Anda di halaman 1dari 7

Makalah Materi PAI SMA

“MENGKAFANI JENAZAH”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “materi PAI SMA”

Dosen pengampu : Dr. H. Zaenal Arifin, S. Ag., M.Pd.I

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas ini dengan kemudahan.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan . khusunya ilmu-ilmu
keislaman sehingga dapat menjadi bekal dan petunjuk bagi kehidupan di dunia dan di akhirat.

Pemakalah bersyukur telah diberikan ni’mat sehat jasmani dan rohani sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah Materi PAI SMA yang berjudul
“Mengkafani Jenazah”. Tujuan pemakalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi PAI
SMA dan pemakalah ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu bapak Dr. H. Zaenal
Arifin S.Ag., M.Pd.I. pemakah menyadari bahwa dalam makalah ini mamsih terdapat
kekurang. Oleh karena itu, kepada para pembaca pemakalah mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembacanya.

Wassalamualaikum wr.wb

Karawang, 29 November 2020


DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Mengkafani Jenazah


B. Tata Cara Mengkafani Jenazah
C. Sunnah dalam Mengkafani Jenazah

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu agama islam sangat beragam salah satunya adalah ilmu fikih, penyebutan
kata fikih sangat berdekatan dnegan makna ibadah yang merupakan amalan rutin yang
mengisi kehidupan, seperti shalat, zakat, puasa dan lainnya. Dalam satu persoalan saja
misalnya masalah shalat, sudah tertera penjelasannya secara rinci dalam perspektif
fikih. Salah satu ibadah yang mengandung nilai sosial masyarakat dan menuntuk
penekanan praktik adalah perawatan jenazah (tahjiz al-mayyit). Mengurus jenazah
dalam islam adalah ibadah yang hukumnya adalah fardhu kifayah. Salah satu praktik
dalam mengurus jenazah yaitu mengkafani jenazah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengkafani jenazah serta hal-hal yang disunnahkan dalam
mengkafani jenazah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari mengkafani jenazah
2. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah
3. Apa saja yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah

C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian dari mengkafani jenazah
2. Mengetahui tata cara mengkafani jenazah
3. Mengetahui hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian mengkafani jenazah


pengertian dari mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus
jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain.
Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut :
“ Pakailah kain-kain putih Karena sesungguhnya itu lebih baik dan lebih suci dan
kafanilah mayat-mayat orang diantaramu dengan kain putij itu”. (H.R. Tirmidzi)

B. Tata cara mengkafani jenazah


1. Mengkafani mayat laki-laki :
a) Bentangkanlah kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar
dan luas serta setiap lapisan diberikan kapur barus
b) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas
kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian
c) Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang
mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas
d) Selimutkan kain kafan sebelah kanan ynag paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut
e) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan
tiga atau lima ikatan
f) Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya ynag terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
kafan kecuali sekedar menutup aurat saja, maka tutuplah dengan apa saja
yang ada.
2. Mengkafani mayat perempuan :
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar kain putih, yang
terdiri dari :
1) Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan
2) Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala
3) Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung
4) Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki
5) Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha

Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu :

a) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-


masing bagian dengan tertib, kemudian angkatlah jenazah dalam
keadaana tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar,
serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus
b) Tutuplah lubang-lubang yang mungkiin masih mengeluarkan kotoran
dengan kapas
c) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya
d) Pakaikan sarung
e) Pakaikan baju kurung
f) Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang
g) Pakaikan kerudung
h) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan
kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam
i) Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

C. Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah


1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih, dan
menutupi seluruh tubuh mayat
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan untuk
mayat perempuan 5 lapis
4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain
kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu
5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
pengertian dari mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah
dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah. Jumlah
kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan untuk mayat
perempuan 5 lapis.

B. Saran
Demikian yang dapat pemakalah sampaikan. Menyadari bahwa pemakalah masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya pemakalah akan berusaha lebih baik dalam membuat
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan untuk pemakalah. Sekian dari pemakalah ucapkan
terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Imam at-Tirmidzi, tt, Shahih Sunan at-Tirmidzi, (Semarang: Taha Putra)


M. Rizal Qasim, (2000) Pengalaman Fikih I, Jakarta: Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai