BAB I
PENDAHULUAN
Pulau Bali adalah sebagian kecil dari banyaknya Pulau yang ada di
Indonesia. Pulau Bali dikenal dengan banyak nama, Pulau Bali sering juga disebut
sebagai Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura, ada juga yang menyebut Pulau
Dewata sebagai Bali Dwipa. Pulau Bali identik dengan Pariwisata karena
banyaknya terdapat tempat-tempat wisata salah satu yang paling terkenal adalah
Pantai Kuta dan Sanur. Pulau Bali tidak hanya terkenal karena tempat wisata-
wisata yang indah tapi juga karena Kebudayaan dan Keseniannya, Kebudayaan
dan kesenian yang ada pada Pulau Bali ini menjadikan Pulau Bali ini memiliki
suatu hasil kegiatan dan Penciptaan Batin (akal budi) manusia seperti
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah serta mengubah semesta
kesenian, hukum, moral, adat istiadat, dan kemampuan lain yang diperoleh
Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang
dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa
2
manusia, salah satu kesenian yang menjadi ciri khas Pulau Bali adalah Tari-
tariannya, Gambelannya yang khas dan Lukisan-lukisan Bali yang unik. Adat-
istiadat adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat, dan Bali juga
memiliki Adat-istiadat yang unik dan menjadi daya Tarik Wisatawan salah
Menurut Gede Oka Netra (1997:1) dalam bukunya yang berjudul Tutunan Dasar
Agama Hindu menyatakan bahwa Agama Hindu adalah Agama yang mempunyai
usia tertua dan Agama yang pertama dikenal oleh manusia dibandingkan Agama
hubungan yang sangat erat dan merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi
antara ketiga kerangka dasar Agama Hindu, yaikni : filsafat (tattwa), etika (tata
Susila), dan ritual (upacara). Ketiga kerangka dasar Agama Hindu itulah yang
Agama yang mantap, serasi, dan seimbang serta terpeliharanya kerukunan hidup
melakukan Puja ke Pura sebagai tempat Suci bagi Umat Hindu. Kata Pura Bagi
umat Hindu mempunyai pengertian khusus yaitu tempat untuk memuja Sang
persembhayangan bagi umat Hindu, itu bukanlah sekedar tempat biasa, tetapi
merupakan tempat yang disucikan dan yang dikeramatkan oleh umat Hindu
Sanghyang Widhi Wasa yang berwujud suci dan suksma. Pura di Bali sangat di
3
upacara dan dana yang cukup besar. Setiap desa di Bali memiliki Pura masing-
masing sesuai dengan fungsinya. Untuk melaksanakan kegiatan ritual umat Hindu
Wacana), serta masih banyak lagi kegiatan yang bisa dilaksanakan di Pura.
amatlah sulit jika Pura itu di tinjau dari ciri kekhasannya, tetapi secara garis
empat jenis Pura, namun penyungsung suatu Pura tergantung kedalam berbagai
jenis ikatan tersebut maka dengan demikian Pura dapat dikelompokan sebagai
berikut :
Kahyangan)
yang sejenisnya.
banyak lagi lainnya. Salah satu Pura yang harus dilestarikan adalah Pura Gunung
Pura Gunung Sari Merupakan Sebuah Pura yang terdapat di Desa Padang
Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Pura ini memiliki patra atau
ukiran yang hampir sama dengan pura pada umumnya, akan tetapi yang
menjadikan unik dari pura tersebut adalah Arca berbentuk Angsa dan Lesung
yang bertempat di jeroan atau dalam pura, arca adalah hasil budaya manusia pada
masa lampau baik yang berupa seni bangunan, seni arca, seni sastra dan lain-
lainnya mengandung arti, fungsi, dan nilai tertentu bagi manusia pendukungnya
(Ki Purba, 1980 : 32). Sedangkan lesung Penulis mengutip dari skripsinya Dita
Wates Kab. Kulon Progo “ mengutip pendapat Suratmin yang mengatakan bahwa
kata Lesung dari bahasa Jawa, lesung adalah lumpang panjang dan lumpang ini
merupakan alat untuk membuat tepung atau menumbuk padi menjadi beras.
pura tersebut sebagai judul skripsi karena apakah antara lesung dan angsa adakah
kaitannya dengan pemujaan dewa-dewi yang ada di Agama Hindu dan juga
apakah ada makna teologi yang terkandung di dalam arca angsa dan lesung
tersebut selain itu Pura Gunung Sari ini dijadikan tempat sarana
berikut :
Kabupaten Buleleng?
penelitian yang dilaksanakan ini tentu ada tujuan yang ingin dicapai, serta
kepada masyarakat luas tentang Pura Gunung Sari yang ada di Desa
Tujuan Khusus dari penelitian ini dikaitkan dengan apa yang telah
Buleleng.
umum dan untuk diri sendiri sehingga kegiatan penelitian tersebut tidak
sekedar wacana dan sebuah kegiatan yang tanpa memiliki manfaat. Adapun
manfaat atau kegunaan dari penelitian ini dapat di bedakan menjadi dua
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, TEORI, DAN KONSEP PENELITIAN
penelitian ilmiah, yang mencakup semua bidang ilmu. Kajian pustaka dipaparkan
dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan penelitian ini dengan
penelitian lain yang mungkin sudah pernah diteliti. Selain itu juga dengan adanya
kajian pustaka maka akan memperjelas masalah yang akan diteliti sehingga tidak
terjadi duplikasi terhadap permasalahan yang sama yang telah diteliti oleh peneliti
sebelumnya.
dengan baik tanpa orientasi pendahuluan yang bersumber kepada literatur yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Salah satu hal yang perlu dilakukan
yang terkandung pada Pura Mas Pahit menyangkut nilai Pendidikan tattwa, nilai
nilai Pendidikan Hindu saja namun dalam penelitian yang akan dilaksanakan
dengan penelitian yang akan diteliti penulis, skripsi “Eksistensi Pura Mas Pahit di
teologi hindu.
menguraikan bahwa struktur Pura Langgar terdiri dari tiga mandala yaitu utama
Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Pura Langgar memiliki beberapa
fungsi yaitu fungsi religius sebagai tempat sembhyang, fungsi sosial sebagai
tempat berkumpul yang dilaksanakan pada saat ngayah piodalan, sehingga terjadi
jalinan hubungan harmonis antara satu dengan yang lain sesama pengempon.
penelitian ini yaitu lebih mengkhusus dalam membahas Struktur Pura dan tata
Makna, Dan Fungsi Ornamen Pura Giri Natha Kota Makasar” dalam skripsinya
menjelaskan secara spesifik tentang bentuk, makna dan fungsi oranmen pada
sebuah tempat suci. Kekurangan dari penelitian lisa ada tidak adanya kajian
rancang, akan memaparkan kajian teologi hindu secara spesifik dan hubungannya
Konsep merupakan salah satu syarat yang harus ada dalam kegiatan
penelitian atau penulisan karya ilmiah. Hal itu disebabkan konsep mampu
kegiatan penelitian dalam penulisan karya ilmiah wajib ditaati, dipatuhi serta
dilaksanakan oleh peneliti. Tujuan agar variable dalam topik yang akan diteliti
pokok dari suatu pengertian, definisi, Batasan secara singkat dan sekelompok
fakta atau gejala atau merupakan definisi dari apa yang perlu diamati dalam
maupun peristiwa menuju tingkat abstraksi yang lebih tinggi. Secara konseptual
tori. Namun, teori diperlukan dalam tahanp-tahap akhir suatu penelitian ketika
konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : pengertian “Kajian
Indonesia. Secara etimologi kata Pura berasal dari akhiran Bahasa Sansekerta
(pur, puram, pore). Yang artinya kota, kota berbanteng atau kota dengan Menara
atau istana, pada awalnya istilah Pura berasal dari Bahasa Sansekerta, yang berarti
kota benteng yang sekarang berubah menjadi tempat pemujaan Sang Hyang
Widhi. Sebelumnya tempat suci atau tempat pemujaan disebut Kahyangan atau
Hyang (Sudharta,2006:135).
Menurut Titib (2003) pura berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya
kota atau benteng, setelah beberapa lama diubah menjadi artinya, yang sekarang
arti pura menjadi tempat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, jadi dapat diartikan
Pura Gunung Sari adalah salah satu bagian tempat suci umat Hindu,
terutama bagi masyarakat Desa Padang Bulia. Pura Gunung Sari merupakan
artefak khas bali berisikan beberapa jenis patra atau ukiran yang tersusun
sedemikian rupa seperti halnya pura-pura pada biasanya namun ada beberapa
kelengkapannya yang berupa pratima batu yang di puja dan diyakini sacral di
pura tersebut, dan lesung yang menjadikan pura tersebut berbeda dari pura
lainnya, yang dimana didalam konsep kepercayaan masih terindikasi Oleh konsep
12
dinamisme yang sangat kental terhadap pura ini, dalam hal tersebut yang
menjadikan penulis semakin tertarik untuk mengangkat pura ini sebagai bahan
penelitian adalah melihat dari keadaan geografis dan social bahwa desa ini adalah
desa tua, dan tentunya masih banyak bahan yang perlu digali dari desa ini,
terutama sejarah pura, ataupun dasar histori arca angsa dan lesung itu sendiri.
Kenapa bisa di puja dan dianggap keramat terutama pura ini dipuja seluruh desa
Presefktif atau kajian artinya sudut pandang. Sudut pandang berarti pandangan
atau interpretasi terhadap sesuatu yang dilihat dari satu sudut pandang yang
dianggap relevan terhadap subtansi atau topik masalah yang diangkat Prefektif
digunakan untuk mengkaji suatu masalah dar sudut pandang tertentu demi
Kata Teologi berasal dari kata theo yang artinya “Tuhan” dan logos yang
artinya “Ilmu” atau “pengetahuan tentang Tuhan”. Ada banyak Batasan atau
defenisi Teologi sebagaimana uraian berikut ini : Teologi secara harfiah berarti
teori atau studi tentang Tuhan. Dalam praktik, istilah ini dipakai untuk kumpulan
dokrin dari kelompok keagaman tertentu atau pemikir individu (Maulana, 003:500
Pengertian teologi secara umum Menurut Relin (2013) yang penulis kutip dalam
Kemendung Muncar Banyuangi Jawa Timur “ Pada mulanya istilah teologi ini
13
muncul di Eropa terutama di daerah Yunani, sehingga teologi ini berasal dari
bahasa Yunani yaitu dari kata Theos yang berarti Tuhan dan logos yang berarti
ilmu. Jadi teologi ini berarti ilmu yang mempelajari tentang Tuhan. Lebih jauh di
Well,1992 : 133). yang artinya Teologi itu adalah ilmu pengetahuan tentang alam
memperhatikan rumusan tersebut di atas maka peranan ilmu Teologi ini sangat
agama yang diyakininya, tujuannya agar setiap sistem keTuhanan yang ada pada
teologi ini, namun pada hakikatnya semua definisi ini mengarah pada satu
besar dari Roma Katholik yang bernama Albert, ia menguraikan bahwa: Istilah
“teologi” secara harafiah berarti studi. mengenai Allah. Yang berasal dari kata
Yunani theos, yang berarti Tuhan dan akhiran-ology dari kata Yunani logos yang
berarti wacana, teori, atau penalaran. Selain definisi tersebut pendapat lain yaitu
Agustinus dari Hippo mendefinisikan bahwa teologi berasal dari bahasa Latin,
yaitu theologia, sebagai penalaran atau diskusi mengenai Ketuhanan, selain itu
tentang hal-hal yang ilahi”. Juga secara umum, teologi adalah studi iman agama,
(Donder, 2009:1-14).
