Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hilyah Hilaliah Uswanas

NIM : 190600231

Fakultas Kedokteran Gigi USU


TUGAS KEPRIBADIAN

A. Pengertian teori kepribadian

Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah


sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan
mengenai tingkah laku manusia.

B. Fungsi Teori Kepribadian

Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.

1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan
fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan
perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis.
Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku
manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.

2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus
bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku
manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus
memiliki fungsi prediktif.

C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian

Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas


pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia.
Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya,
1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang
bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur
pembentuk sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi
untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka
perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan,
perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai
faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian
atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian

Berkembangya teori-teori kepribadian tidak terlepas dari sejumlah faktor


yang melatar belakangi dan mempengaruhinya, yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor-faktor historis dan faktor-faktor
kontemporer. Koeswara (1991: 13) mengibaratkan kedua faktor tersebut
sebagai faktor pembawaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang.

1. Faktor-faktor historis
Secara historis banyak faktor yang mempengaruhi berkembanya
teori-teori kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang
pengaruhnya sangat kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah : a.
peng-obatan klinis Eropa, b. psikometrik, c. behaviorisme, dan d.
psikologi Gestalt (Koeswara, 1991: 13)

a. Pengobatan klinis di Eropa

Upaya pengobatan, sepanjang sejarah selalu dihubungkan


dengan konsepsi tentang kepribadian. Demikian halnya dengan
apa yang dilekukan di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19,
terutama di Perancis. Atas dasar konsepsi-konsepsi fisiologis dan
aktivitas-aktivitas mental manusia, Philipe Pinel (1745-1926),
seorang dokter dari Perancis, menggambarkan gangguan
kepribadian psikosis sebagai akibat dari kerusakan fungsi otak.
Seorang dokter dari Jerman, Emil Kraeplin (1856-1926),
membuat klasifikasi gangguan kepribadian berdasarkan konsepsi
tentang psikosis yang fisikalistis. Ditinjau dari perkembangan teori
kepribadian, apa yang dilakukan Kraeplin merupakan langkah
besar karena gangguan kepribadian sudah dirumuskan dan
diklasifikasikan secara ilmiah.
Pengaruh terbesar dari sejarah pengobatan klinis di Eropa
terhadap perkembangan kepribadian adalah yang terjadi pada
abad ke-20, yaitu ketika Sigmund Freud menuliskan konsepsi-
konsepsinya yang dia susun berdasarkan temuannya dalam
menyembuhkan penderita neurosis, khususnya histeria.
Pengaruh Freud dengan Psikoanalisisnya terhadap teori
kepribadian dapat dilihat dari fakta bahwa hampir seluruh teori
kepribadian modern mengambil sebagian atau setidak-tidaknya
mempersoalkan konsepsi-konsepsi Freud dala penyusunan teori
kepribadian (Koeswara, 1991: 15).

b. Psikometrik

Psikometrik atau pengukuran psikologi memberikan pengaruh


yang harus diperhitungkan dalam perkembangan teori
kepribadian. Sebelum ada psikometrik, ada anggapan bahwa
fungsi-fungsi psikologis manusia seperti kecerdasan, bakat,
minat, motif, dst., sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk bisa
diukur.
Berbicara tentang psikometrik dari sisi historis, tidak terlepas
dari pembahasan mengenai apa yang dilakukan oleh Gustav
Theodor Fecher (1801-1887). Fechner, yang beranggapan bahwa
jiwa itu identik dengan raga, banyak melakukan penelitian,
khususnya tentang pengideraan dengan metode eksperimen.
Apa yang telah dilakukan oleh Fecher menjadi pendorong
bagi para ahli yang muncul kemudian untuk mengembangkan dan
menggunakan pendekatan psikometrik untuk kaitan antara aspek
fisik dengan aspek mental. Dengan berkembangnya psikometrik
memungkinkan dilakukannya penelitian di bidang kepribadian.

c. Behaviorisme

Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang lahir di


Amerika Serikat dipelopori oleh John B. Watson (1878-
1958). Pengaruh behaviorisme terhadap perkembangan teori
kepribadian terletak pada upaya-upaya dan anjurannya untuk
memandang dan meneliti tingkah laku manusia secara
objektif. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para
behavioris dengan metode eksperimen mampu memberikan
sumbangan besar bagi terciptanya konsep-konsep tentang
kepribadian yang ketepatannya bisa diuji secara empiris.
d. Psikologi Gestalt

Psikologi Gestalt merupakan aliran psikologi yang lahir di


Jerman dan yang dipelopori oleh Max Wertheimer (1880-1943),
Wolfgang Kohler (1887- 1967), dan Kurt Koffka (18886-
1941). Prinsip pertama dan utama dari psikologi Gesltalt adalah
bahwa suatu fenomena hanya dan harus dimengerti sebagai
suatu totalitas atau keseluruhan. Demikian halnya dengan
manusia berikut kesadaran dan tingkah lakunya hanya dapat
dipahami jika hal itu dilihat sebagai suatu totalitas. Beberapa
teoris kepribadian terkemuka yaitu Adler, Goldstein, Allport,
Maslow, dan Rogers mengembangkan teori kepribadian
berdasarkan prinsip holistik atai totalitas dari psikologi Gestalt.
Prinsip kedua psikologi Gestalt, yang juga ikut mempengaruhi
para teoris keprbadian adalah prinsip bahwa fenomena
merupakan data mendasar bagi psikologi. Untuk itu dalam
memahami perilaku manusia maka peneliti atau pengamat harus
berusaha merasakan dan menghayati apa yang dialami oleh
subjek yang diamati.

2. Faktor-faktor Kontemporer

Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi perkembanga


teori kepribadian mencakup faktor dari dalam dan dari luar psikologi.
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam bidang psikologi yaitu: a.
munculnya perluasan bidang psikologi, seperti psikologi lintas budaya
(cross-cultural psychology), dan b. Studi tentang proses-proses kognitif
dan motivasi.

Faktor-faktor kontemporer dari luar bidang psikologi yang


mempengaruhi perkembangan teori kepribadian antara lain
berkembangnya aliran filsafat eksistensialisme, perubahan sosial
budaya yang pesat, dan berkembangnya teknologi komputer.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan
kebebasan, penentuan diri, dan keberubahan manusia, mempengaruhi
para teoris kepribadian eksistensial dan humanistik. Perubahan sosial
budaya telah memberikan arah baru kepada penelitian dan penyusunan
teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi komputer
membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-besaran dan
cermat.

Anda mungkin juga menyukai