Anda di halaman 1dari 3

Impian dan Harapanku

Manusia memiliki keyakinan dan kemampuan untuk bisa melaksanakan impiannya


yang sudah direncanakan. Tidak memandang tua maupun muda, semua orang bisa bermimpi
tergantung kebutuhannya. Dengan ketekunan yang dimilikinya ini berharap agar impian
dapat tercapai atas izin Allah SWT. Tidak perduli seberapa besar atau kecilnya mimpi itu,
semuanya ditentukan oleh faktor kuatnya keinginan untuk dapat menggapainya. Manusia
hidup di dunia ini haruslah mempunyai tujuan. Manusia yang tidak memiliki tujuan dan
mimpi yang akan dicapai akan bingung menjalani hidupnya.

Impian bagi ku mempunyai arti harapan atau cita-cita seseorang akan masa
depannya, untuk meraih impian yang besar memerlukan dorongan dan kemauan yang sangat
besar pula. Oleh karena itu sebuah impian pasti bisa diraih apabila kita berusaha dengan
bersungguh-sungguh agar tercapai. Ada yang menganggap impian hanya mimpi belaka tetapi,
ada juga orang yang menganggap sebagai tujuan hidupnya, mempunyai impian dapat
memberikan semangat untuk terus melangkah maju untuk melaksanakan kehidupan ini
sehingga bisa mengembangkan dan menggerakkan setiap langkah kaki untuk menapaki
perjalanan hidup yang telah Allah berikan kepada ku, sehingga impian yang aku cita-citakan
memiliki makna dan bernilai dimasa depan. Kita semua pasti setuju bahwa menggapai impian
di masa depan yang didamba-dambakan, tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak
rintangan dan tantangan yang harus dilewati.

Lalu, apa impianku?

Namaku Triwiyanti, aku adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Alhamdulillah aku sudah
menyelesaikan studi sarjanaku pada tahun 2009. Impian yang diharapkan oleh kedua
orangtuaku untuk menjadikan seorang anak sulungnya menjadi sarjana akhirnya terwujud.
Inilah sebuah impian besar dari orang tua yang butuh perjuangan yang besar pula. Karena
tidak sedikit biaya pendidikan yang harus dikeluarkan dan waktu yang panjang untuk
menggapainya. Bukan hanya aku tetapi, 3 orang adikku pun semuanya mendapat gelar
sarjana. Impianku yang pertama adalah setelah selesai pendidikan ku, berharap Allah bisa
menggabulkan keinginanku ingin mengumrohkan dan menghajikan orang tuaku yang telah
berkorban jiwa dan raganya dalam mendidik dan membimbingku sehingga aku bisa tumbuh
menjadi anak yang memiliki ilmu pengetahuan dan bisa menapaki jalan-jalan terjal
kehidupan ini. 32 tahun sudah usiaku, kini aku sudah memiliki 3 orang putra yang sholeh
namun mimpiku untuk mengumrohkan orang tuaku masih belum terwujud.
Perjuanganku untuk meraih mimpiku tidak sampai di situ saja. Aku akan terus
berusaha bagaimana cara aku harus bisa mengumrohkan kedua orang tua. Benar juga jika
ada orang yang bilang bahwa, “tak pernah ada rasa puas pada diri manusia. Mereka pasti
akan terus mencoba untuk dapat meraih apa yang mereka mau.” Begitu pula dengan diriku.
Aku masih ingin terus mencoba untuk bisa melahirkan tulisan-tulisan yang bisa dinikmati
banyak orang dan aku berharap dengan tulisan ini aku bisa mencapai impianku untuk
mengumrohkan kedua orang tua.
Di dalam kitab Al-Qur’an Surat Ali-Imraan ayat 159, yang artinya:
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal (kepada-Nya)” (QS Ali
‘Imraan:159).
Dan Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Orang mukmin yang kuat (dalam iman dan tekadnya) lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing (dari keduanya) memiliki
kebaikan, bersemangatlah (melakukan) hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mintalah
(selalu) pertolongan kepada Allah, serta janganlah (bersikap) lemah…”[1].
Dua dalil ini yang menguatkanku untuk tetap semangat dalam menggapai impian-
impianku. Dengan harapan adanya pertolongan Allah melalui tulisan-tulisan ini aku bisa
mengantarkan kedua orang tuaku berangkat umroh disisa usianya sebelum Allah
memanggilnya kembali kepangkuan-Nya.      
Tahun 2018, aku mulai mencoba menulis cerita ESAY tentang “ bagaimana mendidik
anak Zaman Now. Pada tahun 2019, aku mencoba untuk menulis cerita tentang perjuangan
walaupun tidak masuk nominasi. Tapi ada kesenangan sendiri ketika menulis bisa mengenang
masa yang telah berlalu dan yang akan dijalani. Tulisan ini dapat kuselesaikan dalam jangka
waktu satu sampai 10 hari atau bahkan lebih sambil mengisi waktu kosong disela-sela waktu
mengajar dan mendidik para pejuang bangsa ini.
Impianku yang kedua adalah aku ingin mengapai mahkota di Surga-Nya, Insyaallah.
Impianku yang kedua ini adalah aku akan mendidik putraku dan anak-anak didikku di
sekolah menjadi para penghafal Al-Qur’an yang tawadhu’ dan menjadi generasi yang
senantiasa membanggakan dan mengharumkan Indonesia di mata para penduduk langit dan
penduduk bumi. Sehingga tiba waktunya aku kembali kepanggkuan Allah, aku akan
tersenyum karena mahkota yang dijanjikan itu akan menjadi milikku.
Impianku yang ketiga adalah aku ingin memiliki rumah impian di dunia dan di
akhirat. Inilah tiga impian yang akan aku capai hingga akhir tahun 2024. Semoga dengan
ikhtiar dan do’a yang aku panjatkan kehadirat Allah SWT dapat terealisasikan atas izin-nya.

Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kesempurnaan


tawakal yang tidak mungkin lepas dari usaha melakukan sebab yang halal, dalam sabda
beliau,

“Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, maka
sungguh Dia akan melimpahkan rezki kepada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezki
kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali
sore harinya dalam keadaan kenyang”[8].

Imam al-Munawi ketika menjelaskan makna hadits ini, beliau berkata: “Artinya: burung itu
pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali waktu petang dalam keadaan perutnya
telah penuh (kenyang). Namun, melakukan usaha (sebab) bukanlah ini yang mendatangkan
rezki (dengan sendirinya), karena yang melimpahkan rezki adalah Allah Ta’ala (semata).

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa tawakal
(yang sebenarnya) bukanlah berarti bermalas-malasan dan enggan melakukan usaha (untuk
mendapatkan rezki), bahkan (tawakal yang benar) harus dengan melakukan (berbagai)
macam sebab (yang dihalalkan untuk mendapatkan rezki).

Identitas Penulis

Nama Lengkap : Triwiyanti

ID Instagram : Triwiyanti11

Nomor WhatsApp : 085271102687

E-mail : Trialfityah@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai