Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

“Aliran Konvergensi dan karakteristik psiko fisik prenatal”

Anggota Kelompok : VI

Anas Usman Husnuddu’a ( E1R018007 )


Firman Al Hadi ( E1R018026 )
Hammad Al Haetami ( E1R018028 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sedemikian rupa hingga selesai dan tepat waktu. Harapan kami semoga
penyusunan Makalah Perkembangan Peserta Didik ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman baru bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi kalimat maupun tata bahasanya serta dari cara penulisannya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari para pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami beharap semoga makalah perkembangan peserta didik ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Mataram, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aliran Konvergensi.....................................................................................................2
2.2 Faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran konvergensi................................2
2.3 Proses Pembentukan Kehidupan Baru.........................................................................................3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, manusia dapat melakukan sesuatu dengan mudah. Ilmu pengetahuan dan
teknologi pun semakin terus berkembang karena pendidikan. Dengan adanya pendidikan ,
kehidupan manusia khususnya didalam berbangsa dan bernegara semakin berjalan kondusif.
Bahkan suatu negara akan hancur jika tidak mempunyai sistem pendidikan yang baik, tidak
memandang banyaknya kuantitas SDM-nya maupun SDA-nya.
Pendidikan tidak masuk begitu saja ke Indonesia, melainkan masuk melalui
serangkaian proses. Proses masuknya sistem pendidikan berlangsung lama. Aliran
pendidikan dibawa oleh tokoh-tokoh pendidikan dunia, mulai dari aliran klasik, modern serta
aliran-aliran baru lainnya yang terus berkembang. Aliran-aliran pendidikan melalui berbagai
media akhirnya masuk menyebar keseluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Aliran-aliran yang masuk ke negara Indonesia tidak sepenuhnya sesuai dengan
karakter kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan yang ada haruslah
disesuaikan dengan kehidupan bangsa Indonesia. Namun karena aliran pendidikan yang ada
begitu banyaknya, maka diperlukan suatu pengkajian untuk memahami aliran pendidikan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan aliran konvergensi?
B. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran konvergensi?
C. Apa yang dimaksud dengan tahap perkembangan prenatal?
D. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan prenatal?
E. Bagaimana proses perkembangan prenatal berjalan dengan baik?

1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
A. Dapat mengetahui dan memahami pengertian aliran konvergensi.
B. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran konvergensi
C. Dapat memahami konsep dan karakterisitik perkembangan prenatal
D. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan prenatal
E. Dapat mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar proses perkembangan
prenatal berjalan dengan baik.
1.4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Konvergensi

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik. Untuk dapat
mengembangkan pendidikan maka dipilihlah berbagai macam aliran yang digunakan, salah
satunya aliran konvergensi. Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat
menuju satu titik pertemuan, aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik
dasar (bakat,keturunan), maupun lingkungan, keduanya berperan penting dalam perkembangan
pembentukan kepribadian individu. Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran
empirisme dan aliran nativisme dimana faktor bakat/bawaan dan lingkungan memiliki peranan
penting dalam perkembangan individu.

Aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peran yang sangat penting. Bakat yang
dibawa pada waktu anak tersebut dilahirkan tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan yang baik sesuai dengan perkembangan bakat anak itu. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang
pada diri anak itu tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk dikembangkannya.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Konvergensi

Di dalam aliran Konvergensi ,proses perkembangan anak baik faktor pembawaan maupun
faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada
waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai
untuk perkembangan anak itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal jika memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, kemampuan anak berbahasa dengan kata-
kata. Pada anak ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar
berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
memngembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak mula-mula menggunakan
bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, Sunda, bahasa Inggris dan sebagainya.
Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama) untuk mempelajari
bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan
perbedaan situasi lingkungan, biar pun lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa
yang sama. William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan
lingkungan. Karena itu teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat
pada satu titik). Jadi, menurut teori konvergensi : Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat
tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-krmbang itu. Seperti
telah dikemukakan bahwa variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan
tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi
disposisional/konstitusional, stratesi phenomenologis/humanistik, strategi behavioral, strategi
psikodinamik/psiko-analitik, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar,
variasi pendapat itu telah menyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan atau teori/model
mengajar. Sebagai contoh, dikenal berbagai pendapat tentang model-model mengajar seperti
rumpun model behavioral (seperti model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model
belajar simulasi, dan model belajar asertif), rumpun model pemrosesan informasi (seperti model
belajar inkuiri, model presentase kerangka dasar atau advance organizer, dan model
pengembangan berpikir), dan lain-lain. Dari sisi lain variasi pendapat itu juga melahirkan
berbagai pendapat/gagasan tentang belajar-mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator
ataukan informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai,
perumusan tujuan pengajaranyang sangat behavioral, penekanan pada peran teknologi
pengajaran (The teaching Mechine, belajar berprogram, dan lain-lain), dan sebagainya.

