Anda di halaman 1dari 14

IX.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan ini dengan judul “Klor, Brom dan Iod” bertujuan untuk:
1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom, iod dan senyawanya.
2. Mengidentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya.
3. Mengetahui cara pembuatan gas klor, brom dan iod
Unsur klor, brom, dan iod termasuk ke dalam golongan senyawa halogen.
Halogen adalah yang paling reaktif dari semua unsure dan ditemukan di
daratan dalam bentuk senyawa. Halogen adalah satu-satunya unsur yang
tergolong zat pengoksidasi. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk
molekul diatomik. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa
garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Konfigurasi
elektronnya ns2np5 atau pada kulit terluar adalah tujuh electron dan halogen
kekurangan satu electron untuk membentuk struktur gas mulia. Atom halogen
mengeluarkan energi bila menangkap satu elektron. Jadi perubahan entalpi
reaksi X(g)+e → X-(g) bernilai negatif (Albert, 1989). Ion negatif ini disebut
ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida (Norman,
1999).
Percobaan ini dilakukan 6 tahapan, diantaranya sebagai berikut:
1) Percobaan 1
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat gas klor dan brom
dengan mereaksikan garam halida dengan asam sulfat.
a. Pembuatan Gas Klor
Langkah pertama yang dilakukan ialah memasukkan batu kawi
seujung sendok spatula ke dalam tabung reaksi pipa samping.
Kemudian di masukkan kristal NaCl seujung sendok spatula dan
dihubungkan dengan selang. Kemudian batu kawi dan serbuk NaCl
yang telah tercampur lalu ditambahkan sedikit (1 ml) larutan H 2SO4 0,1
M tak berwarna kedalam tabung reaksi tersebut sehingga
menghasilkan larutan berwarna hitam dan endapan hitam. Penambahan
H2SO4 pada campuran tersebut bertujuan untuk mengoksidasi HCl
yang terbentuk dari hasil reaksi NaCl dengan H2SO4 sehingga HCl
yang terbentuk dapat dioksidasikan menjadi gas klor lewat proses
pemanasan. Setelah tercampur kemudian dilakukan pemanasan secara
perlahan dan diamati gas yang terbentuk. Pemanasan disini bertujuan
untuk mempercepat proses reaksi pembentukan, pemanasan
merupakan salah satu faktor laju reaksi, karena pemanasan dapat
menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan dengan cepat.
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) → MnSO4(aq) + 2H2O(l) +
Na2SO4(aq) + Cl2(g)
Adanya gas Cl dapat diidentifikasi menggunakan kertas saring
yang sudah dibasari oleh larutan KI dan amilum. Kertas saring yang
telah dibasahi oleh larutan KI dan amilum tersebut kemudian
diletakkan di bagian atas tabung sehingga kertas saring berubah
menjadi ungu. Hal tersebut menujukkan bahwa terdapat gas klor yang
terbentuk karena gas klor dapat mengubah kertas kalium iodide-
amilum menjadi biru karena adanya proses pembebasan ion iod atau
oksidasi ion I- menjadi I2 oleh gas klor. Reaksi yang terjadi pada
proses ini adalah:
2KI(aq) + Cl2(g) → I2(aq) + 2KCl(aq)
b. Pembuatan Gas Brom
Langkah pertama yang dilakukan ialah memasukkan batu kawi
seujung sendok spatula ke dalam tabung reaksi pipa samping.
Kemudian di masukkan serbuk KBr berwarna putih seujung sendok
spatula dan dihubungkan dengan selang. Kemudian batu kawi dan
serbuk KBr yang telah tercampur lalu ditambahkan sedikit (1 ml)
larutan H2SO4 0,1 M tak berwarna kedalam tabung reaksi tersebut
sehingga menghasilkan larutan berwarna hitam dan endapan hitam.
Penambahan H2SO4 pada campuran tersebut bertujuan untuk
mengoksidasi HCl yang terbentuk dari hasil reaksi KBr dengan
H2SO4 sehingga HCl yang terbentuk dapat dioksidasikan menjadi gas
klor lewat proses pemanasan. Setelah tercampur kemudian dilakukan
pemanasan secara perlahan dan diamati gas yang terbentuk.
Pemanasan disini bertujuan untuk mempercepat proses reaksi
pembentukan, pemanasan merupakan salah satu faktor laju reaksi,
karena pemanasan dapat menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi
berjalan dengan cepat. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
MnO2(s) + 2KBr(aq) + 2H2SO4(aq) → MnSO4(aq) + 2H2O(l) +
K2SO4(aq) + Br2(g)
Adanya gas Br dapat diidentifikasi menggunakan kertas saring
yang sudah dibasari oleh larutan KI dan amilum. Kertas saring yang
telah dibasahi oleh larutan KI dan amilum tersebut kemudian
diletakkan di bagian atas tabung sehingga kertas saring berubah
menjadi ungu. Hal tersebut menujukkan bahwa terdapat gas klor yang
terbentuk karena gas klor dapat mengubah kertas kalium iodide-
amilum menjadi biru karena adanya proses pembebasan ion iod atau
oksidasi ion I- menjadi I2 oleh gas brom. Reaksi yang terjadi pada
proses ini adalah:
2KI(aq) + Br2(g) → I2(aq) + 2KBr(aq)
2) Percobaan 2
Pada tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa klor
dan brom yang direaksikan dengan perak nitrat, merkuri nitrat, dan
timbal asetat.
a. Identifikasi klor
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah
memasukkan 1 mL larutan NaCl tidak berwarna ke dalam 3 tabung
reaksi. Kemudian di uji satu persatu menggunakan AgNO3, HgNO3
dan Pb(CH3COO)2. Dari percobaan tersebut menghasilkan data
sebagai berikut:
Tabung 1 Larutan keruh dan nilai Ksp
6 tetes
AgCl endapan putih (++) 1,5x10-10
Tabung 2 Larutan tidak nilai Ksp
6-25 tetes
HgCl berwarna 1,2x10-18.
Tabung 3 Larutan keruh dan nilai Ksp
6 tetes
PbCl endapan putih (+) 2,4x10-4
Pada tabel diatas didapati apabila senyawa NaCl yang
direaksikan dengan AgNO3 dan Pb(CH3COO)2 menghasilkan
endapan putih atau yang disebut dengan endapan AgCl dan PbCl.
Sedangkan pada merkuri sulfat yang direaksikan dengan NaCl
tidak membentuk endapan hingga tetesan ke 25. Hal tersebut
dikarenakan kelarutan bergantung juga dengan konsentrasi dari
bahan lain dalam suatu larutan serta komposisi terutama ion dalam
campuran tersebut. AgNO3 dan Pb(CH3COO)2 dengan NaCl juga
memiliki perbedaan yang mencolok antara efek ion sekutu dengan
ion asing. Menurut teori, kelarutan suatu senyawa akan berkurang
jika kelebihan ion sekutu. Dapat juga dilihat dengan nilai Ksp
masing masing senyawa. Pada ketiga senyawa tersebut nilai Ksp
PbCl lebih besar dari pada AgCl tetapi endapan yang dihasilkan
lebih sedikit dari pada AgCl hal tersebut mungkin karena tetesan
larutan Pb(CH3COO)2 tertinggal di samping-samping tabung reaksi
sehingga tidak bereaksi dengan NaCl, kemudian ukuran lubang
pada pipet tetes yang berbeda juga dapat mempengaruhi banyaknya
larutan AgNO3 dan Pb(CH3COO)2 yang bereaksi dengan NaCl.
Selanjutnya pada larutan NaCl yang ditambahkan dengan HgNO3
juga dapat membentuk endapan tetapi dalam jumlah yang banyak.
Karena nilai Ksp pada HgCl sangatlah rendah sehingga
membutuhkan penambahan HgNO3 yang banyak.
Endapan yang dihasilkan pada reaksi ini pun sifatnya tidak
larut dalam air dan asam nitrat encer tetapi larut dalam ammonia
encer dan larutan kalium sianida dan tiosufat serta memiliki nilai.
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
NaCl(aq) + HgNO3(aq) → HgCl(s) + NaNO3(aq)
2 NaCl(aq) + Pb(CH3COO)2(aq) → PbCl2(s) + 2CH3COONa(aq)
b. Identifikasi brom
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah
memasukkan 1 mL larutan KBr tidak berwarna ke dalam 3 tabung
reaksi. Kemudian di uji satu persatu menggunakan AgNO3, HgNO3
dan Pb(CH3COO)2. Dari percobaan tersebut menghasilkan data
sebagai berikut:
Tabung 1 Larutan keruh dan nilai Ksp
6 tetes
AgBr endapan putih (++) 7,7x10-13
Tabung 2 Larutan keruh dan nilai Ksp
20 tetes
HgBr endapan putih 5,2x10-23
Tabung 3 Larutan keruh dan nilai Ksp
6 tetes
PbBr endapan putih (+) 7,9x10-5
Pada tabel diatas didapati apabila senyawa KBr yang
direaksikan dengan AgNO3 dan Pb(CH3COO)2 menghasilkan
endapan putih atau yang disebut dengan endapan AgBr dan PbBr.
Sedangkan pada merkuri sulfat yang direaksikan dengan KBr
membentuk endapan pada tetesan 20. Hal tersebut dikarenakan
kelarutan bergantung juga dengan konsentrasi dari bahan lain
dalam suatu larutan serta komposisi terutama ion dalam campuran
tersebut. AgNO3 dan Pb(CH3COO)2 dengan KBr juga memiliki
perbedaan yang mencolok antara efek ion sekutu dengan ion asing.
Menurut teori, kelarutan suatu senyawa akan berkurang jika
kelebihan ion sekutu. Dapat juga dilihat dengan nilai Ksp masing
masing senyawa. Pada ketiga senyawa tersebut nilai Ksp PbBr
lebih besar dari pada AgBr tetapi endapan yang dihasilkan lebih
sedikit dari pada AgBr hal tersebut mungkin karena tetesan larutan
