Disusun Oleh :
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 30
ii
A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah. 2006).
Pembahasan Kasus
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 20 Juli 2017
Jam masuk : 17:43 WIB
No. RM : 217755
Tanggal pengkajian : 21 Juli 2017
Jam pengkajian : 07:00 WIB
Diagnosa medis : Disfagia, anoreksia
a. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun 11 bulan 14 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Desa Lowa, RT 09 RW 04, kecamatan Comal,
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
1
Pekerjaan : Wiraswasta
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama: Nyeri saat menelan
2. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit
karena pada malam hari sebelum dirawat pasien merasa tidak bisa tidur
karena mulut terasa sangat kering dan panas serta nyeri saat menelan.
Pasien juga mengeluh mual, tidak nafsu makan, serasa ingin muntah, dan
perut terasa sesak. Akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit pada keesokan
harinya pada sore hari.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menjalani operasi tumor di sekitar organ mulut tiga bulan
yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetik atau alergi.
5. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit: Tidak ada.
c. Pemeriksaan Fisik
a) Penampilan / keadaan umum : Baik / compos mentis.
b) Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh : 36,2 ºC
2
2) Tekanan darah : 110/80 mmHg
3) Respirasi : 16 x/menit
4) Nadi : 85x/menit
c) Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : 60 kg
3) Lingkar lengan atas : 25 cm
d) Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1) Rambut : Warna hitam, bergelombang, tebal, dan agak kotor
2) Mata : Menderita hipermitropi, kedua mata bereaksi terhadap
cahaya, sklera tidak ikterik, memakai kacamata saat
membaca, dan tidak ada sekret.
3) Hidung : Hidung bersih, tidak ada sekret, tidak memakai oksigen.
4) Telinga : Mampu mendengar pada jarak normal, tidak nyeri, tidak
ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan, dan tidak
memakai alat bantu.
5) Mulut : Selaput mukosa kering, mulut tampak kotor, gigi dan gusi
baik, bau mulut, bibir lembab dan berwarna merah muda.
6) Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris, terdapat jaringan parut
dan kemerahan di tenggorokan, tidak
terpasang alat, namun nyeri waktu menelan.
e) Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada
luka dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
1) Paru-paru
a) Inspeksi :Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi :Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan
3) Abdomen
a) Inspeksi :Bentuk simetris, tidak ada luka
b) Auskultasi : Bising usus hipoaktif
c) Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kwadran kiri bawah
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran atas.
f) Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi,
tidak terpasang kateter dan tidak ada hemoroid.
g) Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, kotor, tidak ada
edema, dan utuh.
2) Capillary refill : Cepat
3) Kemampuan berfungsi
Kanan Kiri
5 5
2 2
h) Kulit
4
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada
edema.
2) Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda
infeksi.
3) Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.
d. Data Penunjang
1. Therapy
a. Infus Ringer Lactate 20tpm
b. Injeksi cefotaxime 2 x 1gr
c. Injeksi ondancetron 3 x 4 mg
d. Injeksi ranitidine 3 x 50 mg
e. Per oral paracetamol 3 x 500mg
ANALISIS DATA
Pengkajian Data
a) Data Subjektif
1. Pasien mengatakan mulut terasa kering dan panas
2. Pasien mengeluh nyeri saat menelan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, berada di
skala 4, dan hilang-timbul.
3. Pasien mengatakan perut terasa sesak atau sebah (seperti rasa kenyang)
4. Pasien mengeluh mual dan rasa ingin muntah, tapi tidak keluar apa-apa
5. Pasien mengeluh tidak nafsu makan, makan dan minum hanya sedikit
b) Data Objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien sedang
4. Pasien tampak kesakitan saat menelan minuman atau makanan dan
meringis kesakitan saat menelan
5. Saat diperiksa, tampak kemerahan di sekitar tenggorokan pasien.
6. Pasien menunjukkan wajah gelisah
5
7. Pasien tampak tidak menghabiskan makanannya dan hanya habis 3 sendok
saja.
