Anda di halaman 1dari 37

9.

Material Cetakan
Pengecoran dapat dibuat dengan cetakan permanen logam atau cetakan
dengan bahan refractory (misalkan, pasir silika). Akan tetapi,
penggunaan cetakan permanen logam memiliki keterbatasan dimana
biayanya dapat tertutupi bila produksi corannya secara massal.
massal.
Selain itu cetakan logam hanya tepat untuk logam dengan suhu cair
rendah yang mana lebih rendah dari suhu cair logam cetakan permanen.
permanen
Oleh karena itu, cetakan pasir masih menjadi metode yang cukup luas
penggunaannya selain dapat dibuat kembali, mampu digunakan untuk
pengecoran logam dengan suhu cair tinggi.
Sehingga persiapan material untuk cetakan pasir dan inti cetakan, sifat-
sifatnya dan pengujiannya perlu diketahui agar dapat melakukan
pengecoran logam dengan cetakan pasir dengan baik.
9.1 Persyaratan Fungsional Material Cetakan
Sebuah pencampuran cetakan pengecoran melalui empat tahap produksi
utama yaitu: persiapan dan distribusi, produksi cetakan dan inti,
pengecoran serta pembersihan dan reklamasi/daur ulang.
YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II
Sifat-sifat utama yang dibutuhkan pada tahap pembuatan cetakan adalah
flowability dan green strength dari cetakan.
Flowability adalah kemampuan material untuk dibuat padat dengan
densitas yang uniform/
uniform/seragam
seragam.
Flowability yang tinggi dapat dibuat dengan ramming action dari mesin
cetakan yang mana energi pemadatan harus ditransmisikan ke seluruh
massa pasir.
Kebutuhan akan green strength dari cetakan pasir muncul saat pola
ditarik dari cetakan, maka cetakan harus mampu menahan bentuknya
secara independen tanpa adanya distorsi atau runtuh.
Tegangan yang dialami cetakan tergantung pada tingkat penompang dari
cetakan, pengangkatan pola, dan inti besi dan bentuk serta dimensi dari
compact.
Dalam banyak kasus, stabilitas dimensi dan akurasi yang tinggi dapat
dicapai tanpa green strength yang memadai, selama cetakan atau inti
diperkeras saat kontak dengan permukaan pola dan biasanya
menggunakan sistem pengikatan (bonding system).
Dalam proses penuangan, banyak cetakan dituang dalam kondisi green
state. Namun untuk pengecoran berat seperti baja, cetakan diperkeras
untuk mendapatkan kekakuan yang tinggi saat mendapatkan tekanan dan
gaya erosif dari logam cair.
YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II
Pengerasan cetakan dapat dilakukan dengan pengeringan temperatur
tinggi pada pasir yang diperkuat oleh lempung atau membakar inti
cetakan yang mana semuanya dapat pula diperkeras secara kimiawi.
Dengan kata lain, pada tahap penuangan, dry strength (kekuatan cetakan
yang diperkeras atau dalam kondisi kering) adalah signifikan.
Selain itu, cetakan perlu dikeringkan sebelum penuangan agar cetakan
tidak luruh menjadi serbuk kembali (friability).
Persyaratan lain adalah refractoriness atau kemampuan material
cetakan untuk tahan terhadap suhu tinggi tanpa mengalami pembakaran
atau perubahan fisik lainnya.
lainnya Sifat ini sangat penting untuk proses
manufaktur paduan dengan suhu cair tinggi seperti baja. Sedangkan
untuk paduan dengan suhu cair rendah, refractoriness dapat diganti
dengan persyaratan lain yang lebih penting seperti kehalusan pasir dlsb dlsb.
Kondisi lain dari pengecoran adalah adanya gas yang terlibat atau
tergantikan oleh logam cair dalam cetakan. Kebanyakan gas dapat
dilakukan melalui saluran udara dan ventilasi tetapi untuk coran dengan
volume besar, udara harus dapat dilakukan oleh pori-pori cetakan.
Masalah ini sangat serius terjadi untuk cetakan greensands dan
coresands.
Setiap penguapan dari 1% kelembaban green moulding sand dapat
menghasilkan 30 kali volume dari uap
uap,, hal ini paralel untuk tipe pasir lain.
YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II
Oleh karena itu, sifat permeability (kemampuan
kemampuan untuk menyediakan jalur
keluarnya gas dari cetakan
cetakan) merupakan sifat yang sangat diperlukan
untuk melindungi coran dari cacat blows dan cacat-cacat yang sejenis.
Fineness diperlukan untuk mencegah adanya penetrasi logam dan
menghasilkan permukaan cetakan yang halus. Mengingat, permeability
dan fineness adalah fungsi dari ukuran butir dan distribusinya, dua sifat ini
biasa terjadi konflik dan harus ada kompromi dalam membuat cetakan
pasir.
Fineness dapat dicapai dengan menggunakan pasir cetak yang halus
dengan melakukan pengayakan secara kontinyu. Namun, hal itu akan
mengurani permeabilitas. Sebuah alternatif pendekatan untuk
menggunakan material dengan permeabilitas tinggi dan mendapatkan
permukaan yang halus adalah dengan menggunakan pelapisan cetakan.
Material cetakan juga memerlukan kualitas lanjut yang tidak perlu terukur
oleh uji standar. Seperti, bench life, kemampuan untuk mempertahankan
kualitas pasir saat disimpan atau dibiarkan saja. Kemudian, durability,
yang menunjukkan kapasitas sistem cetakan untuk tetap bertahan dalam
kondisi siklus pemanasan dan pendinginan berulang dalam sistem pasir
yang terintegrasi.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


