Anda di halaman 1dari 13

Makalah Perekonomian Indonesia

“Kerentanan Terhadap Krisis ekonomi”

Dosen Pengampu;Dr.M.Nasir.,M.Si

Oleh:

Nama : Gabriel Armando Simarmata

Nim : 7193240002

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaiakan
makalah ini. Makalah ini penulis buat guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Perekonomian Indonesia, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu penulis tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu,Bapak Dr.M.Nasir.,M.Si.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dari segi isi maupun
penyusunannya. Oleh karena itu dengan senang hati penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan dari makalah. Akhir kata kami ucapkan terimakasih
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan,29 Maret 2020

Gabriel Armando
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 RumusanMasalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

2.1 Faktor-Faktor Penyebab Kerentanan Ekonomi..............................................................2

2.2 Mengukur Tingkat Kerentanan ekonomi........................................................................2

2.3 Analisis Empiris................................................................................................................3

BAB III PENUTUP....................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7

3.2 Saran................................................................................................................... .............7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8

LAMPIRAN..............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Dalam dua dekade terakhir ini Indonesia sudah dua kali diterpa krisis ekonomi besar titik
pertama, krisis keuangan Asia yang muncul sekitar pertengahan tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya pada pertengahan tahun 1998 dan kedua krisis ekonomi global yang terjadi dan
mempengaruhi banyak negara terpengaruh Indonesia selama periode 2008 sampai 2009.
Walaupun dampak dari krisis ekonomi kedua itu terhadap perekonomian Indonesia jauh lebih
lebih kecil dibandingkan dengan akibat dari krisis keuangan Asia 1997-1998 tersebut ekonomi
Indonesia tetap mengalami suatu guncangan yang mengalami laju pertumbuhan ekonomi
nasional pada tahun 2009, walaupun tetap positif Tetapi lebih rendah daripada yang diharapkan
titik hal ini sempat mengkhawatirkan semua kalangan masyarakat di tanah air khususnya
Pemerintah dan pelaku bisnis dengan mengingat pengalaman buruk selama krisis 1997-1998.

Suatu hal yang jelas dan dapat dijadikan suatu pelajaran penting dari pengalaman dua kali
terkena krisis ekonomi tersebut adalah ternyata Indonesia sangat rentan terhadap setiap tipe atau
bentuk kuncang ekonomi baik yang menurut sumber berasal dari dalam negeri atau dari sumber
sumber eksternal seperti krisis ekonomi global yang berasal dari suatu krisis keuangan besar di
Amerika Serikat.

1.2 Rumusan masalah

1. apa saja yang menjadi faktor-faktor penyebab kerentanan Indonesia?

2. Bagaimana mengukur tingkat kerentanan?

1.3 Tujuan

1. Untuk lebih memahami tentang kerentanan terhadap krisis ekonomi.

2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kerentanan Indonesia.

3 Untuk lebih memahami cara pengukuran tingkat kerentanan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor Penyebab Kerentanan Ekonomi Indonesia

1. Ekonomi Indonesia semakin terbuka dibandingkan pada awal pemerintahan orde baru.
Menuju liberalisasi dalam sektor sektor perdagangan atau barang dan jasa perbankan dan
investasi langsung. Selain itu, karena ekonomi Indonesia telah lama menjadi bagian dari
tujuan penting dari kawasan Asia Tenggara bagi investasi asing jangka pendek. Indonesia
juga menjadi sangat rentan terhadap pelarian modal dari dalam negeri.

2. Walaupun dengan 1 laju yang menurun, Indonesia masih tidak bergantung pada ekspor dari
banyak komoditi primer yaitu pertambangan dan pertanian.

3. Dalam dua dekade terakhir, Indonesia semakin tergantung pada impor dari sejumlah produk
makanan yang penting termasuk beras gandum jagung daging sayur sayuran buah-buahan
dan minyak. konsekuensi dari ketergantungan impor ini adalah kenaikan dan
ketidakstabilan dari harga-harga produk makanan tersebut di pasar internasional atau gagal
panen dari produk-produk tersebut di negara-negara asal, jelas akan mempunyai suatu efek
negatif yang signifikan tidak hanya terhadap pengeluaran konsumsi minimum rumah tangga
Tetapi juga ada mengancam keamanan pangan di dalam negeri yang bisa berujung pada
kerusuhan sosial dan kejatuhan kabinet yang sedang berkuasa.

4. Dalam dua tahun belakangan ini semakin banyak tenaga kerja Indonesia atau TKI termasuk
wanita yang bekerja di luar negeri.

5. Sebagian sebuah negara dalam jumlah populasi yang besar, yang artinya tidak konsumsi
makanan domestik yang sangat tinggi, akselerasi laju pertumbuhan output di sektor
pertanian di dalam negeri menjadi sangat krusial Komandan ini tergantung pada beragam
faktor termasuk cuaca yang merupakan sebuah faktor eksogen.

2.2 Mengukur Tingkat Kerentanan Ekonomi

1 defenisi
seperti yang disebutkan dalam tulisan akademik, oleh adger, dkk(2004) dan Briguglio,
dkk(2008), kerentanan bukan suatu konsep yang langsung, berbeda dengan konsep kemiskinan
titik secara umum kerentanan merujuk kepada potensi kerugian atau kerusakan yang diakibatkan
oleh guncangan oksigen titik di bidang ekonomi kerentanan ekonomi merujuk pada resiko
Resiko yang disebabkan oleh guncangan eksogen terhadap 3 sistem kunci dari Ekonomi yaitu
produksi distribusi dan konsumsi. dalam penelitian menganggap kerentanan dari sebuah RT
didefinisikan sebagai kerentanan RT yang akan jatuh pada kemiskinan di masa depan: Vt =
Pr(Cc+1 ≤ Y)

2. Indikator

Seperti telah dibahas sebelumnya tingkat kerentanan tergantung pada tiga faktor utama derajat
dari sensitifitas, derajat dari ketahanan, dan sifat alami dari suatu goncangan.

2.3 Analisis Empiris

a. Indikator-indikator pada tingkat makro

1) Luas ekonomi/pasar

Suatu negara atau wilayah kecil dalam arti jumlah populasi sedikit membatasi kemampuannya
untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomis dan menjadi penghambat bagi kemungkinan
produksi titik oleh karena itu, luas ekonomi atau pasar harus dianggap sebagai salah satu
indikator ketahanan ekonomi terhadap guncangan guncangan. Namun demikian variabel yang
umum digunakan oleh jumlah populasi.

2) Kepadatan dan struktur penduduk

Semakin banyak jumlah penduduk, semakin besar luas pasar domestik atau lokal semakin
banyak unit dari suatu jenis produk yang bisa dibuat semakin penuh pemakaian kapasitas
produksi yang terpasang dan semakin rendah biaya produksi per unit produksi tersebut.

3) Lokasi geografi

Lokasi yang terisolasi seperti pulau-pulau kecil di perbatasan sering disebut sebagai pulau-pulau
terluar mempunyai biaya transportasi menjadi sangat mahal dan marjinalisasi dalam semua aspek
atau ekonomi sosial dan politik kehidupan dari masyarakatnya.

4) struktur konsumsi rumah tangga

Di Indonesia, provinsi provinsi dan kabupaten dengan resiko konsumsi beras terhadap konsumsi
non beras yang lebih tinggi atau yang memiliki persentase dari konsumsi beras di dalam total
pengeluaran yang lebih besar pada prinsipnya lebih rentan terhadap krisis tipe ini dibandingkan
provinsi atau kabupaten dengan rasio yang lebih rendah.

5) Keterbukaan ekonomi

suatu wilayah dengan derajat keterbukaan ekonomi yang tinggi menandakan wilayah tersebut
melakukan ekspor dan impor secara intensif dan ini bisa diukur dengan rasio perdagangan
eksternal terhadap pdrb.

6) Ketergantungan dan diversifikasi ekspor

Wilayah-wilayah dengan suatu ketergantungan ekspor yang sangat besar, diukur dengan rasio
ekspor terhadap pdb mempunyai suatu keterbukaan yang lebih besar terhadap guncangan
guncangan eksogen dibandingkan wilayah-wilayah yang tidak terlalu bergantung pada ekspor.

7) Ketergantungan dan diversifikasi impor

Wilayah-wilayah dengan derajat ketergantungan impor yang tinggi terutama ekspor impor
strategis seperti energi, makanan, sda rusia lainnya, dan bahan bahan industri diperburuk dengan
kemungkinan substitusi impor yang terbatas sangat rentan terhadap ketidakstabilan suplai dunia
atau dalam harga dunia untuk impor impor tersebut.

8) Diversifikasi ekonomi

Satu hipotesis terkait allah semakin terkonsentrasi ekonomi suatu wilayah hanya pada satu atau
dua sektor maka semakin rentan wilayah tersebut terhadap guncangan guncangan eksternal.

9) Pendapatan riil perkapita

Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai sebuah indikator kesejahteraan yang


menandakan daya beli dari sebuah ekonomi.

10) Rumah tangga menurut kelompok pendapatan

Hipotesis terkait nya yaitu wilayah-wilayah di mana sebagian besar dari jumlah rt adalah
kelompok berpendapatan rendah paling rentan terhadap suatu guncangan ekonomi dibandingkan
wilayah wilayah yang mayoritas rt nya berpenghasilan tinggi.

11) Kemiskinan

Hipotesisnya adalah wilayah miskin lebih rentan terhadap suatu krisis ekonomi dibandingkan
wilayah kaya.

12) Kemajuan pendidikan


Kemajuan pendidikan biasanya diukur dengan dua indikator modal manusia yakni jumlah anak-
anak yang bisa membaca dan menulis.

13) Kondisi kesehatan

seperti dalam kasus kondisi pendidikan tersebut, kondisi kesehatan juga merupakan suatu
indikator modal manusia yang krusial jika kemajuan dalam pendidikan atau keberhasilan
mencapai pendidikan tinggi tidak akan pernah tercapai dalam suatu komunitas yang sehat.

14) Kemajuan teknologi

Hipotesis terkait nya yaitu: wilayah dengan kemampuan teknologi tinggi memiliki ketahanan
lebih besar terhadap goncangan dibandingkan wilayah dengan kapabilitas rendah dengan
pengembangan atau penguasaan teknologi.

15) Infrastruktur sosial ekonomi

Hipotesis terkait yaitu: tingkat kerentanan ekonomi di wilayah yang infrastruktur sosial dan
ekonominya maju lebih rendah atau tinggi dibandingkan wilayah yang masih terbelakang atau
wilayah pertama yang lebih mampu atau cepat untuk pulih kembali dari suatu krisis ekonomi
dengan kerugian kecil dibandingkan dengan wilayah yang infrastruktur sosial ekonomi nya
buruk.

16) Modal sosial

Di dalam bidang ekonomi model sosial penting sebagai suatu faktor penentu tingkat kelayakan
dan produktivitas dari kegiatan-kegiatan ekonomi. Hal ini memberikan kesan adanya suatu
keterkaitan positif antara sifat alamiah dari proses pembangunan ekonomi dan modal sosial.

17) Partisipasi wanita dalam kesempatan kerja atau kegiatan ekonomi

mungkin isu gender lebih relevan untuk indonesia daripada untuk negara-negara yang lebih
maju atau negara-negara di mana kaum perempuan yang lebih maju atau tingkat partisipasi
wanitanya sudah lebih tinggi dalam segala aspek kehidupan baik ekonomi sosial maupun politik.

18) Stabilitas ekonomi makro

mengikuti kinerja dari briguglio dkk. (2008) dalam membuat suatu indeks ketahanan, stabilitas
ekonomi makro dianggap sebagai suatu variabel penting yang menangkap efek dari penyerapan
guncangan atau kebijakan-kebijakan anti guncangan.

19) Efisiensi pasar ekonomi mikro

pembenaran teoritisnya dari pemakaian komponen tersebut adalah titik 2 sebagai


ekonomi akan mendapatkan lebih banyak keuntungan jika semua sumber daya produktif yang
ada dialokasikan melalui mekanisme harga yang tidak terdistorsi.
b. Indikator-indikator pada tingkat makro

Yang paling menjadi masalah adalah kerentanan individu atau koma terutama dari
kelompok miskin. Hal yang sangat jelas bahwa kerentanan ekonomi dari suatu negara pada
tingkat makro dari kerentanan pada tingkat mikro tergantung pada Bagaimana suatu krisis
mempengaruhi ekonomi negara tersebut dan kehidupan masyarakatnya secara individu maupun
kelompok misalnya RT.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan
negara yang sangat rentan terhadap krisis ekonomi baik yang menurut sumbernya yang berasal
dari dalam negeri atau yang bersumber dari eksternal seperti krisis ekonomi global di Amerika
Serikat. Di mana kerentanan Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab seperti yang
telah dijelaskan pada pembahasan di atas. Oleh karena itu, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah memerlukan suatu sistem pendeteksi Dini krisis ekonomi dan sistem ekonomi
khususnya di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota terhadap suatu krisis ekonomi. Jadi,
diperlukan sejumlah indikator yang dapat dimonitor secara terus-menerus untuk meningkatkan
kerentanan suatu wilayah terhadap krisis ekonomi., diperlukan sejumlah indikator yang dapat
dimonitor secara terus-menerus untuk meningkatkan kerentanan suatu wilayah terhadap krisis
ekonomi.

3.2 Saran

Indonesia merupakan negara yang rentan dengan krisis ekonomi oleh karena itu pemerintah
harus selalu siap sedia untuk mengatasi krisis yang akan terjadi titik pemerintah harus membuat
kebijakan kebijakan untuk nantinya dapat mengantisipasi Apabila terjadi krisis ekonomi
sehingga pada saat terjadi krisis ekonomi Indonesia tidak terlalu berdampak buruk.
DAFTAR PUSTAKA

http://neoalitcahya.blogdetik.com/2012/05/15/sepuluh-cara-mengatasi-krisis-ekonomi-global-
oleh-pemerintah-republik-indonesia/

T.H Tambunan,Prof.Dr.Tulus.2018.”Perekonomian Indonesia”.Bogor; Ghalia Indonesia


LAMPIRAN

Beberapa isu penting

Banyak isu penting terkait dengan kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia antaranya adalah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Kenapa ekonomi Indonesia selalu dilanda krisis termasuk yang bersumber dari luar?
Jawab:
Yang pertama karena terlalubanyak dana asing dalam sistem perekonomian nasional,
banyaknya utang terhadap negara asing , pasar modal dikuasai asing, defisit kembar. Selain
itu penyebab lainnya karena ketimpangan besar dalam distribusi pendapatan (kesenjangan
ekonomi) dan tingkat kemiskinan merupakan dua masalah besar yang berada di negara
berkembang, seperti Indonesia. Dikatakan besar jika dua masalah ini berlarut-larut seperti
yang dialami Indonesia pada saat ini dan apabila dibiarkan maka akan semakin parah
sehingga akan menimbulkan konsekuensi politik dan social yang sangat serius.

