Anda di halaman 1dari 16

KEWAJIBAN DAN INVESTASI JANGKA PANJANG

A. PENGERTIAN

Investasi yang dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk
memutarkan kelebihan uang kas dikategorikan sebagai investasi jangka panjang (long term
investment). Investasi ini dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan jangka panjang
perusahaan. Berbeda dengan investasi jangka pendek, tujuan investasi jangka panjang adalah
untuk melindungi, mempermudah atau mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan
(investasi dagang). Investasi semacam ini akan tetap dipertahankan sepanjang hubungan usaha
masih menguntungkan. Investasi lain, seperti investasi pada properti, dimaksudkan untuk
mendapatkan penghasilan dan keuntungan modal (investasi properti).

Investasi jangka panjang mungkin juga dilakukan dengan maksud untuk mengontrol kegiatan
perusahaan lain. Istilah control atau pengendalian mengacu pada kemampuan untuk mengatur
kebijakan finansial dan operasional dari suatu perusahaan untuk mendapat manfaat dari kegiatan
perusahaan tersebut. Investasi jangka panjang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, tetapi
dalam artikel ini akan digolongkan menjadi:

 Investasi dalam saham.


 Investasi dalam obligasi.
 Penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang, misalnya pelunasan obligasi.
 Investasi rupa-rupa.

B. INVESTASI DALAM SAHAM


            Investasi jangka panjang dalam perusahaan lain sering disebut juga penyertaan.
Disamping untuk memperoleh tambahan pendapatan, investasi dalam saham biasanya
dimaksudkan untuk melakukan control terhadap perusahaan dimana investasi dilakukan. Adanya
control dapat ditunjukkan oleh beberapa faktor, misalnya jumlah wakil yang duduk dalam dewan
direksi maupun dewan komisaris, partisipasi dalam pengambilan keputusan atau jumlah transaksi
yang dilakukan. Petunjuk lain adanya kontrol adalah presentase saham yang dimiliki. Misalnya,
apabila suatu perusahaan memiliki lebih dari 50% saham perusahaan lain, maka perusahaan yang
disebutkan pertama akan dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan yang disebutkan terakhir.
Atas dasar besarnya kontorl yang dapat dilakukan, investasi dalam saham perusahaan lain dapat
digolongkan menjadi tiga keadaan yaitu:

a. Perusahaan yang melakukan investasi tidak dapat melakukan kontorl terhadap


perusahaan dimana ia melakukan investasi
b. Perusahaan induk hanya dapat melakukan sebagian kontrol saja terhadap
perusahaan anak, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan.
c. Perusahaan induk secara pasti dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan anak.

PERUSAHAAN INDUK TIDAK DAPAT MELAKUKAN KONTROL

Apabila suatu perusahaan hanya memiliki sebagian kecil saja dari saham yang beredar dan tidak
ada petunjuk-petunjuk lain bahwa kontrol itu memang ada, maka investasi ini dicatat dengan
metode biaya atau cost method. Perusahaan afiliasi adalah (affiliated companies) adalah dua
perusahaan yang mempunyai hubungan kepemilikan tetapi hubungan tersebut tidak
mengakibatkan adanya kontrol atau pengaruh yang cukup berarti oleh salah satu perusahaan.

Dalam metode biaya, investasi dicatat sebesar harga perolehannya. Pendapatan dari anak
perusahaan anak diakui dan dicatat pada saat dividen telah diputuskan akan dikeluarkan.

Sebagai contoh anggaplah bahwa suatu perusahaan pada tanggal 30 juni 2017 membeli 500
saham PT HUM dengan harga Rp 25.000 (sudah termasuk komisi dan biaya-biaya lain). Jumlah
lembar saham yang dibeli hanya merupakan sebagian kecil dari seluruh saham PT HUM yang
beredar. Ayat jurnal yang harus dibuat untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
(D)       Investasi dalam saham                        Rp 25.000      

(K)                   Bank                                                                Rp 25.000

“Investasi tersebut diatas akan selalu dicatat pada harga perolehannya, kecuali terdapat petunjuk
bahwa harga saham yang bersangkutan terus menerus mengalami penurunan. Dalam keadaan
demikian ayat jurnal penyesuaian perlu dibuat di mana salah satu akun modal di debit dan akun
kontra, penyisihan untuk penurunan harga investasi dalam saham, di kredit”.

Dalam metode biaya, laba yang diperoleh PT HUM belum diakui dan dicatat sebagai
pendapatan. Tetapi, pada saat PT HUM mengeluarkan dividen, maka bahwa pada tanggal 15
februari 2018 PT HUM memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 5 per lembar saham.
Transaksi ini oleh perusahaan yang memiliki 500 saham PT HUM tadi, akan dicatat sebagai
berikut:

(D)       Piutang Dividen (Bank)                      Rp 2.500

(K)                   Pendapatan Dividen                                       Rp 2.500

            Anggaplah bahwa pada tanggal 1 maret 2018, saham PT HUM tersebut diatas dijual
dengan harga Rp 26.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

            (D)       Bank                                                                Rp 26.000


            (K)                   Investasi dalam saham                                                Rp 25.000

            (K)                   Keuntungan dari penjualan investasi                          Rp   1.000

PERUSAHAAN INDUK DAPAT MELAKUKAN SEBAGIAN KONTROL

Apabila investasi dalam perusahaan lain tidak cukup besar untuk melakukan kontrol secara
penuh, tetapi pada tingkatan tertentu kontrol atau pengaruh yang cukup berarti dapat dilakukan,
maka investasi jangka panjang yang bersangkutan dilaporkan dengan metode ekuitas (equity
method). Laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) tidak dibuat.

Berbeda dengan metode biaya, dalam metode ekuitas bagian laba yang dihasilkan perusahaan
anak diakui dan dicatat sebagai penambahan investasi. Apabila dividen dikeluarkan, maka
bagian yang diterima dicatat sebagai pengurang. Dengan demikian, saldo akun investasi akan
bertambah dengan bagian laba yang dihasilkan dan berkurang dengan dividen yang dibayarkan
perusahaan anak. Perhatikan bahwa dalam metode biaya, saldo akun investasi tidak berubah,
yaitu sebesar harga perolehan investasi yang bersangkutan.

Sebagai contoh anggaplah bahwa pada tanggal 2 januari 2017, perusahaan HUM membeli 20%
saham. Perusahaan PB dengan harga Rp 50.000. Transaksi ini akan dicatat oleh perusahaan
HUM sebagai berikut:

(D)       Investasi dalam saham            Rp 50.000

(K)                   Bank                                                    Rp 50.000


            Anggaplah kemudian bahwa selama tahun 2017 perusahaan PB memperoleh laba sebesar
Rp 40.000. Kejadian ini akan dicatat oleh perusahaan HUM sebagai berikut:

            (D)       Investasi dalam saham                        Rp 8.000

            (K)                   Pendapatan dari investasi                               Rp 8.000

            Pendapatan dari investasi sebesar Rp 8.000 dihitung sebagai 20% x Rp 40.000 = Rp
8.000. Apabila pada tanggal 1 maret 2018 perusahaan PB mengeluarkan dividen kepada seluruh
pemegang saham dengan jumlah Rp 20.000, maka bagian perusahaan HUM sebesar Rp 4.000
(20% dari Rp 20.000) akan dicatat dalam buku perusahaan yang terakhir ini sebagai berikut:

            (D)       Piutang dividen                                   Rp 4.000

            (K)                   Investasi dalam saham                                    Rp 4.000

PERUSAHAAN DAPAT MELAKUKAN KONTROL SECARA PENUH

Apabila jumlah pemilikan saham suatu perusahaan lebih besar dari 50% hak suara perusahaan
lain maka dianggap perusahaan tersebut dapat untuk melakukan kontrol dan kedua perusahaan
dianggap sebagai satu kesatuan. Untuk itu, laporan keuangan kedua perusahaan tersebut harus
dikonsolidasikan. Laporan keuangan konsolidasi antara perusahaan induk dan anak disebut
laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements).

            (D)       Piutang Dividen (Bank)                      Rp 2.500


            (K)                   Pendapatan Dividen                                       Rp 2.500

C. INVESTASI DALAM OBLIGASI

Bagi perusahaan yang mengeluarkannya, obligasi pada hakikatnya adalah surat pengakuan utang.
Obligasi ini berbentuk surat dengan mencantumkan nilai nominal dan bunga yang telah
ditetapkan. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi mrngakui berutang kepada pemegang
obligasi. Obligasi pada umumnya dapat dibeli di bursa atau membelinya secara langsung dari
persuahaan yang mengeluarkan. Mereka yang memiliki obligasi disebut pemegang obligasi.
Biasanya investasi dalam surat berharga ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh
pendapatan yang tetap dalam jangka panjang.
Seperti halnya dengan saham, disamping harga yang dibayarkan kepada penjual, termasuk dalam
harga perolehan obligasi adalah biaya-biaya lain yang diperlukan untuk mendapatkannya,
misalya komisi makelar. Obligasi yang dibeli dicatat pada harga perolehannya. Apabila obligasi
dibeli diantara dua saat pembayaran bunga, maka bunga yang sudah berjalan akan
diperhitungkan dalam harga jual. Tetapi bunga ini tidak boleh dimasukkan sebagai komponen
harga perolehan.

            Sebagai contoh, pada tanggal 1 Maret 2017 sebuah perusaahaan membeli 100 lembar
obligasi perusahaan ONE yang bernilai nominal Rp 100.000 per lembar. Harga perolehan adalah
Rp 9.024.000 atau Rp 90.240 per lembar. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 1 April 2022,
berbunga 12% setahun. Bunga dibayar dua kali setahun pada tanggal 1 April dan 1 Oktober.
Jumlah yang harus dibayarkan untuk pembelian obligasi ini dhitung sebagai berikut:

            Harga obligasi                                                             Rp 9.024.000

            Bunga yang sudah berjalan                                         Rp    500.000


            5/12 x 12% x Rp 10.000.000                                      Rp 9.524.000

Oleh karena bunga obligasi yang dibayar setiap pada tanggal 1 April dan 1 Oktober maka
pembayaran terakhir sebelum terjadinya pembelian adalah pada tanggal 1 Oktober 2016. Dengan
demikian, pada saat pembelian bunga sudah berjalan adalah lima bulan, yakni dari tanggal 1
Oktober 2016 sampai dengan 1 Maret 2017. Bunga selama lima bulan, seperti dalam perhitungan
diatas, adalah Rp 500.000. Jumlah ini merupakan hak penjual dan harus ditambahkan pada harga
obligasi Rp 500.000. Jumlah ini merupakan hak penjual dan harus ditambahkan pada harga
obligasi. Ayat jurnal yang dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:

(D)       Investasi dalam obligasi

(D)       Pendapatan bunga

(K)                   Bank

Pada tanggal 1 April 2017 perusahaan ONE membayarkan bunga setelah tahunnya. Untuk 100
lembar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini akan diperoleh bunga sebesar : 6/12
x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 600.000. Ayat jurnal yang dibuat sebagai berikut:

(D)       Bank                                        Rp 600.000

(K)       Pendapatan bunga                                           Rp 600.000


Pada tanggal 1 Oktober 2017, bunga sebesar Rp 600.000 akan diterima lagi dari perusahaan
ONE dan ayat jurnal yang sama dengan diatas harus dibuat untuk itu. Pada tanggal 31 Desember
2017; saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun laporan keuangannya, bunga yang
sudah berjalan untuk obligasi yang dimiliki adalah untuk periode 1 Oktober sampai dengan 31
Desember 2017 (3 bulan). Jumlahnya adalah 3/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000. Ayat
jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah berjalan adalah sebagai berikut:

            (D)       Bunga yang masih harus diterima       Rp 300.000

            (K)                   Pendapatan bunga                                           Rp 300.000

AMORTISASI AGIO/DISAGIO

            Di samping terhadap bunga yang sudah berjalan, ayat jurnal penyesuaian juga perlu
dibuat terhadap perbedaan antara nilai nomilan obligasi dengan harga pokoknya. Seperti terlihat
ditulisan sebelumnya, nilai nominal untuk 100 lembar obligasi dalam contoh adalah Rp
10.000.000, sedangkan obligasi tersebut dibeli hanya dengan harga Rp 9.024.000.