teologi hindu adalah suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan tentang ketuhanan
hubungan antara tempat suci dengan Tuhan. Hal ini juga akan penulis paparkan
dalam bab selanjutnya dan akan penulis rinci hubungan antara tempat suci yang
konsep dasar penelitian. Secara khusus, teori adalah seperangkat konsep, definisi
diperoleh dari penelitian terdiri dari fakta, konsep, generalisasi dan teori yang
kesulitan yang menganggu kehidupan manusia atau karena dorongan ingin tahu
Pada bagian landasan teori memuat sari-sari hasil penelitian literatur yaitu
berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara
bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut atau dalam bentuk kutipan
dari tulisan orang lain. Teori-teori tersebut harus relevan dengan permasalahan
penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori sangat perlu ditegakkan agar
penelitian tersebut mempunyai dasar yang kuat, bukan sekedar penelitian coba-
coba. Dengan adanya landasan teori ini menjadi penanda bahwa penelitian itu
teori fungsiaonal struktural, simbol dan religi, untuk pembahasan tentang ketiga
indera dalam bentuk pengalaman. Pengalaman yang ditangkap terdiri atas matter
bahasa, mitos, religi, seni, dan ilmu pengetahuan (Cassirer, 1953:10). Bahasa
cara baru untuk memimpin secara terus-menerus kepada konsep baru atas dunia
baru dan memperluas serta memperkaya pengalaman konkret kita. Selain itu,
Pertama, simbol verbal (verbal symbols) seperti seni (art). Bahasa tidak
hanya konseptual, tetapi juga ada karakter intuitif gambar dan emosi. Karena
Simbolisme bahasa bukan hanya semantik, namun juga simbol estetika (Cassirer,
paling sulit diterima secara logis, karena mitos dianggap sebagai gagasan yang
tidak koheren dan tanpa bentuk. Namun, sebenarnya mitos menyatukan unsur
teoritis dan unsur penciptaan artistik serta lebih banyak terwujud dalam tindakan
daripada dalam pikiran dan khayalan. Mitos merupakan sesuatu yang memiliki
makna rasional sesuai dengan kenyataan yang ada. Mitos tidak mempunyai
karakter permanen, meskipun mitos mematuhi aturan yang ada. Mitos mempunyai
tendensi untuk mengatur perasaan dan imajinasinya. Mitos tidak hanya karya dari
merupakan produk manusia – produk cerdas pertama – yang berisi kosmologi dan
antropologi umum (Cassirer, 1979:187). Di samping itu, bahasa dan mitos juga
tidak dapat menentukan suatu titik dimana mitos berakhir dan dimana religi
moyang tampak sebagai sifat menyeluruh yang memadai dan menentukan seluruh
kehidupan sosial dan religius. Di dalam religi terdapat rasa kasih sayang, yaitu
rasa kasih sayang atas kepercayaan dan harapan, atas cinta dan rasa syukur, dan
pemikiran religius, terlihat kebangkitan aktivitas dan kekuatan baru dari pikiran
manusia. Para filsuf dan antropolog seringkali mengatakan bahwa sumber hakiki
dan sumber sejati dari religi adalah rasa ketergantungan manusia (Cassirer,
1987:138).
Keempat, Seni (Art), seni merupakan salah satu jalan ke arah pandangan
objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia. Seni bukanlah tiruan, ia adalah
kreasi bentuk yang bisa dinikmati (tidak abstrak). Dalam seni, kita
proses konkretisasi tanpa henti. Dalam seni kita hidup dalam wilayah
tercipta kemudian dan hanya dapat berkembang dengan adanya kondisi- kondisi
(memberi kita jaminan bagi adanya dunia konstan) dan menentukan tempatnya
1979:185).
manusia dapat membangun sebuah simbol ideal atas dirinya sendiri (ada
ada tiga model dari fungsi representasi simbol, yaitu: 1) Fungsi ekspresi/
primitif di mana dunia menunjukkan dunia primitif dari mitos, tanda dan
merupakan suatu persepsi. Namun, persepsi di sini tidak hanya dibawa sebagai
representasi atas sesuatu yang lain. Menurut Cassirer, model ini dikemukakan
sebagai bentuk asli dan pokok dari ‘penglihatan’. Jadi, apabila perspektif
hal ini penulis akan menggunakan teori simbol dari Cassirer untuk rumusan
19
pertama yang menjelaskan tentang Struktur Pura Gunung Sari, selain ekspresi,
intuisi, dan juga fungsi yang sangat berkaitan dengan historis pembuatan Pura
Gunung Sari sehingga mencipatakan suatu yang mampu untuk dipuja Bersama,
bisa juga dikaitkan dengan seni atau art kenapa harus menggunakan bentuk angsa
dan lesung.
fungsional’ merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di
mana pendekatan fungsionalisme yang diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu
prinsipnya berkisar pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah
konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi (Agung, 2012: 71).
sangat meyakini bahwa teori fungsional structural sangat cocok digunakan untuk
fungsional structural adalah sebuah sudut pandang yang luas dalam sosiologi dan
antropologi yang didalam penelitian ini hasil cipta karsa manusia terwujud dalam
20
bentuk bangunan, serta kebudayaan yang dihasilkan dalam bentuk pura dan
kegunaannya.
pengetahuan akalnya. Religi waktu itu belum ada dalam kebudayaan manusia.
