Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PENGGANTI PERKULIAHAN

Nama : Rudi Purwana Ahmad


NIM : 1801111223
Mata Kuliah : Ekologi Pemerintahan
Dosen : Rury Febrina, S.IP, M.Si

Deskripsi Tugas;
1. Mahasiswa membuat MATRIK/BAGAN ekologi pemerintahan dari
trigatra/aspek alamiah yaitu dari aspek kondisi geografis dan kekayaan alam
(Contoh terlampir). Dengan indicator yang dibuat yaitu:
a. Makna kondisi geografis dan kekayaan alam dalam perspektif ilmu
pemerintahan
b. Kebijakan Pemerintahan terkait kondisi geografis dan kekayaan alam
c. Leading sector/instansi/lembaga yang memiliki kewenangan terkait
kondisi geografis dan kekayaan alam baik ditingkat nasional maupun
daerah.
d. Fenomena/permasalahan kependudukan
e. Program dan kegiatan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
menangani fenomena/permasalahan terkait kondisi geografis dan
kekayaan alam.
2. Mencari literature atau referensi terkait dalam memperkuat pemahaman
mahasiswa khususnya kasus-kasus yang berkembang terkait trigatra/aspek
alamiah terkait kondisi geografis dan kekayaan alam, sertakan sebagai
sumber referensi.
3. Menambahkan narasi/penjelasan terkait matrik dihalaman yang berbeda
minimal 5 halaman. Khusus terkait kebijakan pemerintah menambahkan
penjelasan singkat dari masing-masing peraturan perundang-undangan
terkait dengan memperhatikan hierarki peraturan perundang-undangan.
4. Bahan perkuliahan telah diberikan sebelumnya dan bisa menjadi pedoman
dalam pembuatan tugas perkuliahan.
5. Portal akan otomatis menutup laman pengumpulan tugas diluar dari
deadline yang sudah diinformasikan diatas.
6. Silahkan menghubungi komting apabila ada yang tidak dipahami dan
komting yang akan langsung menghubungi dosen.

TERIMAKASIH
SELAMAT BEKERJA
TRIGATRA/ASPEK
ALAMIAH
KONDISI GEOGRAFIS DAN
KEKAYAAN ALAM

Bentuk keadaan dan lokasi geografi suatu negara sangat mempengaruhi


kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam penyelenggaraan, pengaturan
kesejahteraan dan keamanan. Kekayaan alam sebagai kekuatan nasional harus
dikelola, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan,
sehingga membutuhkan administrasi negara yang menjamin azas lestari
kekayaan alam dan azas daya saing pemanfaatan alam. (Fakhsiannor : 2016)

Kebijakan Pemerintahan Program/Kegiatan Pemerintahan


Leading Fenomena/Permasala
Terkait Kondisi Terkait Kondisi Geografis Dan
Sector/Istansi yang han Kondisi Geografis Kekayaan Alam Berdasarkan
Geografis Dan Kekayaan
Berwenang Dan Kekayaan Alam Fenomena/permasalahan
Alam

1. UUD 1945 Pasal 33. 1. kurangnya tata


2. UU No. 32 Tahun 2009 kelola energi
Tentang Perlindungan Dan 1. Kementerian ESDM
2. Kekurangan air 1. Program Listrik perdesaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Kementerian
bersih akibat 2. Program Kali Bersih (Prokasih)
3. UU No. 17 Tahun 2019 Lingkungan Hidup dan
pencemaran air 3. Program Hutan Kota
Tentang Sumber Daya Air. Kehutanan
3. Krisis pepohonan
UU No. 23 Tahun 2014 Tentang 3. Kementrian PUPR
Pemerintahan Daerah 4. Pemerintah Daerah
Penjelasan Tambahan

Berdasarkan matrik diatas dapat dijelaskan bahwa Makna kondisi


geografis dan kekayaan alam dalam perspektif ilmu pemerintahan adalah Bentuk
keadaan dan lokasi geografi suatu negara sangat mempengaruhi kehidupan bangsa
yang mendiaminya dalam penyelenggaraan, pengaturan kesejahteraan dan
keamanan. Kekayaan alam sebagai kekuatan nasional harus dikelola,
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan, sehingga
membutuhkan administrasi negara yang menjamin azas lestari kekayaan alam dan
azas daya saing pemanfaatan alam.

