Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

TENTANG PARIWISATA
DI KABUPATEN BADUNG BALI

Disusun oleh :

1. Anindia Inka Saputri (30301408434)


2. Bayu Aji (30301408459)
3. Diah Palupi (30301408484)
4. Gita Novrina Amran (30301408541)
5. Putri Nabila (30301408669)
6. Rahmi Kartika Rani (30301408675)
7. Rikhi Mahardhika P (30301408778)
8. Rima Crismawati (30301408689)
9. Sita Asokawati (30301408721)
10. Tri Wahyuni Bintang (30301408740)
11. Yananda Hardwipangga (30301408761)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berjudul PARIWISATA DI


KABUPATEN BADUNG - BALI telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Pembimbing

Faisol Azhari, SH,


M.Hum
Nik : 21.03.90.024
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu kegiatan yang berhubungan
dengan perkuliahan dan pembelajaran kampus, namun lebih cenderung pada peninjauan
langsung ke lapangan yang bisa berupa pengamatan atau mencari informasi. Kuliah
semacam ini merupakan program yang wajib dilaksanakan agar para mahasiswa tidak
hanya mengenal pelajaran atau mata kuliah dalam kelas, namun juga terjun langsung ke
lapangan untuk melakukan peninjauan, pemahaman, pembelajaran, dan pengamatan
terhadap lingkungan yang berhubungan dengan materi perkuliahan.
Kesatuan mata kuliah teori dengan praktek sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam kurikulum perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung (Unissula)
diharapkan dapat mewujudkan keberhasilan bagi para sarjana di masa mendatang baik
dalam teori maupun praktik. Selain itu juga diharapkan sarjana dari Fakultas Hukum
Unissula menjadi sarjana yang mumpuni di bidangnya masing-masing, selalu mengikuti
pembaharuan informasi dan sebagainya. Demikian adalah beberapa tujuan non-formal
diadakannya kuliah baik teri maupun praktik.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Unissula pada tahun 2017 dilakukan dengan tujuan
Bali. Pelaksanaan KKL di Bali tahun ini memiliki beberapa tujuan akademis, yakni
meliputi kantor Pemerintahan Kabupaten Badung Bali, Kepolisian Daerah Bali, dan Desa
Adat Penglipuran. Sedangkan untuk tujuan non-akademis atau hiburan KKL kali ini
memilih Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Tanjung Benoa, dan Danau Bedugul.
Ada beberapa tempat yang dikunjungi sebagai objek KKL, namun kami memilih
Pemerintah Kabupaten Badung untuk dibahas dalam laporan ini ditinjau dari segi
pariwisatanya. Hal ini dengan alasan bahwa Pemerintahan Kabupaten Badung memiliki
daya tarik yang luar biasa dengan sistem pemerintahannya yang memiliki ciri khas
khusus. Dalam kunjungan yang dilakukan di kantor Pemerintahan Kabupaten Badung,
Bali dengan metode seminar yang disertai dengan sesi diskusi di penghujung acara.
Seminar ini diisi oleh Sekretaris Daerah Pemkab Badung dengan subjek bahasan
mengenai Sistem Pemerintahan Kabupaten Badung yang mengusung objek pariwisatanya
namun sekaligus mengutamakan kesejahteraan rakyat setempat.

Pada laporan ini akan mengutarakan segala hal yang berhubungan dengan
Pemerintah Kabupaten Badung, Bali sebagai desa wisata dengan APBD tinggi dan sistem
pemerintahan yang memiliki kekhasan tertentu untuk kesejahteraan masyarakat setempat
dan masyarakat di desa-desa sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Pura apa saja yang terletak di Kabupaten Badung?
2. Pantai apa saja yang menjadi objek wisata di Kabupaten Badung?
3. Bagaimana sejarah Monkey Forest di daerah Sangeh?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Pura dan ciri khasnya di Kabupaten Badung.
2. Untuk mengetahui pantai apa saja yang menjadi obyek wisata di Kabupaten Badung.
3. Untuk mengetahui sejarah Monkey Forest di daerah Sangeh.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 PURA DI KABUPATEN BADUNG


2.1.1 Pura Taman Ayun
Merupakan tengara di desa Mengwi, Kabupaten Badung, yang terletak 17 km barat
laut Denpasar. Kompleks candi ini menawarkan fitur arsitektur tradisional yang
megah di seluruh halaman dan lampiran serta lansekap taman yang luas yang terdiri
dari kolam teratai dan ikan. Candi ini dibangun sekitar tahun 1634 oleh penguasa
kerajaan Mengwi, Tjokerda Sakti Blambangan, dengan inspirasi arsitektur China,
dan menjalani proyek restorasi yang signifikan pada tahun 1937. Tingkat yang
menjulang dari kuil kuil merupakan sebagian besar profil Taman Ayun dan sebuah
sikap orang-orang Mengwi terhadap nenek moyang mereka yang didewakan,
karena kompleks candi dianggap sebagai 'kuil ibu' Mengwi. Pura Taman Ayun
berfungsi sebagai tempat ibadah utama di antara orang-orang Mengwi yang tidak
perlu berjalan terlalu jauh ke kuil besar utama, seperti kuil ibu Besakih 'di
Karangasem, Kuil Batukaru di Tabanan, atau Kuil Batur di Kintamani. Ini juga
berfungsi sebagai simbol pemersatu di antara kerajaan Mengwi dan masyarakat.
2.1.2 Pura Geger
Merupakan salah satu pura dang kahyangan. Terletak di Desa Peminge, Kuta
Selatan. Untuk mencapai pura tersebut, melewati ladang kering. Sesekali monyet
terlihat di tepi jalan menuju pura. Berdasarkan cerita tetua setempat, Pura Geger
dulu sempat menjadi tempat peristirahatan Dang Hyang Dwijendra. Sempat direhab
tahun 1985 dan 1991, kini Pura Geger berdiri kokoh di atas karang yang menjorok
ke Pantai Geger. Sehingga keindahan pantai terlihat dari atas pura. Sebelum
Danghyang Dwijendra (Danghyang Nirartha) ke Uluwatu, sempat beristirahat
disini, tutur Sania.
Pura Geger terdiri dari beji, palinggih Ida Danghyang Dwijendra, Ida Dalem
Pamutih, Ida Batara Simpang Dalem Nusa, tempat stana macan dan monyet putih.
Sejumlah tokoh masyarakat dan pejabat pernah ke pura tersebut untuk malukat dan
memohon mendapatkan keturunan. Pura Geger di empon dua banjar di Desa
Peminge, Kuta Selatan. Meski begitu, banyak masyarakat dari luar banjar yang
kerap menghaturkan bhakti ke Pura Geger. Tak terkecuali, umat dari Jawa. Tak jauh
dari Pura Geger, dengan menuruni anak tangga dan karang, tibalah di sebuah beji.
Beji Pura Geger terletak di Pantai Geger. Bersembunyi di balik karang besar.
Beberapa palinggih terdapat disana termasuk lingga. Disanalah pamedek biasa
malukat. Apalagi menjelang Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, bisa 24 jam ada
orang malukat, kata Nyoman Romi, pedagang yang berjualan di sekitar pura.
2.1.3 Pura Pucak Mangu
Mungkin sudah ada sejak zaman budaya megalitikum berkembang di Bali dengan
bukti diketemukannya peninggalan Lingga yang cukup besar. Di tempat inilah I
Gusti Agung Putu, pendiri Kerajaan Mengwi, melakukan tapa brata mencari
keheningan pikiran setelah kalah dalam perang tanding. I Gusti Agung Putu pun
menemukan jati dirinya dan bangkit lagi dari kekalahannya, terus dapat meraih
kemenangan sampai dapat mendirikan Kerajaan Mengwi. Di tempat I Gst. Agung
Putu bertapa brata itulah Pura Pucak Mangu kembali dipugar dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan umat Hindu yang terus berkembang. Puncak Gunung
Mangu ini memang sangat hening untuk melakukan tapa brata untuk perenungkan
diri seperti yang pernah dilakukan oleh I Gst. Agung Putu. Dalam peta Pulau Bali
nama Gunung Mangu hampir tidak dikenal. Mungkin karena Gunung Mangu ini
tidak begitu tinggi. Namun kalau kita baca lontar tentang Pura Kahyangan Jagat
nama Gunung Mangu ini akan mudah diketemukan. Nama Gunung Mangu ini
disebutkan dalam Lontar Babad Mengwi. Leluhur Raja Mengwi yang bernama I
Gusti Agung Putu kalah secara kesatria dalam pertempuran melawan I Gusti
Ngurah Batu Tumpeng dari Puri Kekeran.
Pura Pucak Mangu memiliki dua Pura Penataran yaitu Pura Ulun Danu Beratan
didirikan oleh I Gusti Agung Putu yang berada di sebelah barat Gunung Mangu dan
Pura Penataran Agung Tinggan di sebelah timur Gunung Mangu didirikan oleh
keturunannya yaitu Cokorda Nyoman Mayun. Di Pucak Mangu ini terdapat sebuah
pura dengan ukuran 14 x 24 meter. Di dalamnya ada beberapa pelinggih dan
bangunan yang bernilai sejarah kepurbakalaan. Yaitu sebuah Lingga, dengan
ukuran tinggi 60 cm dan garis tengahnya 30 cm. Bahannya dari batu alam lengkap
dengan bentuk segi 4 (Brahma Bhaga), segi delapan (Wisnu Bhaga) dan bulat
panjang (Siwa Bhaga).
Menurut para ahli purba kala, Lingga ini sezaman dengan dengan Lingga di Pura
Candi Kuning. Para ahli memperkirakan penggunaan Linga dan Candi sebagai
media pemujaan di Bali berlangsung dari abad X - XIV. Setelah abad itu pemujaan
di Bali menggunakan bentuk Meru dan Gedong. Kapan tepatnya Pura Pucak Mangu
ini didirikan belum ada prasasti atau sumber lainnya dengan tegas menyatakannya.
2.1.4 Pura Jagatnatha
Terletak di kota Denpasar, tepatnya di Jalan Mayor Wisnu, sebelah timur lapangan
Puputan Badung. Pura ini dikategorikan sebagai Pura Kahyangan dan menjadi altar
bagi dewa-dewa Hindu. Jika dibandingkan dengan pura-pura Kahyangan ataupun
pura lain di Bali, nama pura ini diambil dari nama gunung atau desa yang relevan
dengan pura yang terletak di area Pura Besakih, dan pura lainnya. Pura Jagatnatha
memakai nama spesial yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai aspek konsepsi.
Di antara pura-pura di Bali, Pura Jagatnatha juga diresmikan dengan melaksanakan
upacara kecil pada 13 Mei 1968. Pura Jagatnatha memiliki keunikan yaitu tidak
adanya Pengempon (kelompok masyarakat yang mengelola pura ini). Sejak
diresmikan, Pura Jagatnatha hanya memiliki beberapa orang yang mengelola dana
mulai dari pembangunannya sampai untuk upacara sehari-hari. Pengelolaannya
ditangani oleh Komite Pengembangan Jagatnatha dengan masyarakat Hindu lain.
Dalam perkembangan selanjutnya pelaksanaan upacara ditangani oleh Panitia Hari
Raya Hindu (PAHARA HINDU) yang sesuai dengan surat keputusan Pemerintah
Daerah Bali. Personel PAHARA HINDU tersebut secara umum diambil dari
Pemkab Badung dan Pemkot Denpasar. Saat ini pengelolaan sepenuhnya ditangani
oleh Pemkot Denpasar.
Di sebelah selatan Pura Jagatnatha terdapat Museum Bali, sedangkan di depannya
terdapat lapangan Puputan Badung dan Patung Catur Muka. Pembangunan Museum
Bali dimulai dengan adanya insiatif pentingnya merawat, menjaga dan memelihara
warisan budaya Bali. Inisiatif tersebut berdasarkan pada adanya kekhawatiran
terhadap semacam gejala erosi budaya, sehingga warisan budaya benar-benar
hilang, yang tersisa hanya foto-foto dan dokumentasi.
Benda-benda koleksi yang disimpan di Museum Bali dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu benda koleksi masa prasejarah, seperti peti mati dari batu (sarkofagus);
benda koleksi masa sejarah, seperti stupika tanah liat berisi Ye Te mantra, arca-arca
perunggu; serta benda koleksi etnografi, seperti keris, kain Endek, dan peralatan
upacara keagamaan (Sangku, Cecepan dan topeng Sidakarya).
2.1.5 Pura Masceti
Terletak di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Candi
ini terletak di garis pantai, menghadap ke pemandangan laut selatan, deretan pohon
kelapa dan pemandangan indah pegunungan Bali Timur. Ada tumbuh banyak pohon
dengan kanopi besar di area pura, seperti pohon beringin, kamboja, kelapa dan
kebun yang ditata rapi.
Ada beberapa batasan yang tidak boleh dilanggar di bait suci ini, seperti larangan
berkabung orang (punya kerabat yang meninggal), sedang haid wanita dan ibu dari
anak-anak yang belum melakukan ritual potong rambut. Seperti candi suci lainnya,
pengunjung yang akan masuk ke Kuil Masceti sangat dianjurkan untuk
menggunakan kain atau kamben dan selendang. Candi ini memiliki hubungan yang
kuat dengan para petani. Banyak orang (petani) yang datang ke kuil suci ini untuk
mendoakan keselamatan tanaman pertanian dari hama dan penyakit. Pura Masceti
juga dipercaya menjadi penjaga pulau Bali dari roh-roh jahat laut. Candi ini terbagi
menjadi tiga bagian yang disebut Tri Mandala (Jeroan, Jaba Tengah, dan Jaba Sisi).
2.1.6 Pura Dang Kahyangan Gunung Payung
Bali yang identik dengan pulau Dewata dan juga pulau seribu pura, memang sangat
tepat sekali, hampir di setiap sudut pulau terdapat pura, lain lagi sejumlah pura
besar yang menjadi tujuan persembahyangan umat Hindu seluruh Bali. Salah satu
pura di Bali yang berhubungan perjalanan spiritual seorang pendeta suci adalah
Pura Gunung Payung terletak di desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung Bali. Tempatnya memang di sebuah bukit gersang dan tandus. Keberadaan
Pura Gunung Payung, memang erat kaitannya dengan perjalanan suci dari
Danghyang Nirartha atau Danghyang Dwijendra. Beliau datang dari tanah Jawa
setelah kerajaan Majapahit dilanda perang saudara atau dikenal dengan perang
Paregreg dan keruntuhan Majapahit setelah dikalahkan oleh kerajaan Islam Demak.
Penganut-penganut Hindu yang tidak mau masuk Islam memilih untuk menuju
daerah pegunungan seperti Semeru, Bromo, Blambangan dan Kelud sampai ke
Pasuruan, sehingga sampai sekarang ini kawasan tersebut sebagai basis pemeluk
Hindu di Jawa. Pengikut lainnya banyak yang hijrah ke Bali termasuk juga
Danghyang Nirartha, sebagai tokoh rohaniawan Hindu Majapahit memilih pulau
Bali sebagai tujuan perjalanannya.
Keberadaan Danghyang Nirartha di tepian bukit desa Kutuh ini, membuat warga
merasa yang kedatangan seorang Maharesi ini datang berbondong-bondong untuk
menghaturkan sembah, juga mohon tuntunan dan pencerahan agama kepada beliau.
Beliau mendengar keluh kesah para warga, termasuk juga kondisi geografis
pegunungan yang sulit akan adanya sumber air. Mendengar keluh kesah warga
Danghyang Nirartha berusaha untuk memenuhi permintaan warga sekitarnya.
Kemudian dengan kekuatan rohaninya beliau menancapkan gagang payung yang
dibawanya, sehingga secara ajaib menyemburlah air suci dari bekas tancapan
payung tersebut.Air suci yang keluar dimanfaatkan oleh beliau, warga dan para
pengikutnya. Dari sinilah kata payung tersebut muncul, sehingga kawasan bukit ini
dinamakan Gunung Payung dan pura di sini dinamakan Pura Gunung Payung.
Sebelum Danghyang Nirartha meninggalkan perbukitan di desa Kutuh ini, beliau
memberi nasehat agar selalu menjaga air suci yang keluar tersebut, karena itulah
warga akhirnya membangun tempat suci dinamakan pura Gunung Payung.
Keberadaan pura ini sekarang diempon oleh warga desa Kutuh termasuk juga
bulakan kecil tempat keluarnya air terawat dengan baik dan tidak pernah kering,
dimanfaatkan sebagai tempat nunas tirta yang nantinya dipercikkan kepada warga
setelah selesai menghaturkan sembah.
2.1.7 Pura Uluwatu
Tempat wisata Populer di Badung adalah Pura Uluwatu atau biasa disebut sebagai
Pura Luwur, dan tempat wisata ini menjadi salah satu dari Pura dari Sad Kahyangan
yang berjumlah enam. Sekilas info tentang Pura Uluwatu, Pura ini bernama lengkap
Pura Sad Kayangan Uluwatu yang di bangun oleh Empu Kuturan pada abad ke 11.
Beliau membangun Pura Uluwatu selain sebagai tempat pemujaan para Dewa
dalam kepercaan Hindu di Bali juga sebagai Benteng Pelindung 9 Arah Mata
Angin di pulau Bali. ini juga menegaskan dari nama Sad Kayangan, Karena
sebagai benteng pelindung 9 arah mata angin maka jumlah Pura di Bali yang
memiliki status yang sama ada 9 dan Pura Uluwatu adalah salah satu di antaranya,
sebagian besar Pura Sad Kayangan berada di bibir pantai dan satu berada tepat di
tengah pulau Bali. Pura Kahyangan ini biasanya dijadikan sebagai tempat sepiritual
spiritual bagi Penduduk lokal. Untuk mencapai Pura Uluwatu, harus menampaki
beberapa tangga. Pada saat menaiki tangga Pura Uluwatu anda akan menemui
berbagai kera liar yang bisa anda jadikan sebagai latar untuk selfie. Tempat wisata
di Badung Pura Uluwatu Pura ini terletak di Kelurahan Pecatu, Kecamatan Kuta,
Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
2.2 PANTAI DI KABUPATEN BADUNG
2.2.1 PANTAI PANDAWA BALI
Pantai Pandawa Bali, tempat wisata populer terbaru Wilayah ujung selatan
pulau Bali sepertinya selalu saja memiliki pantai-pantai yang bisa sangat
populer ke seluruh dunia. Beberapa pantai yang terletak di kecamatan Kuta
dan Kuta Selatan Kabupaten Badung sebagian besarnya merupakan pantai-
pantai terkenal di Indonesia bahkan dunia, sebut saja pantai Kuta, Legian,
Blue Point, Balangan dan yang teranyar adalah Pantai Pandawa, pantai yang
saat ini masuk dalam salah satu tempat wisata paling populer di Bali bersaing
dengan Pantai Kuta, Tanah Lot, Pantai Sanur, Uluwatu maupun Pura Ulun
Danu Beratan.
Popularitas pantai Pandawa bisa dilihat dari begitu banyaknya wisatawan di
Bali baik itu yang domestik maupun mancanegara meng-upload foto-foto
mereka di pantai yang terletak di Desa Kutuh ini. Sebelum menggunakan
nama Pantai Pandawa atau belum dikelola secara resmi sebagai objek wisata,
Pantai Pandawa sering disebut sebagai Secret Beach oleh wisatawan
mancanegara dan disebut Pantai Kutuh oleh penduduk setempat maupun
wisatawan Indonesia.Pantai Pandawa memiliki panjang mencapai 1 kilometer
yang dibatasi oleh tebing kapur yang tinggi, sehingga pemandangan dari atas
tebing maupun dari bawah tebing akan terlihat sangat menawan. Pantai
Pandawa juga saat ini dapat diakses dengan mudah karena jalan menuju
pantai ini cukup mulus.
Lokasi Pantai Pandawa
Letak/lokasi Pantai Pandawa adalah di Desa Kutuh, yang merupakan
salah satu desa di Kecamatan Kuta Selatan, kecamatan terujung pulau
Bali dan merupakan bagian dari Kabupaten Badung. Meskipun
terletak di ujung, namun lokasinya cukup dekat dari Bandara
Internasional Ngurah Rai, kurang lebih 18 kilometer yang dapat
ditempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit.
Sekilas Sejarah Pantai Pandawa Bali
Sebelum terkenal dengan nama Pantai Pandawa (Pandawa Beach),
pantai ini lebih dulu dikenal oleh wisatawan mancanegara sebagai
Secret Beach (Pantai Rahasia). Dinamakan demikian oleh karena
terletak di wilayah yang sangat terpencil dan jarang terekspos. Para
wisatawan mancanegara yang ke Secret Beach ini merasa sangat
terjaga privasinya dan sangat bebas saat berada di sana.Pantai ini juga
dulunya dikenal sebagai Pantai Kutuh oleh wisatawan lokal atau
penduduk setempat, oleh karena lokasinya yang berada di desa adat
Kutuh. Namun setelah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata
andalan Kabupaten Badung atau Provinsi Bali secara umumnya,
pantai ini akhirnya dinamakan Pantai Pandawa, sesuai dengan patung-
patung Pandawa 5 yang terukir di tebing sebelum masuk area
pantai.Pantai yang dulunya cukup sulit untuk diakses, sekarang sudah
dapat dengan mudah diakses oleh karena adanya pembangunan jalan
sepanjang 1,5 kilometer dari jalan utama menuju ke pantai.
Pembangunan fasilitas wisata seperti hotel, resor dan sebagainya saat
ini masih terus dilakukan di sekitar pantai.
2.2.2 PANTAI KUTA
Wisata Pantai Kuta - Pantai Kuta merupakan salah satu tempat Wisata Pulau
Bali yang terletak di sebelah selatan Kota Denpasar, Bali tepatnya di
Kabupaten Badung. Pantai Kuta merupakan salah satu tujuan wisata favorit
turis mancanegara karena memiliki cuaca yang panas cocok untuk turis
mancanegara yang ingin berjemur dibibir pantai, Pantai Kuta telah menjadi
objek wisata andalan Pulau Dewata Bali sejak awal tahun 70-an. Pesona
Pantai Kuta Bali terkenal dengan sebutan pantai matahari terbenam atau
sunset beach karena keindahannya pada saat matahari mulai terbenam hal ini
kebalikan dari Pantai Sanur yang terkenal dengan sebutan Sunrise Beach.
Sebelumnya Objek Wisata Pantai Kuta ini merupakan tempat pelabuhan
dagang dimana produk lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Pulau
Bali, pada abad 19 seorang pedagang dari Denmark, Mads Lange datang ke
Pulau Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta, karena keahliannya
dalam bernegoisasi menjadikan Mads Lange sebagai pedagang yang cukup
terkenal diantara raja-raja di Bali dan Belanda.
Kuta mulai berkembang dan terkenal setelah Hugh Mahbett menerbitkan
buku dengan judul Praise to Kuta yang berisi ajakan kepada masyarakat
sekitar untuk mengembangkan Pantai Kuta dengan menyiapkan segala
fasilitas pariwisata yang bertujuan untuk menunjang perkembangan Objek
Wisata Pantai Kuta Pulau Bali, dari Buku itu membuat banyak orang
terinspirasi untuk membangun fasilitas wisata Pantai Kuta dengan
membangun penginapan, restoran ataupun fasilitas penunjang lainnya.
Pada sore hari Kawasan Obyek Wisata Pantai Kuta mulai ramai dikunjungi
wisatawan domestik maupun lokal, karena pada waktu ini banyak wisatawan
ingin menyaksikan sunset atau matahari tenggelam yang sangat indah. Di
Kuta sudah banyak terdapat pertokoan, restoran, hotel , tempat pemandian
dan tempat menjemur diri, selain keindahan yang ditawarkan Pantai Kuta,
tempat wisata yang terletak di Kabupaten Badung ini juga menawarkan
berbagai hiburan seperti bar dan Restoran disepanjang Objek Wisata Pantai
Kuta Bali

2.2.3 PANTAI JIMBARAN BALI


Salah satu daerah tujuan wisata favorit di Bali yang harus anda kunjungi
adalah pantai Jimbaran, yang berada wilayah Kabupaten Badung. Lokasinya
sekitar 30 menit dari kota Denpasar dan 10 menit dari bandara Ngurah Rai,
melalui jalan By Pass Ngurah Rai ke arah selatan jika tidak terjadi kemacetan.
Lokasi pantai letaknya, berdekatan dengan pantai Kedonganan yang sebagian
masyarakatnya, memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Berbagai jenis
ikan segar hasil tangkapan para nelayan, dijual di kedua pantai ini. Latar
belakang sebagai desa pusat pelelangan ikan di wilayah Kabupaten Badung,
memberi inspirasi warganya untuk membangun restoran di tepi pantai.
Pantai Jimbaran Bali adalah salah satu pantai pasir putih di pulau Bali yang
sangat terkenal, pasirnya halus dan berwarna putih ke kuning kuningan.
Kebersihan di pantai ini selalu terjaga, karena ada petugas kebersihan yang
bertugas membersihkan areal pantai.
Dengan pemandangan pantainya yang indah, memiliki pasir putih serta
pemadangan matahari terbenam, maka banyak hotel dipinggir pantai, sering
menggelar berbagai acara di tepi pantai ini. Dari tepi pantai anda dapat
melihat bandara Ngurah Rai, yang merupakan satu-satunya bandara
berstandar international di Bali.
2.3 SEJARAH MONKEY FOREST DESA SANGEH
Sangeh adalah sebuah tempat pariwisata di pulau Bali yang terletak di Desa Sangeh,
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Untuk menuju ke desa ini anda
membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari Denpasar.
Sangeh terkenal karena ini merupakan sebuah desa di mana monyet-monyet (beruk)
berkeliaran dengan bebas dan di keramatkan oleh penduduk setempat di sebuah
hutan.
Sangeh adalah nama sebuah desa yang dibagian utara desanya, ditumbuhi pohon
pala setuas 14 hektar dan dihuni oleh ratusan kera. Pohon pala seperti itu tidak
dijumpai di tempat lain di Bali dan keberadaannya di Sangeh ini merupakan misteri.
Sebuah pura kecil diselimuti lumut hijau tersembunyi disela-sela hutan pala yang
menjulang tinggi itu. Di punggung sebuah tugu pura tersebut di pahat patung
Garuda, seekor burung mistik yang di dalam cerita Samudramantana dikisahkan
sedang mencari tirta Amerta di dasar samudra, kemudian atas jasanya oleh Betara
Wisnu, dihadiahkan seteguk kepadanya, akhirnya Garuda menjadi kendaraan setia
Bathara Wisnu.
Legenda lain menceritakan bahwa penghuni hutan tersebut adalah prajurit kera
yang kelelahan di dalam pertempuran membunuh Rahwana. Kera-kera itu jatuh
bersamaan dengan bungkahan gunung dan hutan yang dipakai menghimpit tubuh
Rahwana kemudian menetap di hutan itu. Cerita lain juga mengatakan bahwa
seorang putri kerajaan Mengwi bernama Mayangsari yang sedang kasmaran, gagal
bertunangan, akhirnya melarikan diri ke hutan terdekat dan menjadi seorang
pertapa.
Di dalam pelariannya itu dia tidak memakai sehelai pakaian pun, sehingga harus
memakai rambutnya yang panjang untuk menutupi bagian tubuhnya yang paling
terlarang. Dia gagal mewujudkan impiannya dan meninggal secara gaib.
Masyarakat setempat percaya, bahwa dewi itu kini menjadi Bethari Mayangsari.
Monyet yang tumbuh dan besar di sangeh merupakan monyet yang relatif liar.
Sering kali monyet-monyet disana berbuat nakal dengan mengambil barang-barang
bawaan para turis atau wisatawan seperti kamera, topi, udeng, kacamata dan yang
lainnya. Disarankan untuk tidak membawa barang-barang yang mudah terambil
oleh monyet, barang-barang yang bergantungan di leher misalnya, yang
pemakaiannya di atas kepala.
BAB III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dengan banyaknya objek-objek wisata di Kabupaten Badung yang menarik
seperti Pura, Pantai-Pantai dan Desa Sangeh diharapkan dapat menarik dan
menabah jumlah wisatawan lokal dan mancanegara, sehingga dapat juga
menambah devisa provinsi Bali pada khuusnya Kabupaten Badung, dan untuk
negara pada umumnya.
Dan dengan banyaknya objek wisata di Kabupaten Badung dapat membuka lebih
banyak peluang atau lapangan pekerjaan untuk masyarakat penduduk yang ada
disekitar tempat-tempat objek wisata.
3.2 SARAN
1. Terdapat banyak pura di Kabupaten Badung, namun banyak wisatawan yang
hanya mengetahui pura Uluwatu saja yang terkenal, maka seharusnya
pemerintah dapat lebih memperomosikan atau mengenalkan ke wisatawan
tentang pura-pura lainnya agar banyak wisatawan yang datang dan
mengetahui.
2. Akses jalan menuju Pantai Kuta sangat macet, sebaiknya pemerintah
Kabupaten Badung dapat mengatasi agar kemacetan dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

www.balitoursclub.net/pura-gunung-payung

www.tempatwisatabali.id/pura-uluwatu-bali

http://www.disparda.baliprov.go.id/bukuinfopariwisatanusantara

http://wikipeda.org

Anda mungkin juga menyukai