Pb(CH3COO)2 tertinggal di samping-samping tabung reaksi
sehingga tidak bereaksi dengan KBr, kemudian ukuran lubang
pada pipet tetes yang berbeda juga dapat mempengaruhi banyaknya
larutan AgNO3 dan Pb(CH3COO)2 yang bereaksi dengan KBr.
Selanjutnya pada larutan KBr yang ditambahkan dengan HgNO3
juga dapat membentuk endapan tetapi dalam jumlah yang banyak.
Karena nilai Ksp pada HgBr sangatlah rendah sehingga
membutuhkan penambahan HgNO3 yang banyak.
Endapan yang dihasilkan pada reaksi ini pun sifatnya tidak
larut dalam air dan asam nitrat encer tetapi larut dalam ammonia
encer dan larutan kalium sianida dan tiosufat serta memiliki nilai.
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
KBr (aq) + AgNO3(aq) → AgBr(s) + KNO3(aq)
KBr (aq) + HgNO3(aq) → HgBr(s) + KNO3(aq)
KBr (aq) + Pb(CH3COO)2(aq) → PbBr(s) + CH3COOK(aq)
3) Percobaan 3
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa klor
yang hipoklorit. Langkah pertama yang digunakan serbuk kaporit
diambil seujung sendok kecil. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.
Ditambahkan air setabung reaksi kemudian diaduk dan disaring.
Kemudian filtrat di bagi menjadi 2 tabung. Pada tabung 1 dimasukkan
sehelai kertas berwarna. Dibiarkan diudara terbuka dan dicatat
perubahan dan waktu percobaan. Pada tabung 2 ditambahkan larutan
HCl 1 mL kemudian Dimasukkan sehelai kertas berwarna. Dibiarkan
diudara terbuka dan dicatat perubahan dan waktu percobaan.
a) Tabung 1
Pada tabung ini dimasukkan sehelai kertas berwarna merah muda.
Dibiarkan diudara terbuka dan dicatat perubahan dan waktu
percobaan. Setelah beberapa saat kertas yang semula merah muda
menjadi sedikit pudar warnanya, kepudarannya bernilai (+). Hal
tersebut menunjukkan bahwa senyawa hipoklorit bisa memutihkan
atau memudarkan warna. Reaksinya:
Ca(OCl)2(s) + 2H2O(l) → 2HOCl(aq) + Ca(OH)2(aq)
CaOCl2(s) + H2O(l) +CO2(g) → CaCO(aq) + HOCl(aq) + CaCl2(aq)
b) Tabung 2
Pada tabung ini ditambahkan larutan HCl 1 mL kemudian
Dimasukkan sehelai kertas berwarna. Dibiarkan diudara terbuka dan
dicatat perubahan dan waktu percobaan Setelah beberapa saat kertas
yang semula merah muda menjadi sedikit pudar warnanya,
kepudarannya bernilai (++). Hal tersebut menunjukkan bahwa
senyawa hipoklorit bisa memutihkan atau memudarkan warna serta
penambahan klor seccara berlebih melalui HCl dapat mempercepat
waktu pemudaran dan meningkatkan intensitas pemudaran warna
tersebut. Reaksinya:
HOCl(aq) + HCl(aq) → Cl2 + H2O(aq)
CaOCl2(s) + H2O(l) +CO2(g) → CaCO(aq) + HOCl(aq) + CaCl2(aq)
4) Percobaan 4
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan serta
mengidentifikasi klor, brom dan iod sehingga dapat mengetahui sifat
dari unsur tersebut.
a) Pembuatan gas klor
Langkah pertama yang dilakukn ialah 1 sendok spatula
kristal NaCl berwarna putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 pekat tidak berwarna
menghasilkan larutan kekuningan serta endapan kekuningan dan
muncul gas tipis berwarna putih. Reaksi yang terjadi ialah:
2 NaCl(s) + 2 H2SO4(aq) → Cl2 (g) + SO2 (g) + Na2SO4 (aq) + 2
H2O (l)
Kemudian ditutup dengan penutup karet kemudian dihubungkan
dengan selang dan gelas kimia yang berisi sedikit air dan
dipanaskan beberapa menit dan timbul gas. Gas Cl2 terbentuk
ditandia dengan adanya gelembung air dalam gelas kimia. Air
dalam gelas diuji dengan kertas lakmus dan gas yang terbentuk
diuji menggunakan kertas saring yang dibasahi oleh larutan KI
tidak berwarna dan larutan amilum yang keruh. Kertas lakmus
merah yang di masukkan ke dalam air tidak terdapat perubahan
dengan kertas lakmus tetap berwarna merah. Kemudian pengujian
gas menggunakan kertas saring, merubah kertas saring menjadi
berwarna ungu hal tersebut menandakan bahwa Cl mampu
mengoksidasi I- menjadi I2. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dimana seharusnya gas klor mampu mengoksidasi I- menjadi I2.
Dikarenakan atom O disekitar Cl lebih elektronegatif yang
menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah
lepas. Reduktor terkuat lebih mudah mengalami oksidasi sehingga
mudah untuk melepas elektron ion iodida paling mudah melepas
elektron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat. Reaksi yang
terjadi ialah:
Cl2 (g) + H2O (l) → HOCl (aq) + HCl (aq)

b) Pembuatan gas brom


Langkah pertama yang dilakukn ialah 1 sendok spatula
serbuk KBr berwarna putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 pekat tidak berwarna
menghasilkan larutan kekuningan serta endapan kekuningan dan
muncul gas tipis berwarna putih. Reaksi yang terjadi ialah:
2 KBr(s) + 2 H2SO4(aq) → Br2 (g) + SO2 (g) + K2SO4 (aq) + 2
H2O(l)
Kemudian ditutup dengan penutup karet kemudian dihubungkan
dengan selang dan gelas kimia yang berisi sedikit air dan
dipanaskan beberapa menit dan timbul gas. Gas Br 2 terbentuk
ditandia dengan adanya gelembung air dalam gelas kimia. Air
dalam gelas diuji dengan kertas lakmus dan gas yang terbentuk
diuji menggunakan kertas saring yang dibasahi oleh larutan KI
tidak berwarna dan larutan amilum yang keruh. Kertas lakmus
merah yang di masukkan ke dalam air tidak terdapat perubahan
dengan kertas lakmus tetap berwarna merah. Kemudian pengujian
gas menggunakan kertas saring, merubah kertas saring menjadi
berwarna ungu hal tersebut menandakan bahwa Br mampu
mengoksidasi I- menjadi I2. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dimana seharusnya gas klor mampu mengoksidasi I- menjadi I2.
Dikarenakan atom O disekitar Br lebih elektronegatif yang
menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah
lepas. Reduktor terkuat lebih mudah mengalami oksidasi sehingga
mudah untuk melepas elektron ion iodida paling mudah melepas
elektron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat. Reaksi yang
terjadi ialah:
Br2 (g) + H2O (l) → HOBr (aq) + HBr (aq)

c) Pembuatan gas iodin


Langkah pertama yang dilakukn ialah 1 sendok spatula
serbuk KI berwarna putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 pekat tidak berwarna
menghasilkan larutan kekuningan serta endapan kekuningan dan
muncul gas tipis berwarna putih. Reaksi yang terjadi ialah:

2KI(aq) + 2 H2SO4(aq) → I2 (g) + SO2 (g) + K2SO4 (aq) + 2 H2O(l)

Kemudian ditutup dengan penutup karet kemudian


dihubungkan dengan selang dan gelas kimia yang berisi sedikit air
dan dipanaskan beberapa menit dan timbul gas. Gas Br2 terbentuk
ditandia dengan adanya gelembung air dalam gelas kimia. Air
dalam gelas diuji dengan kertas lakmus dan gas yang terbentuk
diuji menggunakan kertas saring yang dibasahi oleh larutan KI
tidak berwarna dan larutan amilum yang keruh. Kertas lakmus
merah yang di masukkan ke dalam air tidak terdapat perubahan
dengan kertas lakmus tetap berwarna merah. Kemudian pengujian
gas menggunakan kertas saring, merubah kertas saring menjadi
berwarna ungu hal tersebut menandakan bahwa I mampu
mengoksidasi I- menjadi I2. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
yang dimana seharusnya gas iodin tidak mampu mengoksidasi I-
menjadi I2 karena kelebihan ion sekutu. Sehingga mungkin yang
menjadi zat pengoksidasi ialah larutan H2SO4 yang saat
pemberiannya terlalu banyak. Reaksi yang terjadi ialah:
I2 (g) + I- (aq) → I3-

5) Percobaan 5
Tahapan ini bertujuan utnuk mengetahui cara pembuatan serta
mengidentifikai adanya gas klor, brom dan iod.
a. Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1 mL larutan
NaCl tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
dengan gas Cl2. Penambahan gas Cl2 berfungsi untuk . Kemudian
ditambahkan dengan larutan Cs2 tidak berwarna sebanyak 3 tetes. Hasil
penambahan tersebut menghasilkan 2 fasa yaitu fasa organik dan fasa
larutan. Terbentuknya 2 fasa ini dikarenakan penambahan gas klor bisa
jadi berlebih dalam larutan sehingga setelah penambahan Cs2 larutan
tetap tidak berwarna. Cs2 ditambahkan sebagai katalis. Gas klor yang
dialirkan pada larutan akan mendesak ion Cl- sehingga terbentuk
garam halida berupa natrium klorida. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
NaCl(aq) + Cl2(g) + Cs2 (aq) → NaCl(aq) + Cl2(g) + Cs2 (aq)

b. Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1
mL larutan KBr tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan gas Cl2. Penambahan gas Cl2 berfungsi
untuk . Kemudian ditambahkan dengan larutan Cs2 tidak berwarna
sebanyak 3 tetes. Hasil penambahan tersebut menghasilkan 2 fasa
yaitu fasa organik dan fasa larutan. Terbentuknya 2 fasa ini
dikarenakan penambahan gas klor bisa jadi berlebih dalam larutan
sehingga setelah penambahan Cs2 larutan tetap tidak berwarna. Cs2
ditambahkan sebagai katalis. Gas klor yang dialirkan pada larutan
akan mendesak ion Br- sehingga terbentuk garam halida berupa
natrium klorida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2KBr(aq) + Cl2(g) + Cs2 (aq) → 2KCl(aq) + Br2(g) + Cs2 (aq)
c. Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1
mL larutan KBr tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan gas Cl2. Penambahan gas Cl2 berfungsi
untuk . Kemudian ditambahkan dengan larutan Cs2 tidak berwarna
sebanyak 3 tetes. Hasil penambahan tersebut menghasilkan 2 fasa
yaitu fasa organik dan fasa larutan. Terbentuknya 2 fasa ini
dikarenakan penambahan gas klor bisa jadi berlebih dalam larutan
sehingga setelah penambahan Cs2 larutan tetap tidak berwarna. Cs2
ditambahkan sebagai katalis. Gas klor yang dialirkan pada larutan
akan mendesak ion Br- sehingga terbentuk garam halida berupa
natrium klorida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2KI(aq) + Cl2(g) + Cs2 (aq) → 2KCl(aq) + I2(g) + Cs2 (aq)