Adapun penjelasan indicator sebagai berikut:

a. Kebijakan Pemerintahan terkait kondisi geografis dan kekayaan alam


terdiri dari:
1. Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 ‘Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat’. Seluruh sumber daya yang ada di Indonesia
dikuasai oleh negara. Maksudnya, dikelola oleh negara semata – mata untuk
kepentingan rakyat dan kesejahteraan rakyat.
2. Pasal 1 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup berbunyi “Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.” Undang –
Undang ini merupakan turunan dari UUD 1945 pasal 33 (3) dan pembaruan
terhadap UU no. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. UU No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air Pasal 1 Ayat (8)
berbunyi “Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Konservasi
Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya
Rusak Air.” Sebagai tindak lanjut dari UUD 1945 pasal 33 (3) dan pembaruan
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan setelah Undang
Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
4. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 9 (3)
berbunyi “Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota.” Kemudian dilanjutkan Pasal 11 (1)
“Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di maksud dalam Pasal 9 ayat
(3) yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib
dan Urusan Pemerintahan Pilihan” , kemudian dilanjutkan Pasal 12 (3)
“Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
meliputi: a. kelautan dan perikanan; b. pariwisata; c. pertanian; d. kehutanan; e.
energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan; g. perindustrian; dan h.
transmigrasi.”

b. Leading sector/instansi/lembaga yang memiliki kewenangan terkait kondisi


geografis dan kekayaan alam baik ditingkat nasional maupun daerah
1. Kementerian ESDM
Seperti namanya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki
kewenangan terkait pengelolaan dan pemanfaatan di bidang Sumber Daya
Mineral seperti timah, emas dll serta energi seperti tenaga air, surya, dan
listrik. Kementerian ESDM memiliki ruang lingkup dalam hal pengelolaan
ini saja, agar nantinya seluruh manfaat yang didapat dari pengelolaan
Energi dan Sumber Daya Mineral dapat berdampak baik bagi
kesejahteraan rakyat.
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki ruang lingkup
yang luas karena terkait dengan lingkunga hidup suatu negara, berarti
kementerian ini mencakup seluruh kekayaan Indonesia. Tetapi,
Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan bukan berfokus kepada
pengelolaan dan pemanfaatannya, tetapi fokus pada penanganan dampak
buruk dari pemanfaatan alam yang dilakukan sebelumnya. Seperti
pencemaran lingkungan, limbah, dan lain – lain. Dalam hal pengelolaan
dan pemanfaatan, Kementerian Lingkungan dan Kehutanan hanya
memiliki ruang lingkup kehutanan saja.
3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki peran
untuk memanfaatkan sebaik – baiknya kondisi geografis di Indonesia.
Contohnya sektor pertanian untuk meningkatkan produksi, dan sebagai
pembina dalam kelompok masyarakat di suatu daerah agar dapat lebih
memanfaatkan hasil daerahnya. Kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat juga mempunya peran dalam pembangunan
infrastruktur untuk membantu masyarakat dalam menghasilkan produksi
alam dari daerahnya.
4. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah berperan sebagai pengelola Sumber Daya Alam di
daerahnya agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pembangunan di
daerah tersebut.

c. Fenomena/permasalahan kondisi geografis dan kekayaan alam


1. Kurangnya tata kelola energi
Kurangnya tata kelola energi adalah dampak dari ketidakmerataan energi
yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini adalah listrik yang masih
banyak daerah di Indonesia belum memiliki kesempatan untuk
menikmatinya. Program elektrifikasi yang dicanangkan pemerintah sudah
mencapai angka 98,3 persen. Namun demikian, masih ada 1,8 juta rumah
tangga di seluruh Indonesia yang belum teraliri listrik. Angka tersebut
berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun wilayah terbanyak
yang belum mendapat aliran listrik justru ada Provinsi Jawa Timur. Ada
238.687 rumah tangga yang disebut di sana. Angka itu jauh lebih banyak
dibandingkan Papua yakni 7.670 rumah tangga dan Papua Barat 3.135
rumah tangga1.

2. Kekurangan air bersih akibat pencemaran air


Pencemaran air dapat berdampak bagi kelangsungan makhluk hidup serta
seluruh kekayaan alam yang ada di Indonesia. Pencemaran sungai, akan
berdampak pada kerusakan ekosistem yang ada di sungai seperti ikan dan
juga berdampak kepada kesehatan manusia. Selain itu, ada zat berbahaya
yang terkandung dalam air ini, yang bila diserap oleh tumbuhan, maka
akan berdampak kerusakan kepada tumbuhan tersebut. Lebih parahnya
lagi bisa menyebabkan gagal panen bagi para petani. Sungai di Indonesia
yang kondisinya tercemar dan kritis mencapai 82 persen dari 550  sungai
yang tersebar di seluruh Indonesia. Tingginya tingkat pencemaran
membuat airnya tidak layak untuk dikonsumsi. Dari lebih 550 sungai itu,
52 sungai strategis di Indonesia dalam keadaan tercemar, di antaranya
Sungai Ciliwung di DKI Jakarta dan Sungai Citarum di Jawa Barat.
sungai-sungai di Indonesia, yang penting untuk kegiatan sosial, pertanian,
dan industri itu sebagian besar berada dalam kondisi yang
mengkhawatirkan karena tercemar limbah domestik seperti dari rumah
tangga dan industri2.
3. Krisis pepohonan
Krisis pepohonan adalah mennipisnya luas hutan di Indonesia akibat
penebangan hutan secara liar, kebakaran hutan, dan pembangunan
pemukiman secara besar – besaran. Ini akan mengurangi kekayaaan
Indonesia, baik hayati maupun non – hayati akibat dari terganggunya
wilayah hidup mereka tanpa diganti dengan yang baru. ndonesia

1
Sakina Rakhma Diah Setiawan. “Masih ada 1,8 Juta Rumah Tangga Belum Teraliri Listrik”.
Money.kompas.com. diakses dari
https://money.kompas.com/read/2019/03/30/095041026/masih-ada-18-juta-rumah-tangga-
belum-teraliri-listrik-ini-pr-pln pada tanggal 18 Maret 2020.
2
Nidia Zuraya. “82 Persen Sungai di Indonesia Tercemar dan Kritis”. Nasional.republika.co.id.
diakses dari https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/porsc1383/82-persen-
sungai-di-indonesia-tercemar-dan-kritis pada tanggal 18 maret 2020.
merupakan negara yang memiliki hutan tropis yang besar. Secara global,
Indonesia menempati posisi kelima terkait dengan negara-negara dengan
kehilangan tutupan pohon terbesar. Sejak 2001 hingga 2014, Global Forest
Watch mencatat Indonesia telah kehilangan 18,91 juta Ha hutan. Pada
periode yang sama, Rusia, yang menempati posisi teratas, kehilangan
42,13 juta ha hutan, disusul oleh Brasil yang kehilangan 38,77 juta Ha.
Berdasarkan Kementerian LH&K, meskipun periode 2009-2011 hingga
2013-2014, deforestasi di Indonesia memperlihatkan tren yang menurun.
Namun, pada 2014-2015, luas lahan deforestasi mencapai 901.300 ha, atau
meningkat tiga kali lipat dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar
397.400 ha3.

d. Program dan kegiatan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menangani


fenomena/permasalahan kondisi geografis dan kekayaan alam
1. Program Listrik Masuk Desa
Program listrik masuk desa adalah program pemerintah untuk meratakan
arus listrik di indonesia. Masyarakat Indonesia punya hak yang sama
untuk mendapatkan pembangunan di sektor energi. masyarakat perdesaan
punya hak yang sama dengan masyarakat di kota untuk mendapatkan
listrik, penyediaan listrik ini mampu mendorong masyarakat untuk
menciptakan kegiatan-kegiatan produktif ke depannya. Listrik ini tidak
hanya untuk penerangan. Justru yang lebih penting itu adalah bagaimana
listrik itu untuk kegiatan-kegaiatan yang produktif4.

