Anda di halaman 1dari 7

Penugasan I

DEPARTEMENTALISASI & ALOKASI OVERHEAD


DIVISI KERTAS DAN DIVISI KEMASAN

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari penugasan ini, Anda diharapkan mampu:
1. Mengetahui konsep biaya overhead pabrik beserta komponen-komponen biayanya.
2. Membedakan antara fungsi departemen jasa dengan departemen produksi serta biaya
yang melekat atasnya.
3. Memahami konsep pembebanan biaya produksi dengan menggunakan normal costing
system serta perhitungan tarif overhead dan aplikasinya terhadap perhitungan biaya
overhead pabrik dibebankan (factory overhead cost applied) di setiap departemen
produksi.
4. Menentukan over atau under applied untuk biaya overhead pabrik yang dibebankan di
biaya produksi dan harga pokok penjualan.
5. Mengimplementasikan analisis penghitungan, pengalokasian dan pengakumulasian
biaya overhead pabrik dan dampaknya dalam pengambilan keputusan.

KASUS
Dalam melakukan pembebanan biaya (costing) pada produk, perusahaan menggunakan
pendekatan fungsional, yaitu dengan menggunakan tarif departemental untuk masing-masing
departemen produksi. Pada akhir bulan Agustus, pemilik perusahaan menugaskan manajer
keuangan dibantu oleh cost controller perusahaan untuk membuat anggaran produksi atas
divisi kertas pada bulan September. Dalam membuat anggaran, manajer keuangan perusahaan
menggunakan informasi biaya pada bulan Agustus untuk membuat estimasi biaya pada
anggaran perusahaan bulan September, terutama yang terkait dengan biaya overhead di setiap
departemen.
Pembebanan biaya overhead dilakukan dengan menelusuri cost driver yang tepat di
setiap departemen dan membebankan biaya overhead departemen pendukung (jasa) pada
departemen utama (produksi).

A. Informasi Tambahan Terkait Aktivitas Pembebanan


Berikut anggaran biaya overhead dalam ribuan rupiah yang telah disusun perusahaan
untuk bulan September 2014 disertai dengan beberapa informasi-informasi tambahan terkait:
Anggaran Biaya Overhead Bulan Agustus 2014

Departemen Jumlah (Rp)


Listrik 10.750.000
Pemeliharaan 8.925.000
Pengelolaan Limbah 4.725.000
Production Quality Control 7.600.000
Kertas
Persiapan 12.200.000
Pencetakan 9.000.000
Penyelesaian 8.250.000
Kemasan
Pengolahan 5.000.000
Penyelesaian 5.250.000

Informasi biaya diatas belum merupakan total biaya overhead di masing-masing


departemen. Perusahaan juga mempertimbangkan alokasi anggaran overhead di tingkat
fasilitas, seperti:
No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Dasar Alokasi
1 Penyusutan Pabrik Rp 19.250.000 Luas Lantai
2 Mandor Pabrik Rp 6.000.000 Jam Tenaga Kerja Langsung
3 Keamanan Pabrik Rp 4.000.000 Luas Lantai

Setelah diperoleh total anggaran biaya overhead final untuk masing-masing


departemen, barulah perusahaan mengalokasikan biaya overhead divisi pembantu (divisi jasa)
ke divisi produksi dengan menggunakan perusahaan menggunakan metode bertingkat (step
down). Oleh karena perusahaan menggunakan metode yang telah disebutkan sebelumnya
dalam melakukan proses alokasi biaya overhead, maka diperlukan urutan alokasi yang telah
ditentukan sebagai berikut:
Urutan Alokasi
Urutan Departemen Dasar Alokasi
1 Listrik KWH
2 Pemeliharaan Jam Pemeliharaan
Pengelolaan
3 Jam Mesin
Limbah
4 Quality Control Jam Mesin

Cost Driver yang dianggarkan


Jam kerja Jam
Departemen Jam Mesin KWH
langsung Pemeliharaan
Divisi Kertas
Persiapan 3.600 3.350 475.000 290
Pencetakan 3.800 3.650 560.000 490
Penyelesaian 3.200 3.200 520.000 270
Divisi Kemasan
Pengolahan 1.540 1.950 320.000 330
Penyelesaian 2.100 1.100 270.000 240
Departemen Jasa
Listrik 1.800 1.150 168.000 160
Pemeliharaan 2.200 900 150.000 180
Pengelolaan
2.900 1.150 240.000 140
Limbah
Quality Control 2.240 1.000 160.000 100

Adapun untuk menghitung biaya overhead pabrik maka kebijakan yang diambil oleh
perusahaan adalah:
 Alokasi biaya yang timbul pada departemen listrik dialokasikan berdasarkan jumlah
pemakaian KWH.
 Alokasi biaya yang timbul pada departemen Pengelolaan Limbah dialokasikan berdasar
jumlah karyawan.
 Alokasi biaya yang timbul pada departemen pemeliharaan dialokasikan berdasarkan
jam pemeliharaan.
 Alokasi biaya yang timbul pada departemen Production Quality Control berdasarkan
jam kerja langsung.

Dasar Pembebanan Dianggarkani Divisi Kertas

Dasar Pembebanan Anggaran Departemen


Persiapan Pencetakan Penyelesaian
Biaya BBL 475.000.000 - -
Biaya TKL 54.000.000 60.800.000 56.000.000
Jam Mesin 3.350 3.650 3.200

Dalam menentukan dasar pembebanan pada divisi kertas, perlu diperhatikan bahwa:
 Aktivitas utama di departemen persiapan adalah pemrosesan bahan baku, semua bahan
baku langsung dimasukkan dalam proses ini.
 Departemen pencetakan adalah departemen padat karya yang mana kerja pada
departemen ini didominasi oleh tenaga kerja.
 Departemen penyelesaian adalah departemen padat modal yang mana kerja pada
departemen ini didominasi oleh mesin-mesin produksi.

Dasar Pembebanan Divisi Pesanan Khusus

Dasar Pembebanan Anggaran Departemen


Pengolahan Penyelesaian
Jam Mesin 1.950 1.100
Jam TKL 1.540 2.100

Dalam menentukan dasar pembebanan divisi kemasan perlu diperhatikan bahwa di


departemen pengolahan, digunakan lebih banyak jam mesin sedangkan di departemen
penyelesaian membutuhkan banyak tenaga kerja untuk proses folding.

B. INFORMASI TERKAIT BIAYA OVERHEAD AKTUAL


Luas Bangunan - Penyusutan Gedung

80 m 60 m 60 m
Kemasan
35 m

Pengelolaan Limbah
Divisi Kertas

Divisi
80 m

20 m
30 m
Quality Control
150 m

45 m

40 m

Pemeli-
haraan
30 m

Kantor
25 m

Listrik

50 m 90 m

Luas bangunan yang digunakan adalah 24.950 m2 yang didistribusikan seperti gambar di atas.
Adapun biaya depresiasi gedung sebesar Rp. 19.250.000,- dibebankan ke masing–masing
departemen berdasarkan luas lantai yang digunakan.
Penyusutan Mesin
Divisi Kertas

No. Jenis Mesin/ Alat Jumlah Tanggal Metode Umur Nilai Akuisisi
Akuisisi Penyusutan Manfaat setiap mesin
1 Getser 10 01/05/2008 Garis Lurus 10 Rp. 6.000.000
2 Cleaner 12 01/07/2008 Garis Lurus 10 Rp. 7.500.000
3 Headbox 10 03/01/2008 Garis Lurus 10 Rp. 7.875.000
4 Fourdinier Table 10 04/06/2008 Garis Lurus 10 Rp. 7.400.000
5 Press 12 05/08/2008 Garis Lurus 8 Rp. 9.400.000
6 Dryer 15 06/02/2010 Garis Lurus 8 Rp. 7.200.000
7 Pop Reel 10 07/09/2010 Garis Lurus 8 Rp. 8.100.000
8 Corrugator 8 03/10/2008 Garis Lurus 8 Rp 9.200.000

Divisi Kemasan
No. Jenis Mesin/ Alat Jumlah Tanggal Metode Umur Nilai Akuisisi
Akuisisi Penyusutan Manfaat setiap mesin
1 Flexo 7 01/02/2009 Garis Lurus 8 Rp. 4.200.000
2 Stiching 7 01/04/2009 Garis Lurus 8 Rp. 5.400.000

Penyusutan mesin di departemen produksi dihitung dengan mengidentifikasi setiap mesin


yang digunakan di setiap departemen produksi, dan untuk departemen jasa, penyusutan mesin
adalah sebagai berikut :
1. Listrik Rp. 1.575.000
2. Pemeliharaan Rp. 650.000
3. Pengelolaan Limbah Rp. 500.000
4. Production Quality Control Rp. 325.000

Pemakaian Bahan Penolong

Divisi Kertas Jumlah (Rp)


Persiapan
Zat Retensi 2,250,000
Air 2.925.000

Divisi Kemasan Jumlah (Rp)


Pengolahan
Tinta 5.200.000
Lem 1.248.000
Total tagihan listrik selama satu bulan adalah Rp 62.925.500,- dan biaya listrik
dialokasikan berdasarkan penggunaan kwh di setiap departemen.

Departemen Pemakaian Kwh Biaya TKTL (Rp)


Divisi Kertas
Persiapan 370.000 1.375.000
Pencetakan 465.000 1.000.000
Penyelesaian 417.000 1.450.000
Divisi Kemasan
Pengolahan 202.000 1.200.000
Penyelesaian 164.000 1.150.000
Departemen Jasa
Listrik 160.000 1.600.000
Pemeliharaan 154.000 1.100.000
Pengelolaan
232.000 1.000.000
Limbah
Quality Control 156.000 800.000

Cost Driver Aktual


Jam
Departemen Jam TKL Jam Mesin KWH
Pemeliharaan
Divisi Kertas
Persiapan 3.200 3.400 370.000 280
Pencetakan 4.000 3.600 465.000 470
Penyelesaian 3.200 3.750 417.000 260
Divisi Kemasan
Pengolahan 1.500 1.900 202.000 300
Penyelesaian 2.000 1.125 164.000 225
Departemen Jasa
Listrik 1.500 1.075 160.000 140
Pemeliharaan 2.100 1.000 154.000 155
Pengelolaan
3.000 1.100 232.000 160
Limbah
Quality Control 2.440 1.150 156.000 110

Diminta:

1. Lakukan proses alokasi overhead dari departemen pembantu ke departemen produksi


menggunakan metode bertingkat sesuai anggaran yang telah ditentukan!
2. Jika perusahaan sudah menetapkan dasar pembebanan untuk menentukan jumlah BOP
dibebankan di masing-masing departemen produksi pada bulan September 2014, maka
selanjutnya tentukan tarif BOP untuk bulan September 2014 pada masing-masing
departemen utama yang ada!
3. Lakukan rekap biaya overhead aktual untuk mendapatkan total biaya overhead aktual
di masing-masing departemen selama bulan September 2014!
4. Lakukan proses alokasi overhead aktual dari departemen pembantu ke departemen
produksi menggunakan metode bertingkat sesuai bukti-bukti yang ada!
5. Apakah ada selisih antara BOP dibebankan dan BOP aktual? Jika ada hitung selisih
tersebut dan buatlah jurnalnya! Selanjutnya, uraikan dengan singkat dan jelas dampak
yang diakibatkan oleh terjadinya selisih antara BOP dibebankan dengan BOP aktual
terhadap jumlah nominal Harga Pokok Penjualan, Harga Produk serta laba yang
diperoleh perusahaan atas penjualan produknya!
6. Jelaskan beberapa metode alokasi BOP yang ada! Menurut pendapat anda manakah
metode alokasi biaya overhead yang paling sesuai untuk Brawijaya Paper?

Anda mungkin juga menyukai