Anda di halaman 1dari 6

PANGESTU JALU BAGASKORO

F0317079

BAB 11 PENGUKURAN VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL

Pengukuran variabel dalam kerangka dasar konseptual adalah sebuah bagian yang
utuh dari penelitian dan sebuah aspek yang penting dari desain penelitian. Pengukuran ini
penting untuk memperoleh hasil atas apa yang hendak diteliti atau diuji.

 BAGAIMANA VARIABEL-VARIABEL DIUKUR


Untuk mengukur hipotesis yang beragam di tempat kerja memengaruhi
efektivitas organisasi maka kita harus mengukur keragaman di tempat kerja dan
efektivitas organisasi. Pengukuran adalah penegasan atas angka atau simbol lain
untuk karakteristik atau atribut dari suatu objek sesuai dengan set aturan tertentu.
Objek dapat meliputi orang, uni strategi bisnis, perusahaan, Negara, dan sebagainya.
Atribut dari sebuah objek yang dapat diukur secara fisik oleholeh beberapa instrumen
yang dikalibrasi tidak menimbulkan masalah pengukuran.
Pengukuran dari sejumlah atribut abstrak dan subjektif jauh lebih sulit karena
tidak mudah untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara keragaman di tempat
kerja, keahlian manajerial, dan efektivitas organisasi.Variabel tertentu membiarkan
diri untuk pengukuran mudah melalui penggunaan alat ukur yang tepat serta atribut
fisik tertentu seperti panjang dan berat. Ada paling tidak dua jenis variabel: satu
variabel untuk pengukuran objektif dan tepat yang lain lebih samar-samar dan tidak
untuk pengukuran akurat karena sifatnya abstrak dan subjektif.

 OPERASIONALISASI VARIABEL
Meskipun terdapat kekurangan dari pengukuran fisik untuk mengukur variabel
yang samar-samar namun ada jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah
ini. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah mengurangi gagasan abstrak atau
konsep untuk menjadikan karakteristik penelitian lebih mungkin untuk diobservasi.
Pengurangan abstrak atau konsep untuk memberikan jalan yang berwujud untuk
melakukan pengukuran disebut mengoperasionalisasikan konsep.
Operasionalisasi konsep dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan
dimensi, aspect dan sifat yang dilambangkan oleh konsep yang digunakan. Ini
kemudian diterjemahkan ke dalam unsur-unsur yang dapat diamati dan terukur
sehingga dapat mengembangkan suatu indeks pengukuran konsep. Operasionalisasi
konsep melibatkan serangkaian langkah. langkah pertama adalah untuk datang dengan
definisi konstruk yang Anda ingin ukur. Langkah kedua adalah pengembangan dari
serangkaian memadai dan perwakilan dari item atau pertanyaan.

Operasionalisasi: dimensi dan elemen

Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep


untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku,
aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan
PANGESTU JALU BAGASKORO
F0317079

kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehinggan menghasilkan suatu indeks
pengukuran konsep.

Pengoperasionalan multi dimensi konsep dari motivasi pencapaian

Seorang peneliti harus menyimpulkan motivasi dengan mengukur dimensi


perilaku, fakta, atau karakteristik yang kita harapkan untuk ditemukan pada orang
dengan motivasi berprestasi tinggi. Memang, tanpa mengukur dimensi, aspek, atau
karakteristik, kita tidak akan bisa sampai pada bottom-line pernyataan tentang
hubungan antara gender dan motivasi berprestasi. Langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah membangun abstrak melalui tinjauan literature untuk menemukan
apakah ada konsep pengukuran, baik melalui jurnal ilmiah ataupun scale handbooks.

Elemen dan Dimensi dari

Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep


untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku,
aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan
kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehinggan menghasilkan suatu indeks
pengukuran konsep.

Elemen Dimensi 1

Kita dapat menjelaskan seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang


semacam itu akan (1) bekerja sepanjang waktu, (2) enggan untuk tidak masuk kerja,
dan (3) tekun, bahkan dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku
tersebut bisa diukur. Menelusuri seberapa sering orang terus tekun melakukan
pekerjaan meskipun diterpa kegagalan merupakan refleksi ketekunan dalam mencapai
tujuan. Ketekunan akan mendorong seseorang untuk meneruskan usaha. Karena itu,
ketekunan bisa diukur dengan jumlah kemunduran yang orang alami dalam pekerjaan
dan tetap melanjutkan pekerjaan tanpa terhalang oleh kegagalan.

Elemen Dimensi 2

Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan


pertanyaan seperti (1) berapa sering Anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang
berda di tempat kerja? (2) apa hobi Anda? dan (3) bagaimana anda menghabiskan
waktu ketiak tidak ditempat kerja? Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan
bahwa bisanya tidak memikirkan pekrjaan atau tempat kerja ketika dirumah.

Elemen Dimensi 3

Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang
tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang bermotivasi
pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecendurungan perilaku
tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya, ada orang yang tidak seperti itu. Jadi ,
PANGESTU JALU BAGASKORO
F0317079

ketidaksabaran orang terhadap ketidakefektifan juga bisa diukur dengan mengamati


perilaku.

Elemen Dimensi 4

Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bias


diperoleh dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Preferensi
karyawan terhadap jenis pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada
suatu kontinum yang membentang dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang
memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian sulit.mereka yang memiliki kadar
tantangan sedang kemungkinan besar lebih memiliki motivasi pencapaian disbanding
yang memilih kadar tantangan yang lebih besar atau kecil.

Elemen Dimensi 5

Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasaN, rekan
kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang
lain mengenain seberapa baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negatif,
akan menunjukkan berapa banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang
menyarankan perbaikan, mereka akan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Setelah
mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan mereduksi level abstraknya
menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah mungkin untuk melakukan pengukuran
yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian.

 APA YANG BUKAN DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya kesuksesan


kinerja tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun
demikian, seseorang yang bermotivasi sangat mungkin memenuhi hal tersebut dalam
ukuran yang tinggi. Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan / atau
kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi, tetapi tidak mengukur level motivasi
seseorang melalui kesuksesan dan kinerja.

 TINJAUAN DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperi hal-
hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaandan sikap. Variabel yang
lebih objektif seperti usia atau tingkat pendidikan cukup mudah untuk diukur melalui
pertanyaan langsung, sederhana, dan tidak perlu didefinisikan secara operasional.

 DIMENSI INTERNASIONAL DARI OPERASIONALISASI

Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk diingat bahwa


variabel tertentu memiliki makna yang berbeda dan konotasi dalam budaya yang
berbeda. Adalah bijaksana bagi para peneliti yang berasal dari negara yang berbeda
berbicara dalam bahasa untuk merekrut bantuan setempat untuk mengoperasionalkan
konsep tertentu saat menyangkut lintas-budaya penelitian.
PANGESTU JALU BAGASKORO
F0317079

BAB 12 PENGUKURAN : SKALA, RELIABILITAS, VALIDITAS.

A. Skala
Skala adalah suatu instrument atau memaknisme untuk membedakan individu
dalam hal terkait variable minat yang kita pelajari. Ada empat tipe skala dasar:
nominal, ordinal, interval, dan rasio.
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan
subyek pada kategori atau kelompok tertentu. Skala nominal merupakan skala
pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari kontruk
yang diukur dalam bentuk variable.
Skala ini digunakan untuk memperoleh data pribadi seperti gender atau
departemen tempat seorang bekerja, dimana pengelompokan individu atau objek.
Contohnya: jenis kelamin (yang terdiri dari pria dan wanita).
2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukururan yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat kontruk yang diukur. Kelebihan skala
ini jika dibandingkan dengan skala nominal adalah skala ordinal menyatakan
kategori dan peringkat.
Skala ini digunakan untuk memeringkat preferensi atau kegunaan beragam
jenis produk oleh konsumen dan untuk mengurutkan tindakan individu, objek,
atau peristiwa. Contohnya: kategori dari yang buruk sampai yang baik dengan
memberi nomor urut sesuai dengan tingkatannya.
3. Skala Interval
Skala interval merupakan sakala pengukuran yang menyatakan kategori,
peringkat dan jarak kontruk. Skala menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan
besaran perbedaan dalam variabel sehingga skala interval lebih kuat disbanding
skala nominal dan ordinal.
Skala ini digunakan untuk respon beragam item yang mengukur suatu interval
bisa dihasilkan dengan skala lima atau tujuh point. Contoh: Skala Likert.
4. Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori,
peringkat, jarak dan perbandingan kontruk yang diukur. Skala ini menggunakan
nilai absolute, sehingga memperbaiki kelemahan skala interval yang
menggunakan nilai relatif. Kegunaan skala ini adalah digunakan dalam penelitian
organisasi ketika angka pasti factor-faktor objektif.
Ada empat skala sebagaimana disebutkan diatas dengan skala yang digunakan
dalam mengukur sikap atau perilaku. Skala tersebut dibagi menjadi dua ketegori
yaitu skala peringkat dan skala rangking. Berikut penjelasan dari masing-masing
skala tersebut:
PANGESTU JALU BAGASKORO
F0317079

a. Skala Peringkat
Skala peringkat (rating scale) merupakan skala yang memiliki
beberapa kategori respond an digunakan untuk mendapatkan respon yang
terkait dengan objek, peristiwa, atau orang yang dipelajari. Skala ini
terbagi menjadi beberapa skala, yaitu:
1) Skala dikotomi adalah skala yang menawarkan dua pilihan jawaban
yang harus dipilih salah satunya.
Contoh: Apakah Anda mempunya kartu kredit? ‘Ya’   ‘Tidak’
2) Skala kategori adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap
yang berisi beberapa alternative ketegori pendapat yang
memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternative
penilaian.
Contoh: Sangat Bagus, Bagus, Sedang, Jelek, Sangat Jelek
3) Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap
dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek,
objek atau kejadian tertentu.
Contoh: (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Netral, (4) Tidak Setuju, (5)
Sangat Tidak Setuju.
4) Skala Deferinsial Semantik adalah skala pengukuran sikap dengan
menggunakan pernyataan ekstrem yang penilaiannya terdiri dari dua
kutup.
Contoh: Baik-Buruk, Kuat-Lemah, Modern-Kuno.
5) Skala Numerikal adalah skala semantik yang penilaian menggunakan
nomor terdiri atas 5 atau 7 alternatif.

Contoh:          ___________________________

Sangat Sering 1      2        3       4      5      6     7 Tidak Pernah

6) Skala peringkat terperinci adalah skala pengukuran yang menyatakan


pilihan responden dengan melingkari nomor satu dari 5 atau 7 titik
yang ada.
7) Skala jumlah konstan atau tetap adalah skala yang digunakan untuk
pengukuran sikap dengan mendistribusikan sejumlah poin dan
mengakumulasikannya.
8) Skala stapel adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap
dengan penilaian mulai dari +3 sampai -3 atas item yang ada.
9) Skala peringkat Grafis adalah skala yang pengukuran yang
menggunakan peringkat grafis atas jawaban responden untuk
pertanyaan tertentu.
10) Skala consensus adalah skala pengukuran sikap berdasarkan ketepatan
atau relevansinya dengan konsep.
PANGESTU JALU BAGASKORO
F0317079

Selain disebut diatas, skala peringkat juga bisa diukur dengan menggunakan
penskalaan multidimensional.

b. Skala Rangking
Skala rangking (rangking scale) merupakan skala yang digunakan
untuk membuat perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan
mengungkap pilihan yang lebih disukai dan merangkingnya. Adapun
metode yang dipakai adalah perbandingan berpasangan, pilihan yang
diharuskan, dan skala komparatif.
1) Skala perbandingan berpasangan adalah skala yang digunakan
ketika diantara sejumlah kecil objek, responden diminta untuk
memilih antara dua objek ‘yang dibandingkan’ pada satu waktu.
2) Skala pilihan yang diharuskan adalah skala pengukuran dengan
meminta responden untuk merangking objek secara relatif satu
sama lainnya.

B. Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan adalah suatu pengukuran yang menunjukkan
sejauhmana pengukuran tersebut bebas dari kesalahan (bias), sehingga menjamin
pengukuran yang konsisten secara lintas waktu dan beragam item dalam istrumen
yang diuji. Keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan
konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan’
sebuah pengukuran.

C. Validitas
Validitas merupakan pengujian atas instrument penelitian yang menyatakan
bahwa intrumen tersebut memang benar-benar dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur).‘Meteran’ yang valid adalah meteran yang dapat mengukur
panjang secara tepat dan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang.
Adapun cara yang seringkali digunakan dalam melakukan uji validitas terdiri
dari tiga bagian, yaitu:
1. Validitas isi merupakan cara uji validitas yang mengukur tingkat dimana isi dari
item-item cukup mewakili keseluruhan item yang relevan sesuai penelitian. Hal
ini dapat dilakukan dengan metode penilaian dan evaluasi panel dengan rasio
validitas isi
2. Validitas berdasarkan kreteria merupakan cara uji validitas dikatakan terpenuhi
jika pengukuran tersebut mampu membedakan individu menurut suatu kreteria
yang diharapkan dapat diprediksi.
3. Validitas konsep merupakan cara uji validitas yang menunjukkan seberapa baik
hasil yang atas kesesuaian dengan desain teori yang menjadi dasar pengujian.
Validitas konsep dinilai melalui validitas konvergen dan diskriminan.

Anda mungkin juga menyukai