9.2 Pembuatan Cetakan dan Persyaratan Khusus untuk Coresands

Praktek pembuatan cetakan pasir:


1. Pengikat lempung melibatkan biaya material yang rendah dan
menghindari biaya pengerasan cetakan baik dengan secara kimiawi
atau secara termal.
2. Perputaran kotak cetakan dan cetakan yang halus serta siklus
pengecoran yang cepat adalah hal yang menguntungkan dalam
sistem mekanisasi.
3. Pasir dapat direkondisi karena dehidrasi yang kecil dari ikatan
lempung.
4. Greensands memiliki kekuatan tekan yang lebih rendah, yang mana
menawarkan ketahanan yang kurang terhadap kontraksi daripada
cetakan diperkeras sehingga resiko adanya hot tearing dapat
dikurangi.
5. Cetakan dapat tersambung dengan tertutup, sehingga meninggalkan
flash yang kecil untuk pembersihan dengan pemotongan.
6. Prosesnya ramah lingkungan.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


9.2 Pembuatan Cetakan dan Persyaratan Khusus untuk Coresands

Praktek pembuatan cetakan diperkeras atau drysand:


1. Cetakan diperkeras (hardened moulds) menawarkan ketahanan yang
maksimum terhadap distorsi akibat tekanan metallostatic dan
terhadap erosi cetakan selama penuangan yang lebih lama. Oleh
karena itu, cetakan ini cocok untuk pengecoran dengan dimensi
sangat besar dan memberikan akurasi dengan standar tinggi. Dalam
produksi besi tuang secara khusus, kekakuan cetakan berkontribusi
pada akurasi dimensional.
2. Masalah ventilasi dapat dikurangi karena ketidakadaan uap yang
dihasilkan oleh kelembaban cetakan.
3. Permukaan cetakan yang tidak dapat ditembus dapat dibuat karena
pasir dengan permeabilitas rendah dapat digunakan, kalau perlu
dengan coating.
4. Permukaan dengan struktur chilled dapat dikurangi banyak, karena
cetakan dapat memfasilitasi aliran logam cair dalam bagian yang tipis.
5. Masalah pengeringan lanjut selama penundaan dalam pengecoran
yang bisa membuat permukaan rontok menjadi serbuk dapat
dihindari.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengerasan Cetakan

Pengerasan secara kimia dapat dilakukan baik dengan reagent liquid


atau gas
gas.
Liquid reagents secara umum diterapkan pada kondisi dingin dan
dicampurkan ke dalam pasir saat tahap pencampuran. Pada
beberapa kasus dicampurkan lubang cetakan, sehingga tidak pada
operasi pengerasan terpisah.
Pengerasan dengan gas atau uap dilakukan setelah pemadatan dan
biasanya dilakukan pada inti atau komponen yang lebih kecil.
Untuk cetakan yang dikeringkan penuh
penuh,, digunakan kompor atau open
untuk mengeringkannya dengan temperatur 200 -400°
400°C.
Pengeringan permukaan dapat juga dibawa keluar menggunakan
burner gas atau pengeringan dengan udara panas
panas..
Pengerasan permukaan dapat ditingkatkan dengan perlakuan mula
menggunakan penyemprotan campuran zat pengeras atau pelapisan
cetakan dengan zat yang tidak terbakar seperti grafit dlsb.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Persyaratan untuk intipasir (core sand)

Meskipun teknik pembuatan inti cetakan secara prinsip mirip dengan


cara pembuatan cetakan, kondisi inti dan cetakan berbeda selama
penutupan cetakan dan pengecoran.
Praktek pembuatan cetakan dengan greensand atau drysand
diterapkan untuk membuat cetakan.. Untuk
Untuk,, inti cetakan biasanya
menggunakan teknik pengeringan atau pengerasan agar dapat
dihasilkan kekuatan inti yang tinggi sesuai dengan situasinya
situasinya..
Inti sering memiliki struktur yang kompleks, dan harus ditangani
dengan proses tersendiri tanpa dukungan dari kotak cetakan.
Kekuatan kering yang tinggi juga diperlukan dalam pengecoran untuk
mampu menahan tegangan pada inti dan sering dikelilingi oleh logam
cair.. Inti greensands diperlukan pada beberapa kasus khusus namun
cair
penanganannya saat penutupan cetakan lebih sulit.
Inti cetakan harus memiliki sifat tahanan yang minimum untuk
kontraksi.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


9.3 Pengujian Pasir Cetak
Pengujian pasir cetak perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dari
pasir cetak sehingga didapatkan cetakan yang menghasilkan coran
yang maksimal.
Pengujian pasir cetak sudah lama dibuat dan diawali oleh H.W.
Dietert dari American Foundrymen’s Society, BCIRA dan individu-
individu peneliti dan organisasi yang tertulisa dalam publikasi laporan,
handbook dan papers serta masih banyak yang relevan.
Sifat-sifat pejal dari agregat sensitif terhadap variasi kecil dalam
kondisi pencampuran dan persiapan spesimen sehingga standarisasi
yang kaku diperlukan pada semua tahap.

a. Spesimen untuk Bulk Testing (pengujian bentuk pejal pasir


cetak)

Sifat-sifat mekanis dan karakteristik tertentu ditentukan oleh spesimen


yang dipadatkan menjadi bulk density yang mirip dengan hasil
penekanan dalam sumur cetakan rammed.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Banyak cetakan
menggunakan 2 in x 2 in
silinder AFS specimen atau
50 mm x 50 mm DIN
ekuivalen yang disiapkan
dengan memberikan beban
pada pasir dengan
pemukulan beberapa kali
oleh standar rammer dan
disalurkan pada piston
menumbuk pasir cetak
dalam cetakan silinder.
Gambar rammer dapat
dilihat pada gambar di
samping ini.

Sand rammer untuk persiapan spesimen

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Berat pasir disesuaikan dengan kebutuhan untuk membuat spesimen
untuk pengujian permeabilitas
permeabilitas,, atau pengujian kekuatan kering seperti
kekuatan tarik
tarik,, tekan dan geser
geser..
Dari proses penumbukan dengan rammer ini dapat diketahui sifat
kompatibility atau flowability dari pasir untuk mengisi cetakan yang ada.

b. Pengujian kekuatan green dan dry


Pada prinsipnya adalah untuk mengukur tegangan yang
mengakibatkan kerusakan pada pasir cetak dalam kondisi kecepatan
pembebanan yang konstan.
Biasanya pengujian dilakukan dengan peralatan sederhana dan
dioperasikan secara manual, dengan pembebanan pegas.
Namun banyak yang menggunakan mesin pengujian universal
(universal testing machine) seperti pada gambar berikut.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Universal sand strength testing machine

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Universal sand strength testing machine untuk pasir cetak dengan
kekuatan yang lebih tinggi

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Kondisi pembebanan dalam pengujian kekuatan untuk material
cetakan a) compression, b) shear, c) tension, d) transverse

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


c. Pengujian green strength lainnya untuk kualitas cetakan
Compactability and Flowability
Tes compactability diterima luas sebagai metode sederhana yang
langsung berhubungan dengan perilaku pasir di dalam mesin
khususnya saat dilakukan squeeze compaction.
Dengan volume yang tetap ditekan dengan kondisi standard kemudian
diukur reduksi volumenya yang mana reduksi volume ini sebagai
parameter compactability
compactability.. Semakin tinggi reduksinya semakin tinggi
sifat compactability
compactability--nya
nya..
Pengujian dapat menggunakan standard sand rammer: tabung
spesimen silindris diisi oleh pasir hingga penuh kemudian diberi
pukulan ram tiga kali. Volume reduksi biasanya antara 33 – 55%,
meskipun reduksi ini dipengaruhi oleh kandungan lempung dan air.
Dengan informasi ini
ini,, maka dapat dijadikan dasar untuk
memperkirakan jumlah pasir yang dibutuhkan untuk produksi cetakan
yang memuaskan
memuaskan..

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


c. Pengujian green strength lainnya untuk kualitas cetakan
Compactability and Flowability
Flowability diuji dengan menggunakan standar rammer tetapi
berdasarkan pergerakan reduksi antara pukulan ke empat dan ke lima
dalam pembuatan spesimen uji tekan.
Pasir yang memiliki flowability yang tinggi dapat dipadatkan penuh
pada awal pemukulan.
Hasil pengukuran flowability ini dipengaruhi oleh bentuk butiran dan
distribusi pasir dasar, serta kandungan lempung dan air.
Perbedaan sifat alir pasir dapat dilihat dari pengukuran densitas pejal
pejal,,
yang mana berdensitas 0.60 – 0.75 x 103 kg/m3 untuk pasir tidak
tertekan.. Sedangkan untuk pasir yang telah ditekan lama dengan
tertekan
rammer memiliki densitas 1.6 – 1.7 kg/m3.

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengujian Permeabilitas Pasir Cetak
Permeability ditentukan dengan
mengukur kecepatan aliran udara
melalui spesimen yang dipadatkan
dengan kondisi standar.
Standar yang diikuti adalah AFS dengan
bentuk silinder yang didapatkan dari
tabung rammer.
Alat permeabilitas meter memiliki tabung
udara 2 liter di atas air. Kemudian,
dengan pembebanan udara mengalir
melalui O-seal dimana di atasnya
terdapat spesimen pasir cetak. Waktu
yang diperlukan untuk menghabiskan 2
liter udara diukur.
Permeability Number, P adalah volume
udara cm3/menit yang melewati
spesimen sepanjang 1 cm dan
penampang 1 cm2 dibawah beda Permeability meter (Ridsdale & Co. Ltd.)
tekanan 1 cm water gauge.
YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II
Alat permeabilitas meter lainnya
yang mengukur permeabilitas
secara langsung dengan skala.

Atau bisa juga dengan alat dan


teknik standar, permeabilitas
dapat dihitung dengan
persamaan di bawah ini, yang
mana t adalah waktu dalam
detik.

