Anda di halaman 1dari 2

Tugas Agama Hindu

Observasi Krama Pura Pembersihan Sweta


Sesi II Wawancara Penjaga Pura

Di krama pura pembersihan sweta tidak memiliki penjaga atau petugas yang menjaga
kebersihan dan keamanan pura. Hanya ada seorang pemangku yang dengan tulus iklas bersrada
dengan melakukan karma marga yoga untuk membersihkan pura dan merawatnya. Ialah Jro
Mangku Gde Mandra.
Kononnya pura ini diceritakan sebagai tempat istirahat Ida Bhatara Bagus Balian, yang
ingin mandi dan beristirahat setelah melakukan perjalanan. Ada beberapa pura di sweta dan
negara sakah yang mengkhususkan tempat untuk pelinggihan Ida Bhatara Bagus Balian ini.
piodalan di pura pembersihan sweta jatuh pada anggare kliwon perangbakat yang dilangsungkan
selama 6 bulan sekali. Pelinggihan-pelinggihan yang ada di krama pura pembersihan sweta ada 3
yaitu pada bagian sebelah utara terdapat padmasana, bagian tengah terdapat pesamuan, dan pada
bagian selatan terdapat tempat pelinggihan ida batara bagus balian yang berpa tawulan atau
pertima. Rentetan piodalan pada pura ini yaitu 1 hari sebelum piodalan dilaksanakan penyucian
pertima yang dilakukan oleh Jro Mangku Gde Mandra yang kemudian dilanjutkan pada sore
harinya yaitu dengan melaksanakan mendak tirtha di pura Ulon Lingsar untuk mendapat
wangsupada dari pelinggihan Ida Bhatara Bagus Balian yang tertempat di Lingsar. Kemudian,
disambung dengan acara ngadegan pada hari-H upacara piodalan. Di sweta terdapat 39 KK
dalam 1 Banjar sehingga dalam pembagian tugas banten tiap tiap KK dilakukan secara bergilir.
Untuk fasilitas, krama pura pembersihan sweta menyediakan fasilitas untuk mekemit dan
melaksankaan persembahyangan biasa. Jika ada tamu yang ingin sembahyang biasanya mereka
akan meminta Jro mangku gde Mandra untuk memimpin ritual persembahyangan, karena
masyarakat Lombok mulai menganut paham seperti di Bali dimana yang mengunggahan atau
meletakkan banten hanya seorang pemangku atau pinandita yang benar-benar suci agar pura
tidak mengalami “latah” atau cuntaka. Meskipun demikian banyak masyarakat yang tetap
melakukan persembahyangan sendiri dengan membawa alat-alat persembahyang. Fasilitas lain
yang disediakan berupa air listrik dan tikar jerami yang ada di krama pura pembersihan sweta.
Jadi, pura ini dapat dikategorikan layak sebagai tempat mekemit. Hanya saja pada alat
kebersihan di pura hanya terdapat 1 buah sapu sehingga alat kebersihannya bisa tergolong sangat
kurang.
Menurut bapak Jro Mangku Gde Mandra pura pembersihan sweta dapat menjadi ikon
budaya di Lombok karena selain ada pada posisi di tengah-tengah masyarakat hindu pura ini juga
berada di sweta yang dalam Bahasa sansekerta memiliki makna putih. Pada setiap
persembahyangan bahkan di Pura Meru sweta memiliki ikon putih sehingga pura ini menjadi
salah satu ikon di sweta. Pada pura ini tidak boleh menggunakan bunga berwarna merah karena
konon ada seorang yang kelinggihan dan mengatakan bahwa Pelinggihan Ida Bhatara Bagus
Balian tidak menggunakan babi ( tan keni ) sehingga tidak menggunakan bunga berwarna merah.
Jro Mangku Gde Mandra sangat mengapresiasi jika pura pura di Lombok termasuk krama pura
pembersihan sweta menjadi pura yang dicari atau diekspos ke kancah nasional, karen apura ini
merupakan pura umum yang harus kita jaga Bersama-sama.
Untuk kegiatan pembelajaran seperti pasraman ataau sejenisnya di dalam pura menurut
jro Mangku gde Mandra terkesan kurang efektif, selain dari lingkungan dan kondisi pura yang
tidak begitu luas untuk kegiatan yang besar, juga tidak sesuai dengan prinsip pura itu sendiri. Di
sweta terdapat banjar yang manjadi tempat muda mudi sweta untuk menyalurkan apreasiasinya
dalam berkarya baik gamelan, tari, utsawa dharma gita dan masih banyak lagi. Sehingga untuk
kegiatan pasraman sebaiknya dilakukan di banjar.
Harapan dari Jro Mangku Gde Mandra adalah adanya orang yang dapat membantu
beliau secara tulus iklas dan tanpa pamrih dalam kepengurusan pura karena beliau juga sudah
mulai menua dan tidak bisa mengatasi persoalan pura sendirian. Sebelumnya beliau sudah
mengusulkan kepada ketua banjar sweta untuk kepengurusan di krama pura pembersihan sweta
namun sampai saat ini belum ada respon dari pihak banjar.

Anda mungkin juga menyukai