Anda di halaman 1dari 7

Tugas Resensi Buku

Nama : Ara Natami Rezeky Matondang

NIM : 215010101111136

“PENYELESAIAN PERMASALAHAN HUKUM LINGKUNGAN”

Judul : Hak Warga Negara dan Kewajiban


Negara
Penulis : Prof. Dr. Rachmad Safa’at, SH., M.Si;
Dr. Indah Dwi Qurbani,SH., MH; Erwin Syahruddin,
SH., MH; Daru Adianto,SH., MT; Fauzin, SH., MH;
Siti Habiba, SH., MH; Emilda Yofita, SH.
Penerbit : Inteligensia Media
Tahun Terbit : Cetakan 1, Agustus 2022
Halaman : 320 hlm
Harga : Rp. 110.000

Rachmad Safa’at adalah seorang Dosen di Fakultas Hukum Universitas


Brawijaya sejak tahun 1988. Beliau menyelesaikan Pendidikan Stratum I di
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya pada tahun 1986. Kemudian, ia
melanjutkan studi ke Universitas Indonesia di Jakarta pada Program Ilmu
Lingkungaan bidang studi Ekologi Manusia pada tahun 1991-1995. Menyelesaikan
studi pada Program Kedoktoran Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang
tahun 2011. Pada tanggal 17 Desember 2020, beliau dikukuhkan sebagai Guru
Besar Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam oleh Senat Universitas
Brawijaya. Saat ini, beliau menjabat sebagai Wakil Direktur Bidang Umum dan
Keuangan Program Studi di Luar Kampus Utama di Jakarta. Sampai saat ini beliau
aktif dalam kegiatan advokasi dan pendampingan buruh, masyarakat korban
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan kehutanan. Sejak tahun 2020
beliau aktif sebagai Konsultan Hukum pada Jatim Park Group di Batu dan PT SNA
Medika Pangan hingga saat ini. Pernah memperoleh berbagai hibah penelitian
antara lain: Riset Unggulan Terpadu (1999-2001), Sandwich Like Program dari
Dikti (2009) ke Wollongong Austria, serta hibah Profesor (2021 dan 2022) dari
LPPM UB. Beliau juga aktif dalam menulis berbagai buku dan Journal yang telah
diterbitkan di berbagai Journal dan penerbit, serta memiliki pengalaman pekerjaan
yang sangat banyak yang telah dilakoni oleh penulis.

Dr. Indah Dwi Quebani, S.H., M.H. adalah dosen di Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya. Sejak tahun 2018 beliau menjabat sebagai ketua Pusat
Kajian Hukum Pertambangan dan Hukum Energi Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya dan pada tahun 2019 menjabat sebagai ketua Departemen Hukum Tata
Negara Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Beliau aktif pada penelitian dan
kajian di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan di sektor mineral dan
energi.

Daru Adianto adalah dosen Hukum Lingkungan dan Sumber Daya Alam di
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Pernah menjabat sebagai Kepala Seksi
Negosiasi dan Mediasi Konflik Direktorat Penanganan Konflik, Tenurial, dan
Hutan Adat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2015-2020.
Beliau juga aktif dalam menulis beberapa buku dan Journal.

Erwin Syahruddin adalah dosen di STIH IBLAM Jakarta. Beliau kuliah S1 di


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Kemudian melanjutkan S2 di
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan saat ini sedang menempuh Program
Doktor Ilmu Hukum di Kelas Jakarta Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Beliau juga aktif dalam menulis beberapa buku dan Journal.

Fauzin adalah staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura


sejak tahun 2006 hingga sekarang. Melanjutkan S1 di Fakultas Hukum Universitas
Brawiajaya. Kemudian melanjutkan S2 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta dan saat ini sedang menempuh Program Doktor Ilmu Hukum di
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang Beliau aktif dalam kegiatan
penelitian, pengabdian masyarakat, dan berperan aktif dalam beberapa pertemuan
ilmiah.

Emilda Yofita adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya sejak


2021 dengan konsenterasi Hukum Tata Negara. Saat ini beliau bekerja sebagai
Tenaga Ahli Hukum di Direktorat Penerbitan Penguasaan, Pemilikan dan
Penggunaan Tanah, Kementerian ATR/BPN.
Siti Habiba S.H., M.H. adalah lulusan S1 dan S2 Ilmu Hukum Universitas
Brawijaya. Saat ini beliau bekerja sebagai Junior Associate AGHP Strategic Law
Firm.

Kekayaan lingkungan hidup dan sumber daya alam serta energi seharusnya
mampu digunakan sebagai sarana dan prasarana pendukung pembangunan bangsa
guna mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga negara.
Namun karena adanya kesalahan dalam mengurus dan mengelola sumber daya alam
dan lingkungan hidup, maka tujuan pembangunan tidak terwujud. Berdasarkan
data, hampir 70% kekayaan negeri ini dikuasai oleh 100 orang konglomerat dan
30% dikuasai oleh hampir lebih dari 277 juta jiwa warga negara Indonesia. Hal
tersebut menyebabkan ketimpangan ekonomi yang sangat mencolok. Ketimpangan
tersebut disebabkan oleh dua hal. Pertama, oligarki kebijakan negara yang
cenderung memfasilitasi pemodal untuk bisa membagi kekayaan alam dengan
pejabat publik. Kedua, adanya kesalahan konstitusional yang tidak jelas
rumusannya tentang hak warga negara dan kewajiban negara dalam pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya, sehingga dalanm konteks inilah buku ini
dihadirkan ke pembaca.