Compact direct reading permeability meter


(Ridsdale-Dietert electric Permmeter,
Ridsdale & Co. Ltd.)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Hubungan antara kekuatan dan curing time/pemulihan untuk sebuah jenis
cetakan pasit yang terikat resin yang disetting dingin. Titik A menunjukkan
bench life, B adalah setting time dan C adalah waktu untuk berkembang
menjadi kekuatan maksimum (Institute of British Foundrymen)
YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II
Pengujian Impact Penetration Pasir Cetak

Impact penetration tester dengan internal spring loaded hammer


(Ridsdale & Co. Ltd.)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengujian Hot Distortion

Skema pengujian hot distortion (dari Morgan and Fashamm, American


Foundrymens’s Society)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Contoh kurva tegangan waktu hasil pengujian hot distortion. Tahap: O-A:
berekspansi ke atas melawan beban; A-B: thermoplastic softening; B-C:
thermosetting; C-D: breakdown and collapse (dari Morgan and Fashamm,
American Foundrymens’s Society)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Komposisi kimia beberapa Pasir Cetak
Hasil analisa kimia beberapa jenis pasir cetak untuk pengecoran

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Distribusi Pasir Cetak

Kurva grade kumulatif untuk pasir kasar (coarse) dan halus (fine)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengaruh ukuran butir terhadap kekuatan pasir cetak

Efek ukuran butir terhadap kekuatan pasir cetak yang diikat oleh lempung
(Davies, British Steel Corporation)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengaruh ukuran butir terhadap densitas pasir cetak

Efek bentuk butiran terhadap densitas pejal dari pasir cetak diikat oleh minyak
(Davies, British Steel Corporation)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengaruh kandungan binder terdapat kekuatan pasir cetak

Pengaruh kandungan binder terhadap kekuatan pasir cetak (pasir silika diikat
oleh Wyoming bentonite/lempung. Sifat kelembaban optimum; rasio lempung-
air 2.0-4.0) (Grim dan Cuthbert)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengaruh kandungan air terdapat kekuatan pasir cetak

Pengaruh kandungan air pada green strength dan dry strength pasir cetak
(bentonite-bonded silica sand)
YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II
Pengaruh kandungan air dan lempung terdapat kekuatan pasir cetak

Pengaruh kandungan air pada lempung terhadap green strength pasir cetak
(Grim dan Cuthbert, American Ceramic Society)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Pengaruh aliran CO2
terhadap kekuatan
pasir cetak

Pengaruh aliran karbon dioksida pada kekuatan tekan, ilustrasi pengurangan


kekuatan akibat overgassing. Pasir cetak memiliki mesh bervariasi dengan
kandungan binder 4% (Haley dan Leach) (American Ceramic Society)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Perilaku kekuatan pasir cetak pada suhu tinggi

Kekuatan pada temperatur tinggi untuk pasir cetak yang diikat dengan sodium
silicate (Taylor) (American Foundrymen’s Society)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Penambahan pada pasir cetak untuk peningkatan kualitas
pasir cetak

Tabel Tambahan Khusus untuk Campuran Pasir Cetak

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Macam-macam Pasir Cetak yang tanpa kandungan Silika

Pasir refraktori tanpa kandungan silika

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Sifat ekspansi termal beberapa pasir cetak pada berbagai
suhu

Ekspansi termal untuk cetakan refraktori (Middleton, Institute of


British Foundrymen)

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Beberapa material yang bisa dibuat untuk pelapisan pasir
cetak terutama di dinding cavity

Tabel Cetakan yang dilapisi refraktori

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Terima kasih kepada Penulis Buku yang
menjadi acuan mata kuliah ini:

Peter Beeley, Foundry Technology 2nd


Edition, Butterworth Heinemann

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II


Terima kasih atas perhatian Anda
dan
Selamat Mencatat dan Belajar dengan Baik

YudySuryaIrawan Proses Manufaktur II

Anda mungkin juga menyukai