2. Apakah dalam era globalisasi dan Perdagangan Bebas ini akan semakin banyak krisis
ekonomi melanda Indonesia?
Jawab:
Iya, Karena di Asia banyak negara yang terkena dampak krisis tersebut seperti: China.
Indonesia walaupun derajat dari dampaknya bervariasi antar negara tergantung pada kondisi
dan tingkat integritasi dari negara yang bersangkutan. Dalam upaya mengurangi pengaruh
negative dari krisis ekonomi global terutama pada perdagangan bebas memiliki banyak
pengaruh terhadap masyarakat miskin untuk mencegah supaya tingkat kemiskinan tidak
bertambah, pemerintah di negara asia-asia tersebut mengeluarkan berbagai kebijakan yang
baik berbasis pasar maupun regulasi, termasuk kebijakan stimulus fiskal yang memiliki
tujuan untuk menstimulasi pemerintah domestik.

3. Apa yang dimaksud dengan kerentanan terhadap krisis ekonomi?


Jawab:
Menurut Lipton dan Maxwell(1992) dijelaskan bahwa kerentanan adalah suatu proses yang
dinamis mengenai proses-proses yang berubah-ubah dari individu atau masyarakat yang
bergerak kedalam dan keluar dari kemiskinan. Dan oleh moser(1998) dijelaskan kembali ia
mengarahkan bahwa, “seseorang yang rentan tidak selalu miskin, sedangkan seseorang yang
tidak miskin bisa rentan menjadi miskin apabila ada suatu goncangan besar, misalnya, suatu
krisis ekonomi yang membuat perusahaan dimana ia bekerja mengalami kebangkrutan dan
diberhentikan. Dengan defenisi yang ada dan adanya hubungan antara kerentanan dan
kemiskinan seperti yang telah dibahas diatas, tingkat kerentanan dapat dikaji dengan
pendekatan-pendekatan yang berbeda.

4. Dapatkah disimpulkan bahwa Indonesia bagian timur lebih rentan terhadap krisis ekonomi
dibandingkan bagian barat?
Jawab:
Ya, karena dibagian timur miskin akan sumber daya manusia berbeda dibagian barat yang
memepunyai sumber daya manusia yang lebih tinggi karena adanya kesenjangan-
kesenjangan sosial yang bisa meminimalisir krisis yang ada pada daerah barat dengan cara
mengelola sumber daya alam yang ada di sekitar bagian barat, berbeda sekali dengan wilayah
Indonesia bagian timur yang memiliki sumber daya alam melimpah tetapi tidak bisa dikelola
dengan baik, sehingga menyebabkan wilayah timur menjadi wilayah yang diduduki
masyarakat miskin yang kekurangan pendidik.

5. Apakah sekarang ini peran pemerintah daerah lebih penting dibandingkan pemerintah pusat
apabila suatu krisis ekonomi yang melanda Indonesia?
Jawab:
Tidak, menurut saya peran pemerintah daerah dan pemerintah pusat sama-sama penting.
Kedua peran pemerintah ini jika saling bekerja sama memecahkan masalah yang terjadi,
maka krisis ekonomi yang sedang kita hadapi dapat teratasi walau hanya sebagian kecil yang
teratasi. Kita tahu bahwa Indonesia beberapa mengalami krisis ekonomi, tetapi karena kedua
pemerintah ini saling bekerja sama, hasilnya perlahan-lahan Indonesia mulai bangkit dari
krisis ekonomi.

6. Apa yang harus dilakukan daerah agar ketahanan terhadap setiap krisis ekonomi semakin
tinggi?
Jawab:
Peran pemerintah daerah dalam menjaga agar perekonomian dalam negeri khususnya di
Indonesia dapat seimbang atau stabil dalam pestabilan krisis ekonomi tersebut pemerintah
daerah mengetahui berbagai aspek dan hal yang menyangkut krisis ekonomi yang terjadi baik
level tinggi atau daerah sekalipun diantaranya pemerintah daerah memiliki informasi.

Anda mungkin juga menyukai