Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN TEKNIS

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)


MATA KULIAH HADITS TARBAWISEMESTER VI

Teknis Pelaksanaan
1. Kegiatan PKM merupakan kegiatan pengganti tatap muka di kelas, dari
pertemuan pekan ke 9 hingga pekan ke 15.
2. Sehubungan dengan pandemik global covid 19 maka kegiatan PKM yang
rencananya akan dilakukan oleh mahasiswa secara berkelompok dirubah
menjadi dilakukan masing-masing mahasiswa di rumah.
3. Objek masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan PKM adalah keluarga di
rumah, jumlah masyarakatnya minimal 1 orang.
4. Adapun materi hadits yang harus mahasiswa ajarkan kepada masyarakat
(keluarga) di rumah setiap pekannya adalah sebagai berikut:
Pekan Materi Hadits
ke
Hadits tentang penyakit pasti ada obatnya:
‫ َح َّد َثنَا عُ َم ُر بْ ُن َس عِْي ِد بْ ِن‬: ‫ي‬
ُّ ِ‫الز َبرْي‬
ُّ ‫ َح َّد َثنَا أَبُ ْو اَمْح َ َد‬: ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ ُمَثىَّن‬
‫اح َع ْن أَيِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن‬ ٍ َ‫ َح َّدثَيِن َعطَاءُ بْ ُن أَيِب َرب‬: ‫أَيِب ُح َس نْي ٍ قَ َال‬
ِ ِ ِ
9 َ }ً‫{ما أَْنَز َل اهللُ َداءً إاَّل أَْن َز َل لَهُ ش َفاء‬
ُ‫(ر َواه‬ َ : ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال‬ َ ِّ ‫النَّيِب‬
)‫الْبُ َخا ِري‬

Menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna,


menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, menceritakan
kepada kami ‘Umar bin Sa’id bin Abi Husain, dia berkata
menceritakan kepadaku Atha’ bin Abi Rabbah dari Abu Hurairah
RA dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Allah tidak menurunkan
penyakit kecuali menurunkan juga obatnya.” (H.R. Al-Bukhari)

10 Hadits tentang lockdown wilayah saat terjadi wabah penyakit:

: ‫ت قَ َال‬ ٍ ِ‫ أَخبريِن حبِيب بن أَيِب ثَاب‬: ‫ ح َّد َثنَا ُشعبةُ قَ َال‬: ‫ح َّد َثنَا ح ْفص بن عمر‬
ُ ْ ُ ْ َ ََ ْ َْ َ ََ ُ ُ ْ ُ َ َ
ٍ ِ ٍ ِ ِ
ِّ ‫ِّث َس ْع ًدا َع ِن النَّيِب‬ُ ‫ُس َامةَ بْ َن َزيْ د حُيَ د‬ َ‫تأ‬ ُ ‫ مَس ْع‬: ‫ت ْإب َراهْي َم بْ َن َس ْعد قَ َال‬ ُ ‫مَس ْع‬
‫ َو‬، ‫ض فَاَل تَ ْد ُخلُ ْو َها‬ ٍ ‫ {إِ َذا مَسِ ْعتُ ْم بِالطَّاعُ ْو ِن بِأ َْر‬: ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ قَ َال‬
َ
)‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِري‬ ِ ‫هِب‬ ٍ ‫إِ َذا َوقَ َع بِأ َْر‬
َ }‫ض َو أَْنتُ ْم َا فَاَل خَت ُْر ُج ْوا مْن َها‬
Menceritakan kepada kami Hafsh bin ‘Umar, menceritakan
kepada kami Syu’bah, ia berkata: mengabarkan kepadaku Habib
bin Abi tsabit, ia berkata: aku mendengar Ibrahim bin Sa’ad, ia
berkata: aku mendengar Usamah bin Zaid menceritakan dari
Sa’ad dari Nabi SAW bahwasannya beliau bersabda: “Jika kamu
mendengar wabah di suatu wilayah janganlah kalian
memasukinya, dan jika terjadi wabah di tempat kamu berada
maka jangan tinggalkan tempat itu.” (H.R. Al-Bukhari)

11 Hadits tentang karantina orang yang sakit:


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو‬ ِ ِ
َ ِّ ‫ت أبَ ا ُهَر ْي َرةَ َع ِن النَّيِب‬
ُ ‫ مَس ْع‬: ‫قَ َال أَبُ ْو َس لَ َمةَ بْ ُن َعْب د ال رَّمْح َ ِن‬
)‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِري‬ ِ
َ }‫ض َعلَى الْ ُمص ِّح‬ َ ‫ {اَل ُت ْو ِر ُد ْوا الْ ُم ْم ِر‬: ‫َسلَّ َم قَ َال‬
Abu Salamah bin Abdurrahman berkata: Aku mendengar Abu
Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Janganlah kalian
mencampurbaurkan yang sakit dengan yang sehat.” (H.R. Al-
Bukhari)
12 Hadits tentang penyakit menular adalah takdir dan kehendak
Allah:
‫َخَبَرنَ ا َم ْع َم ٌر َع ِن‬ ِ ٍ ِ
ْ‫أ‬،‫ف‬ َ ‫ َح َّدثَنَا ه َش ُام بْ ُن يُ ْو ُس‬، ‫َح َّدثَيِن َعْب ُد اهلل بْ ُن حُمَ َّمد‬
ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
َ ِّ ‫ قَ َال النَّيِب‬: ‫ي َع ْن أَيِب َس لَ َمةَ َع ْن أَيِب ُهَر ْي َرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬ ُّ
)‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِري‬ ِ
َ } َ‫ص َفَر َو اَل َه َامة‬ َ ‫ { اَل َع ْد َوى َواَل‬: ‫َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
Menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad, menceritakan
kepada kami Hisyam bin Yusuf, mengabarkan kepada kami
Ma’mar dari Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah RA., ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada ‘Adwa (penyakit
menular), dan tidak ada Shafar (kesialan di bulan Shafar), dan
tidak juga Hamah (burung hantu).” (H.R. Al-Bukhari)

13 Hadits tentang wabah adalah rahmat bagi orang-orang mukmin:

ِ ‫ات ح َّد َثنَا عب ُد‬ ِ ُ ‫َح َّد َثنَا إِ ْس َح‬


‫اهلل بْ ُن‬ ْ َ َ ‫ َح َّد َثنَا َد ُاو ُد بْ ُن أَيِب الْ ُفَر‬: ‫َخَبَرنَا َحبَّا ُن‬ ْ ‫ أ‬: ‫اق‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم أَن ََّه ا‬ ِ
َ ِّ ‫ َع ْن حَيْىَي بْ ِن َي ْع َم َر َع ْن َعائ َش ةَ َز ْو ِج النَّيِب‬، ‫بَُريْ َد َة‬
ِ ِ ِ
ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َع ِن الطَّاعُ ْون فَأ‬
ُّ ‫َخَبَر َه ا نَيِب‬ َ ‫ت َر ُس ْو َل اهلل‬ ْ َ‫َخَبَرتْهُ أَن ََّها َسأَل‬
ْ‫أ‬
ِ ِ
ُ‫ فَ َج َعلَ ه‬، ُ‫ {أَنَّهُ َك ا َن َع َذابًا َيْب َعثُهُ اهللُ َعلَى َم ْن يَ َش اء‬: ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬ َ ‫اهلل‬
ِِ ٍ ِِ ِ
، ‫ص ابًِرا‬ َ ‫ث يِف َبلَ ده‬ ُ ‫س ِم ْن َعْب د َي َق ُع الطَّاعُ ْو ُن َفيَ ْم ُك‬ َ ‫ َفلَْي‬، َ ‫اهللُ َرمْح َ ةً ل ْل ُم ْؤمننْي‬
ِ ِ َّ ‫ إِاَّل َك ا َن لَ ه ِمثْ ل أَج ِر‬، ‫ص يبه إِاَّل م ا َكتب اهلل لَ ه‬ ِ
ُ‫(ر َواه‬ َ }‫الش هْيد‬ ْ ُ ُ ُ ُ َ َ َ ُ َْ ُ‫َي ْعلَ ُم أَنَّهُ لَ ْن ي‬
)‫الْبُ َخا ِري‬
Menceritakan kepada kami Ishaq, mengabarkan kepada kami
Habban, menceritakan kepada kami Daud bin Abi Al-Furat,
menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dari Yahya bin
Ya’mar dari Aisyah istri Nabi SAW, ia memberitahunya bahwa
dirinya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tha’un
(wabah penyakit), lalu Nabi SAW memberitahunya: “Dahulu
tha’un adalah siksa yang dikirimkan Allah kepada siapa saja
yang dikehendaki-Nya, lalu Allah menjadikannya rahmat bagi
orang-orang mukmin. Tiada seorang hamba yang tertimpa
tha’un kemudian menahan diri di negerinya dengan bersabar
seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan mengenainya kecuali
apa yang telah Allah tetapkan bagi dirinya, melainkan baginya
pahala seperti pahala orang yang mati syahid.” (H.R. Al-
Bukhari)

