Anda di halaman 1dari 26

Tugas 4

Matematika Teknik II
Resume Materi Awal Sampai Akhir

OLEH:

RELIF HAGLER SENTOSA MARBUN

NIM/BP: 19130025/2019

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KEGIATAN BELAJAR 1

TURUNAN PARSIAL FUNGSI 2 DAN 3 VARIABEL

Sesuai namanya “Turunan Parsial” berarti menurunkan sebagian. Jika 𝑧 = 𝑓 (var 1, var 2, var
3, ……dst), maka z diturunkan terhadap masing-masing variabelnya.

1. Turunan Parsial 2 Variabel


Misal 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) adalah fungsi dua variabel yang terdefinisi pada interval tertentu, turunan
𝜕𝑧 𝜕𝑧
parsial pertama 𝑧 terhadap 𝑥 dan 𝑦, dinotasikan dengan 𝜕𝑥 dan . Tips mudah untuk
𝜕𝑦

menentukan turunan parsialnya adalah dengan menganggap variable diluar variable yang
digunkan untuk menurunkan adalah konstanta.
Misalnya:
𝜕𝑧
❖ Untuk menentukan , anggaplah 𝑦 sebagai konstanta dan turunkan 𝑓(𝑥, 𝑦) terhadap 𝑥.
𝜕𝑥
𝜕𝑧
❖ Untuk menentukan , anggaplah 𝑥 sebagai konstanta dan turunkan 𝑓(𝑥, 𝑦) terhadap y.
𝜕𝑦

2. Turunan Parsial 3 Variabel


Misal w = 𝑓(𝑥, 𝑦, z) adalah fungsi tiga variabel yang terdefinisi pada interval tertentu, turunan
𝜕𝑤 𝜕𝑤 𝜕𝑤
parsial pertama w terhadap 𝑥, 𝑦, dan z dinotasikan dengan 𝜕𝑥 , dan . Sama seperti
𝜕𝑦 𝜕𝑥

menentukan turunan parsial pada 2 variabel, untuk menentukan turunan parsial pada fungsi 3
variabel adalah dengan menganggap variable diluar variable yang digunkan untuk menurunkan
adalah konstanta, lalu fungsi diturunkan masing-masing terhadap variable.
𝜕𝑤
❖ Untuk menentukan , anggaplah 𝑦 dan z sebagai konstanta lalu turunkan 𝑓(𝑥, 𝑦, z)
𝜕𝑥
terhadap 𝑥.
𝜕𝑤
❖ Untuk menentukan , anggaplah 𝑥 dan z sebagai konstanta lalu turunkan 𝑓(𝑥, 𝑦, z)
𝜕𝑦

terhadap y.
𝜕𝑤
❖ Untuk menentukan , anggaplah 𝑥 dan y sebagai konstanta lalu turunkan 𝑓(𝑥, 𝑦, z)
𝜕𝑍

terhadap y.
KEGIATAN BELAJAR 2

TURUNAN PARSIAL TINGKAT TINGGI

Turunan parsial tingkat tinggi berarti turunan ke-2, ke-3 dan seterusnya.

✓ Untuk 2 variabel
𝜕2 𝑧 𝜕2 𝑧 𝜕2 𝑧 𝜕2 𝑧
Jika 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦), maka turunan parsial tingkat dua adalah 2
, 2
, ,
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥𝜕𝑦 𝜕𝑦𝜕𝑥

✓ Untuk 3 variebel
𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤
Jika 𝑤 = 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) , maka turunan parsial tingkat dua adalah , , ,
𝜕𝑥2 𝜕𝑦2 𝜕𝑧2 𝜕𝑥𝜕𝑦

𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤 𝜕2 𝑤
, , , , .
𝜕𝑥𝜕𝑧 𝜕𝑦𝜕𝑧 𝜕𝑦𝜕𝑥 𝜕𝑧𝜕𝑥 𝜕𝑧𝜕𝑦

ATURAN RANTAI

Versi Kedua

(ii)
FUNGSI IMPLISIT
❖ Untuk dua variable misal F(x,y)=0, maka untuk pendiferensialan kedua ruas terhadap x
Berlaku:

❖ Untuk 3 variabel missal F(x,y,z)=0, maka untuk pendiferensialan kedua ruas terhadap x
untuk mempertahankan nilai y
Berlaku:
KEGIATAN BELAJAR 3
FUNGSI VEKTOR
Fungsi vector adalah fungsi scalar yang dikaitkan dengan vector.