D.O.:
A (Antropometri)
TB : 155 cm
BB : Sebelum sakit 70 kg
Setelah sakit 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
B (Biokimia)
(Tanggal 20 Juli 2017
pukul 20:00-20:34 WIB)
a. Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-
15,0)
b. Creatinin: 0,5 mg/dL
(0,5-1,2)
c. Natrium: 127 mmol/l
(N: 135-145)
6
d. Kalium: 1,8 mmol/l (N:
3,5-5,5)
e. Calsium: 1,9 mmol/l
(N: 2,0-2,9)
C (Clinical)
Turgor kulit sedang,
membran mukosa mulut
kering, tampak lemah
D (Diit)
Diet lunak/lembek,
frekuensi 3x sehari, setiap
makan habis 3 sendok.
21-7-17 D.S.: Nyeri akut Peradangan
07.00 WIB P (Paliatif)
Nyeri saat menelan
Q (Quality)
Seperti ditusuk-tusuk
R (Regio)
Tenggorokan
S (Skala)
4
T (Time)
Hilang-timbul, saat
menelan
D.O.:
Pasien tampak kesakitan saat
menelan minuman atau
makanan dan meringis
kesakitan saat menelan,
tampak kemerahan di
tenggorokan, pasien
7
menunjukkan wajah gelisah
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kurangnya asupan makanan
b) Diagnosa 2 : Nyeri akut b/d peradangan
RENCANA KEPERAWATAN
No
.
Tujuan KH Intervensi Rasional
Dx
.
1 Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi 1. Membantu mengkaji
tindakan pasien meliputi keadaan pasien
keperawatan ABCD dan tanda
selama 3 x 24 jam, tanda vital.
diharapkan 2. Memantau perubahan
ketidakseimbanga 2. Identifikasi berat badan
n nutrisi : kurang perubahan berat
dari kebutuhan badan terakhir 3. Mulut bersih
tubuh dapat meningkatkan nafsu
teratasi, dengan 3. Lakukan atau makan
kriteria hasil : bantu pasien
a. Pasien terkaitperawatan
tidak lemas mulut sebelum
8
b. Pasien makan
tidak mengeluh 4. Membantu pasien
mual 4. Bantu pasien makan
c. Konjungtiv makan jika tidak
a tidak anemis mampu
d. Pasien 5. Meningkatkan nafsu
mengatakan 5. Anjurkan pasien makan
perut tidak untuk makan
sesak seperti sedikit tapi sering
kenyang 6. Diet sesuai dengan
e. Tidak 6. Kolaborasi dengan kebutuhan pasien dan
terjadi ahli gizi untuk diet antiemetik dapat
penurunan yang tepat bagi mengurangi mual
berat badan pasien dan dengan
secara drastis dokter dalam
pemberian obat
antiemetik
2 Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui daerah
tindakan nyeri meliputi nyeri, kualitas, intensitas
keperawatan PQRST dan tanda dan berat ringannya
selama 3 x 24 jam tanda vital pasien nyeri
diharapkan nyeri
akut dapat teratasi, 2. Beri klien posisi 2. Mengurangi rasa nyeri
dengan kriteria yang nyaman
hasil : 3. Klien merasa nyaman
a. Skala nyeri 3. Berikan masase dan nyeri dapat
berkurang ringan di daerah berkurang
menjadi skala yang nyeri
2 4. Memberikan
b. Pasien 4. Berikan kompres kenyamanan
tidak hangat di area
menunjukkan yang nyeri 5. Mengajarkan pasien
ekspresi untuk mengalihkan dan
9
gelisah 5. Ajarkan teknik mengurangi rasa nyeri
distraksi dan apabila nyeri timbul
relaksasi
6. Kolaborasi dengan 6. Mengurangi rasa nyeri
dokter dalam
pemberian obat
analgesikantipyreti
c
PELAKSANAAN TINDAKAN
No.
Tgl./Jam Tindakan Keperawan Respon Pasien
Dx.
21-7-2017 1 Mengkaji status nutrisi S:Pasienmengatakan mual, tidak
07:10 pasien meliputi ABCD nafsu makan, perut sebah dan
WIB dan tanda-tanda vital. mulut terasa kering.
O:
A: TB: 155cm
BB: 60kg
LILA: 25cm
IMT: 25
B: Hb: 13,9 g/dl (N:
12,0-15,0)
Natrium: 127
mmol/l (N: 135-145)
Kalium: 1,8 mmol/l
(N: 3,5-5,5)
Calsium: 1,9 mmol/l
(N: 2,0-2,9)
Gula Darah sewaktu
STRIP: 103 mg/dL
10
(N: 75-115)
C: Mukosa mulut
Kering, tampak
lemah, turgor
sedang
D: lunak/lembek,
frekuensi 3x sehari,
setiap makan habis
3 sendok.
Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
07: 10 1 Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan bahwa
WIB perubahan berat badan sejak tidak makan nasi berat
terakhir badannya berkurang secara
signifikan
11
tusuk
R: Tenggorokan
S: 4
T: Hilang timbul, saat
menelan.
Tanda-tanda vital:
TD : 110/80mmHg
N : 85 x/menit
RR :16 x/menit
Suhu: 36,2 ºC
07.20 2 Memberikan klien S: Pasien mengatakan sudah
WIB posisi yang nyaman nyaman
O: -
08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ondancetron 4 mg dan O: Injeksi ondancetron sebanyak
ranitidine 50 mg 4 mg dan ranitidine sebanyak 50
melalui IV. mg melalui IV.
08:00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg.
12.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak
12
IV 1 gr melalui IV
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB injeksi ondancetron 4 O: Injeksi ondancetron sebanyak
mg dan ranitidine 50 4 mg dan ranitidine sebanyak 50
mg melalui IV mg melalui IV
16.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg.
24.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ondancetron 4 mg dan O: Injeksi ondancetron sebanyak
ranitidine 50 mg 4 mg dan ranitidine sebanyak 50
melalui IV mg melalui IV
24.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: injeksi cefotaxime sebanyak
IV dan obat per-oral 1 gr melalui IV dan obat per-oral
paracetamol 500 mg paracetamol sebanyak 1 tablet
berisi 500 mg.
22-7-17 1 Menganjurkan untuk S: Pasien mengatakan akan
07.30 makan sedikit-sedikit melakukannya.
WIB tapi sering.
O: -
07.30 2 Mengajarkan teknik S: Pasien mengatakan paham
WIB distraksi dan relaksasi dengan yang disampaikan
kepada pasien perawat.
O: Pasien dapat
mendemonstrasikan
08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
08.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg
12.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime sebanyak
13
IV 1 gr melalui IV
16:00 1 Melakukan perawatan S: Pasien mengatakan mulutnya
WIB kebersihan mulut pasien terasa lebih segar
dengan
membantumenggosok O: Mulut pasien tampak bersih
gigi pasien dan tidak bau lagi
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine melalui IV
melalui IV sebanyak 50 mg
16.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral paracetamol
mg sebanyak 1 tablet berisi 500 mg
16:20 2 Memberikan kompres S: Pasien mengatakan lebh
WIB hangat pada daerah nyaman saat dikompres dan
yang nyeri nyeri berkurang menjadi skala 3
14
kering, tetapi sudah tidak mual.
EVALUASI KEPERAWATAN
15
menghabiskan makanannya, hanya habis 3
porsi.
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Berikan obat antiemetik
- Lakukan perawatan kebersihan
mulut dengan membantu pasien gosok
gigi
22-7-17 S: Pasien mengatakan mulut masih terasa
16.00 kering, perut terasa sebah, masih tidak nafsu
WIB makan, lidah terasa pahit, namun sudah
tidak mual.
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
23-7-17 S: Pasien mengatakan masih tidak nafsu
07.30 makan, perut terasa sebah, mulut masih
WIB terasa kering, semua makanan terasa
hambar, dan sudah tidak mual.
16
A: Masalah sebagian teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit-sedikit tapi
sering
21-7-17 S: Pasien nyeri saat menelan, nyeri seperti
Nyeri Akut 07.15 ditusuk-tusuk, berada di skala 4, dan hilang-
timbul saat menelan.
P: Lanjutkan intervensi:
- Ajarkan teknik distraksi relaksasi
- Beri obat analgetik antipyretik
- Beri posisi nyaman
- Beri masase ringan pada daerah yang
nyeri
22-7-2017 S: Pasien masih nyeri saat menelan, namun
16:00 sudah berkurang intensitasnya menjadi skala
WIB 3, rasanya senut-senut, dan hilang-timbul
saat menelan.
P: Lanjutkan intervensi:
17
- Beri posisi nyaman
- Beri obat antipyretik
- Berikan kompres hangat pada area
yang nyeri
23-7-17 S: Pasien mengatakan masih nyeri saat
07:30 menelan, namun intesitasnya semakin
WIB menurun menjadi skala 2, rasanya senat-
senut dan hilang-timbul saat menelan.
P: Lanjutkan intervensi:
- Beri klien posisi yang nyaman
- Beri masase ringan pada daerah yang
nyeri
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Oksigenasiadalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen
(O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil
sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem
respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan
sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan,
18
diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada
keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam
proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi .
Pembahasan Kasus
PENGKAJIAN
RIWAYAT PERAWATAN
1.Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan sakit pada perut
bagian atas seperti tertarik saat batuk skala nyeri 6.
19
2.Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan perut sakit dirasakan
sejak beberapa hari yang lalu. Klien adalah pasien pindahan dari ruang Melati dan
ICU.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami hal yang sama tapi tidak
sampai dirawat di RS.
20
d. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit istirahat tidur ±8-10
jam/hari,dengan posisi tidur miring dan terlentang,
sering mengalami susah tidur bila malam hari
terbangun.
Selama sakit : klien mengatakan istirahat tidur selama sakit ±5-8
jam/hari, dengan posisi tidur miring dan terlentang
dengan bagian kepala agak ditinggikan, sering terbangun
bila merasakan sesak nafas dan nyeri di perutnya
e. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : klien mengatakan biasanya dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri
Selama sakit : klien mengatakan dapat beraktivitas tapi dengan bantuan
anaknya/ orang lain
f. Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit : klien mengatakan mempunyai hubungan yang baik
dengan keluarga, dan tetangga-tetangganya
Selama sakit : klien mengatakan saat sakitpun klien masih mempunyai
hubungan yang baik dengan keluarga, dan tetangga
tetangganya
g. Pola konsep diri
Body image : klien mengatakan tidak malu akan penyakit
yangdideritanya
Harga diri : klien mengatakan ingin diperhatikan
Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh
Peran : klien mengatakan perannya adalah sebagai seorang suami, ayah,
dan kakek
Identitas diri : klien mengatakan, klien adalah seorang laki-laki sebagai
seorang petani, sudah menikah, dan mempunyai 3 anak, serta 4 cucu
h. Pola sensori dan kognitif
21
Klien sadar/ composmentis, dapat berbicara normal,interaksi sesuai,
pendengaran tidak terganggu/ normal, penglihatan normal, klien
melakukan masase pada bagian yang nyeri untuk mengurangi rasa nyeri
i. Pola reproduksi seksual
Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada kelaminnya, klien
menyatakan mengikuti KB, dan mengatakan hubungan suami istri baik-
baik saja
j. Pola penanggulangan stress
Sebelum sakit : klien mengatakan jika ada masalah kadang bercerita
dengan istri dan anak-anaknya.
Selama sakit : klien mengatakan selama dirawat di RS permasalahan
kesehatan yang dialaminya sedikit demi sedikit teratasi
meskipun kadang-kadang rasa sesak dan nyeri hilang
timbul. Klien juga mengatakan sangat diperhatikan oleh
keluarganya
k. Pola nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan beragama Islam, tidak ada larangan pada pasien
untuk tetap beribadah selama dirawat di RS.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Klien tampak pucat
2. TTV :TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 360C
3. Kepala : rambut beruban, pendek, lurus, tidak ada lesi
4. Wajah : keriput, pucat
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,bentuk mata bulat,
7. Hidung : tidak ada polip, lurus, bersih
8. Mulut : kering, simetris, tidak sumbing, bersih
9. Telinga : tidak ada serumen, simetris
22
10. Dada :
a. Paru-paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri
Palpasi : vocal fremitus simetris
perkusi : sonor-sonor
Auskultasi : ada suara tambahan, wheezing (+)
b. Jantung
Inspeksi : simetris, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung tidak melebar
Auskultasi : tidak ada bising
c. Abdomen
Inspeksi : perut lebih rendah daripada dada, bersih
Auskultasi :suara peristaltic usus 7x/ menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan di perut bila bersamaan
dengan batuk
Perkusi : turgor kulit baik
11. Genetalia : tidak terpasang DC
12. Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infuse, tidak ada oedem
Ekstremitas bawah: kaki dapat digerakkan, kekuatan otot 5
13. Pemeriksaan Penunjang
23
6. WBC 18 4,8 - 10,8 X 103/ ul Meningkat
14. Terapi
Infus RL 20 tetes/menit (mikro) + II ampul Aminophilin
Injeksi :
Dexamethasone 3x1 ml
Ranitidin 2x2 ml
Metoclopramide 1x2 ml
Gentamicin 2x80 mg
Cefotaxim 1x1 gr
O2 : 3-4 liter/menit
24
- R : pada perut
bagian atas
- S : Skala nyeri 6
- T : Saat batuk
ANALISIS DATA
Diagnosa Keperawatan
25
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d adanya penumpukan secret ditandai
dengan batuk produktif
2. Nyeri akut b.d retraksi otot abdominal ditandai dengan penggunaan otot bantu
perut untuk usaha bernapas
Intervensi
Tanggal : 16/6/2009 jam : 10.45 WIB
IMPLEMENTASI
26
Jam 10.00 untuk diukur TTVnya
DO :
KU :Composmentis
TD : 150/ 70 mmHg
RR : 24x/menit
N : 96 x/ menit
S : 36oC
2 Jam 10.10 Melakukan postural DS : klien mengatakan lega
drainage karena dahak dapat keluar
DO : dahak klien keluar
3 Jam 10.20 Memberi O2 3-5 l/ DS : Klien mengatakan lega
menit dengan kanul atau mudah dalam bernafas
DO : klien tampak nyaman
4 Jam 10.30 Mengkaji skala DS :klien mengatakan perutnya
seperti tertindih
DO :skala nyeri 4-6
5 Jam 10.45 Memberi posisi DS : klien mengatakan nyeri di
nyaman (memberi perutnya berkurang
stimulasi & DO : klien tampak nyaman
II kompresisasi)
6 Jam 11.00 Mengajarkan teknik DS : klien mengatakan nyeri di
relaksasi perutnya berkurang
DO : klien tampak rileks
7 Jam 12.15 Memberi injeksi DS : klien mengatakan bersedia
Ranitidin 2x2 ml untuk diinjeksi
DO : klien kooperatif
Jam 14.10 OPERAN JAGA
7 Jam 14.20 Mengukur TTV DS : klien mengatakan bersedia
untuk diukur TTVnya
DO :
RR : 22 x/menit
I S : 37oC
TD : 110/80 mmHg
N : 96 x/menit
27
8 Jam 15.30 Memberi makan DS : klien mengatakan nafsu
bubur dan minum air makan tidak berubah yakni
putih hangat klien dapat menghabiskan 1
porsi makan yang diberikan RS
DO : klien menghabiskan 1
II
porsi makanannya & 1 gelas air
hangat
9 Jam 16.00 Memberi injeksi DS : klien mengatakan bersedia
Ranitidin 2x2 ml untuk diinjeksi
DO : klien kooperatif
EVALUASI
28
- Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi dengan dokter
Jam 10.30 II S : klien mengatakan nyeri di perutnya sudah
berkurang
O : klien tampak rileks, skla nyeri 1-2
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan
- Observasi TTV
- Beri posisinyaman
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan dokter
29
DAFTAR PUSTAKA
30