14 Hadits tentang orang-orang yang mati syahid:


: ‫ َح َّد َثنَا َج ِر ْيٌر َع ْن ُس َهْي ٍل َع ْن أَبِْي ِه َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة قَ َال‬، ‫ب‬ ٍ ‫ح َّدثَيِن ُز َهْير بْن حر‬
َْ ُ ُ َ
ِ
‫ يَا‬: ‫الش ِهْي َد فْي ُك ْم؟} قَ الُْوا‬ ِ ِ
َ : ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫{ما َتعُد ُّْو َن‬ َ ‫قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬
}‫ قَ َال {إِ َّن ُش َه َداءَ أ َُّميِت إِ ًذا لََقلِْي ٌل‬، ‫اهلل َف ُه َو َش ِهْي ٌد‬
ِ ‫اهلل من قُتِل يِف سبِي ِل‬ ِ
ْ َ َ ْ َ ‫َر ُس ْو َل‬
‫ َو‬، ‫اهلل َف ُه َو َش ِهْي ٌد‬ ِ ‫ { من قُتِ ل يِف س بِي ِل‬: ‫اهلل ؟ قَ َال‬ ِ ‫قَ الُوا فَمن هم ي ا رس و َل‬
ْ َ َ َْ ُْ َ َ ُْ َْ ْ
‫ َو‬، ‫ات يِف الطَّاعُ ْو ِن َف ُه َو َش ِهْي ٌد‬ ِ
َ ‫ َو َم ْن َم‬، ‫ات يِف َس بِْي ِل اهلل َف ُه َو َش ِهْي ٌد‬ َ ‫َم ْن َم‬
)‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ِ ِ
َ } ‫ َو الْغَ ِريْ ُق َشهْي ٌد‬، ‫ات يِف الْبَطْ ِن َف ُه َو َشهْي ٌد‬َ ‫َم ْن َم‬
Menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, menceritakan kepada
kami Jarir dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata:
Rasulullah SAW bertanya (kepada para sahabatnya) “Siapakah
orang yang mati syahid diantara kalian?” Mereka menjawab
‘Orang yang gugur di medan perang itulah yang syahid ya
Rasulullah’. Rasulullah SAW merespon “Kalau begitu sedikit
sekali umatku yang mati syahid”, mereka bertanya ‘Lalu siapa
saja mereka ya Rasulullah?’, Beliau menjawab “Orang yang
gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan
Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang mati
karena tertimpa tha’un (wabah) pun syahid, orang yang mati
karena sakit perut juga syahid, dan orang yang mati tenggelam
adalah syahid.” (H.R. Muslim)

15 Hadits tentang tha’un (wabah) adalah kesyahidan:

‫(ي ْعيِن ابْ َن ِزيَ ٍاد) َح َّدثَنَا‬ ِِ ِّ ‫َح َّدثَنَا َح ِام ُد بْ ُن عُ َم َر الْبَ ْك َرا ِو‬
َ ‫ َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َواح د‬، ‫ي‬
‫ قَ َال يِل أَنَس بن مالِ ٍ مِب‬: ‫ت ِس ِ ين قَ الَت‬
ْ َ ْ ‫ص ةَ بِْن ِ رْي‬ ِ
‫ات حَيْىَي‬
َ ‫ َ َم‬: ‫ك‬ َ ُْ ُ َ ‫َعاص ٌم َع ْن َح ْف‬
ِ
‫ص لَّى‬ ْ َ‫ قَ ال‬، ‫ت بِالطَّاعُ ْو ِن‬
َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬: ‫ت َف َق َال‬ ُ ‫ ُقْل‬: ‫ت‬ ْ َ‫بْ ُن أَيِب َع ْم َرةَ ؟ قَ ال‬
)‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ِ ِ ِ
َ }‫ {اَلطَّاعُ ْو ُن َش َه َادةٌ ل ُك ِّل ُم ْسل ٍم‬: ‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
Menceritakan kepada kami Hamid bin Umar Al-Bakrawi,
menceritakan kepada kami Abdul Wahid (bin Ziyad),
menceritakan kepada kami ‘Ashim dari Hafshah binti Sirin, ia
berkata: Anas bin Malik berkata kepadaku: ‘Yahya bin Abi
‘Amrah meninggal karena apa?’ Aku berkata ‘Karena tha’un’ lalu
Anas berkata: Rasulullah SAW bersabda “Tha’un adalah
kesyahidan (dihitung syahid) bagi setiap muslim.” (H.R. Muslim)

5. Mahasiswa membacakan hadits, menjelaskan syarah (penjelasan) hadits


dan menyimpulkan nilai pendidikan yang terkandung dalam hadits (sesuai
materi hadits setiap pekannya) kepada masyarakat (keluarga) di rumah
sambil direkam dengan video.
6. Gabungkan rekaman video dari pekan ke 9 hingga pekan ke 15 lalu
unggah ke akun youtube masing-masing mahasiswa.
7. Setiap mahasiswa mengirimkan link youtube nya ke whatsapp dosen
pengampu Hadits Tarbawi sebagai bahan penilaian UAS mata kuliah
Hadits Tarbawi.

Karawang, 02 April 2020


Dosen,

Hj. Debibik Nabilatul Fauziah, Lc., MA.

Anda mungkin juga menyukai