Limit dan Kekontinuan Fungsi Vektor

(i)
KEGIATAN BELAJAR 4
TURUNAN FUNGSI VEKTOR
Turunan fungsi Vektor

Untuk R2

Untuk R3

Aturan Turunan Fungsi Vektor

Operator Del
Bermanfaat untuk mencari gradien, divergensi dan curl.
Sifat-sifat gradien
i.

Turunan Berarah
Misalkan 𝑓 diferensiabel di (𝑥, 𝑦, 𝑧) , maka 𝑓 memiliki turunan berarah di (𝑥, 𝑦, 𝑧) pada arah
vektor satuan 𝒖 = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3) , yang diberikan oleh:

Sifat-sifat divergensi
Sifat-sifat Curl
i. ∇ × (𝑭 + 𝑮) = (∇ × 𝑭) + (∇ × 𝑮)
ii. ∇ × 𝑎𝑭 = 𝑎 (∇ × 𝑭)
iii. ∇ × 𝑓𝑭 = (∇𝑓) × 𝑭 + 𝑓 (∇ × 𝑭)
iv. ∇ × (∇ × 𝑭) = ∇ (∇ ∙ 𝑭) − ∇ 2𝑭
v. ∇ × (∇𝑓) = 0
vi. ∇ × (𝑭 × 𝑮) = (𝑮 ∙ ∇) 𝑭 − 𝑮 (∇ ∙ 𝑭) – (𝑭 ∙ ∇) 𝑮 + 𝑭 (∇ ∙ 𝑮)

KEGIATAN BELAJAR 5
INTEGRAL LIPAT
Singkatnya, baik integral lipat dua maupun integral lipat tiga ataupun integral lipat ke-n,
penyelesaiannya dilakukan secara bertahap mulai dari integral paling dalam hingga ke luar.
Missal jika suatu fungsi diintegralkan terhadap x, y, z (dx, dy, dz) maka penyelesaian integral
lipat mulai dari dx, dy dan dz.

Integral Lipat Dua

disebut integral lipat dua dari atas , yang dapat dinyatakan


dengan

Sifat-sifat integral lipat dua sebagai berikut :


1. Integral lipat dua bersifat linier

a.

b.
2. Integral lipat dua bersifat aditif

3. Sifat perbandingan berlaku. Jika untuk seluruh di , maka


Integral Lipat Tiga
Integral lipat tiga dapat didefinisikan (triple integral) dengan

asalkan limitnya ada.

KEGIATAN BELAJAR 6
INTEGRAL VEKTOR, GARIS DAN PERMUKAAN
Integral Vektor
Misalkan , dimana sebuah vektor yang bergantung
pada variabel atau parameter dan kontinu dalam suatu selang yang
ditentukan. Maka integral dari pada selang yaitu

Jika terdapat sebuah vektor , sehingga , maka

Integral Garis
Integral garis dari suatu fungsi vektor sepanjang kurva yang terdefinisi pada
, didefinisikan sebagai berikut
Integral Permukaan .

Misalkan permukaan memiliki proyeksi pada , maka integral permukaannya

Proyeksi pada , maka

Proyeksi pada , maka

KEGIATAN BELAJAR 7
INTEGRAL VOLUME DAN TEOREMA DIVERGENSI GAUSS
Integral Volume
Integral volume dirumuskan sebagai

Dimana V adalah suatu ruang yang dibatasi oleh x, y dan z.