            Selisih lebih nominal nilai obligasi dengan harga pokok pembeliannya disebut disagio
(discount). Apabila nilai nominal lebih kecil daripada harga pokok, maka selisihnya disebut agio
(premium). Nilai nominal sebesar Rp 10.000.000 berarti bahwa pada saat jatuh tempo pemilik
obligasi akan menerima pembayaran kembali sejumlah itu. Tanpa adanya jurnal penyesuaian,
berarti disagio harus sekaligus dibebankan sebagai pendapatan pada saat pembayaran kembali.
Perlakuan tersebut kurang tepat, karena pembebanan disagio menjadi tidak merata sepanjang
masa pemilikan obligasi. Disagio (demikian juga jika agio) harus diamortisasikan sedemikian
rupa sehingga pada waktu pembayaran kembali, akun investasi bersaldo sebesar nilai nominal
obligasi. Amortisasi disagio untuk obligasi tersebut diatas dihitung dengan cara seperti yang
dijelaskan dibawah ini :
            Nilai Nominal                                                                          Rp 10.000.000

            Harga Perolehan Obligasi                                                               9.024.000

            Disagio Obligasi                                                                      Rp      976.000

            Jangka Waktu Pemilikan (1 Maret 2017 sampai

            dengan 1 April 2022)                                                                    61 bulan

            Amortisasi Disagio per bulan Rp 976.000 : 61                       Rp        16.000   

            Amortisasi Disagio per Lembar Obligasi per

            Bulan (Rp 16.000 : 100)                                                         Rp             160

            Amortisasi disagio untuk tahun 2017 (10 bulan) terhadap 100 lembar obligasi adalah 10 x
100 x Rp 16 = Rp 160.000. Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat amortisasi
disagio sebagai berikut:

            (D)       Investasi dalam obligasi                      Rp 160.000


            (K)                   Pendapatan bunga                                           Rp 160.000

            Dengan adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut, yang dilakukan tiap-tiap tahun, maka
pada saat jatuh tempo, akun investasi dalam obligasi akan berjumlah Rp 10.000.000. Jumlah
inilah yang akan diterima pada saat obligasi dibayar kembali oleh perusahaan yang
mengeluarkannya.

D. PENJUALAN INVESTASI DALAM OBLIGASI

            Apabila obligasi dijual, maka bukan harga pokoknya yang dikreditkan dari akun
investasi. Harga pokok ini setiap akhir tahun telah disesuaikan dengan amortisasi disagio atau
agio yang ada. Jumlah yang dikreditkan dari akun investasi adalah harga pokok ditambah atau
dikurangi dengan amortisasi disagio atau agio yang telah dilakukan.

            Sebagai contoh anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juni 2019, 50 lembar dari obligasi
dalam contoh diatas dijual dengan harga Rp 4.750.000. Nilai buku (carrying amount) dan jumlah
yang diterima dari obligasi adalah sebagai berikut:

            Nilai Buku Pada Saat Penjualan:                                     

            Harga Pokok Obligasi: 50 x Rp 90.240                      =          Rp       4.512.000                  

            Amortisasi Disagio Dalam Tahun 2017                      =                            80.000

            Amortisasi Disagio Dalam Tahun 2018                      =                            96.000                 
            Amortisasi Disagio Dalam Tahun 2019

            (sampai dengan 1 Juni 2019)                                      =                            40.000

            Nilai Buku Pada Saat Penjualan                                 =          Rp       4.728.000

            Jumlah Yang Diterima Dari Penjualan:

            Harga Penjualan                                                          =          Rp       4.750.000

            Bunga Yang Sudah berjalan       

            (2/12 x 12% x Rp 5.000.000)                                      =                          100.000

            Jumlah Yang Diterima                                                =          Rp       4.850.000

            Harga pokok 50 lembar yang dijual adalah Rp 4.512.000 oleh karena harga pokok per
lembar adalah Rp 90.240. Amortisasi disagio untuk tahun 2017, 2018, 2019 masing-masing Rp
80.000, Rp 96.000, Rp 40.000. Jumlah-jumalah ini akan didaptkan apabila kita mengalikan
lembar obligasi yang dijual dengan amortisasi disagio per lembar obligasi dan jumlah bulan
dalam tahun yang bersangkutan. Amortisasi untuk tahun 2019 misalnya didapat dari perhitungan
sebagai berikut:
            Amortisasi Disagio = 50 lembar x 5 bulan x Rp 160 = Rp 40.000

            Bunga yang sudah berjalan , sejak pembayaran terakhir adalah dua bulan yaitu dari 1
April sampai 1 Juni 2019. Bunga ini, yang jumlahnya Rp 100.000, merupakan hak penjual dan
oleh karena itu ditambahkan sebagai jumlah yang akan diterima. Ayat jurnal yang perlu dibuat
untuk transaksi tersebut diatas adalah sebagai berikut:

            (D)       Investasi dalam obligasi                      Rp 40.000

            (K)                   Pendapatan bunga                                           Rp 40.000

(D)       Bank                                                                Rp 4.850.000

(K)                   Investasi dalam obligasi                                              Rp 4.728.000

(K)                   Pendapatan bunga                                                       Rp    100.000

(K)                   Keuntungan dari penjualan investasi                          Rp      22.000

            Ayat jurnal mencatat amortisasi disagio tahun 2019 yang belum dicatat. Ayat jurnal
untuk amortisasi hanya dibuat tiap-tiap akhir tahun. Keuntungan dari penjualan investasi sebesar
Rp 22.000 merupakan selisih antara harga penjualan (Rp 4.750.0000) dengan nilai buku obligasi
(Rp 4.728.000). Apabila harga penjualan lebih kecil dari nilai bukunya maka perusahaan akan
menderita rugi dari penjualan tadi.

E. PENYISIHAN DANA UNTUK TUJUAN JANGKA PANJANG

Perusahaan pada umumnya menyisihkan kas yang dimiliki untuk tujuan tertentu. Kas yang
disisihkan akan dicatat dalam akun tersendiri, dan terpisah dari akun kas. Contoh dari dana yaitu
dana pelunasan obligasi (bond sinking fund), dana penarikan saham (stock redemption fund),
dana pelunasan pabrik (plant expansion fund) dan lain-lain. Pada umumnya penyisihan dana
berkaitan dengan pembentukan cadangan yang berasal dari laba ditahan.

            Dana ini apabila digunakan untuk tujuan-tujuan jangka panjang, akan dogolongkan
sebagai investasi jangka panjang. Pada saat dana dibuat, maka berarti ada uang kas yang
disisihkan, misalnya dengan memasukkannya ke dalam rekening yang terpisah. Sebagai contoh
anggaplah bahwa pada tanggal 2 Januari 2017, pimpinan perusahaan memutuskan akan
mengadakan dana perluasan pabrik. Caranya adalah dengan menyisihkan uang kas setiap bulan
sebesar Rp 2.000.

            Penyisihan untuk bulan Januari 2017 dilakukan pada tanggal 2 Januari 2017. Ayat jurnal
yang harus dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:

            (D)       Dana perluasan pabrik-kas                  Rp 2.000

            (K)                   Bank                                                                Rp 2.000

            Ayat jurnal seperti diatas akan selalu dibuat setiap melakukan penyisihan. Seperti yang
terlihat dalam jurnal diatas, akun dana perluasan pabrik-kas di debit sebesar Rp 2.000 untuk
penyisihan yang dilakukan. Kata tambahan “Kas” diperlukan dalam akun dana perluasan pabrik
untuk menunjukkan dalam bentuk apa dana yang bersangkutan di tanamkan. Anggaplah
kemudian bahwa pada tanggal 1 Juli 2017 sejumlah Rp 8.000 dari dana perluasan pabrik ini
ditanamkan dalam saham PT SEMEN BOSOWA, maka ayat jurnal yang perlu dibuat adalah
sebagai berikut:

            (D)       Dana perluasan pabrik-saham                                     Rp 8.000

            (K)                   Dana perluasan pabrik-kas                                                      Rp 8.000

            Apabila ada dividen yang diterima dari PT SEMEN BOSOWA, maka hasilnya akan
menambah dana perluasan pabrik. Sebagai contoh anggaplah bahwa pada tanggal 1 Oktober
2017 dari penanaman tersebut diatas diterima dividen dari PT SEMEN BOSOWA sejumlah Rp
800.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebgai berikut:

            (D)       Dana perluasan pabrik-kas                                          Rp 800

            (K)                   Pendapatan dari dana perluasan pabrik                                  Rp 800

Pada saat dana yang sudah terkumpul betul-betul digunakan untuk membangun perluasan pabrik,
maka akun dana ini akan di kredit untuk menghapuskannya.

F. INVESTASI JANGKA PANJANG RUPA-RUPA

Investasi jangka panjang bukan hanya saham dan obligasi melainkan ada beberapa bentuk seperti
asuransi jiwa (life insurance), investasi dalam tanah, dan lain-lain. Beberapa jenis asuransi jiwa
tertentu memuat ketentuan bahwa apabila polis asuransi tadi dihentikan, tidak oleh tertanggung
meninggal, maka kepada perusahaan akan dibayarkan sejumlah uang tertentu disebut dengan
nilai tunai asuransi (cash surrender value). Nilai yang akan diterima dari perusahaan asuransi
apabila polis dihentikan inilah yang dicatat sebagai investasi jangka panjang.

Setiap premi asuransi yang dibayarkan akan terdiri dari dua bagian, yakni penambahan nilai
tunai asuransi dan beban asuransi. Perhatikan ayat jurnal di bawah ini:

(D)       Investasi dalam asuransi jiwa              Rp 30.000

(D)       Beban Asuransi                                                           Rp 180.000

(K)                   Bank                                                                Rp 210.000

Ayat jurnal diatas digunakan untuk mencatat pembayaran premi asuransi tahun 2017, dimana Rp
30.000 di antaranya merupakan kenaikan dalam nilai tunai asuransi dan sisanya Rp 180.000,
adalah beban asuransi tahun yang bersangkutan. Untuk memperoleh berapa bagian yang
merupakan beban dan berapa bagian yang merupakan kenaikan nilai tunai asuransi diperlukan
perhitungan yang spesifik. Apabila polis asuransi dihentikan, maka saldo akun investasi dalam
asuransi jiwa di kredit dan kas di debit. Apabila pegawai yang menjadi tertanggung dalam
asuransi jiwa ini meninggal, maka kas akan didebit sebesar nilai yang dipertanggungjawabkan
yang diterima dari perusahaan asuransi, akun investasi dalam asuransi jiwa akan dikredit sebesar
saldonya sehingga menjadi nol, dan selisihnya akan dikredit kea kun utang kepada keluarga
pegawai yang meninggal.

Tanah yang dibeli tetapi tidak dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan usaha dapat
dianggap sebagai investasi jangka panjang. Maksud dari pembelian tanah yang demikian ini,
biasanya adalah untuk memperoleh keuntungan apabila suatu saat dijual kembali pada harga
yang lebih tinggi. Ayat jurnal yang perlu dibuat pada waktu tanah dibeli tidak berbeda dengan
ayat jurnal untuk memperoleh jenis investasi yang lain, yaitu debit akun investasi dalam tanah
dan kredit kas sebesar pengeluaran yang dilakukan, termasuk biaya tambahannya. Pada waktu
dijual, akun investasi dalam tanah di kredit sebesar saldonya, kas di debit sebesar uang yang
diterima dan sisanya merupakan laba atau rugi dari penjualan tanah tadi.

Anda mungkin juga menyukai