net/publication/328334164
CITATIONS READS
0 10,717
1 author:
Susilahudin Putrawangsa
Universitas Islam Negeri Mataram
18 PUBLICATIONS 12 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Learning Design & Educational Design Research (Desain Pembelajaran & Penelitian Pengembangan Kependidikan) View project
All content following this page was uploaded by Susilahudin Putrawangsa on 14 November 2018.
DESAIN
PEMBELAJARAN
Design Research sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran
DESAIN
S. Putrawangsa
Susilahudin Putrawangsa
PENERBIT
CV. REKA KARYA AMERTA
Leading Academic Work Publisher
DESAIN
PEMBELAJARAN
Design Research sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran
Susilahudin Putrawangsa
i
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)
Susilahudin Putrawangsa
Desain Pembelajaran: Design Research sebagai Pendekatan Desain
Pembelajaran / Susilahudin Putrawangsa.
—Ed. 1. —Cet. 1. —Mataram: CV. Reka Karya Amerta, 2018
viii, 114 hlm., 23 cm
Termasuk Daftar Pustaka: 107
ISBN 978-602-51986-0-1
1. Pendidikan I. Judul
DESAIN PEMBELAJARAN
Design Research sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran
Distributor Tunggal:
CV. Reka Karya Amerta (Rekarta)
Email: rekaamerta@gmail.com
ii
KATA PENGANTAR
iii
jauh mengenai desain pembelajaran di sekolah ataupun di
perguruan tinggi.
Selain itu, semakin meningkatnya atensi dan ketertarikan
pendidik (guru dan dosen), peneliti, mahasiswa, dan praktisi
pendidikan lainnya di Indonesia tentang perancangan
pembelajaran berdampak pada semakin tingginya pencarian
literatur terkait dengan desain pembelajaran. Oleh karena itu,
diharapkan buku ini dapat menjadi salah satu alternatif
rujukan bagi pendidik, peneliti, mahasiswa dan praktisi
pendidikan lainnya dalam melakukan kegiatan perancangan
dan pengembangan program atau kegiatan pembelajaran.
Ucapakan terimakasih, Kami sampaikan kepada pihak-
pihak yang secara langsung atau tidak langsung memberikan
dukungan atas penulisan buku ini.
Penulis
Susilahudin Putrawangsa
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA 99
LAMPIRAN 109
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 51
Jenis Design Research dan Tujuan Ganda Masing-Masing
Tabel 4.2. 61
Fungsi Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
Tabel 4.3. 65
Pendekatan Penelitian dan Fungsi Penelitian
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 28
Siklus Ujicoba–Evaluasi–Revisi Pada Desain
Pembelajaran
Gambar 4.1 42
Proses Perulangan (iterative) pada Design Research
Gambar 4.2 48
Hubungan Teori Intervensi, Intervensi dan Hasil
Intervensi
Gambar 4.2b
Model Design Research oleh Gravemeijer dan Cobb
(2006)
Gambar 4.3 77
Model Design Research oleh McKenney (McKenney,
2001)
Gambar 4.4 78
Model Design Research oleh Reeves (Reeves, 2000,
2006)
viii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I Pendahuluan 1
Keterampilan merancang pembelajaran adalah salah
satu kamampuan pembentuk kompetensi pedagogis
soerang pendidik, yaitu mampu merancang pembelajaran
untuk mencapau tujuan pembelajaran dengan
memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran, seperti karakteristik dan
perkembangan peserta didik, karakterisik materi aja,
budaya belajar, dan sebagainya.
Kemampuan seorang pendidik dalam merancang
pembelajaran pembelajaran akan memperngaruhi
pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar. Dalam hal ini,
bagaimana guru merancang pembelajaran akan
mencerminkan tindakannya dalam pembelajaran, atau
sebaliknya apa yang dilakukan guru dalam pembelajaran
adalah cerminan dari rancangan pembelajarannya. Dengan
demikian, keberhasilan guru dalam merancang
pembelajaran akan mencerminkan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembelajaran.
BAB I Pendahuluan 3
Jawaban untuk pertannyaan pertama diuraikan pada Bab
II, yaitu akan didiskusikan mengenai makna belajar,
pembelajaran, dan paradigma pembelajaran yang mewarnai
pendidikan di dunia.
Sedangkan, Bab III akan mengupas tentang teori terkait
dengan desain pembelajaran yang meliputi pengertian desain
pembelajaran, tahapan desain pembelajaran dan asumsi-
asumsi dasar tentang desain pembelajaran.
Terakhir, Bab IV akan mengupas tuntas teori tentang
Design Research sebagai alternatif pendekatan dalam desain
pembelajaran, yaitu meliputi kajian tentang pengertian Design
Research, orientasi pelaksanaan Design Research, jenis Design
Research, tahapan pelaksanaan Design Research, dan
sebagainya.
Dengan demikian, setelah mengkaji buku ini, diharapkan
pembaca memiliki pandangan baru tentang belajar dan
pembelajaran serta bagaimana merancang pembelajaran yang
sesui dengan tuntutan paradigma pendidikan yang berlaku.
B. Definisi Belajar
Memperhatikan dampak signifikan perbedaan
pemahaman istilah belajar terhadap proses pembelajaran
di atas, lalu apa yang dimaksud dengan belajar? Definisi
belajar seperti apakah yang lebih relevan dengan
perkembangan, tuntutan dan tantangan perubahan global?
Apakah makna belajar yang satu lebih unggul dari makna
belajar yang lainnya?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita akan mulai
dengan mendiskusikan dua teori fundamental tentang
belajar yang membentuk sebagian besar pandangan dan
pemahaman sesorang tentang belajar, yaitu aliran
behaviorisme dan aliran kognitivisme.
Kedua aliran teori belajar ini sangat fundamental
dalam kajian pada bidang pendidikan karena mendasari
sejumlah aliran teori belajar lainnya. Aliran behaviorisme,
misalnya, mengilhami lahirnya teori belajar sosial (Social
Learning Theory). Sedangkan, aliran kognitvisme
mendasari lahirnya sejumlah teori belajar yang paling
dominan digunakan saat ini di negara-negara maju, yaitu
aliran konstruktivisme, sosio-konstruktivisme, dan
cybernetisme.
Perbedaan yang mendasar antara behaviorisme dan
kognitivisme adalah pada makna ‘perubahan’ pada individu
yang belajar akibat dari proses belajar. Behaviorisme
memandang bahwa proses belajar dianggap berhasil jika
terjadi perubahan perilaku yang dapat diamati secara kasat
D. Perancangan Pembelajaran
Jika pembelajaran dipandang sebagai aktivitas yang
dirancang untuk memfasilitasi proses belajar individu
dimana individu tersebut berperan aktif untuk mencapai
perubahan mental dan perilaku yang diharapakan pada
dirinya yang bersifat relatif permanen akibat dari aktivitas
tersebut, maka kegiatan pembelajaran perlu untuk
dirancang. Hal ini bertujuan agar tujuan dari pembelajaran
tersebut, yaitu perubahan mental dan perilaku yang
diharapakan dari pembelajar, dapat dicapai.
Kegiatan yang merujuk pada kegiatan perancangan
pembelajaran diistilahkan dengan desain pembelajaran.
Paparan tentang desain pembelajaran akan diungkap pada
bab berikutnya.
Evaluasi dan
Revisi/Redesain Refleksi
Gambar 3.1
Siklus Ujicoba–Evaluasi–Revisi
Pada Desain Pembelajaran
Gambar 4.1
Proses Perulangan (iterative) pada Design Research
Gambar 4.2
Hubungan Teori Intervensi, Intervensi dan Hasil Intervensi
Tabel 4.1
Jenis Design Research dan Tujuan Ganda Masing-Masing
Jenis Orientasi Tujuan (Teoritis & Praktis)
Mengembangkan intervensi
Praktis
Mengembangkan
kompleks
Merumuskan teori intervensi
Teortis
Mengembangkan suasana
memva
Validat
Praktis
Studies
dan/at
mbang
Menge
lidasi
teori
kan
au
tertentu
Teortis
pembelajaran, suasana
pembelajaran, atau untuk
memvalidasi teori intervensi.
Mengimplementasi program Mengimplementasikan
atau intervensi yang sudah program atau intervensi
Praktis
valid pada konteks yang
Implementation studies
tertentu
lebih luas
keberhasilan atau
keterlaksanaan dari program
atau intervensi tersebut.
Eksperimen
Perbaikan Analisis
Retrospektif
Gambar 4.2b
Model Design Research oleh Gravemeijer dan Cobb (2006)
Bloom, B. S., Englehart, M. B., Furst, E. J., Hill, W. H., & Kathwohl,
O. R. (1956). Taxonomy of educational objectives: The
classification of educational goals. Handbook I: The
cognitive domain. New Yorlz: Longman.
Cobb, P., Confrey, J., diSessa, A., Lehrer, R., & Schauble, L. (2003).
Design experiments in educational research. Educational
Researcher, 32(1), 9-13.
Dick, W.C., Carey, L. & Carey, J.O. (2009). The systematic design
of instruction. New Jersey: Pearson
DAFTAR PUSTAKA 99
Dowse, C., & Howie, S. (2013). Promoting academic research
writing with South African master’s students in the field
of education. In T. Plomp, & N. Nieveen (Eds.), Educational
Design Research – Part B: Illustrative cases (Hal. 851-879).
Enschede, the Netherlands: SLO.
Moseley, D., Baumfield, V., Elliott, J., Gregson M., Higgins, S.,
Miller, J., & Newton, D. (2005). Frameworks for Thinking:
Richey, R.C., Klein, J.D., & Tracey, M.W. (2011). The instructional
Design Knowledge Base: Theory, Research, and Practice.
New York: Routledge
Twelker, P.A., Urbach, F.D., & Buck, J.E. (1972). The systematic
development of instruction: An overview and basic guide to
the literature. Palo Alto, CA: Eric Clearinghouse on Media
and Technology.
Yin, R.K. (2003, 3rd Ed). Case study research: Design and
methods. Newbury Park, CA: Sage
LAMPIRAN 97
Guru menjelaskan bahwa kedua ruang belajar tersebut
memiliki jumlah meja yang berbeda (gambar persegi
panjang berwarna hijau).
Kemudian, siswa dalam kelompok (2 siswa per
kelompok) diminta berdiskusi untuk menentukan
jumlah kaki meja pada masing-masing ruang kelas
tersebut.
Guru juga menyampaikan bahwa setelah kegiatan
diskusi, bebrapa siswa akan diminta untuk
memaparkan strategi penyelesaian yang digunakannya.
Hipotesis Respon Siswa:
Berikut ini adalah sejumlah perkiraan strategi
penyelesaian yang akan digunakan oleh siswa untuk
menyelesaikan masalah di atas:
1. Strategi Berhitung
Dalam strategi ini, siswa menghitung kaki meja satu
per satu (missal, 1, 2, 3, 4 dan seterusnya sembari
menunjuk setiap kaki meja) sehingga menemukan
bahwa jumlah kaki meja pada kelas A adalah 48 buah
dan pada kelas B adalah 76 buah.
2. Strategi Penjumlahan
Dalam hal ini, siswa menghitung kaki meja dengan
pendekatan penjumlahan berulang, misalnya pada
kelas A siswa menjumlahkan 4 sebanyak 12 kali,
yaitu 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 48.
3. Strategi Perkalian
Dalam strategi ini, siswa menghitung kaki meja
dengan pendekatan perkalian. Misalnya, untuk
menentukan jumlah kaki meja pada kelas A, siswa
mengalikan 12 dengan 4, yaitu 12 x 4 = 48. Ada
kemungkinan bahwa strategi ini terpinspirasi dari
strategi sebelumnya, yaitu strategi penjumlahan,
dimana 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4
sama artinya dengan 12 x 4.
4. Strategi Distributif
LAMPIRAN 99
misalnya pada penentuan jumlah kaki meja pada kelas
A, siswa diarahkan untuk menentukan jumlah kaki meja
pada 10 meja terlibh dahulu (10 x 4) kemudian pada 2
meja sisanya (2 x 4), sehingga jumlah kaki meja
seluruhnya adalah (10 x 4) + (2 x 4), dimana jumlah kaki
meja tersebut senilai dengan 12 x 4. Dalam hal ini
terlihat bahwa (10 x 4) + (2 x 4) adalah 12 x 4.
LAMPIRAN 101
22 x 49 = (10 x 49) + (10 x 49) + (2 x 49) = 490 + 490 +
98 = 980 + 98 = 1.078
22 x 49 = (22 x 50) – (22 x 1) = 1100 – 22 = 1.078
dan berbagai varian perhitungan lainnya yang berbasis
sifat distributif.
Pedoman Guru
Jika siswa mengalami kesulitan menyelesaikan masalah
perhitungan tersebut, guru meminta siswa mengingat
kembali strategi perhitungan yang mereka gunakan
(yaitu strategi distributif) dalam menentukan jumlah
kaki meja pada kegiatan inti pembelajaran. Misalnya,
ketika menentukan 12 x 4 pada jumlah kaki meja pada
kelas A, siswa menyelesaikankannya dengan strategi
(10 x 4) + (2 x 4).
Sebelum menutup pembelajaran, guru membantu siswa
dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran, yaitu
guru memberikan penegasan bahwa pada pembelajaran
tersebut siswa menggunakan sifat distributif dalam
menyelesaikan operasi perkalian bilangan.
LAMPIRAN 103
“Teaching is an art
emphasizes personal
creativity and adaptability”
Darling-Hamond & Godwin (1993)