Keperawatan Keluarga:
HOME CARE
M.Hadarani .Ns,MPH
Kesenjangan antara teori dan penelitian
01
Isu Praktik serta praktik klinis
Askep berpusat pada keluarga masih
dinyatakan ideal dibanding praktik yang
umum.
Wright dan Leahey ;
Yang
.
menciptakan kesenjangan ini adalah
cara pandang perawat tentang konsep
masalah sehat dan sakit
.
D
bermakna di bidang kesehatan keluarga dan keperawatan
D D
keluarga.
D
D
Isu Pendidikan
. Muatan apa yang harus diajarkan dalam
kurikulum keperawatan keluarga dan cara
Portfolio Pre- menyajikannya
Pemaduan muatan keperawatan keluarga dan
sentation De- ketrampilan klinis
signed Isu Penelitian
Kebutuhan untuk meningkatkan penelitian terkait intervensi
keperawatan keluarga
Kebanyakan berfokus pada anggota keluarga bukan penelitian
keluarga
Kurangnya penelitian tentang intervensi keperawatan keluarga
Isu kebijakan
Kebutuhan akan lebih terlibatnya perawat keluarga dalam membentuk kebijakan
yang memengaruhi keluarga
Menganalisis isu kebijakan regulasi yang positif terkait kebijakan keperawatan
keluarga atau ikut mengusulkan kebijakan yang akan dirumuskan
.
FAKTA TENTANG PELAKSANAAN ASGA?
Ada regulasi yg mengatur tentang pelaksanaan Askep Keluarga : KMK No
908 Tahun 2010.
SASARAN PELAYANAN ASGA
Keluarga Sehat
Keluarga Risti dan Keluarga rawan
Pemulihan Kesehatan
KEGIATAN POKOK
Tindakan keperawatan
Tindakan Kolaborasi
Tindakan kedaruratan
Melibatkan keluarga
Pendokumentasian.
MATERI PELAPORAN
Jumlah keluarga yg dikunjungi
Kegiatan pelayanan : Frekuensi kunjungan jenis layanan dan intervensi. Serta kolaborasi
dgn tenaga lain. Klien yg ditemukan dan dirujuk ke pelayan kes Lain.
Jlh Klien yg meninggal dan penyebabnya
Karena adanya kebutuhan akan kesinambungan asuhan (Continuity of care), dan integrasi
home care sebagai komponen penting dalam sistem jaringan RS -Komunitas. Melalui
layanan dan aktifitas Home care, klien dengan kondisi paska akut dan disable atau dengan
kondisi penyakit kronis tidak lagi perlu menjalani hospitalisasi
Pemberdayaan Staf profesional RS secara efisien melakukan upaya proses pemulihan
ataupun melakukan upaya-upaya prevensi sekunder dan tersier, bantuan profesional
diberikan sesuai dengan porsi dan kebutuhan
RS dapat lebih menyediakan tempat bagi yang membutuhkan, rata-rata jumlah klien rawat
berkurang dan biaya hospitalisasi yang harus ditanggung klien jadi lebih kecil
Joel A. Lucille dalam Dochterman & Grace (2001) melalui artikelnya ….Moving Care from
Hospital to home mengemukakan: Pengelolaan home care dapat dilakukan bervariasi baik
dalam struktur, penyandang dana maupun Hospital based HC (melekat/bagian dari fungsi RS),
agen penyedia layanan home care (Swasta, for profit) ataupun perhimpunan profesi.
Hospital Based Home Care adalah suatu program yg dapat berperan penting bagi RS
untuk memberikan pelayanan kebutuhan kesehatan bagi komunitas dan menjadikan
kesinambungan pelayanan (Continuum of Hospital care), selain merupakan strategi
diversifikasi RS untuk kolaborasi, kondisi dan membangun jaringan dengan penyedia
layanan lain sehingga mengurangi duplikasi layanan tertentu dan membangun
“Community Helath Partnership” ,(Lerman & Linne), 1993)
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENUNJANG
EKSPANSI PELAYANAN RS KE HOME CARE
ANTARA LAIN (LERMAN & LINE, 1993), :
Akses langsung kepada dokter yang merujuk dan menangani pasien serta potensial pasien
mudah dilakukan.
Daya dukung finansial dari suatu organisasi besar tersedia untuk membantu mengatasi masalah
temporer Cash – flow pada fase awal.
Kemudahan / keuntungan dalam menjamin managed care melalui proses kolaborasi dan
integrasi pelayanan.
Kebutuhan pasien akan pelayanan secara komprehensif dapat dipenuhi.
Kesinambungan asuhan dan adanya kontrol internal terhadap biaya, kualitas dan akses
pelayanan.
Length of Stay akan ter-manage secara lebih efektif.
Pemberian sitostatika
Pemberian Albumin
SIK / SIPP
ISSUE DALAM HOME CARE
1. Infektion control
2. Quality of care
3. Total Quality Improvement
TERIMAKASIH