2.3 Proses Pembentukan Kehidupan Baru

Adapun proses pembentukan kehidupan baru dibagi menjadi 2, sebagai berikut:

A. Sebelum Prenatal

1. Masa Pacaran

Proses awal pembentukan makhluk hidup, terutama pada manusia, umumnya


dimulai dengan tahap perkawinan. Perkawinan merupakan tahap kristalisasi atau
penyatuan rasa cinta dari dua individu yang berbeda jenis kelamin sebagai puncak
komitmen setelah sebelumnya mereka menjalin hubungan dalam bentuk pacaran.
Dalam masa pacaran, pasangan muda sepakat untuk melakukan komunikasi
secara intensif agar dapat saling mengenali karakteristik pribadi masing-masing. Mereka
akan berusaha memahami kelebihan dan kekurangan sifat, sikap dan kepribadian
pasangannya. Bila dirasakan ada kecocokan, kemungkinan mereka akan meningkatkan
status hubungan mereka menjadi lebih serius dan kemudian melanjutkannya ke jenjang
pernikahan.

Menurut Lauer dan Lauer (2000), ada lima hal yang menjadi tujuan muda-mudi
berpacaran, yaitu: (1) untuk saling memahami kepribadian, sifat-sifat, dan keinginan
pasangan dalam konteks social, (2) sebagai masa-masa yang menyenangkan, karena
masing-masing individu mencari kecocokan, kesepakatan pemikiran, pendapat, kehendak
maupun cita-cita sebeklum menikah, (3) sebagai persiapan memilih jodoh untuk
memasuki masa pernikahan, (4) sebagai teman bicara yang memiliki hubungan istimewa,
akrab, dan lebih dekat secara emosional dibandingkan yang lain, (5) sebagai perwujudan
sebuah kemampuan atau prestasi seseorang dalam memikat lawan jenis.

Namun, aktivitas pacaran pun tidak menjamin keberhasilan bagi seseorang untuk
menemukan pasangan hidup yang benar-benar cocok, karena seringkali diwarnai dengan
ketidakjujuran dari individu yang menjalaninya. Sehingga ketika pernikahan terjadi,
banyak yang merasa kecewa mendapati sikap dan kepribadian pasangannya berubah
drastis, ketahuan wajah aslinya. Walau bagaimanapun, aktivitas pacaran bukan satu-
satunya jalan untuk menemukan pasangan terbaik dalam membentuk sebuah keluarga
yang harmonis.

2. Pernikahan

Setelah masing-masing individu merasa mantap dan cocok terhadap calon


pasangan hidupnya, mereka pun sepakat untuk hidup bersama dan membangun sebuah
mahligai rumah tangga. Maka kemudian mereka pun melakukan pernikahan agar ikatan
mereka diakui secara resmi dan sah berdasarkan hukum tertulis di hadapan petugas
administrasi pemerintah atau negara. Sebagai pasangan yanga sah menurut hukum dan
undang-undang perkawinan, maka mereka diperbolehkan melakukan hubungan seksual
dengan pasangannya. Dan konsekuensi logis dari hubungan ini adalah terjadinya
kehamilan yang selanjutnya akan memperoleh keturunan setelah janin dilahirkan.

Kelahiran dan kehadiran anak akan menjadi perekat bagi pasangan suami-istri
untuk mempertahankan keutuhan keluarganya. Oleh karena itu, kehadiran anak dalam
suatu pernikahan merupakan anugrah yang harus disyukuri.