Teorema Divergensi Gauss


Jika adalah voluem yang dibatasi oleh suatu permukaan tertutup dan sebuah fungsi
vektor dengan turunan yang kontinu, maka

Dalam mencari integral permukaan dapat juga digunakan Teorema Divergensi Gauss.
KEGIATAN BELAJAR 8
TEOREMA STOKES DAN TEOREMA GREEN
Teorema Stokes
Misalkan adalah permukaan berarah dalam ruang dengan batasbatasnya adalah kurva
yang tertutup, dan misalkan adalah fungsi vektor kontinu yang mempunyai turunan
parsial pertama yang kontinu dalam domain yang memuat , maka

Hal ini berarti bahwa, integral garis dari sebuah vektor F yang mengelilingi sebuah kurva
tertutup sederhana sama dengan integral permukaan dari curl F melalui sebarang
permukaan dengan sebagai batasnya.

Teorema Green
Jika adalah suatu daerah tertutup dalam bidang yang dibatasi oleh sebuah kurva tertutup
sederhana , dan adalah fungsi-fungsi kontinu dari dan yang memiliki turunan-
turunan kontinu dalam , maka

Jika menyatakan medan gaya yang bekerja pada sebuah partikel dimana

, maka adalah usaha yang dilakukan dalam


menggerakkan partikel tersebut mengelilingi suatu lintasan tertutup , yaitu

Dengan menggunakan Teorema Green, maka usaha yang dilakukan adalah

Jadi, selain perhitungan dengan menggunakan integral garis, menentukan besar usaha yang
dilakukan juga dapat dihitung menggunakan Teorem Green.
KEGIATAN BELAJAR 9
DERET FOURIER

Misalkan merupakan suatu fungsi berperiode yang


direpresentasikan oleh suatu deret trigonometrik,

Deret ini konvergen dan mempunyai sebagai jumlahnya. Deret ini disebut sebagai deret
Fourier dari dan disebut sebagai koefisien Fourier.

KEGIATAN BELAJAR 10
DERET FOURIER DARI FUNGSI YANG MEMILIKI PERIODE 2L

Fungsi dengan Periode 𝒑 = 𝟐L


Jika fungsi 𝑓(𝑥) memiliki periode 𝑝 = 2𝐿, maka deret Fourier dari fungsi tersebut adalah

𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑥
𝑓 ( 𝑥 ) = 𝑎0 + ∑ (𝑎𝑛 cos + 𝑏𝑛 sin ),
𝐿 𝐿
𝑛=1

dimana koefisien Fouriernya adalah


𝐿
1
𝑎0 = ∫ 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑥
2𝐿
−𝐿
1 𝐿
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓 (𝑥 ) cos 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥 n = 1, 2, …
𝐿 −𝐿 𝐿
1 𝐿 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓 (𝑥 ) sin 𝐿 𝑑𝑥 n = 1, 2, …
𝐿 −𝐿
KEGIATAN BELAJAR 11
DERET SETENGAH JANGKAUAN DAN DERET FOURIER KOMPLEKS

Deret Setengah Jangkauan


Terbagi atas:
1. Deret setengah jangkauan kosinus, adalah

𝑛𝜋𝑥
𝑓 (𝑥) = 𝑎0 + ∑ (𝑎𝑛 cos )
𝐿
𝑛=1

Dengan
𝐿
1
𝑎0 = ∫ 𝑓(𝑥 ) 𝑑𝑥
𝐿
−𝐿
2 𝐿 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓 (𝑥 ) cos 𝐿 𝑑𝑥 n = 1, 2, …
𝐿 −𝐿

2. Deret setengah jangkauan sinus, adalah



𝑛𝜋𝑥
𝑓(𝑥 ) = ∑ (𝑏𝑛 sin )
𝐿
𝑛=1

Dengan
2 𝐿 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓 (𝑥 ) sin 𝐿
𝐿 −𝐿
𝑑𝑥 n = 1, 2, …

Deret fourier kompleks


kita tahu bahwa
𝒆𝒋𝜽 = 𝒄𝒐𝒔 𝜽 + 𝒔𝒊𝒏 𝜽
𝒆−𝒋𝜽 = 𝒄𝒐𝒔 𝜽 − 𝒔𝒊𝒏 𝜽
Dari kedua persamaan di atas diperoleh:
𝒆𝒋𝜽 + 𝒆−𝒋𝜽
𝒄𝒐𝒔 𝜽 =
𝟐
𝒆𝒋𝜽 − 𝒆−𝒋𝜽
𝒔𝒊𝒏 𝜽 =
𝟐𝒋
Setelah disubstitusi ke dalam deret fourier, maka dipeoleh deret fourier kompleks:
∞ 𝑛𝜋𝑥
𝑗
𝑓( 𝑥 ) = ∑ (𝑐𝑛 𝑒 𝐿 ), dengan
𝑛=−∞
𝑛𝜋𝑥
1 𝐿 1 𝐿 𝑗
𝑐0 = ∫ 𝑓(𝑥 ) 𝑑𝑥 dan 𝑐𝑛 =
2𝐿 −𝐿
∫ 𝑓( 𝑥 ) 𝑒
2𝐿 −𝐿
𝐿 𝑑𝑥 𝑛 = ±1, ±2, ⋯
KEGIATAN BELAJAR 12
TRANSFORMASI FOURIER
.

Transformasi Fourier dari , dapat ditulis juga . Dirumuskan


sebagai berikut:

Transformasi Fourier Beberapa Fungsi Khusus

1. Fungsi Genap
Jika adalah fungsi genap, maka

dimana

.
2. Fungsi Ganjil
Jika adalah fungsi ganjil, maka

dimana

3. Fungsi Segiempat (top-hat function) Fungsi segiempat didefinisikan sebagai


Transformasi Fourier untuk fungsi segiempat adalah

.
4. Fungsi Segitiga
Fungsi segitiga didefinisikan sebagai

Transformasi Fourier untuk fungsi segitiga adalah

Sifat-sifat Transformasi Fourier

1. Kelinieran
Jika dan , maka

.
2. Pergeseran Waktu
Jika , maka .
3. Pergeseran Frekuensi
Jika maka .
4. Penskalaan Waktu
Jika , maka

.
5. Simetri
Jika , maka .

6. Diferensiasi
Jika , ∞, dan jika , maka

′ .
7. Integrasi

.
KEGIATAN BELAJAR 13
TRANSFORMASI FOURIER KOSINUS DAN SINUS
Transformasi Fourier Kosinus didefinisikan sebagai berikut

Transformasi Fourier Sinus didefinisikan sebagai berikut

Contoh 13.1
Tentukan transformasi Fourier kosinus dan sinus dari

Penyelesaian.
Transformasi Fourier kosinus dari fungsi tersebut diperoleh

dan transformasi Fourier sinusnya adalah


Konvolusi
Konvolusi dari dua buah fungsi yaitu dan didefinisikan sebagai

dimana adalah notasi untuk operasi konvolusi.

TABEL TRANSFORMASI FOURIER


No.

1.
2 sin 𝜔𝑎
𝜋 𝜔
2. 𝑒 −𝑗𝑎𝜔 − 𝑒− 𝑗𝑏𝜔
𝑗𝜔 2𝜋
3. 1
, 𝑎>0
𝑡2 + 𝑎2
4. −1 + 2𝑒 𝑗𝑎𝜔 − 𝑒 − 2𝑗𝑎𝜔
2𝜋 𝜔 2

5. 1
2𝜋 𝑎 + 𝑗𝜔
6. 𝑎 −𝑗𝜔 𝑐 𝑎 −𝑗𝜔 𝑏
𝑒 −𝑒
2𝜋 (𝑎 − 𝑗𝜔)
7.
2 sin 𝑏 𝜔 − 𝑎
𝜋 𝜔−𝑎
8. 𝑗 𝑒𝑗𝑏 (𝑎 −𝜔 ) − 𝑒 𝑗𝑐 (𝑎 −𝜔 )
, 𝑎 −𝜔
2𝜋
9. , 1 −𝜔2
𝑒 4𝑎
2𝑎
10. sin 𝑎𝑡
𝑡 ,
LATIHAN SOAL DALAM MATERI
❖ TURUNAN PARSIAL DUA VARIABEL
Tentukan turunan parsial pertama dari fungsi-fungsi berikut:
a. f (x,y) = (2x – y)4
b. 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 36 – 𝑥 2 – 𝑦2
c. 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑦2 − 2𝑥 2 + 3𝑦3
Penyelesaian:
𝜕𝑧 𝜕𝑧
a. = 4(2x – y)3 . 2 = 8(2x – y)3 b. = -2x
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑧 𝜕𝑧
= -4(2x – y)3 = −2𝑦
𝜕𝑦 𝜕𝑦