Lambat laun terbukti bahwa banyak dari pada perbuatan magicnya itu ada
hasilnya juga, mulailah ia percaya bahwa alam itu dialami oleh mahluk-mahluk
halus yang lebih berkuasa dari padanya, maka mulailah ia mencari hubungan
dengan mahluk-mahluk halus yang mendiami alam itu. Begitulah asal asal mula
serba religi. Emosi keagamaan termasuk salah satu dari unsur-unsur dasar
upacara keagamaannya.
Susunan suatu masyarakat dari beribu-ribu suku bangsa dimuka bumi yang
pengkajian Pura Gunung Sari dalam hal teologi hindu dikarenakan pada saat
mendasari pemujaan terhadap arca angsa dan lesung yang terdapat didalam pura.
Teori religi ini akan penulis fungsikan untuk membedah rumusan masalah pada
point 2 dan 3 yaitu bagaimanakah fungsi Gunung Sari, dan bagaimana kajian
teologi hindu terhadap pura gunung sari yang bertempat di desa Padangbulia
formal, (b) matarantai alasan yang memperlihatkan organisasi dan paradigma, (c)
atau matarantai dalam suatu kajian penelitian, dari ketiga prinsip yang dijelaskan
oleh Fraenkel, penulis dapat membuat bagan metode penelitian sebagai berikut:
23
Agama Hindu
: Menerangkan Alur
25
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu (Sugiono,2006: 3).
dilakukan dengan cara yang benar pada sampel yang representative. Pada
umumnya jika data tersebut reliable dan objektif, maka data tersebut
memiliki kecenderungan data valid. Data yang valid pasti reliable dan
objektif. Data yang reliable belum tentu valid, demikian pula dengan data yang
Menurut Arikunto (2019, hlm. 136) metode penelitian adalah cara utama
yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas
masalah yang diajukan. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
naturalistik.
penelitian ini yakni jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu suatu
pada kondisi yang alamiah, karena pada awalnya penelitian ini lebih banyak di
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskrptif
ucapan, tulisan, atau prilakau yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,
masyarakat, atau oragnisasi tertentu dalam suatu keadaan kontesk tertentu yang di
kaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif,dan holistik. Dalam hal ini
peneliti mengumpulkan data-data tentang Pura Gunung Sari Desa Padang Bulia.
permukaan laut. Penduduk desa Padang Bulia berjumlah 3.313 jiwa terdiri
27
dari 1.636 laki-laki dan 1.677 perempuan. Desa Padang Bulia merupakan
serta perlu syarat pengantar penelitian agar pihak desa memberikan izin
keterangan yang akan disetor ke desa dan pendekatan terhadap pihak desa,
yang diperoleh langsung dari sumber informasi yang masih bersifat mentah,
sehingga data perlu diolah”. Selanjutnya jenis data ada dua yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang terdapat dari hasil
penelitian, yang penyajiannya berupa narasi dan dekripsi dalam bentuk kalimat,
sedangkan data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian
dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang didapat dari hasil wawancara
terhadap informan.
Data adalah bentuk jamak dari datum, dimana data merupakan keterangan-
keterangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang
dianggap sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan
28
lain-lainnya. (Hasan, 2002 : 82). Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data
yaitu :
Data Primer yaitu data yang diambil dari sumber pertama (Burhan Bungin
2001 : 128) jadi data yang bersifat primer terkait dalam penelitian adalah data
Hasan (2002 : 82) Data primer adalah data yang diperoleh dengan
yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli.
Data primer diperoleh dari orang-orang yang berkompeten dan ada hubungannya
dengan penelitian yang sedang dikaji. Orang-orang yang mengetahui tentang Pura
Kelingking yaitu pemangku dan tokoh masyarakat di Desa Padang Bulia serta
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang lain (Moleong, 2001 : 23). Hasan (2002 : 82) menyatakan Data
Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang
telah ada. Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan penelitian
terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. Dalam penelitian ini yang
termasuk kedalam data sekunder adalah buku-buku lain yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti, misalnya sumber buku yang digunakan berupa buku-
29
buku tentang pura dan skripsi yang ada hubungannya dengan eksistensi Pura dan
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau
sumber data sekunder peneliti gunakan dalam kajian Teologi Hindu terhadap
Dalam sebuah penelitian tentunya terdapat subjek dan objek. Antara objek
tanpa didukung oleh atau tanpa adanya subjek penelitian, begitu pula sebaliknya,
pada hakikatnya objek penelitian adalah topik permasalahan yang di kaji dalam
penelitian atau merupakan sebuah isu yang di bahas dan permasalahan yang di
informasi atau narasumber yang menjadi sumber data di mana penelitian itu di
lakukan.
Objek penelitian adalah setiap gejala atau peristiwa yang akan diteliti,
apakah itu alam (natural fenomena), maupun gejala kehidupan (efek fenomena)
(Hamidi, 2004:20). Penelitian ini memiliki objek penelitian yaitu Pura Gunung
Sedangkan subjek Penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang
dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek penelitian
apabila sangat banyak dan berada diluar jangkuan sumber daya peneliti atau
penelitian, yang dapat memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang
dibutuhkan oleh peneliti serta memberikan masukan kepada peneliti baik secara
langsung maupun tak langsung. Dalam hal penelitian ini adalah para narasumber
yakni pemangku atau pengempon di Pura Gunung Sari, Kelian Adat dan tokoh-
tokoh adat lainnya yang mengetahui tentang Pura Gunung Sari, Desa Padang
diteliti. Penentuan subjek penelitian dipilih dengan teknik bola salju (snowball
Ridwan, (2004 : 64) Sumber data adalah yang dalam penelitian kualitatif
ular atau snow ball adalah suatu tekhnik yang semula berjumlah kecil sebagai
para sahabatnya atau orang yang dianggap mengetahui untuk dijadikan sampel
dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak seperti bola salju yang
data dan keterangan berkenaan dengan Kajian Pura Gunung Sari Desa Padang
kualitatif tentuya untuk pengambilan data harus menggunakan banyak sampel atau
orang, dari banyak sampel tersebut pastinya akan mendapatkan hasil dari suatu
Metode pengumpulan data adalah suatu cara atau metode yang dipergunakan
untuk mendapatkan data yang ada pada satu obyek penelitian, Metode
pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dari informan
pengumpulan datanya”. Jadi sesuai dengan pendapat di atas jika alat pengumpulan
datanya cukup maka datanya juga akan valid, riabel dan objektif. Adapun metode
pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.5.1 Observasi
menjadi sumber data. Sumber data dapat berupa, person (sumber data berupa
32
orang),place (sumber data berupa tempat), dan paper (sumber data berupa huruf,
310) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
dalam suatu permasalahan yang akan diteliti dapat berupa orang atau person dan
juga dapat berwujud benda atau symbol. Observasi yang dilakukan ini
mengunakan Non Partisipan karna Objek yang akan diteliti sudah di laksanakan
dan penulis tidak dapat secara langsung melakukan obervasi atau pengamatan
tentang kajian teologi Gunung Sari. Sehingga penulis melakukan observasi dari
3.5.2 Wawancara
dilakukan baik tujuan praktik maupun ilmiah, terutama untuk penelitian social
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
mengumpulkan data mengenai fungsi dan kajian teologi hindu yang terkandung
dalam Pura Gunung Sari Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten
dengan informan.
penelitian lapangan. Penelitian yang akan peneliti teliti pada Pura Gunung Sari
wawancara.
lanjut dalam pengambilan langkah penting dalam kegiatan ilmiah perlu adanya
buku utama dan buku panjang. Dengan demikian dalam penelitian ini
masalah.
induktif, yaitu dari data/fakta menuju ketingkat abstraksi yang lebih tinggi,
termasuk juga melakukan sintesis dan mengembangkan teori (bila diperlukan, dan
datanya menunjang). Artinya, analisis data pada penelitian kualitatif lebih bersifat
(Hardani,2020: 51).
menyusun secara sistematis data yang yang diperoleh dari hasil wawacara, catetan
pola, memilih mana yang terpenting dan patut dipelajari, serta membuat simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : CV. Pustaka Ilmu
Group.
Sudharta, Tjok. Rai. (2009). Yang Suci Dalam Agama Hindu Sungai Gangga,
Mandiradan Pura. Surabaya: Paramita.
Relin. 2013. “Teologi Hindu Dalam Tradisi Slametan Di Desa Kemendung Muncar
Banyuangi Jawa Timur “,Denpasar :IHDN