Anda di halaman 1dari 9

ANALISA JURNAL

THE RELATIONSHIP BETWEEN NURSE MANAGERS ’LEADERSHIP


STYLE AND PATIENTS’ PERCEPTION OF THE QUALITY OF THE
CARE PROVIDED BY NURSES : CROSS SECTIONAL SURVEY

Oleh:
Sri Wulandari
19310149

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
2020
ANALISIS JURNAL DAN
PEMBAHASAN
A. Analisis Jurnal Penelitian
1. Latar Belakang
Dalam sistem perawatan kesehatan, sumber daya manusia
memainkan peran strategis yang memiliki dampak signifikan pada
keseluruhan proses perawatan. Ketika kesejahteraan profesional rendah
kinerjanya menurun, perilaku kerja kontraproduktif mungkin menjadi
lebih mungkin, dan akibatnya kualitas perawatan terganggu. Penelitian
telah menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan sangat relevan dalam
kaitannya dengan kualitas lingkungan kerja di organisasi perawatan
kesehatan.
Gaya kepemimpinan memengaruhi kualitas lingkungan kerja dan
dapat memengaruhi perilaku perawat. Semakin banyak perawat puas
dengan supervisor dan manajemen semakin sedikit mereka mengalami
kelelahan. Ketika perawat kurang puas dengan kepemimpinan, ketegangan
interpersonal meningkat, dan perilaku kerja kontraproduktif juga
meningkat, mengurangi kepuasan pasien dengan perawatan yang diterima.
Ketika perawat memiliki persepsi kepemimpinan yang buruk, sinisme
mereka meningkat, dan kualitas perawatan yang dirasakan oleh pasien
menurun.
2. Tujuan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji model yang
menyelidiki hubungan antara gaya kepemimpinan manajer perawat dan
persepsi pasien tentang kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat,
melalui mediasi kualitas lingkungan kerja (antar dari kelelahan,
ketegangan antar pribadi dan melawan perilaku kerja produktif).
3. Metode
Metodologi desain penelitian ini menggunakan studi multi-centre
crosssectional.
4. Hasil :
Hasil penelitian mengkonfirmasi hipotesis bahwa, ketika perawat
puas dengan kepemimpinan, mereka merasa kurang lelah dan tegang
dalam hubungan interpersonal, mereka terlibat kurang dalam perilaku
yang salah, dan pada gilirannya, pasien lebih puas dengan kualitas
perawatan yang diberikan oleh para perawat.
5. Kesimpulan:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik konteks
organisasi, kepemimpinan, dan perilaku perawat, mempengaruhi persepsi
pasien tentang perawatan perawat. Oleh karena itu, manajer layanan
kesehatan harus mempertimbangkan hasil ini dengan serius dalam rangka
untuk meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien.
6. Analisis PICO
P (Problem) : Penelitian ini dilakukan di lima rumah sakit yang terletak
dua di utara, dua di pusat dan satu di selatan Italia. Peserta adalah 479
perawat terdaftar (bekerja sebagai perawat staf, sedangkan kepala perawat
dan manajer perawat dikeluarkan) dan 829 pasien berusia 18 tahun atau
lebih, dapat membaca dan menulis dalam bahasa Italia dan dirawat di
rumah sakit setidaknya selama 3 hari. Pasien yang sakit parah atau cacat
mental yang tidak dapat mengisi kuesioner dikeluarkan.
I (Intervention) : Penelitian ini menggunakan studi multi-centre
crosssectional. Antara Maret dan Juli 2016 lima asisten peneliti (satu untuk
setiap situs) mengelola kertas dan kuesioner. Mereka memberi tahu (secara
verbal dan melalui surat) perawat dan peserta pasien yang memenuhi
syarat tentang tujuan penelitian, dan sifat anonim dan sukarela dari
pengumpulan dan analisis data. Para perawat diminta untuk mengisi
kuesioner dalam waktu tujuh hari dan mengembalikannya dalam kotak
tertutup yang ditempatkan di setiap bangsal. Pasien yang memenuhi syarat
menerima kuesioner dari asisten peneliti yang mengizinkannya sekitar 4
jam untuk diisi. Setelah itu, kuesioner dikumpulkan oleh asisten peneliti.
Di setiap lingkungan survei dilakukan dalam 2 momen berturut-turut 15
hari terpisah. Putaran kedua, pasien yang telah mengisi kuesioner pertama
kali dikeluarkan.
C (Comparison) : Dalam jurnal penelitian ini tidak disebutkan jurnal
pembanding yang digunakan.
O (Outcome) : Hasil penelitian menunjukan bahwa, ketika perawat puas
dengan kepemimpinan, mereka merasa kurang lelah dan tegang dalam
hubungan interpersonal, mereka terlibat kurang dalam perilaku yang salah,
dan pada gilirannya, pasien lebih puas dengan kualitas perawatan yang
diberikan oleh para perawat. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan
bahwa karakteristik konteks organisasi, kepemimpinan, dan perilaku
perawat, mempengaruhi persepsi pasien tentang perawatan perawat. Oleh
karena itu, manajer layanan kesehatan harus mempertimbangkan hasil ini
dengan serius dalam rangka untuk meningkatkan kualitas perawatan yang
diberikan kepada pasien.

No Elemen Kritik Riset Ulasan Kritik Riset


1. Dimensi substansi dan teori
Tingkat kepentingan Masalah yang diteliti dalam jurnal ini sangat penting
masalah dan menarik karena meneliti tentang hubungan antara
gaya kepemimpinan manajer perawat dan persepsi
pasien tentang kualitas perawatan yang diberikan
oleh perawat.
Kepentingan untuk perawat, penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu referensi untuk kepala
ruang suatu rumah sakit dalam meningkatkan
pengetahuan untuk menjalankan tugas sebagai
pemimpin agar tidak semena-mena terhadap perawat,
sehingga perawat dapat memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien tanpa adanya tekanan maupun
perasaan lelah dan stress yang berlebihan.
Kekuatan konsep Konsep yang ada pada jurnal sudah cukup kuat yaitu
dengan menjelaskan teori yang mendasari penelitian
yang mengacu pada gaya kepemimpinan manajer
perawat dan persepsi pasien tentang kualitas
perawatan yang diberikan oleh perawat.
Pertanyaan Pertanyaan memahami fenomena sudah baik yaitu
memahami fenomena untuk mengevaluasi gaya kepemimpinan manajer
perawat terhadap perawat yang memberikan
perawatan pada pasien, sehingga dapat mengevaluasi
juga hasil dari kulitas perawatan yang diberikan.
2. Dimensi metodologi
Desain Desain penelitian yang digunakan adalah study multi-
centre cross-sectional
Sampel Sampel penelitian berjumlah 479 perawat terdaftar
(bekerja sebagai perawat staf, sedangkan kepala
perawat dan manajer perawat dikeluarkan) dan 829
pasien berusia 18 tahun atau lebih, dapat membaca dan
menulis dalam bahasa Italia dan dirawat di rumah sakit
setidaknya selama 3 hari. Pasien yang sakit parah atau
cacat mental yang tidak dapat mengisi kuesioner
dikeluarkan.
Metode Metodologi desain penelitian ini
menggunakan study multi-centre cross-sectional
Analisis statistik Analisis statistik yang digunakan adalah secara khusus,
untuk menguji varians metode umum yang berpotensi
dapat mempengaruhi analisis peneliti membandingkan
model pengukuran data RN (lima variabel laten)
dengan model yang menggabungkan semua variabel
(satu laten variabel). Mengingat non-normalitas item
pekerjaan kontraproduktif, kuadrat bobot tertimbang
(WLSMV) digunakan sebagai metode untuk estimasi
parameter. Untuk menilai kesesuaian model, Indeks
Kesesuaian Banding (CFI), Kesalahan Estimasi Akar
Kuadrat (RMSEA) dan Residual Kuadrat Akar Kuadrat
Terstandarisasi (SRMR) atau Residu kuadrat rata-rata
kuadrat akar (WRMR) digunakan. Uji perbedaan chi-
square kemudian digunakan untuk membandingkan dua
model pengukuran
Instrumen Alat ukur yang digunakan kuesioner
4. Dimensi Interpretasi
Pembahasan Secara khusus, dalam level ini, hasil menunjukkan
bahwa jika perawat lebih puas dengan supervisor dan
manajemen, semakin sedikit mereka merasa kelelahan.
Baik kelelahan emosional maupun depersonalisasi tidak
dikaitkan dengan perilaku kerja kontraproduktif, tetapi
ketegangan dan ketidakpuasan interpersonal terkait
dengan mereka. Selain itu, di antara level, perilaku
kerja kontraproduktif dan depersonalisasi dikaitkan
dengan kepuasan pasien dengan keperawatan, yang
berarti bahwa semakin banyak kepala ruang/manajer
peawatt terlibat dalam perilaku yang tidak etis dan
semakin terlepas dari pekerjaan mereka, pasien yang
kurang puas dengan perhatian perawat.
Selain itu, secara khusus dalam tingkat, kepuasan
dengan kepemimpinan secara negatif mempengaruhi
kelelahan emosional perawat (β = -0,33; p = < 0,001),
menunjukkan bahwa ketika kepuasan keperawatan
dengan kepemimpinan meningkat, perawat kurang
terkena kelelahan emosional. Persepsi kepemimpinan
juga berdampak pada sinisme perawat (β = -0,38; p
=<0,001), yang pada gilirannya mempengaruhi persepsi
pasien tentang asuhan keperawatan (β = -0,65; p
=<0,001). Dengan kata lain, ketika perawat memiliki
persepsi kepemimpinan yang buruk, sinisme mereka
meningkat, dan kualitas perawatan yang dirasakan oleh
pasien menurun. Selain itu, kepuasan dengan
kepemimpinan berhubungan negatif dengan ketegangan
interpersonal (β = -0,29; p = <0,001), dan ketegangan
interpersonal dikaitkan dengan melakukan perilaku
kerja kontraproduktif (β = 0,27; p =<0,001). Hasil efek
tidak langsung menunjukkan bahwa hubungan antara
kepuasan perawat dengan kepemimpinan dan perilaku
kerja kontraproduktif dimediasi oleh ketegangan
interpersonal (β =0,08; p =<0,01). Antara tingkat,
perilaku kerja kontraproduktif secara negatif terkait
dengan kepuasan pasien dengan asuhan keperawatan (β
= -44; p =<0,001). Hubungan ini berarti bahwa ketika
perawat kurang puas dengan kepemimpinan,
ketegangan antarpribadi meningkat, dan perilaku kerja
kontraproduktif juga meningkat, mengurangi kepuasan
pasien dengan perawatan yang diterima. Akhirnya,
antara level, hubungan negatif langsung ditemukan
antara kepuasan perawat dengan kepemimpinan dan
perilaku kerja kontraproduktif (β = -0,14; p = <0,001)
yang, seperti yang telah kita perhatikan, secara negatif
mempengaruhi kepuasan pasien.
Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik
konteks organisasi, kepemimpinan, dan perilaku
perawat, mempengaruhi persepsi pasien tentang
perawatan perawat. Oleh karena itu, manajer layanan
kesehatan harus mempertimbangkan hasil ini dengan
serius dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
perawatan yang diberikan kepada pasien.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis jurnal penelitan diatas dapat dibahas mengenai
kekuatan, kelemahan dan kemungkinan penerapannya di rumahsakit terkait
hubungan antara gaya kepemimpinan manajer perawat dan persepsi
pasien tentang kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat.
1. Kekuatan
a. Dalam penelitian ini, latar tempat, sampel, waktu dan tata cara
pelaksanaan penelitian dan hasill juga disebutkan secara rinci dan
jelas.
b. Dalam penelitian ini, kekuatan penelitian disebutkan oleh peneliti bahwa
penelitan ini merupakan studi pertama yang berfokus pada penyelidikan
bagaimana variabel organisasi dapat mempengaruhi kualitas perawatan
yang dirasakan oleh pasien.
c. Selain itu, dilakukan dengan sampel perawat dan pasien di berbagai
rumah sakit yang didistribusikan di seluruh wilayah nasional
d. Analisis juga dilakukan dengan menggunakan model persamaan
struktural (SEM) yang menawarkan pendekatan yang akurat dan dapat
diandalkan untuk memeriksa hasil.
e. Penelitian ini tidak terjadi pelanggaran etis, karena sudah disetujui oleh
rumah sakit terkait dan organisasi World Medical Association dan
partisispasi perawat juga bersifat sukarela.
2. Kelemahan dan keterbatasan
a. Dalam penelitian, peneliti menyebtkan beberapa keterbatasan
penelitian yaitu ada masalah “ketidaksukaan sosial” dari pekerjaan
kontraproduktif. Fenomena ini, mengacu pada sifat menyimpang dari
perilaku kerja kontraproduktif, membuatnya sulit untuk dilaporkan.
b. Selain itu dalam organisasi rumahsakit, sulit untuk perawat
memberikan pernyataan secara jujur karena takut dengan beberapa
efek yang ditimbulkan.
c. Desain cross-sectional juga memiliki kekurangan yaitu tidak
memungkinkan evaluasi pengembangan yang mungkin dari variabel
yang diselidiki.
d. Kelemahan lain juga disebutkan bahwa, karena penelitian ini
menggunkan banyak kuesioner, kemungkinan banyak juga terjadi
kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap
3. Kemungkinan dan Strategi Penerapannya di Rumahsakit
Hasil penelitian ini bisa diterapkan di Rumahsakit karena setiap
kepala ruang atau manajer perawat harus mempimpin sesuai gayanya
masing-masing tidak sembarang maupun asal-asalan harus sesuai sehingga
kepala ruang, perawat maupun pasien tidak merasa memiliki beban atau
merasa kurang puas terhadap pelayanan. Selain itu, gaya kepemimpinan
juga ada beberapa macam, tergantung dari kepala ruang atau manajer
perawat mau menerapkan dan menjalankan yang mana. Tetapi perlu
diperhatikan, penggunaan gaya kepemimpinan harus dapat memudahkan
pekerjaan perawat, menyenangkan perawat sehingga perawat tidak merasa
lelah dan strees yang berlebihan dan kualitas perawatan yang diberikan ke
pasien pun terjamin dan pasien pun merasa puas oleh pelayannanya.

Anda mungkin juga menyukai