Metodologi penelitian merupakan prinsip dasar tentang metode riset yang diterapkan
dalam proses penelitian. Metodologi berbeda dengan metode. Kedua istilah tersebut
memang sering kali digunakan secara bergantian karena memiliki arti yang mirip.
Ilmuwan sosial bernama Andrew Abbott (2001) membedakan definisi kedua istilah
tersebut sebagai berikut: metodologi merupakan prinsip dasar, sedangkan metode
adalah teknik penerapannya.
Postingan ini akan membahas tentang metodologi penelitian, khususnya dalam riset
sosial. Saya menggunakan usulan definisi Andrew Abbott mengenai metodologi
penelitian sosial karena mudah dipahami. Sebagai prinsip dasar, pembahasan di
postingan ini akan menekankan pengertian dan prinsip-prinsip yang pokok dari suatu
metode.
Metodologi, secara etimologi bisa diartikan sebagai ilmu tentang metode. Peneliti
yang menguasai metodologi penelitian bisa dianggap menguasai bagian paling
fundamental dari proses penelitian. Teknik penerapan metodologi penelitian bisa
disebut sebagai metode. Dengan kata lain, istilah metode sama dengan teknik. Sebagai
contoh, ”metode analisis data” bisa juga kita sebut ”teknik analisis data”.
Dalam penulisan proposal atau laporan penelitian, bab metodologi tidak hanya
meliputi metode, namun lebih dari itu, seperti sampel dan populasi misalnya.
Postingan ini akan membagi pembahasan ke dalam dua bagian,yaitu pendekatan dan
jenis penelitian yang disertai contoh. Struktur pembahasannya sebagai berikut:
Pendekatan penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
Campuran/gabungan/mix method
Pendekatan penelitian
Kuantitatif
Pendekatan penelitian kuantitatif menggunakan desain riset yang juga kuantitatif.
Pendekatan ini menitikberatkan pada aspek numerik sebagai datanya, baik
dalam proses pengumpulan maupun hasil analisisnya.
Sebagai contoh, penelitian tentang kesenjangan sosial. Peneliti memiliki teori yang
diperoleh dari penelitian sebelumnya bahwa ”kesenjangan sosial diakibatkan oleh
tingginya tingkat urbanisasi”. Teori tersebut diuji di lapangan melalui metode yang
diterapkan, misalnya menghitung hubungan antara tingkat urbanisasi dengan gap
pendapatan daerah antara desa dan kota.
Proses ini mirip seperti proses penelitian dalam ilmu alam. Model penelitiannya bisa
disebut sebagai positivisme, dimana realitas sosial sebagai objek yang terpisah dari
pengalaman peneliti. Beberapa pertanyaan yang sekiranya bisa dijawab secara
kuantitatif selayaknya menggunakan pendekatan kuantitatif.
Kualitatif
Pendekatan kualitatif menekankan pada aspek kualitas. Artinya, mengelaborasi
makna sosial dan kultural yang tidak mudah diukur dengan angka untuk
menjelaskan fenomena yang ditelitinya. Data penelitian kualitatif biasanya bersifat
deskriptif atau naratif.
Jelas bahwa pendekatan ini diterapkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
bersifat kualitatif. Sebagai contoh, penelitian tentang “Seni mural sebagai kritik
sosial”. Bagaimana para seniman jalanan mengekspresikan kritik sosialnya melalui
seni mural tidak bisa diukur dengan angka. Oleh karena itu, riset seperti ini lebih
relevan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Bila ditarik ke titik ekstrim, pendekatan kualitatif bisa disebut sebagai kebalikan dari
pendekatan kuantitatif. Sebenarnya, para peneliti berdebat soal hal ini. Saya
menggunakan penjelasan yang ekstrim untuk mempermudah pemahaman saja. Misal,
bila riset kuantitatif cenderung menerapkan proses deduktif dalam menjelaskan
hubungan antara teori dan data, maka riset kualitatif cenderung menerapkan
proses induksi.
Proses induksi artinya, penarikan kesimpulan berasal dari data lapangan. Dengan kata
lain, teori muncul sebagai produk temuan lapangan. Prosesnya dimulai dengan turun
ke lapangan untuk mengumpulkan data. Data yang telah terkumpul diolah sehingga
menjadi suatu teori.
Secara ekstim pula, pendekatan kualitatif menolak model penelitian ilmu alam yang
positivistik. Dalam ilmu sosial, menurut pendekatan ini, peneliti sebagai individu
memiliki peran sebagai interpreter dunia sosial. Artinya, realitas sosial merupakan
bagian dari pengalaman peneliti.
Pembedaan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif juga tak disetujui oleh
beberapa ilmuwan sosial. Sebagaimana telah disinggung di awal, postingan ini hanya
untuk membangun pemahaman awal saja tentang metodologi penelitian, bukan
membahas lebih jauh tentang debat metodologis.
Pertimbangan ini tentu harus didasarkan pada ketersediaan data dan kemampuan
peneliti untuk mengombinasikan pendekatan keduanya. Tentu saja tidak mudah
mengombinasikan jenis data yang berbeda bahkan kadang saling bertolak belakang.