Sejarah Perkembangan Muatan Konstitusi Atas Lingkungan Hidup dan


Sumber Daya Alam sebagai Piranti Kehidupan Negara yang Demokratis (hlm. 1-
54). Dalam bab ini yang menjadi pokok pembahasan adalah mengenai
perbandingan konstitusi, latar belakang konstitusi, dan sejarah perkembangan
konstitusi di Negara Indonesia, Swiss, Perancis, dan Ekuador. Ide demokrasi ini
berasal dari seseorang yang bernama Abraham Lincoln yang mengatakan “Dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”, sehingga atas ungkapan tersebut konstitusi
menjadi pengatur pola kehidupan sosial dalam berbangsa dan bernegara.

Makna dan Hakikat Hak Subjektif dan Kewajiban Negara dalam Tata Kelola
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dalam UUD NRI 1945 (hlm. 55-94).
Dalam bab ini yang menjadi pokok pembahasan adalah mengenai hak subjektif dan
kewajiban negara di bidang tata kelola lingkungan dan sumber daya alam dalam
UUD NRI 1945 dalam amandemen kelima dengan mengkaji berbagai konstitusi di
berbagai negara lain. Kewajiban negara adalah pertanggungjawaban negara untuk
melindungi hak-hak subjektif, hak negara, hak sipil, dan hak individu dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan amanat konstitusi.
Sedangkan hak subjektif adalah hak individu yang dijamin oleh negara dalam
melindungi Hak Asasi Manusia. Hak subjektif dibagi menjadi dua, yaitu: hak
mutlak dan hak relatif. Untuk menjamin hak tersebut maka diperlukan pengaturan
sebagai norma dasar yang disebut dengan Teks Undang-Undang.

Formulasi Hukum Pengaturan Hak Warga Negara dan Kewajiban Pemerintah


dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dalam UUD NRI
1945 (hlm. 95-123). Dalam bab ini yang menjadi pokok pembahasan adalah
mengenai implikasi hukum terhadap kebijakan negara jika hak subjektif dan
kewajiban negara dalam tata kelola sumber daya alam tidak dirumuskan dalam
UUD NRI 1945. Hal yang akan timbul apabila tidak dirumuskan adalah: akan sulit
meminta tanggung jawab negara akibat adanya eksplorasi dan eksploitasi,
mengakibatkan kontra produktif pembentukan peraturan perundang-undangan
tentang sumber daya alam, pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai
pelaksana dari amanah konstitusi akan menghasilkan perumusan yang tidak
jelas/tidak tegas dalam mengatur hak subjektif dan kewajiban negara dalam
pengelolaan sumber daya alam, belum ada jaminan secara tegas dalam konstitusi
terhadap warga negara atas keselamatan lingkungan hidup, tidak adanya landasan
yuridis yang memberikan kepastian hukum bagi MK untuk memutuskan perkara
terhadap UU yang dianggap inkonstitusional berasarkan prinsip ekonomi
kerakyatan, dan MK juga akan sulit untuk menafsirkan norma yang mengakibatkan
putusan tidak berkepastian hukum.

Konsep Integrasi Penyelesaian Sengketa Lingkungan di Luar Pengadilan


Antara Masyarakat Lokal dengan Korporasi (hlm. 124-142). Dalam bab ini yang
menjadi pokok pembahasan adalah mengenai Alternatif Penyelesaian Sengketa
(APS) diberbagai negara yang implementasinya terpisah yang membuat mekanisme
penyelesaian sengketa menjadi tidak maksimal, sehingga membutuhkan model
yang efektif untuk bisa diterapkan. Model yang efektif dalam ASP adalah
menggunakan ASP Lingkungan Prismatik dengan pendekatan lintas disiplin ilmu
dan penerapan campuran APS (hybrid system).

Reformulasi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berbasis pada


Perlindungan Hak Asasi Petani Pangan (hlm. 143-172). Dalam bab ini yang
menjadi pokok pembahasan adalah mengenai reformulasi alih fungsi lahan
pertanian pangan karena terdapat inkonsistensi antara arah kebijakan yang
tercermin pada bagian konsideran dengan formulasi-formulasi pasal per pasal pada
bagian batang tubuhnya, sehinggara reformulasi merupakan langkah koreksi untuk
menata kembali kebijakan-kebijakan yang dipandang inkonsisten menjadi
kebijakan yang konsisten. Selain itu, reformulasi kebijakan alih fungsi lahan
pertanian pangan harus berbasis pada hak asasi petani pangan yang masih kurang
mendapatkan perhatian secara serius.

