PEMROGRAMAN DASAR
PERTEMUAN 10
POINTER
2. DEKLARASI POINTER
Seperti halnya variabel yang lain, variabel pointer juga harus dideklarasikan terlebih
dahulu sebelum digunakan. Bentuk Umum : Tipe_data *nama_pointer;
Tipe data pointer mendefinisikan tipe dari objek yang ditunjuk oleh pointer. Secara
teknis, tipe apapun dari pointer dapat menunjukkan lokasi (dimanapun) dalam memori.
Bahkan operasi pointer dapat dilaksanakan relatif terhadap tipe dasar apapun yang
ditunjuk. Contoh, ketika kita mendeklarasikan pointer dengan tipe int*, kompiler akan
menganggap alamat yang ditunjuk menyimpan nilai integer - walaupun sebenarnya
bukan (sebuah pointer int* selalu menganggap bahwa ia menunjuk ke sebuah obyek
bertipe integer, tidak peduli isi sebenarnya). Karenanya, sebelum mendeklarasikan
sebuah pointer, pastikan tipenya sesuai dengan tipe obyek yang akan ditunjuk.
Contoh :
int *px;
char *sh;
Contoh Program:
#include <iostream>
using namespace std;
int main()
{ int x, y; /* x dan y bertipe int */
int *px; /* px pointer yang menunjuk objek */
x = 87;
px = &x; /* px berisi alamat dari x */
y = *px; /* y berisi nilai yang ditunjuk px */
cout << "Alamat x = " << &x << endl;
cout << "Isi px = " << px << endl;
cout << "Isi x = " << x << endl;
cout << "Nilai yang ditunjuk oleh px = " << *px << endl;
cout << "Nilai y = " << y << endl; }
3. OPERASI POINTER
Operasi Penugasan
Suatu variabel pointer seperti halnya variabel yang lain, juga bisa mengalami operasi
penugasan. Nilai dari suatu variabel pointer dapat disalin ke variabel pointer yang
lain.
Contoh Program:
#include <iostream>
using namespace std;
int main()
{ float *x1, *x2, y; y = 13.45;
x1 = &y; /* Alamat dari y disalin ke variabel x1 */
x2 = x1; /* Isi variabel x1 disalin ke variabel x2 */
cout<<"Nilai variabel y = "<<y<<" ada di alamat "<< x1;
cout<<"\nNilai variabel y = "<<y<<" ada di alamat "<<
x2; }
Operasi Aritmatika
Suatu variabel pointer hanya dapat dilakukan operasi aritmatika dengan nilai integer
saja. Operasi yang biasa dilakukan adalah operasi penambahan dan pengurangan.
Operasi penambahan dengan suatu nilai menunjukkan lokasi data berikutnya (index
selanjutnya) dalam memori. Begitu juga operasi pengurangan.
Contoh Program:
#include <iostream>
using namespace std;
int main()
{ int nilai[3], *penunjuk;
nilai[0] = 125; nilai[1] = 345; nilai[2] = 750;
penunjuk = &nilai[0];
cout<<"Nilai "<<*penunjuk<<" ada di alamat " << penunjuk;
cout<<"\nNilai "<<*(penunjuk+1)<<" ada di alamat " <<
penunjuk+1;
cout<<"\nNilai "<<*(penunjuk+2)<<" ada di alamat " <<
penunjuk+2; }
Operasi Logika
Suatu pointer juga dapat dikenai operasi logika.
Contoh Program:
#include <iostream>
using namespace std;
int main()
{ int a = 100, b = 200, *pa, *pb;
pa = &a; pb = &b;
if(pa < pb)
cout << "pa menunjuk ke memori lebih rendah dari pb\n";
if(pa == pb)
cout << "pa menunjuk ke memori yang sama dengan pb\n";
if(pa > pb)
cout << "pa menunjuk ke memori lebih tinggi dari
pb\n";}
Contoh Program 2:
#include <iostream>
using namespace std;
void misteril (char *);
int main()
{ char string[] = "characters";
cout << "String sebelum proses adalah " << string << endl;
misteril (string);
cout << "\nString setelah proses adalah " << string; }
void misteril (char *s)
{ while (*s != '\0') {
if (*s >='a' && *s <= 'z')
*s -= 32; ++s; } }
Tugas 1
Proses
Jadi dalam program ini misteri2 difungsikan dengan void dan memiliki parameter (const char *). Const char *
menunjukan bahwa nilai sebuah variable yang nilainya tak dapat di rubah atau sudah di tetapkan oleh user dan
sebagai pointer menjukan hanya untuk const char. Lalu isi dari pointer tersebut berisi string yang isinya kalimat
"Teknik Elektro dan Informatika". Selanjutnya fungsi mister2 dipanggil dengan parameter (string) yang ditunjuk
oleh pointer tadi dan akan menghasilkan output ke user. Selanjutnya untuk fungsi misteri2(const char *s)
mennjukan fungsi tersebut dipanggil dan akan melakukan looping untuk pencetakan. *s menunjukan pointer
menunjuk string yang ada didalam parameter tadi, ‘\0’ menunjukan terminasi null karakter yang akan menunjuk
karakter di akhir string tersebut yaitu huruf a, s++ akan melakukan nilai karakter yang akan tercetak ke program.
Cth : char[0] = T, [1] = e, [2] = k dan proses akan berjalan seterusnya hingga sampai ke akhir kalimat karakter
yaitu huruf a.
Jika line 8 dihapus maka tidak ada yang tercetak karena syntax for untuk melakukan perulangan pencetakan
huruf dihapus.
Tugas 2
Proses
Line 1-2 memanggil library
Line 3 deklarasi fungsi void misteri3 dengan parameter (const char *)
Line 4 memulai program dengan mendeklarasikan variabel int main ()
Line 5 menyediakan karakter string dengan syntax char hingga 80 karakter
Line 7 output dari fungsi misteri3(string)
Line 8 deklarasi fungsi misteri3 dengan parameter (const char *s)
Line 9 deklarasi int x
Line 10 – 11 fungsi perulangan menggunakan for, *s menunjukan bahwa pointer menunjuk string, ‘\0’ adalah
terminasi null karakter yang akan menunjuk karakter di akhir string tersebut yaitu huruf a, dan s++ menjukan
nilai karakter akan tercetak di program. Sedangkan ++x menjukan bahwa nilai x akan menghitung jumlah
karakter yang di input
Line 12 mengembalikan nilai fungsi menjadi x
Jadi program ini cara kerja nya sama seperti program sebelumnya. Bedanya adalah pada perulangan
menggunakan for di deklarasikan variabel x untuk menghitung jumlah karakter yang tercetak pada program
diatas.
BAB III
KESIMPULAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1) Modul Praktikum Pemrograman Dasar, Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan
Kontrol, Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi,
Universitas Gadjah Mada.