B. Masa Prenatal

Masa prenatal dimulai pada saat terjadinya proses konsepsi, yakni pertemuan antara
sperma dan ovum hingga berakhir pada saat bayi dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180
sampai 344 hari lamanya. Setelah masa ini, seorang ibu akan melahirkan bayinya. Namun, ada
kalanya usia kelahiran dapat terjadi secara mendadak dan terjadi sebelum usia enam bulan.
Karena kondisi fisik janin yang belum genap berusia tujuh bulan sangat lemah, belum mampu
bernafas secara mandiri, dan metabolism tubuh belum berfungsi sempurna, akibatnya janin
tersebut cenderung meninggal dunia karena belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan di
luar rahim ibunya.

1. Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal

Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Germinal

Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses


ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses
pembuahan yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke
bawah tubafalopi menuju rahim. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan
mengalami perkembangbiakan menjadi dua sel identik. Sel-sel tersebut terus berkembang
menjadi jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam rahim ini disebut blastosyst.
Bagian luar blastosyst akan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi
embrio.

Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan
berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc),
yaitu: (a) ectoderm, lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b)
endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti sistem
pernafasan, sistem pencernaan, pancreas atau organ internal lainnya, (c) mesoderm,
lapisantengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam, otot-otot, tulang,
sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).

Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding
rahim. Proses menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah masa konsepsi
dinamakan implantasi.

b. Tahap Embrio

Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding
rahim. Dalam tahap ini, system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Masa ini dianggap sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang
pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik. Bila organism memperoleh
perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu yang normal, sehat fisik
maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian dengan baik, organism
akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik fisik ataupun psikis.

Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang
disebut tali pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi
sari makanan dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya berfungsi
untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan pembuangan dari
bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan
setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam
embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.

c. Tahap Janin

Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang
menjadi janin sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan
sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin
memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus
berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk dilahirkan.

Periode Janin (akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir) Terjadi
perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa
maupun perubahan aktual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-
bentuk baru pada saat ini.

Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat
mulai berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.

Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir
seperti posisi di dalam tubuh dewasa.

Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama
bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus
berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu, seperti kekurangan
gizi yang sebaliknya mempengaruhi perkembangan sel saraf terutama dalam bulan-bulan
terakhir periode prenatal.

Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas
dan dua puluh. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana
gerakan mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak
janin pada saat janin mengambil posisi kepala di bawah di daerah pinggul dalam
persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan macamnya, yaitu menggelinding
dan menendang, gerak pendek atau cepat.
Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila
lahir sebelum waktunya.

Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih
kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal

Para ahli psikologi perkembangan yang membahas mengenai perkembangan manusia


selalu mengkaitkan istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan manusia
dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.

Konsep nature muncul dipengaruhi oleh aliran filsafat barat yang dikemukakan oleh Jean
Jacquess Rousseau (dalam Stumpf, 1999). Ia menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Istilah nature mengandung pengertian faktor-
faktor alamiah yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis dan
herediter. Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun
kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-
anaknya. Bukan hanya yang bersifat fisiologis seperti: berat badan, tinggi badan , warna kulit,
rambut, jenis penyakit, akan tetapi juga karakteritik psikologis yang menyangkut tipe,
kepribadian, kecerdasan, bakat, kreativitas, dan lain-lain.

Sedangkan konsep nurture dipengaruhi oleh aliran filsafat empirisme yang dikemukakan
oleh Jhon Locke. Melalui teori tabula rasa, Locke mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam
keadaan suci, bagaikan kertas putih yang masih bersih, ia percaya bahwa baik dan buruknya
perkembangan hidup manusia tidak dilepaskan  dari pengaruh lingkungannya. Konsep nurture
merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan eksternal, seperti: pola asuh,
pendidikan, sosial budaya, media masa, status sosial ekonomi, agama, dan sebagainya. Seorang
individu akan berkembang menjadi orang dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggung
jawab, apabila ia berada dalam lingkungan hidup yang mendukung perkembangan tersebut.
Lingkungan hidup yang buruk akan menyebabkan individu berkembang menjadi seorang pribadi
yang tidak baik, bodoh, jahat, dan sebagainya.

a. Genetis

Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang


dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi
secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih
menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam
kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua
memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat
pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami
gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998:
2004).

Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms &
Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang
individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada
hal-hal sebagai berikut :

1) Sifat- sifat Fisik

Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki
atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal
maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti:
tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar
anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.

2) Intelegensi

Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya.
Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang
lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh
pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak
cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).

3) Kepribadian

Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun


afektifyang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang
dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan
perilaku seseorang.

Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkingan hidupnya, kepribadian


dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian
yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian
yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.

Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini
dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam
transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe
tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat
bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena
gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih
merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi
mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut
tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa
hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.

Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih


banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas, yaitu:

1) Jenis kelamin pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran
besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan
ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai
adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.
2) Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning
mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan
antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih
tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
3) Keluarga tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga
yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.
4) Umur kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi
dan masa adolesensi.
b. Lingkungan

Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau negatif
pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi
individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk
perkembangan individu.

Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman,
2004) menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis
dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada
periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki
periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.

Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga
ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa
faktor eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan
juga proses kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut
dengan teratogen. Teratogen adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau
agenlingkungan lain yang dapat membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga
menyebabkan kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain
teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi
kehamilan.
Karena itu, para ahli psikologis maupun medis berusaha keras untuk mengatasi
dan membantu perawatan pada wanita hamil. Hal ini pun tak lepas dari peran dan
tanggung jawab dari calon ayah dan calon ibu untuk bekerja sama menjaga kualitas
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat secara fisiologis maupun psikologis.

c. Interaksionisme antara Genetis dan Lingkungan

Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas,
maka para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan
antara faktor genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang
tidak akan maksimal kalau hanya mengadalkan salah satu faktor saja. Karena itu,
keduanya harus digabungkan untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan
seseorang. Faktor genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan
harus memperoleh dukungan faktor genetis, sehingga memungkinkan perkembangan
yang baik dan normal baik fisiologis maupun psikologis.

3. Upaya-upaya Mengatasi Ketidakteraturan Perkembangan Masa Prenatal

Masa hamil merupakan masa penting yang harus diperhatikan secara serius. Keteledoran
dalam perawatan terhadap bayi dalam kandungan akan membawa dampak buruk bagi
perttumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Setiap kondisi yang tidak baik selama
periode kehamilan akan mempengaruhi perkembangan anggota-anggota tubuh dan seluruh pola
perkembangan janin.

Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dilakukan pada kehamilan antara lain:

a. Asupan Nutrisi dan Gizi

Pemenuhan kebutuhan makanan sehat yang mengandung nutrisi, gizi, vitamin,


protein, dan mineral selama kehamilan adalah mutlak dan tak dapat ditunda-tunda lagi.
Bayi-bayi yang dilahirkan dari orang tua yang memperhatikan masalah ini ternyata
membawa pengaruh positif. Ia menjadi bayi yang sehat, cerdas, lincah, dan mudah
bergaul. Sebaliknya ibu yang selama hamiltak mau dan tak mampu memenuhi
kebutuhannutrisi, ternyata menyebabkan bayi lahir premature, berat kurang dari 2500
gram, mengalami gangguan pernapasan, sulit bergaul dan taraf intelegensinya rendah
(Berk, 1991:1993, Hetherington & Parke, 1999).

b. Prilaku Hidup Sehat

Semasa hamil, seorang wanita hendaknya tak terlibat dalam penggunaan obat-
obatan, kecuali dalam keadaan sakit yang memerlukan pengawasan medis dari dokter.
Kelalaian dalam memperhatikan kondisi kehamilan yang disebabkan oleh penggunaan
narkoba (narkotik dan obat-obat terlarang lainnya) akan membawa dampak negatif bagi
bayi yang dilahirkan. Calon ayah juga diharapkan tidak mengkonsumsi alkohol, obat-
obatan terlarang atau merokok agar tidak mempengaruhi kehamilan istrinya. Orang tua
yang kecanduan narkoba akan menyebabkan kelahiran bayi prematur, keguguran,
kematian bayi, intelegensi rendah, bahkan mengalami retandasi mental (Papalia, Olds &
Feldman, 1998)

c. Konseling Pra Pernikahan

Konseling ini bertujuan untuk memepersiapkan calon pasangan suami-istri yang


akan menghadapi berbagai masalah perkawinan, memelihara dan merawat anak,
memenuhi kebutuhan ekonomi, dan melakukan komunikasi efektif antara suami istri.
Agar memperoleh keturunan yang sehat dan normal, maka kegiatan atau konseling
menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan dilakukan oleh setiap calon pasangan
suami istri yang akan menikah.

d. Konseling Genetik

Konseling genetik yaitu suatu konseling yang dilakukan agar mendapatkan


kelahiran anak-anak yang sehat dan normal, serta menghindari kelahiran cacat fisik
maupun cacat mental. Konseling sudah dilakukan di negara-negara maju seperti Jepang,
Jerman, Kanada, Australia, dsb. Cara ini mencakup telaah yang luas dan terinci mengenai
riwayat kesehatan suami maupun istri untuk menentukan apakah ada, kapan, dan dalam
bentuk apa abnormalitas fisik atau mental yang terdapat dalam keluarga mereka. Kalau
penelitian riwayat kesehatan menunjukkan atau menyimpulkan bahwa terdapat beberapa
abnormalitas genetik dalam keluarga suami atau keluarga istri, atau kalau salah satu anak
dalam keluarga mempunyai kondisi yang berasal dari keturunan dan dari pengalaman
lingkungan, orang tua diberitahu tentang kemungkinan mempunyai anak cacat dan
disarankan untuk menggunakan teknik-teknik keluarga berencana untuk mencegah
kehamilan. Kalau kehamilan sudah terjadi, mereka disarankan untuk mempertimbangkan
abortus/pengguguran.

C. Masa Melahirkan

Melahirkan bayi merupakan bagian yang harus dilalui oleh seorang wanita normal dalam
kehidupan pernikahannya. Dari sekian banyak episode dalam kehidupan seorang wanita yang
paling agung adalah menjadi seorang ibu. Dengan melahirkan, seorang wanita benar-benar akan
merasakan dan menyadari kodrat kewanitaannya. Walaupun harus menahan rasa sakit, proses
melahirkan merupakan tantangan dan kewajiban yang harus dialami.

1. Cara-cara melahirkan bayi

Ada lima jenis proses melahirkan bayi menurut para ahli psikologi perkembangan
maupun kedokteran yaitu :
a. Melahirkan secara alamiah

Melahirkan secara alamiah ialah proses melahirkan seorang bayi secara normal,
spontan atau tanpa bantuan operasi medis. Kelahiran normal ditandai dengan posisi
kepala bayi dalam rahim siap untik masuk vagina. Kelahiran secara alamiah ini biasanya
dilakukan oleh para wanita yang memiliki kehamilan normal dengan postur fisik yang
memungkinkan dapat menjalani kelahiran alamiah.

Melahirkan secara normal akan meningkatkan ketangguhan pada anak, karena


bayi telah menghadapi stressor pada saat proses kelahirannya. Ini akan terbawa oleh
individu sampai tumbuh menjadi anak-anak, remaja maupun dewasa.

b. Melahirkan dengan operasi Caesar

Proses melahirkan yang dilakukan dengan bantuan operasi medis yang


disebabkan oleh kondisi tubuh bayi yang terlalu besar dan cenderung sulit bila harus
melahirkan melalui saluran vagina.

Tekhnik melahirkan ini dilakukan guna menolong para wanita yang tak mampu
melahirkan secara alamiah, atau kalau melahirkan secara normal akan menimbulkan
resiko bagi keselamatan ibu maupun bayinya. Seringkali para dokter maupun bidan yang
menangani cara operasi ini menghadapi suatu dilemma, apakah harus memprioritaskan
keselamatan ibu atau bayinya, bila masalah yang dihadapi sangat pelik.

c. Melahirkan dengan alat

Cara melahirkan bayi yang harus dibantu dengan alat-alat khusus. Kelahiran ini
terjadi karena disebabkan oleh ukuran bayi yang terlalu besar dan tidak memungkinkan
bayi untuk lahir secara normal. Ada kalanya seorang dokter menggunakan alat untuk
mengeluarkan kepala bayi dari rahim, kemungkinan bayi akan mengalami luka dan perlu
perawatan khusus.

d. Melahirkan sungsang

Merupakan kelahiran bayi yang tidak normal yang disebabkan oleh posisi bayi
yang terbalik, sungsang sehingga kaki keluar terlebih dahulu dan diakhiri dengan bagian
kepala. Cara melahirkan seperti ini juga memerlukan bantuan alat-alat khusus yang
dikerjakan oleh dokter atau bidan.

e. Melahirkan dengan posisi bayi melintang

Suatu kelahiran bayi dengan posisi bayi masih berada dalam posisi melintang
dalam rahim ibu dan belum berubah, dimana kepala bayi tidak masuk ke dalam saluran
vagina. Maka diperlukan alat khusus untuk membantu kelancaran kehamilan bayi
tersebut.
Tak menutup kemungkinan seorang wanita hamil mengalami kesulitan dalam proses
melahirkan, sehingga ia memerlukan perawatan intensif dari tenaga dokter. Dokter biasanya
bertindak bijaksana dan hati-hati agar dapat menyelamatkan sang bayi maupun ibunya. Sebagian
besar wanita akan merasakan kesakitan ketika sedang melahirkan seorang bayi. Oleh karena itu,
harus diperhatikan bagaimana mempersiapkan diri menghadapi proses kelahiran bayi agar
berjalan dengan baik dan lancar.

Menurut Papalia, Olds dan Feldman, ada empat tahap yang harus dijalani oleh seorang
wanita yang akan melahirkan, yaitu :

a. Kontraksi otot-otot perut. Terjadinya kontraksi otot-otot pada bagian perut dan dirasakan
sangat sakit oleh wanita. Hal ini juga menyebabkan proses pembukaan pada vagina
sebagai sarana saluran kelahiran bayi.
b. Kontraksi otot disertai dengan gerakan kepala bayi ke saluran vagina.Dokter atau bidan
akan memeriksa dan menyatakan adanya proses pembukaan pada vagina, diikuti dengan
upaya kepala bayi bergerak maju menuju ke saluran kelahiran. Ini sebagai tanda
kelahiran bayi semakin mendekat.
c. Pemotongan plasenta. Keluarnya bayi dari rahim dan vagina akan disertai dengan
plasenta dan tali pusat. Bayi menangis sebagai tanda rasa shock, terkejut, dan
penyesuaian pertama bayi ketika berada si luar rahim ibunya.
d. Masa pemulihan. Setelah tali pusat (pusar) dipotong oleh bidan atau dokter, kemudian
bidan atau dokter berusaha untuk memulihkan kondisi rahim agar menjadi normal
kembali. Kegiatan pemulihan akan makin cepat dirasakan oleh seorang ibu bila
memperoleh dukungan dan perhatian dari keluarganya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Kelahiran Bayi

Para ahli kedokteran, gizi, maupun psikologi berpendapat bahwa ada enam faktor yang
mempengaruhi ukuran kelahiran bayi yaitu:

a. Waktu Masa Kehamilan

Janin yang matang selama masa prenatal akan tumbuh berkembang menjadi bayi
yang memiliki berat badan, tinggi badan, maupun warna kulit yang normal. Waktu masa
kehamilan janin dalam kandungan seorang ibu kurang lebih selama 9 bulan 10 hari. Oleh
karena itu bayi-bayi yang lahir dalam keadaan sehat dan normal biasanya memiliki usia
yang cukup ketika masih berada dalam kandungan ibunya. Sebaliknya bayi-bayi
premature yang memiliki ukuran berat badan rendah (low birth), ukuran badan kecil dan
mungkin warna kulit yang agak pucat cenderung berada dalam kandungan kurang dari 9
bulan.
b. Perilaku Diet Ibu Selama Masa Hamil

Banyak bayi yang cenderung kurus, berat badan rendah, maupun ukuran panjang
bayi disebabkan oleh kurangnya memperoleh gizi yang cukup selama masa kehamilan.
Para ibu yang melakukan diet selama masa hamil berpengaruh secara signifikan terhadap
kurangnya penyerapan konsumsi gizi, protein maupun zat-zat mineral lainnya yang
dibutuhkan oleh janin. Akibatnya janin tidak dapat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan secara normal.

c. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status ekonomi keluarga berpengaruh secara nyata terhadap pemenuhan


kebutuhan gizi bagi seluruh anggota keluarga tersebut. Orangtua yang memiliki status
social ekonomi menengah ke atas (middle-high family economic status) cenderung akan
dapat mencukupi kebutuhan makanan bergizi yang baik. Hal ini berpengaruh pula
terhadap para calon ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukandalam proses
pertumbuhan dan perkembangan oleh janin dalam kandungannya. Dengan demikian bayi-
bayi terlahir pun akan memiliki berat badan, tinggi badan maupun taraf kesehatan yang
baik. Sebaliknya para ibu yang berasal dari keluarga yang memiliki status social ekonimi
rendah (low family economic status) cenderung kurang dapat mencukupi kebutuhan gizi
yang baik untuk janin yang dikandungnya. Akibatnya bayi yang lahir akan memiliki berat
badan rendah, dan panjang badan yang pendek. Dalam studi kasus ditemukan bayi-bayi
yang lahir dari keluarga miskin cenderung mengalami gizi buruk (poor nutrition)
akibatnya menderita gangguan busung lapar.

d. Urutan Kelahiran

Dalam studi ditemukan bahwa bayi-bayi yang lahir sebagai anak pertama
(firstborn infant) cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, pendek dan lebih
ringan dibandingkan bayi yang lahir sebagai anak kedua atau ketiga dalam suatu keluarga
yang sama.

e. Jarak Kelahiran Bayi dalam Keluarga

Perbedaan jarak kelahiran akan memberi pengaruh terhadap ukuran bayi. Bayi
yang lahir dengan jarak yang sangat dekat dengan anak sebelumnya senderung memiliki
berat badan yang rendah (low birth). Hal ini terjadi karena kondisi kesehatan ibu yang
lemah. Setelah melahirkan anak pertama, fit dan sehat kembali. Tetapi karena tak mampu
menjaga jarak kelahiran dengan anak sebelumnya dan harus mengandung janin (bayi)
lagi, maka kondisi kesehatan fisik ibu semakin lemah. Dengan demikian bila ibu tersebut
mengandung lagi akan menyebabkan kelahiran bayi yang memiliki berat badan rendah.
f. Aktivitas Janin Masa Prenatal

Janin yang aktif bergerak selama masa prenatal merupakan cirri calon bayi yang
sehat dan normal karena energi tubuhnya dapat tersalurkan dengan baik. Dengan gerakan
yang aktif akan meningkatkan kekuatan kerja fungsi detak jantung yang baik, kelenturan
dan kekuatan otot-otot badan, meningkatkan daya intelektual dan menambah berat
badannya. Sebaliknya janin yang malas bergerak, pasif dan banyak tidur cenderung
tumbuh berkembang menjadi bayi yang obesitas (gemuk). Dalam pertumbuhan
berikutnya, bayi-bayi yang malas bergerak akan menjadi anak yang juga malas bergerak,
pasif dan obes (gemuk).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan adalah :

a. Dalam aliran konvergensi, perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan dan


lingkungan. Tidak boleh tidak ada salah satunya. Pendidikan akan berkembang dengan
baik apabila antara bakat yang dibawa dari sejak lahir dengan lingkungan sekitar,harus
saling mendukung.
b. Masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia.
c. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni
pertemuan antara sperma dan sel telur (ovum) yang akan menghasilkan benih manusia
(zygote) yang kemudian berkembang menjadi organism atau janin (embrio) sebagai calon
manusia yang dikenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan).
d. Pada umumnya, masa prenatal berlangsung sekitar sembilan bulan atau 266 hari dan
berakhir pada saat bayi dilahirkan
e. Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan pada masa prenatal,
yaitu faktor pembawaan (heredity) yang merupakan kondisi yang memungkinkan
berlangsungnya proses perkembangan, dan faktor waktu (time) yang merupakan saat-saat
tibanya masa peka atau kematangan (maturation).

3.2 Saran

Sebagai manusia yang terus memerlukan pendidikan di setiap detik kehidupannya,maka


kita harus selalu bisa memilih lingkungan yang baik untuk masa depan kita. Karena,lingkungan
sangat mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku kita. Kita termasuk manusia yang
beruntung,apabila kita berada dalam lingkungan yang positif dan baik,dengan begitu kita akan
menjadi insan yang baik pula. Sebaliknya,apabila kita termasuk manusia yang berada di dalam
lingkungan yang negatif atau tidak baik,maka kita harus bisa membatasi diri untuk tidak ikut
dalam hal negatif tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: Refika


Aditama.

Gunarsa, S.D. (1990). Dasar Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Indrakusuma,Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.


Kapak.comunity.blogspot.com/2013/01/aliran pendidikan. Prof.Dr. rahardja,umar tirta.Pengantar
Ilmu Pendidikan.

Kusmaedi, N.dkk. (2008). Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Bandung:


UPI Press.

Makmur, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai