut
dan kemerahan di tenggorokan, tidak
terpasang alat, namun nyeri waktu menelan.
e) Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada
luka dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
1) Paru-paru
a) Inspeksi :Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi :Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

3
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan

3) Abdomen
a) Inspeksi :Bentuk simetris, tidak ada luka
b) Auskultasi : Bising usus hipoaktif
c) Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kwadran kiri bawah
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran atas.
f) Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi,
tidak terpasang kateter dan tidak ada hemoroid.
g) Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, kotor, tidak ada
edema, dan utuh.
2) Capillary refill : Cepat
3) Kemampuan berfungsi

Kanan Kiri
5 5

2 2

a) Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas


atassinistra dan dextra yaitu masing-masing 5,ditandai dengan
mampu menggenggam kuat.
b) Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawahsinistra
dan dextra yaitu masing-masing 2,karena tidak bisa bergerak secara
mandiri,harus dengan sokongan. Jikaberpindah/berjalan harus
menggunakan kursiroda.
4) Pada tangan kiri pasien terpasang infus, tidak ada tanda-tanda infeksi
pada daerah tusukan infus, dan tidak ada nyeri berlebihan ketika area
tusukan infus ditekan.

h) Kulit

4
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada
edema.
2) Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda
infeksi.
3) Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.

d. Data Penunjang
1. Therapy
a. Infus Ringer Lactate 20tpm
b. Injeksi cefotaxime 2 x 1gr
c. Injeksi ondancetron 3 x 4 mg
d. Injeksi ranitidine 3 x 50 mg
e. Per oral paracetamol 3 x 500mg

ANALISIS DATA
Pengkajian Data
a) Data Subjektif
1. Pasien mengatakan mulut terasa kering dan panas
2. Pasien mengeluh nyeri saat menelan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, berada di
skala 4, dan hilang-timbul.
3. Pasien mengatakan perut terasa sesak atau sebah (seperti rasa kenyang)
4. Pasien mengeluh mual dan rasa ingin muntah, tapi tidak keluar apa-apa
5. Pasien mengeluh tidak nafsu makan, makan dan minum hanya sedikit

b) Data Objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien sedang
4. Pasien tampak kesakitan saat menelan minuman atau makanan dan
meringis kesakitan saat menelan
5. Saat diperiksa, tampak kemerahan di sekitar tenggorokan pasien.
6. Pasien menunjukkan wajah gelisah

5
7. Pasien tampak tidak menghabiskan makanannya dan hanya habis 3 sendok
saja.

TGL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH ETIOLOGI


21-7-17 D.S.: Pasien mengatakan Ketidakseimbang Kurang
07:00 WIB mulut terasa kering dan panas, an nutrisi : asupan
pasien mengatakan perut terasa kurang dari makanan
sesak atau sebah (seperti rasa kebutuhan tubuh.
kenyang), Pasien mengeluh
mual dan rasa ingin muntah,
tapi tidak keluar apa-apa,
Pasien mengeluh tidak nafsu
makan, makan dan minum
hanya sedikit.

D.O.:
 A (Antropometri)
TB : 155 cm
BB : Sebelum sakit 70 kg
Setelah sakit 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
 B (Biokimia)
(Tanggal 20 Juli 2017
pukul 20:00-20:34 WIB)
a. Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-
15,0)
b. Creatinin: 0,5 mg/dL
(0,5-1,2)
c. Natrium: 127 mmol/l
(N: 135-145)

6
d. Kalium: 1,8 mmol/l (N:
3,5-5,5)
e. Calsium: 1,9 mmol/l
(N: 2,0-2,9)
 C (Clinical)
Turgor kulit sedang,
membran mukosa mulut
kering, tampak lemah
 D (Diit)
Diet lunak/lembek,
frekuensi 3x sehari, setiap
makan habis 3 sendok.
21-7-17 D.S.: Nyeri akut Peradangan
07.00 WIB  P (Paliatif)
Nyeri saat menelan
 Q (Quality)
Seperti ditusuk-tusuk
 R (Regio)
Tenggorokan
 S (Skala)
4
 T (Time)
Hilang-timbul, saat
menelan

D.O.:
Pasien tampak kesakitan saat
menelan minuman atau
makanan dan meringis
kesakitan saat menelan,
tampak kemerahan di
tenggorokan, pasien

7
menunjukkan wajah gelisah

Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kurangnya asupan makanan
b) Diagnosa 2 : Nyeri akut b/d peradangan

RENCANA KEPERAWATAN

No
.
Tujuan KH Intervensi Rasional
Dx
.
1 Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi 1. Membantu mengkaji
tindakan pasien meliputi keadaan pasien
keperawatan ABCD dan tanda
selama 3 x 24 jam, tanda vital.
diharapkan 2. Memantau perubahan
ketidakseimbanga 2. Identifikasi berat badan
n nutrisi : kurang perubahan berat
dari kebutuhan badan terakhir 3. Mulut bersih
tubuh dapat meningkatkan nafsu
teratasi, dengan 3. Lakukan atau makan
kriteria hasil : bantu pasien
a. Pasien terkaitperawatan
tidak lemas mulut sebelum

8
b. Pasien makan
tidak mengeluh 4. Membantu pasien
mual 4. Bantu pasien makan
c. Konjungtiv makan jika tidak
a tidak anemis mampu
d. Pasien 5. Meningkatkan nafsu
mengatakan 5. Anjurkan pasien makan
perut tidak untuk makan
sesak seperti sedikit tapi sering
kenyang 6. Diet sesuai dengan
e. Tidak 6. Kolaborasi dengan kebutuhan pasien dan
terjadi ahli gizi untuk diet antiemetik dapat
penurunan yang tepat bagi mengurangi mual
berat badan pasien dan dengan
secara drastis dokter dalam
pemberian obat
antiemetik
2 Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui daerah
tindakan nyeri meliputi nyeri, kualitas, intensitas
keperawatan PQRST dan tanda dan berat ringannya
selama 3 x 24 jam tanda vital pasien nyeri
diharapkan nyeri
akut dapat teratasi, 2. Beri klien posisi 2. Mengurangi rasa nyeri
dengan kriteria yang nyaman
hasil : 3. Klien merasa nyaman
a. Skala nyeri 3. Berikan masase dan nyeri dapat
berkurang ringan di daerah berkurang
menjadi skala yang nyeri
2 4. Memberikan
b. Pasien 4. Berikan kompres kenyamanan
tidak hangat di area
menunjukkan yang nyeri 5. Mengajarkan pasien
ekspresi untuk mengalihkan dan

9
gelisah 5. Ajarkan teknik mengurangi rasa nyeri
distraksi dan apabila nyeri timbul
relaksasi
6. Kolaborasi dengan 6. Mengurangi rasa nyeri
dokter dalam
pemberian obat
analgesikantipyreti
c

PELAKSANAAN TINDAKAN

No.
Tgl./Jam Tindakan Keperawan Respon Pasien
Dx.
21-7-2017 1 Mengkaji status nutrisi S:Pasienmengatakan mual, tidak
07:10 pasien meliputi ABCD nafsu makan, perut sebah dan
WIB dan tanda-tanda vital. mulut terasa kering.

O:
A: TB: 155cm
BB: 60kg
LILA: 25cm
IMT: 25
B: Hb: 13,9 g/dl (N:
12,0-15,0)
Natrium: 127
mmol/l (N: 135-145)
Kalium: 1,8 mmol/l
(N: 3,5-5,5)
Calsium: 1,9 mmol/l
(N: 2,0-2,9)
Gula Darah sewaktu
STRIP: 103 mg/dL

10
(N: 75-115)
C: Mukosa mulut
Kering, tampak
lemah, turgor
sedang
D: lunak/lembek,
frekuensi 3x sehari,
setiap makan habis
3 sendok.

Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
07: 10 1 Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan bahwa
WIB perubahan berat badan sejak tidak makan nasi berat
terakhir badannya berkurang secara
signifikan

O: Pasien tampak kurus


BB sebelum sakit: 70 kg
BB setelah sakit: 60 kg
07.15 1 Membantu pasien S: Pasien mengatakan tidak
WIB makan nafsu makan dan makanan terasa
hambar juga perut terasa sebah.

O: Pasien tidak menghabiskan


makanannya, hanya habis 3
sendok.
07:15 2 Mengkaji karakteristik S:
WIB nyeri dan tanda tanda P: Nyeri saat menelan
vital pasien Q: Seperti ditusuk-

11
tusuk
R: Tenggorokan
S: 4
T: Hilang timbul, saat
menelan.

O: Pasien meringis kesakitan


saat menelan, pasien
menunjukkan wajah gelisah.

Tanda-tanda vital:
TD : 110/80mmHg
N : 85 x/menit
RR :16 x/menit
Suhu: 36,2 ºC
07.20 2 Memberikan klien S: Pasien mengatakan sudah
WIB posisi yang nyaman nyaman

O: Pasien tampak nyaman


dengan posisinya
07:20 2 Memberikan pasien S: Pasien mengatakan nyaman
WIB masase ringan pada saat dimasase dan nyeri
daerah yang nyeri berkurang

O: -
08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ondancetron 4 mg dan O: Injeksi ondancetron sebanyak
ranitidine 50 mg 4 mg dan ranitidine sebanyak 50
melalui IV. mg melalui IV.
08:00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg.
12.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak

12
IV 1 gr melalui IV
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB injeksi ondancetron 4 O: Injeksi ondancetron sebanyak
mg dan ranitidine 50 4 mg dan ranitidine sebanyak 50
mg melalui IV mg melalui IV
16.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg.
24.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ondancetron 4 mg dan O: Injeksi ondancetron sebanyak
ranitidine 50 mg 4 mg dan ranitidine sebanyak 50
melalui IV mg melalui IV
24.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: injeksi cefotaxime sebanyak
IV dan obat per-oral 1 gr melalui IV dan obat per-oral
paracetamol 500 mg paracetamol sebanyak 1 tablet
berisi 500 mg.
22-7-17 1 Menganjurkan untuk S: Pasien mengatakan akan
07.30 makan sedikit-sedikit melakukannya.
WIB tapi sering.
O: -
07.30 2 Mengajarkan teknik S: Pasien mengatakan paham
WIB distraksi dan relaksasi dengan yang disampaikan
kepada pasien perawat.

O: Pasien dapat
mendemonstrasikan
08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
08.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg
12.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak

13
IV 1 gr melalui IV
16:00 1 Melakukan perawatan S: Pasien mengatakan mulutnya
WIB kebersihan mulut pasien terasa lebih segar
dengan
membantumenggosok O: Mulut pasien tampak bersih
gigi pasien dan tidak bau lagi
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
16.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg
16:20 2 Memberikan kompres S: Pasien mengatakan lebh
WIB hangat pada daerah nyaman saat dikompres dan
yang nyeri nyeri berkurang menjadi skala 3

O: pasien tampak lebih nyaman


dan sudah tidak segelisah
kemarin
24.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
24.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak
IV dan obat per-oral 1 gr melalui IV dan obat per-oral
paracetamol 500 mg paracetamol sebanyak 1 tablet
berisi 500 mg
23-7-17 1 Menganjurkan makan S: Pasien mengatakan akan
07:30 sedikit-sedikit tapi melakukannya.
WIB sering
O: Pasien tampak saat makan
mengikuti anjuran perawat
07:30 1 Membantu pasien S: Pasien mengatakan masih
WIB makan tidak nafsu, mulut masih terasa

14
kering, tetapi sudah tidak mual.

O: Pasien tampak tidak


menghabiskan makannya, hanya
habis 4 sendok.

07:40 2 Memberikan klien S: Pasien mengatakan lebih


WIB posisi nyaman nyaman

O: Pasien tampak nyaman


08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
12.00 2 Memberikan S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak
IV 1 gr melalui IV
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
24.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
24.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak
IV 1 gr melalui IV

EVALUASI KEPERAWATAN

Dx. Keperawatan Tgl./Jam Catatan Perkembangan


Ketidakseimbangan 21-7-2017 S: Pasien mengeluh mulut terasa kering,
Nutrisi: kurang dari 07:45 mual, perut terasa sebah, tidak nafsu makan,
kebutuhan tubuh lidah terasa pahit.

O: Klien tampak lemah, mukosa mulut


kering, turgor sedang, pasien tampak tidak

15
menghabiskan makanannya, hanya habis 3
porsi.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Berikan obat antiemetik
- Lakukan perawatan kebersihan
mulut dengan membantu pasien gosok
gigi
22-7-17 S: Pasien mengatakan mulut masih terasa
16.00 kering, perut terasa sebah, masih tidak nafsu
WIB makan, lidah terasa pahit, namun sudah
tidak mual.

O: Pasien masih tampak lemah, turgor


sedang, mukosa mulut masih kering. Pasien
saat makan tidak dihabiskan dan hanya habis
4 sendok.

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
23-7-17 S: Pasien mengatakan masih tidak nafsu
07.30 makan, perut terasa sebah, mulut masih
WIB terasa kering, semua makanan terasa
hambar, dan sudah tidak mual.

O: Pasien masih tampak lemah, saat makan


tidak dihabiskan dan habis 4 porsi.

16
A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit-sedikit tapi
sering
21-7-17 S: Pasien nyeri saat menelan, nyeri seperti
Nyeri Akut 07.15 ditusuk-tusuk, berada di skala 4, dan hilang-
timbul saat menelan.

O: Pasien tampak meringis kesakitan saat


menelan makanan dan minuman,
menunjukkan wajah gelisah.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Ajarkan teknik distraksi relaksasi
- Beri obat analgetik antipyretik
- Beri posisi nyaman
- Beri masase ringan pada daerah yang
nyeri
22-7-2017 S: Pasien masih nyeri saat menelan, namun
16:00 sudah berkurang intensitasnya menjadi skala
WIB 3, rasanya senut-senut, dan hilang-timbul
saat menelan.

O: Pasien masih tampak kesakitan saat


menelan dan masih menunjukkan wajah
gelisah.

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:

17
- Beri posisi nyaman
- Beri obat antipyretik
- Berikan kompres hangat pada area
yang nyeri
23-7-17 S: Pasien mengatakan masih nyeri saat
07:30 menelan, namun intesitasnya semakin
WIB menurun menjadi skala 2, rasanya senat-
senut dan hilang-timbul saat menelan.

O: Pasien masih tampak kesakitan saat


menelan, namun wajahnya sudah tidak
segelisah kemarin.

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Beri klien posisi yang nyaman
- Beri masase ringan pada daerah yang
nyeri

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN OKSIGENISASI

Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Oksigenasiadalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen
(O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil
sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem
respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.

Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan
sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan,

18
diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada
keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam
proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi .

Pembahasan Kasus

PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2009


Pukul : 09.30 WIB
1. Identitas Klien
Nama  : Tn. K. S
Umur  : 83 tahun
Agama  : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan  : Swasta (petani)
Alamat : Dukuh RT 3 RW V, Tulakan, Sine, Ngawi
Dx. Medis  : Dispneu PPOK
Tanggal Masuk  : 15 Juni 2009
No. Register  : 258164

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama  : Ny. S
Umur  : 38 tahun
Pendidikan  : SLTA
Agama  : Islam
Alamat  : Dukuh RT 3 RW V, Tulakan, Sine, Ngawi
Hubungan Klien : Anak

RIWAYAT PERAWATAN
1.Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan sakit pada perut
bagian atas seperti tertarik saat batuk skala nyeri 6.

19
2.Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan perut sakit dirasakan
sejak beberapa hari yang lalu. Klien adalah pasien pindahan dari ruang Melati dan
ICU.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami hal yang sama tapi tidak
sampai dirawat di RS.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan dalam keluarganya ada riwayat penyakit hipertensi.

5. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola Persepsi Kesehatan
Klien mengatakan kesehatan itu penting dan jika salah satu anggota
keluarganya ada yang sakit
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : klien mengatakan makan rutin 3x sehari dan minum 7-8
gelas per hari
Selama sakit : klien mengatakan tidak nafsu makan, makanan dari RS
hanya habis ½ porsi dan minum 1 gelas air putih hangat
serta 1 gelas susu.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB dan BAK lancar dengan BAB
2x sehari dengan konsistensi lembek, bau khas,
berwarna kuning kecoklatan serta BAK 5x sehari
kuning jernih, bau khas.
Selama sakit : klien mengatakan BAK 4x sehari lancar berwarna kuning
jernih, bau khas serta BAB 1x sehari bahkan 2 hari 1x
dengan konsistensi padat berwarna kuning kecoklatan,
bau khas.

20
d. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit istirahat tidur ±8-10
jam/hari,dengan posisi tidur miring dan terlentang,
sering mengalami susah tidur bila malam hari
terbangun.
Selama sakit : klien mengatakan istirahat tidur selama sakit ±5-8
jam/hari, dengan posisi tidur miring dan terlentang
dengan bagian kepala agak ditinggikan, sering terbangun
bila merasakan sesak nafas dan nyeri di perutnya
e. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : klien mengatakan biasanya dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri
Selama sakit : klien mengatakan dapat beraktivitas tapi dengan bantuan
anaknya/ orang lain
f. Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit : klien mengatakan mempunyai hubungan yang baik
dengan keluarga, dan tetangga-tetangganya
Selama sakit : klien mengatakan saat sakitpun klien masih mempunyai
hubungan yang baik dengan keluarga, dan tetangga
tetangganya
g. Pola konsep diri
Body image : klien mengatakan tidak malu akan penyakit
yangdideritanya
Harga diri : klien mengatakan ingin diperhatikan
Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh
Peran : klien mengatakan perannya adalah sebagai seorang suami, ayah,
dan kakek
Identitas diri : klien mengatakan, klien adalah seorang laki-laki sebagai
seorang petani, sudah menikah, dan mempunyai 3 anak, serta 4 cucu
h. Pola sensori dan kognitif

21
Klien sadar/ composmentis, dapat berbicara normal,interaksi sesuai,
pendengaran tidak terganggu/ normal, penglihatan normal, klien
melakukan masase pada bagian yang nyeri untuk mengurangi rasa nyeri
i. Pola reproduksi seksual
Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada kelaminnya, klien
menyatakan mengikuti KB, dan mengatakan hubungan suami istri baik-
baik saja
j. Pola penanggulangan stress
Sebelum sakit : klien mengatakan jika ada masalah kadang bercerita
dengan istri dan anak-anaknya.
Selama sakit : klien mengatakan selama dirawat di RS permasalahan
kesehatan yang dialaminya sedikit demi sedikit teratasi
meskipun kadang-kadang rasa sesak dan nyeri hilang
timbul. Klien juga mengatakan sangat diperhatikan oleh
keluarganya
k. Pola nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan beragama Islam, tidak ada larangan pada pasien
untuk tetap beribadah selama dirawat di RS.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Klien tampak pucat
2. TTV :TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 360C
3. Kepala : rambut beruban, pendek, lurus, tidak ada lesi
4. Wajah : keriput, pucat
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,bentuk mata bulat,
7. Hidung : tidak ada polip, lurus, bersih
8. Mulut : kering, simetris, tidak sumbing, bersih
9. Telinga : tidak ada serumen, simetris

22
10. Dada :

a. Paru-paru
 Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri
 Palpasi : vocal fremitus simetris
 perkusi : sonor-sonor
 Auskultasi : ada suara tambahan, wheezing (+)
b. Jantung
 Inspeksi : simetris, ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : batas jantung tidak melebar
 Auskultasi : tidak ada bising
c. Abdomen
 Inspeksi : perut lebih rendah daripada dada, bersih
 Auskultasi :suara peristaltic usus 7x/ menit
 Palpasi : terdapat nyeri tekan di perut bila bersamaan
dengan batuk
 Perkusi : turgor kulit baik
11. Genetalia : tidak terpasang DC
12. Muskuloskeletal
 Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infuse, tidak ada oedem
 Ekstremitas bawah: kaki dapat digerakkan, kekuatan otot 5
13. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 12 Juni 2009


No Pemeriksaan Lab Hasil Normal Keterangan
.
1. Glukosa Sewaktu 180

2. SGOT 36 L :<37 u/l Normal


W : < 31 u/l
3. SGPT 37 L :<42 u/l Normal
W : <32 u/l
4. Ureum 98,6 10-50 mg % Meningkat

5. Kreatinin 1,08 L : 0,6 - 1,1 mg % Meningkat


W : 0,5 – 0,9 mg %

23
6. WBC 18 4,8 - 10,8 X 103/ ul Meningkat

7. HGB 11 14 – 18 g/dl Menurun

14. Terapi
Infus RL 20 tetes/menit (mikro) + II ampul Aminophilin
Injeksi :
 Dexamethasone 3x1 ml
 Ranitidin 2x2 ml
 Metoclopramide 1x2 ml
 Gentamicin 2x80 mg
 Cefotaxim 1x1 gr
O2 : 3-4 liter/menit

No Tgl/ jam Data Fokus Problem Etiologi


1 16/6/2009 DS : Bersihan Adanya
09.45 WIB - Klien mengatakan jalan nafas penumpukan
sesak nafas dan tidak efektif secret
batuk berdahak
DO :
TD: 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR :28 x/menit
S : 360C
- Adanya penggunaan
otot bantu perut
dalam bernafas
- Batuk produktif

2 16/6/2009 DS : Nyeri akut Retraksi otot


10.30 WIB - Klien mengatakan abdominal
nyeri pada perut
bagian atas
DO :
- Wajah klien tampak
pucat
- P : Batuk
- Q : Seperti tertarik

24
- R : pada perut
bagian atas
- S : Skala nyeri 6
- T : Saat batuk

ANALISIS DATA
Diagnosa Keperawatan

25
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d adanya penumpukan secret ditandai
dengan batuk produktif
2. Nyeri akut b.d retraksi otot abdominal ditandai dengan penggunaan otot bantu
perut untuk usaha bernapas

Intervensi 
Tanggal : 16/6/2009 jam : 10.45 WIB

No Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasionalisasi


1 I Setelah dilakukan 1. Observai TTV 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 2. Beri O2 status TTV pasien
selama 1x6 jam sesak (melalui 2. Untuk mengetahui
nafas klien berkurang, kanul O2, 3-5 pemenuhan
dengan KH : l/ menit) oksigenasi
- RR : 16-20 x/ menit 3. Ajarkan batuk 3. Untuk mengurangi
- Sianosis tidak ada efektif & secret
- Suara tambahan postural 4. Untuk mengetahui
berkurang drainage terapi yang
- Dahak pasien 4. Kolaborasi dibutuhkan pasien
berkurang dengan
- Jalan nafas paten dokter
2 II Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan TTV status TTV pasien
selama 1x24 jam nyeri 2. Kaji lokasi & 2. Untuk mengetahui
pasien berkurang, skala nyeri lokasi & skala nyeri
dengan KH : (PQRST) 3. Untuk mengurangi
- Nyeri pasien 3. Ajarkan nyeri
berkurang, skla teknik 4. Untuk mengetahui
nyeri 1-2 relaksasi terapi yang
- Wajah pasien 4. Kolaborasi dibutuhkan pasien
tampak rileks dengan
dokter

IMPLEMENTASI

No Tgl/ jam Dx Tindakan Respon Klien


1 16/6/2009 I Mengukur TTV DS : klien mengatakan bersedia

26
Jam 10.00 untuk diukur TTVnya
DO :
KU :Composmentis
TD : 150/ 70 mmHg
RR : 24x/menit
N : 96 x/ menit
S : 36oC
2 Jam 10.10 Melakukan postural DS : klien mengatakan lega
drainage karena dahak dapat keluar
DO : dahak klien keluar
3 Jam 10.20 Memberi O2 3-5 l/ DS : Klien mengatakan lega
menit dengan kanul atau mudah dalam bernafas
DO : klien tampak nyaman
4 Jam 10.30 Mengkaji skala DS :klien mengatakan perutnya
seperti tertindih
DO :skala nyeri 4-6
5 Jam 10.45 Memberi posisi DS : klien mengatakan nyeri di
nyaman (memberi perutnya berkurang
stimulasi & DO : klien tampak nyaman
II kompresisasi)
6 Jam 11.00 Mengajarkan teknik DS : klien mengatakan nyeri di
relaksasi perutnya berkurang
DO : klien tampak rileks
7 Jam 12.15 Memberi injeksi DS : klien mengatakan bersedia
Ranitidin 2x2 ml untuk diinjeksi
DO : klien kooperatif
Jam 14.10 OPERAN JAGA
7 Jam 14.20 Mengukur TTV DS : klien mengatakan bersedia
untuk diukur TTVnya
DO :
RR : 22 x/menit
I S : 37oC
TD : 110/80 mmHg
N : 96 x/menit

27
8 Jam 15.30 Memberi makan DS : klien mengatakan nafsu
bubur dan minum air makan tidak berubah yakni
putih hangat klien dapat menghabiskan 1
porsi makan yang diberikan RS
DO : klien menghabiskan 1
II
porsi makanannya & 1 gelas air
hangat
9 Jam 16.00 Memberi injeksi DS : klien mengatakan bersedia
Ranitidin 2x2 ml untuk diinjeksi
DO : klien kooperatif

EVALUASI

No Tanggal/jam Dx Catatan Perkembangan


1 16/6/2009 I S : klien mengatakan batuk berkurang, sesak napas
Jam 16.00 berkurang
O:
TD : 150/70 mmHg, S :36oC
RR : 22 x/menit, N : 96 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Observasi TTV
- Observasi kebutuhan O2
- Beri posisi postural drainage (bila perlu)
- Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi dengan dokter
2 17/6/2009 I S : klien mengatakan batuk berkurang, sesak napas
Jam 05.00 berkurang
O:
TD : 110/80 mmHg, N : 104 x/menit
RR : 22 x/menit, S : 37oC
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilajutkan
- Observasi TTV
- Observasi kebutuhan O2
- Beri posisi postural drainage (bila perlu)

28
- Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi dengan dokter
Jam 10.30 II S : klien mengatakan nyeri di perutnya sudah
berkurang
O : klien tampak rileks, skla nyeri 1-2
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan
- Observasi TTV
- Beri posisinyaman
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan dokter

29
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu.Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.2009


Academia.edu.Askep Pada Ny.S Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.2017
Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic- Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: Mediaction Publishing.

30

Anda mungkin juga menyukai