2. Program Kali Bersih (PROKASIH)


Program Kali Bersih disingkat dengan PROKASIH adalah program kerja
pengendalian pencemaran air sungai dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas air sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
3
Frendy Kurniawan. “Hutan Indonesia Makin Botak”. Tirto.id. diakses dari https://tirto.id/hutan-
indonesia-makin-botak-cszC pada tanggal 18 Maret 2020
4
Esdm.go.id. “Terangi Desa Terpencil, Kementerian ESDM Andalkan Lisdes dan LTSHE”.
Esdm.go.id. diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/terangi-desa-
terpencil-kementerian-esdm-andalkan-lisdes-dan-ltshe pada tanggal 18 Maret 2020
Tercapainya kualitas air sungai yang baik, sehingga dapat meningkatkan
fungsi sungai dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
Terciptanya sistem kelembagaan yang mampu melaksanakan pengendalian
pencemaran air secara efektif dan efisien; Terwujudnya kesadaran dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengendalaian pencemaran air5.
3. Program Hutan Kota

Program hutan kota adalah program pemerintah menanam pohon di daerah


– daerah sekitar perkotaan untuk mengurangi dampak pencemaran
lingkungan. Hutan kota penting dibangun di wilayah perkotaan karena
memberikan fungsi sebagai berikut: (1) Mengurangi peningkatan suhu
udara di perkotaan; (2) Mengurangi pencemaran udara (CO, Ozon,
karbondioksida, oksida nitrogen, belerang dan debu) ,(3) Mencegah
terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah; (4) Mencegah
terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intrusi air laut, meningkatnya
kandungan logam berat dalam air; serta (5) Mengendalikan perubahan
iklim6.

5
Dinas Lingkungan Hidup. “Prokasih (Program Kali Bersih)”. Bulelengkab.go.id. diakses dari
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/prokasih-program-kali-bersih-58 pada tanggal 18 Maret
2020.
6
Wisnubro. “Dukungan KLHK untuk Kawasan Hutan Kota”. Jpp.go.id. diakses dari
https://jpp.go.id/humaniora/lingkungan-hidup/335405-dukungan-klhk-untuk-kawasan-hutan-
kota pada tanggal 18 Maret 2020.
REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA

Dinas Lingkungan Hidup. “Prokasih (Program Kali Bersih)”. Bulelengkab.go.id.


diakses dari https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/prokasih-program-kali-
bersih-58 pada tanggal 18 Maret 2020.

Esdm.go.id. “Terangi Desa Terpencil, Kementerian ESDM Andalkan Lisdes dan


LTSHE”. Esdm.go.id. diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-
center/arsip-berita/terangi-desa-terpencil-kementerian-esdm-andalkan-
lisdes-dan-ltshe pada tanggal 18 Maret 2020.

Fakhsiannor. 2016. “Analisis Faktor Ekologi Terhadap Administrasi Negara


Dalam Transformasi Administrasi Modern”. Jurnal As Siyasah. Vol. 1, No.
1 (hlm. 2-8). Universitas Islam Kalimantan MAB (UNISKA) : Banjarmasin

Frendy Kurniawan. “Hutan Indonesia Makin Botak”. Tirto.id. diakses dari


https://tirto.id/hutan-indonesia-makin-botak-cszC pada tanggal 18 Maret
2020.

Wisnubro. “Dukungan KLHK untuk Kawasan Hutan Kota”. Jpp.go.id. diakses


dari https://jpp.go.id/humaniora/lingkungan-hidup/335405-dukungan-klhk-
untuk-kawasan-hutan-kota pada tanggal 18 Maret 2020.

Nidia Zuraya. “82 Persen Sungai di Indonesia Tercemar dan Kritis”.


Nasional.republika.co.id. diakses dari
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/porsc1383/82-persen-
sungai-di-indonesia-tercemar-dan-kritis pada tanggal 18 maret 2020.

Sakina Rakhma Diah Setiawan. “Masih ada 1,8 Juta Rumah Tangga Belum
Teraliri Listrik”. Money.kompas.com. diakses dari
https://money.kompas.com/read/2019/03/30/095041026/masih-ada-18-juta-
rumah-tangga-belum-teraliri-listrik-ini-pr-pln pada tanggal 18 Maret 2020.

Undang – Undang Dasar 1945

UU No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air.

UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup.

Anda mungkin juga menyukai