6) Percobaan 6
Pada tahapan ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan dari
padatan iodin di dalam larutan air, KI, dan HCl.
a. Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan ialah memasukkan kristal
iodin berwarna hitam kemudian ditambahkan air sebanyak 1 mL
dan diamati kelarutannya. Penambahan aquades pada iodin padat
menghasilkan larutan kuning kecoklatan (+) dan sisa endapan
kristal hitam (+++). Reaksi antara iodin dengan aquades
diantaranya sebagai berikut:
I2(s) + H2O(l) → I2(s) + H2O (l)

Pada percobaan ini iodin sedikit larut di dalam air. Yang


seharusnya apabila sesuai teori iod tidak dapat larut di dalam air,
hal tersebut dikarenakan saat pengambilan iod padat seharusnya
dicuci dulu agar terbebas dari kotoran, sehingga kotoran tersebut
tidak larut dalam air sehingga tidak menganggu proses
pengamatan.
b. Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan ialah memasukkan kristal
iodin berwarna hitam kemudian ditambahkan larutan KI tidak
berwarna sebanyak 1 mL dan diamati kelarutannya. Penambahan
aquades pada iodin padat menghasilkan larutan kuning kecoklatan
(+++) dan sisa endapan kristal hitam (+). Reaksi antara iodin
dengan aquades diantaranya sebagai berikut:
I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)
Pada percobaan ini iodin padat larut dalam larutan KI
karena pengaruh ion sejenis, dimana larutan KI I 2 akan bereaksi
dengan KI membentuk ion polihalida I3- yang bersifat mudah larut.
Adanya endapan dikarenakan jumlah iod yang tidak sebanding
dengan jumlah volume larutan KI yang ditambahkan sehingga
tidak semua padatan iodin larut.
c. Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan ialah memasukkan kristal
iodin berwarna hitam kemudian ditambahkan larutan HCl pekat
tidak berwarna sebanyak 1 mL dan diamati kelarutannya.
Penambahan aquades pada iodin padat menghasilkan larutan
kuning kecoklatan (++) dan sisa endapan kristal hitam (++).
Reaksi antara iodin dengan aquades diantaranya sebagai berikut:
I2(s) + HCl(aq) → HI(aq) + Cl2(g)
Pada percobaan ini iodin padat sedikit larut dalam larutan
HCl pekat, hal tersebut sesuai dengan teori bahwa iodin padat
sedikit larut di dalam HCl. Adanya endapan dikarenakan jumlah
iod yang tidak sebanding dengan jumlah volume larutan KI yang
ditambahkan sehingga tidak semua padatan iodin larut.
X. KESIMPULAN
1) Gas klor dan brom dapat dibuat dengan mereaksikan NaCl dengan
H2SO4 dan KBr dengan H2SO4 dengan melalui proses pemanasan.
Adanya gas klor dan brom dapat diidentifikasi dengan perubahan kertas
saring yang ditambahkan larutan KI dan amilum menjadi berwarna
ungu.
2) Kelarutan klor dan brom dari endapan yang terbetuk dengan Pb 2+, Ag2+,
dan Hg+ dengan urutan sebagai berikut: AgNO3>
Pb(CH3COO)2>HgNO3.
3) Larutan kaporit yang ditambahkan HCl akan lebih mudah memudarkan
warna karena konsentrasi klor yang semakin besar sehingga
kemampuan memudarkan akan semakin kuat.
4) Gas klor, brom dan iod dapat dibuat dengan mereaksikan garam halida
dengan larutan H2SO4 dimana gas yang terbentuk menyebabkan
perubahan warna lakmus biru menjadi merah. Gas yang terbentuk dapat
mengubah warna kertas saring yang ditambah KI dan amilum menjadi
berwarna biru keunguan.
5) Larutan NaCl, KBr, dan KI dapat direaksikan dengan gas Cl 2 dan
larutan Cs2 membentuk 2 fasa
6) Urutan kelarutan padatan iodin ialah KI> HCl> aquades.

Anda mungkin juga menyukai