𝜕𝑧
𝑐. 𝜕𝑥
= -4x + y2
𝜕𝑧
= 2xy + 9y2
𝜕𝑦

TURUNAN PARSIAL TIGA VARIABEL


Contoh: Tentukan turunan parsial dari fungsi berikut:
a. 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑧𝑦 √𝑥 2 + 𝑦 2
Penyelesaian:
a. 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = w = 𝑧𝑦 (𝑥 2 + 𝑦 2 )1/2
𝜕𝑤
= zy12 (x2 + y2)-1/2 . 2x = √𝑥𝑥𝑦𝑧
2 + 𝑦2
𝜕𝑥

𝜕𝑤 1 𝑦2 𝑧
= z (x 2 + y2)1/2 + zy (x2 + y2)-1/2 . 2y = z √𝑥 2 + 𝑦 2 +
𝜕𝑦 2 √𝑥2 + 𝑦2

Penyelesaian di atas menggunakan aturan kali difrensial dengan memisalkan u=zy dan
v= √𝑥 2 + 𝑦 2 . Dengan menggunakan rumus z, = u,v + uv, sehingga melalui penurunan

parsial diperoleh hasil di atas.

❖ TURUNAN PARSIAL TINGKAT TINGGI

1. Tentukan seluruh turunan parsial kedua dari masing-masing fungsi berikut.


a.
Penyelesaian:
𝜕𝑧
a. = 4x3 – 6xy3
𝜕𝑥
𝜕𝑧
= -9x2 y2
𝜕𝑦
𝜕2 𝑧 𝜕 𝜕𝑧
2
= ( ) = 12x2 – 6y3
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕2 𝑧 𝜕 𝜕𝑧
𝑑𝑦𝑑𝑥
= ( ) = -18xy2
𝜕𝑦 𝜕𝑥

𝜕2 𝑧 𝜕 𝜕𝑧
𝜕𝑦2
= ( ) = -18x2y
𝜕𝑦 𝜕𝑦

𝜕2 𝑧 𝜕 𝜕𝑧
= ( ) = -18xy2
𝑑𝑥𝑑𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦

ATURAN RANTAI

FUNGSI IMPLISIT
FUNGSI VEKTOR

TURUNAN FUNGSI VEKTOR


GRADIEN

DIVERGENSI

INTEGRAL LIPAT DUA

Hitunglah .
Penyelesaian.
INTEGRAL LIPAT 3

Hitunglah dimana adalah kotak

Penyelesaian.

INTEGRAL VEKTOR

Jika , tentukan .
Penyelesaian.
DERET FOURIER SETENGAH JANGKAUAN
TRANSFORMASI FOURIER
1. Diberikan suatu fungsi 𝑓(𝑡) yang didefinisikan sebagai berikut
3, −2 < 𝑥 < 0
𝑓(𝑥) = { ,
−5, 0< 𝑥<2
Tentukan deret Fourier untuk fungsi tersebut dimana 𝑓(𝑥 + 4) = 𝑓(𝑥).

Penyelesaian:
Dari fungsi tersebut diperoleh p = 4 dan L = 2

𝑎0= 1 { ∫0 2
( ) }
4 −2 3 𝑑𝑥 + ∫0 −5 𝑑𝑥
1 0 2
=
4
{∫−2 3 𝑑𝑥 + ∫0 (−5) 𝑑𝑥}
1 0 2
=
4
{[3𝑥]−2 + [−5𝑥]0 }
1
= {(0 + 6) + (−10 − 0)}
4
1
= (−4)
4

= -1
1 2 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 2 ∫−2 𝑓(𝑥) cos 𝑑𝑥
2
1 0 𝑛𝜋𝑥 2 𝑛𝜋𝑥
= 2 {∫−2 3 cos 2
𝑑𝑥 + ∫0 (−5) cos 2
𝑑𝑥}

1 6 sin 𝑛𝜋𝑥 0 10 𝑛𝜋𝑥 2


= {[ sin 2 ]
2 𝑛𝜋
+ [− 𝑛𝜋 sin 2 ] }
−2 0
1 6 𝑛𝜋(−2) 10 𝑛𝜋(2)
= 2 {𝑛𝜋 (0 − 𝑠𝑖𝑛 2
) + ( − 𝑛𝜋
) (sin 2
− 0) }
1 6 𝑛𝜋(−2) 10 𝑛𝜋(2)
= 2 {− 𝑛𝜋 𝑠𝑖𝑛 2
− 𝑛𝜋
sin 2
}
6
1
= 2 {− 𝑛𝜋 𝑠𝑖𝑛 𝑛𝜋 − 10
𝑛𝜋
sin 𝑛𝜋 }
=0
1 2 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin
2 −2
𝑑𝑥
2
1 0 𝑛𝜋𝑥 2 𝑛𝜋𝑥
= 2 {∫−2 3 sin 2
𝑑𝑥 + ∫0 (−5) sin 2
𝑑𝑥}

1 6 sin 𝑛𝜋𝑥 0 10 𝑛𝜋𝑥 2


= 2
{− 𝑛𝜋 [cos 2 ] + 𝑛𝜋
[ cos 2 ] }
−2 0
6 𝑛𝜋(−2)
+ 10 𝑛𝜋 2
1 ( )
= 2 {− 𝑛𝜋 (1 − 𝑐𝑜𝑠 2
)
𝑛𝜋
(cos 2
− 1) }
1 6 6 10 10
= 2 (− 𝑛𝜋 + 𝑛𝜋 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜋 + 𝑛𝜋 cos 𝑛𝜋 − 𝑛𝜋)
1 16 16
= 2 (− 𝑛𝜋 + 𝑛𝜋 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜋)
8 8
=−
𝑛𝜋
+
𝑛𝜋
𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜋
8
= 𝑛𝜋 (−1 + 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜋)


𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑥
𝑓 (𝑥 ) = 𝑎0 + ∑ (𝑎𝑛 cos + 𝑏𝑛 sin )
𝑛=1 𝐿 𝐿

Jadi, deret fourier dari fungsi tersebut adalah:

8 1 1
𝑓 (𝑥 ) = −1 + ( (−1 + cos π ) + (−1 + cos 2π ) + (−1 + cos 3π ) + ⋯ )
𝜋 2 3

2. Tentukan transformasi Fourier kosinus dari


1, untuk 0 ≤ 𝑡 ≤ 1
𝑓(𝑡) = {−1, untuk 1 < t ≤ 2
0, untuk t > 2
Transformasi Fourier kosinus dari fungsi tersebut diperoleh:

2 ∞
Fc() = ∫0 𝑓(𝑡 ) cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡
√2 

2 1 2
= {∫0 1. cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡 − ∫1 1. cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡 }
√2 

2 sin 𝜔𝑡 1 sin 𝜔𝑡 2
= {[ ]0 − [ 𝜔 1
] }
√2 𝜔
2 sin 𝜔 sin 2𝜔 sin 𝜔
= {( )− ( − )}
√2 𝜔 𝜔 𝜔
2 sin 𝜔+ sin 𝜔−sin 2𝜔
= ( )
√2 𝜔
2 2 sin 𝜔−sin 2𝜔
= ( )
√2 𝜔
2 2 sin 𝜔−2 sin 𝜔 cos 𝜔
= ( )
√2 𝜔
2 2 sin 𝜔 (1−cos 𝜔)
= ( )
√2 𝜔

Anda mungkin juga menyukai