Anda di halaman 1dari 15

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN


DI TEMPAT KERJA

Dosen: Alfian Nur, Ns.

Disusun Oleh:

Puteri Romaisha A.A.A 1910913220027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR PENGESAHAN

Banjarbaru, 28 April 2020

Dosen,

Alfian Nur, Ns.

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Di Tempat Kerja

A. Judul : Pendidikan dan promosi kesehatan di tempat kerja


B. Topik : Tempat kerja
C. Sub Topik : Hubungan Risiko Kecelakaan Kerja dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
D. Tujuan Penyuluhan :

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 8 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami hubungan risiko kecelakaan kerja dengan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 8 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat :
a. Mengetahui pengertian kecelakaan kerja
b. Mengetahui penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
c. Mengetahui upaya pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)

E. Perencanaan Penyuluhan
Waktu : 15:00-15:30
Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2020
Tempat : Amuntai utara, Hulu Sungai Utara
Sasaran : Masyarakat
Metode : Ceramah, diskusi ( Tanya ,Jawab )
Media : Power point

Satuan Acara Penyuluhan


F. Setting Tempat

A B C

Keterangan :
A: Penyaji
B: Media
C: Peserta

Satuan Acara Penyuluhan


G. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media Waktu
1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab a. Ceramah - 5 Menit
2. Memperkenalkan diri dan salam
tim 2. Mendengarkan
3. Meningkatkan rasa ingin 3. Mendengarkan
tahu peserta tentang 4. Mendengarkan
kecelakaan kerja 5. Menyetujui
4. Menyampaikan Kontrak 6. Mendengarkan
waktu
5. Menanyakan persetujuan
peserta
6. Menyampaikan TIU dan
TIK
2. Pelaksanaan 1. Menanyakan apa yang 1. Menjawab a. Ceramah Power 15 Menit
diketahui peserta mengenai 2. Mendengarkan b. Diskusi Point
pengertian kecelakaan kerja 3.Mengajukan c. Tanya
2. Menjelaskan pengertian Pertanyaan jawab
kecelakaan kerja 4. Mendengarkan
3. Menjelaskan penyakit 5. Mendengarkan
akibat kerja dan kecelakaan
kerja
4. Memberikan kesempatan
bagi peserta untuk bertanya
5. Menjelaskan upaya
pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja (k3)
3. Penutup 1. Menanyakan pengertian 1. Menjawab a. Ceramah Power 10 menit
kecelakaan kerja 2. Menjawab b. Tanya point
2. Menanyakan penyakit akibat 3. Menjawab jawab
kerja dan kecelakaan kerja 4. Menjawab
3. Menanyakan upaya 5. Menerima
pelatihan keselamatan dan hadiah
kesehatan kerja (k3) 6. Mendengarkan
4. Memberikan hadiah bagi 7. Menjawab
peserta yang mampu 8. Menerima
menjawab
5. Memberikan reinforcement
positif
6. Salam penutup

Satuan Acara Penyuluhan


H. Materi Penyuluhan ( Terlampir )
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Peserta penyuluhan siap ditempat 15 menit sebelum penyuluhan.
b. Tempat pelaksanaan siap 30 menit sebelum penyuluhan.
c. Anggota penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan.
d. Media penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan.

2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang
diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dan sasaran
d. Peserta yang tidak meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi
penyuluhan yaitu peserta yang menjawab pertanyaan mampu
menjelaskan dengan minimal 75% jawaban benar.

Satuan Acara Penyuluhan


J. Referensi
Ivana, A., Widjasena, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen Rumah Sakit (RS)
Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada RS Prima Medika
Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(1):35-41.

Suma'mur. (2013). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: CV.
Sagung Seto.

Prasetyo. (2009). Instrumen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Rhineka
Cipta.

Putri, S., Santoso, S., & Rahayu, E.P. (2018). PELAKSAAN KESELAMATAN KERJA
TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PERAWAT RUMAH
SAKIT. Jurnal endurance, 3(2), 271-277.

Sitompul, J.A. (2019). Pentingnya Manajemen Perawat dalam Pelaksaan Keselamatan di


Rumahs Sakit.

Lampiran (Materi)

a. Kecelakaan kerja

Satuan Acara Penyuluhan


Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu permasalahan yang menjadi salah satu
isu mengenai pelaksanaan dirumah sakit.Kualitas pelayanan yang diberikan mempunyai
cakup yang menyeluruh salah satunya keselamatan pasien yang merupakan unsur yang
tidak boleh diabaikan(Sitompul, 2019).

Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit.Hal ini
diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit.Oleh sebab itu rumah sakit
dituntut untuk dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya
manusia yang ada di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan
akibat kerja (Ivana, Widjasena & Jayanti, 2014).

Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada
sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan,
agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu
serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa
tidak berulang kembali (Suma’mur, 2013).

Kecelakaan kerja yaitu kejadian kecelakaan yang dialami perawat (tertusuk benda tajam,
terjatuh, terpeleset, terkena cairan darah, terjepit, terkena arus listrik, dll) di tempat
kerjanya saat berdinas dan melakukan tindakan keperawatan (Putri, 2018).

B. Penyakit & Bahaya

Di Indonesia, data mengenai Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
sarana umum kesehatan secara umum belum tercatat dengan baik, namun menurut
Departemen Kesehatan (Depkes) 2007, diketahui bahwa risiko bahaya yang dialami oleh
pekerja di rumah sakit adalah infeksi HIV (0,3%), risiko pajanan membrane mukosa
(1%), risiko pajanan kulit (<1%) dan sisanya tertusuk jarum, terluka akibat pecahan gigi
yang tajam dan bor metal ketika melakukan pembersihan gigi, low back paint akibat
mengangkat beban melebihi batas, gangguan pernapasan, dermatitis dan hepatitisBahaya
kerja diklasifikasikan dalam lima kategori, antara lain biologis, penyakit menular, kimia,
lingkungan, dan bahaya psikososial. Bahaya biologis dan bahaya infeksi: agen infeksi dan
biologis, seperti virus, jamur dan parasit,yang dapat ditularkan melalui kontak dengan
pasien terinfeksi atau cairan tubuh kontaminasi. Penyakit menular yang menjadi perhatian
besar saat ini, HIV, rubella (campak), rubella (campak jerman), herperviruses (herpes
simplek), varicella (cacar air/ herpes zoster), dan cytomegalovirus (CMV), dan
Mycobacterium tuberculosis (TBC). Bahaya kimia : berbagai bentuk bahan kimia yang
beracun atau berpotensi mengganggu system tubuh, termasuk obat-obatan, solutions dan
gas. Bahaya lingkungan dan bahaya mesin : faktor-faktor yang dihadapi dalam
lingkungan kerja yang mengakibatkan atau mungkin terjadi kecelakaan, luka, strain, atau
ketidaknyamanan (peralatan kurang atau mengangkat perangkat, lantai licin). Bahaya
fisik : bahaya dalam lingkungan kerja seperti radiasi, listrik, suhu dan kebisingan dapat
menyebabkan trauma. Bahaya psikososial: masalah antar pekerja, stress.(Putri,2018).

Satuan Acara Penyuluhan


Kejadian terpapar atau tertusuk jarum infeksius disebabkan oleh petugas masih
melakukan recapping yaitu menutup kembali jarum dan spuit setelah digunakan dengan
dua tangan, petugas masih melakukan estapet dalam pembuangan sampah benda tajam
dan dikumpulkan dalam satu wadah terbuka, petugas tidak langsung membuang benda
tajam atau jarum bekas pasien ke dalam safety box atau kontainer benda tajam, sampah
benda tajam masih bercampur dengan sampah medis yaitu di dalam kantong plastic
kuning, petugas tidak membuang sampah benda tajam ketika sudah ¾ penuh.

C. K3

Persepsi perawat tentang K3 menunjukkan bagaimana perawat mampu mencari tahu


tentang pentingnya K3 baik melalui brosur, leaflet, SOP yang disediakan di ruangan
maupun media informasi lainnya. Perawat juga dituntut untuk faham bagaimana cara
pencegahan kecelakaan serta penanganan yang dapat dilakukan apabila kecelakaan
terjadi. Pemahaman tersebut akan menimbulkan persepsi yang baik dalam diri perawat
tentang K3 sehingga hal ini akan meningkatkan perilakunya dalam menjaga keselamatan.
faktor motivasi dan persepsi dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan yang sesuai dengan SOP. Perawat dengan persepsi baik memiliki
kemungkinan lebih besar untuk patuh dibandingkan dengan perawat dengan persepsi
kurang. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan
(zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang (Prasetyo, 2009).

Direkomendasikan kepada perawat untuk bersikap positif terhadap prosedur pelaksanaan


keselamatan dan kesehatan kerja dalam bentuk mendukung/ menyetujui segala program
K3 khususnya untuk pencegahan kecelakaan kerja maka diusahakan adanya sikap yang
pro aktif untuk mengaplikasikan ilmu baru tentang pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja. Semakin pro aktif mengaplikasikan ilmu baru maka akan semakin
bersikap positif tentang pelaksanaan K3 sehingga akan mengurangi kejadian kecelakaan
kerja. Atas dasar rekomendasi diatas maka perlu adanya peran serta Rumah Sakit
khususnya bagian Komite K3RS untuk memberikan informasi dan ketetapan standar
operasional prosedur yang sesuai dengan pelaksanaan K3 secara bertahap dan
menyeluruh.

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pelatihan yang


diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan
kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan tenaga kerja. Kebutuhan pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit satu dengan Rumah Sakit lain berbeda
sesuai sifat bahaya, skala kegiatan dan kondisi petugas kesehatan. Pelatihan keselamatan
dan kesehatan kerja sangat penting mengingat kebanyakan kecelakaan terjadi pada

Satuan Acara Penyuluhan


pekerja yang belum terbiasa bekerja secara selamat. Penyebabnya adalah ketidaktahuan
tentang bahaya atau cara mencegahnya meskipun tahu tentang adanya suatu resiko.
Menurut Piri (2015) dalam penelitian di Kota Tomohon, Terdapat hubungan yang
signifikan antara pelatihan terhadap kejadian kecelakaan kerja. Direkomendasikan kepada
perawat untuk mengikuti pelatihan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
melaksanakan tugas yang mengacu pada prosedur K3 terutama untuk pencegahan
kejadian kecelakaan kerja dan perawat dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka
diupayakan media sosialisasi untuk memberikan promosi K3 yang mudah diakses seluruh
perawat sehingga promosi K3 dapat terlaksana dengan baik. Atas dasar rekomendasi
diatas maka perlu adanya pemanfaatan media sosialisasi oleh bagian Komite K3RS yang
berisi tentang prosedur K3 terutama untuk pencegahan kejadian kecelakaan kerja. Untuk
itu maka diperlukan media sosialisasi seperti whatsapp yang dapat di akses dengan
mudah oleh perawat tentang informasi pelaksanaan K3, sehingga efisien dan efektif
dalam menyampaikan promosi K3. Media sosial tersebut dapat mengakomodir kebutuhan
informasi, ilmu baru, praktik terbaik tentang penanggulangan kecelakaan kerja yang
dikelola oleh Komite K3RS (Putri, 2018).

Satuan Acara Penyuluhan


Hubungan Risiko
Kecelakaan Kerja
dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
(K3)
Kecelakaan kerja
yaitu kejadian
kecelakaan yang
dialami perawat
Pengertian (tertusuk benda
tajam, terjatuh,
Kecelakaan terpeleset,
terkena cairan
Kerja darah, terjepit,
terkena arus
listrik, dll) di
tempat kerjanya
saat berdinas dan
melakukan
tindakan
keperawatan
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
Bahaya biologis dan Penyakit menular Bahaya kimia
bahaya infeksi
virus, jamur dan HIV, rubella (campak), obat-obatan,
parasit rubella (campak jerman), solutions dan gas
herperviruses (herpes
simplek), varicella (cacar
air/ herpes zoster), dan
cytomegalovirus (CMV),
dan Mycobacterium
tuberculosis (TBC).

Klasifikasi Bahaya
Kerja
Bahaya lingkungan Bahaya fisik Bahaya psikososial
dan bahaya mesin
kecelakaan, luka, radiasi, listrik, suhu masalah antar
strain, atau dan kebisingan pekerja, stress
ketidaknyamanan dapat menyebabkan
(peralatan kurang trauma.
atau mengangkat
perangkat, lantai
licin)
upaya pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)

Perawat faham bagaimana cara


pencegahan kecelakaan serta
penanganannya

UPAYA efisien dan efektif


KECELAKAAAN YANG Penanggulangan
KERJA
dalam menyampaikan
DILAKUK kecelakaan kerja
promosi K3.
AN

mencegah terjadinya kecelakaan kerja


maka diupayakan media sosialisasi
bersikap positif
untuk memberikan promosi K3
terhadap prosedur
pelaksanaan
keselamatan dan
kesehatan kerja dalam
bentuk mendukung mengikuti pelatihan dan
mengaplikasikan ilmu yang didapat
dalam melaksanakan tugas yang
mengacu pada prosedur K3.

Anda mungkin juga menyukai