Meneropong Relasi Hukum dan IPTEK dalam Kacamata Asas Kehati-hatian


pada Pengendalian Pencemaran Air di Indonesia (hlm. 173-198). Dalam bab ini
yang menjadi pokok pembahasan adalah mengenai ketidakpastian dan kurangnya
data IPTEK untuk mendukung kepastian hukum dalam mendukung pengendalian
pencemara air terutaman untuk produk teknologi dan bahan kimia. Prinsip kehati-
hatian merupakan landasan untuk mengambil langkah preventif. Namun dalam
pengembangan suatu teknologi yang baru tidak dapat mendapat dukungan sejarah
pengetahuan yang memadai. Kehadiran prinsip kehati-hatian merupakan tawaran
untuk menyeimbangkan kebutuhan pengembangan IPTEK dan pembangunan,
termasuk pemanfaatan SDA, namun tetap waspada akan potensi bahaya dan
ancaman yang belum dapat dikenali.

Rekonstruksi Politik Hukum Tata Kelola Pertambangan Mineral dan Batubara


Berbasis Keadilan Sosial dan Keberlanjutkan Lingkungan (hlm 199-253). Dalam
bab ini yang menjadi pokok pembahasan adalah mengenai politik hukum tata kelola
pertambangan saat ini, baik dalam kebijakan, regulasi maupun implementasi abai
dan tidak mampu mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran rakyat, mserta
menimbulkan kerusakan dan pencemaran. Selain itu, diperlukan rekonstruksi baru
politik hukum tata kelola pertambangan mineral dan batubara mengingat kebijakan,
regulasi, dan implementasinya telah menyimpangi politik hukum yang telah
ditetapkan konstitusi, dengan mengakomodasikan 4 pilar utama, yaitu: (1). teori
hukum responsif dan progresif, (2) teori good governence dan good environmental
governence, (3) keadilan sosial berdasarkan sila kelima dan Al-Qur’an, dan (4)
prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Konstitusionalitas Hak Warga Negara dan Kewajiban Negara dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam (hlm. 254-284). Dalam bab ini yang menjadi
pokok pembahasan adalah mengenai penemuan konsep kewajiban warga negara
dan hak konstitusional warga negara dalam memperoleh alokasi yang adil atas
sumber daya alam. Banyaknya konflik sektoral antara lembaga dan legislasi di
bidang SDA, memerlukan kontrol yang baik untuk memastikan agar undang-
undang di bidang sektoral tetap teguh terhadap konstitusi, sehingga peranan MK
menjadi sangat urgen dan signifikan, terutama eratnya kaitan MK dalam
menafsirkan hak warga negara dan kewajiban negara dalam pengelolaan SDA.

Kekuatan dan kelebihan buku Hak Warga Negara dan Kewajiban Negara
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam adalah isi
pembahasan dalam buku ini dapat dikatakan up to date terhadap masalah-masalah
hukum lingkungan pada saat ini. Buku ini juga mengkaji secara mendalam
permasalahan hukum lingkungan dengan memaparkan metode penelitian yang
dipakai dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Selain itu, buku ini juga
dilengkapi dengan glosarium yang sangat bermanfaat bagi pembaca yang masih
awam untuk mengetahui istilah-istilah asing dalam buku tersebut. Dari segi sampul
dengan perpaduan gambar yang relate dengan lingkungan, font, dan warna buku
menjadikan buku ini terlihat menarik dan elegan. Penggunaan material sampul dan
kertas yang dipakai untuk pembuatan buku ini juga tebal sehingga tidak mudah
rusak. Dimensi buku ini juga sangat pas dan tidak terlalu berat.

Kelemahan buku Hak Warga Negara dan Kewajiban Negara dalam


Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam adalah isi pembahasan
dalam buku ini juga kurang memberikan contoh nyata mengenai permasalahan di
masyarakat, yang difokuskan hanya hukum lingkungan dengan aturan, regulasi,
implementasi dan penyelesaian permasalahan saja yang dibahas, sehingga
masyarakat awam kurang memahami masalah lingkungan yang ada di lapangan.
Penulisan daftar isi dalam buku ini juga kurang tertata dengan baik. Dari segi harga,
menurut saya pribadi agak kemahalan untuk sekelas mahasiswa yang merantau.

Saya berharap dengan adanya penugasan resensi terhadap buku ini dapat
menjadi salah satu acuan bagi para penulis untuk melakukan pembaharuan buku ini
dengan mempertimbangkan kelemahan buku yang telah saya paparkan diatas. Isi
dari buku ini juga harus lebih mempertimbangkan permasalahan yang nyata di
tengah-tengah masyarakat bukan hanya sekedar aturan, regulasi dan penyelesaian
hukum lingkungan saja, sehingga buku ini tidak hanya dapat digunakan oleh
kalangan akademis hukum saja, namun juga dapat digunakan oleh masyarakat
awam. Namun saat ini, buku ini sangat cocok bagi mahasiswa hukum yang sedang
menempuh mata kuliah hukum lingkungan sebagai pedoman mata kuliah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai