Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
Dosen,
E. Perencanaan Penyuluhan
Waktu : 15:00-15:30
Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2020
Tempat : Amuntai utara, Hulu Sungai Utara
Sasaran : Masyarakat
Metode : Ceramah, diskusi ( Tanya ,Jawab )
Media : Power point
A B C
Keterangan :
A: Penyaji
B: Media
C: Peserta
2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang
diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dan sasaran
d. Peserta yang tidak meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi
penyuluhan yaitu peserta yang menjawab pertanyaan mampu
menjelaskan dengan minimal 75% jawaban benar.
Suma'mur. (2013). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Prasetyo. (2009). Instrumen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Putri, S., Santoso, S., & Rahayu, E.P. (2018). PELAKSAAN KESELAMATAN KERJA
TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PERAWAT RUMAH
SAKIT. Jurnal endurance, 3(2), 271-277.
Lampiran (Materi)
a. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit.Hal ini
diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit.Oleh sebab itu rumah sakit
dituntut untuk dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya
manusia yang ada di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan
akibat kerja (Ivana, Widjasena & Jayanti, 2014).
Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada
sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan,
agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu
serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa
tidak berulang kembali (Suma’mur, 2013).
Kecelakaan kerja yaitu kejadian kecelakaan yang dialami perawat (tertusuk benda tajam,
terjatuh, terpeleset, terkena cairan darah, terjepit, terkena arus listrik, dll) di tempat
kerjanya saat berdinas dan melakukan tindakan keperawatan (Putri, 2018).
Di Indonesia, data mengenai Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
sarana umum kesehatan secara umum belum tercatat dengan baik, namun menurut
Departemen Kesehatan (Depkes) 2007, diketahui bahwa risiko bahaya yang dialami oleh
pekerja di rumah sakit adalah infeksi HIV (0,3%), risiko pajanan membrane mukosa
(1%), risiko pajanan kulit (<1%) dan sisanya tertusuk jarum, terluka akibat pecahan gigi
yang tajam dan bor metal ketika melakukan pembersihan gigi, low back paint akibat
mengangkat beban melebihi batas, gangguan pernapasan, dermatitis dan hepatitisBahaya
kerja diklasifikasikan dalam lima kategori, antara lain biologis, penyakit menular, kimia,
lingkungan, dan bahaya psikososial. Bahaya biologis dan bahaya infeksi: agen infeksi dan
biologis, seperti virus, jamur dan parasit,yang dapat ditularkan melalui kontak dengan
pasien terinfeksi atau cairan tubuh kontaminasi. Penyakit menular yang menjadi perhatian
besar saat ini, HIV, rubella (campak), rubella (campak jerman), herperviruses (herpes
simplek), varicella (cacar air/ herpes zoster), dan cytomegalovirus (CMV), dan
Mycobacterium tuberculosis (TBC). Bahaya kimia : berbagai bentuk bahan kimia yang
beracun atau berpotensi mengganggu system tubuh, termasuk obat-obatan, solutions dan
gas. Bahaya lingkungan dan bahaya mesin : faktor-faktor yang dihadapi dalam
lingkungan kerja yang mengakibatkan atau mungkin terjadi kecelakaan, luka, strain, atau
ketidaknyamanan (peralatan kurang atau mengangkat perangkat, lantai licin). Bahaya
fisik : bahaya dalam lingkungan kerja seperti radiasi, listrik, suhu dan kebisingan dapat
menyebabkan trauma. Bahaya psikososial: masalah antar pekerja, stress.(Putri,2018).
C. K3
Klasifikasi Bahaya
Kerja
Bahaya lingkungan Bahaya fisik Bahaya psikososial
dan bahaya mesin
kecelakaan, luka, radiasi, listrik, suhu masalah antar
strain, atau dan kebisingan pekerja, stress
ketidaknyamanan dapat menyebabkan
(peralatan kurang trauma.
atau mengangkat
perangkat, lantai
licin)
upaya pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)