Referat Dimas
Referat Dimas
I. Pendahuluan
Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang paling penting di
seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas, dan pembiayaan kesehatan yang bermakna.
Penggunaan anti jamur untuk profilaksis dan penatalaksanaan infeksi candida telah mengubah
antibiotic spectrum luas, transplantasi organ, nutrisi parenteral, dan teknik bedah mutakhir juga
Infeksi Candida pertama kali didaptkan didalam mulut sebagai trush yang dilaporkan
oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1839) menemukan jamur penyebab trush, kemudian
Candida adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga selaput mukosa
saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit, dan di bawah jari-jari kuku tangan dan kaki. Di tempat-
tempat ini, ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik ketika
daya tahan tubuh menurun baik secara local, maupun sistemik. Kadang-kadang candida
menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau system imunnya
tertekan, terutama jika imunitas selulernya terganggu. Candida dapat menimbulkan invasi dalam
aliran darah, tromboflebitis, endokarditis, atau infeksi pada mata dan organ-organ lain bila
c. Vulvovaginitis
III. Definisi
Kandidosis mukokutaneus merupakan penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan mengenai mulut,
vagina, penis, dan bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan infeksi sistemik yang
berat (2).
IV. Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Gambaran
klinisnya bermacam-macam sehingga sulit diketahui data-data penyebarannya dengan tepat (2).
Kira-kira 40% dari populasi mempunyai spesies Candida di dalam mulut dalam jumlah
kecil sebagai bagian yang normal dari mikroflora oral, dengan berbagai hal mikroflora oral
normal ini bisa menjadi pathogen pada keadaan: imunokompromise, obat-obatan (antibiotik,
kortikosteroid), chemotherapy, diabetes mellitus, produksi saliva yang menurun, dan protese (3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka prevalensi untuk kandidiasis oral pada
pasien HIV/AIDS di India sekitar 43,2%, di Rumah sakit Eduardo de Menezes di Brazil
sekitar 50%, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta sekitar 80,8%, Rumah Sakit Dr.
Hasan Sadikin Bandung sekitar 27%, RSUP H Adam Malik Medan jumlah kasus kandidiasis
oral dari tahun 2008 sampai tahun 2009 terdapat 28,7% (3).
sebagai berikut :
Penelitian pada tahun 2011 di Surabaya pada pasien AIDS (CD4 200-300) yang
menderita KVV dengan antibiotika spektrum luas (Seftriakson, Siprofloksasin dan Seftasidim)
sebanyak 66,7%, sedangkan KVV yang dengan antibiotika spektrum sempit (Kotrimoksasol,
V. Etiologi
2007 di Surabaya,KO pada pasien HIV/AIDS didapat C.albicans 35,29% dan C.non-albicans
64,71% (C. tropicalis 29,41%, C.dubliniensis 14,71%, C.glabrata 14,71% dan C.guilliermondii
5,88%).
pada tahun 2002 di Jakarta didapatkan penyebab KVV adalah C.albicans 62,3%, dan C.non-
albicans 30,4%, (C.glabrata 18,8%, C.tropicalis 8,7%, C.parapsilosis 2,9% dan infeksi
Pada perleche, agen infeksi utama dan dapat diisolasi pada lebih dari 54% lesi, dimana
sebagian besar adalah Candida albicans dan Staphylococcus aureus. Candida spp dapat diisolasi
kurang lebih dua pertiga dari pasien yang mengidap kheilitis angularis, terjadi karena satu faktor
saja, atau merupakan kombinasi dengan Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. Faktor
penyebab lain timbulnya perleche adalah defisiensi nutrisi dalam hal ini vitamin B (B2, B6, dan
B12) (5).
Candida albicans adalah ragi oportunistik yang merupakan bagian dari flora normal
pada saluran pencernaan, kulit, dan selaput lendir. Jamur bisa ada di ragi, (pseudohyphal)
miselium, atau fase chlamydospore. Penyakit invasi jarang terjadi, namun ketika itu terjadi,
VI. Patogenesis
terjadi suatu perubahan pada inang, jamur penyebab atau keduanya maka terjadi infeksi.
Beberapa faktor virulensi Candida albicans antara lain: kemampuan adhesi, kemampuan
mengubah diri secara cepat dari ragi kehifa, memproduksi enzim hidrolitik (proteinase asam dan
fosfolipase) perubahan fenotip dan ketidakstabilan kromosom, variasi antigenik, mimikri, dan
Faktor inang yang menyebabkan infeksi baik lokal maupun invasive oleh Candida.
Pemakaian antibiotika menyebabkan proporsi jamur meningkat, kapasitas imun inang menurun
akibat lekopenia dan pemberian kortikosteroid, pada AIDS fungsi sel T yang terganggu karena
intervensi virus HIV melalui kulit dan mukosa yang dimungkinkan karena peran lektin yang
spesifik pada sel dendrit, DC-SIGN sehingga mampu berikatan dengan virus HIV meskipun
tidak mampu mengantarkan masuk kedalam sel, tetapi memudahkan transport HIV oleh dendrit
ke organ limfoid dan menambah jumlah limfosit T yang terinfeksi. Munculnya lesi pada mukosa
akibat intervensi HIV yang diperantarai peran lektin dan DC-SIGN yang mengakibatkan infeksi
jamur pada mukosa pada tubuh, mengawali munculnya infeksi sekunder pada mulut ataupun
daerah lain pada penderita. Hifa Candida albicans memiliki kemampuan untuk menempel erat
pada epitel manusia dengan perantara protein dinding hifa, hal ini dimungkinkan karena protein
ini memiliki susunan asam amino mirip dengan substrat transaminase keratinosit mamalia
sehingga diikat dan menempel pada sel epithelial. Selain itu pada jamur ini terdapat
mannoprotein yang mirip integrin vertebrata sehingga jamur ini mampu menempel ke matriks
ekstraseluler seperti fibronektin kolagen, dan laminin. Selain itu hifa juga mengeluarkan
proteinase dan fosfolipase yang mencerna sel epitel inang sehingga invasi lebih mudah terjadi (3).
A. Faktor endogen
1. Perubahan fisiologik:
kandidiasis vagina. Peningkatan kadar hormon estrogen yang terjadi pada kehamilan
c. Iatrogenik
dalam darah dan urine. Gangguan metabolism karbohidrat dan perubahan proses
buruk.
2. Umur : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya
tidak sempurna.
3. Imunologik : pada orang-orang yang memiliki penyakit genetik cenderung lebih mudah
bakteri di dalam vagina menyebabkan kandida dapat tumbuh dengan subur, karena tidak
ada lagi persaingan dalam memperoleh makanan yang menunjang pertumbuhan jamur
tersebut.
3. Kontrasepsi
Beberapa penelitian menunjukan pda penggunaan kontrasepsi oral tinggi estrogen terjadi
menyebabkan epitel vagina menebal dan permukaan dilapisi oleh glikoprotein sehingga
jamur kandida dapat tumbuh subur. Namun beberapa peneliti lain menemukan pada
wanita yang menggunakan kontrasepsi oral tidak terjadi peningkatan kandidiasis vagina.
Hal ini menunjukan bahwa pengaruh kontrasepsi oral pada wanita yang menderita
pembawa (carriage) jamur kandida pada pemakai AKDR. AKDR merupakan salah satu
5. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
vitamin B. Faktor mekanik dapat terjadi pada orang tua dan anak-anak. Pada orang tua dapat
disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atau akibat proses penuaan sedangkan
pada anak-anak seperti menjilat sudut bibir, menghisap jari dan menggunakan dot. Pada orang
tua, bila terjadinya kehilangan ketinggian oklusal disebabkan kerana kehilangan gigi atau pasien
dengan gigi tiruan yang tidak pas akan menyebabkan kurangnya dimensi vertikal, dan seterusnya
membentuk lipatan-lipatan pada sudut mulut. Saliva akan berakumulasi pada lipatan tersebut,
menyebabkan lembab dan menyediakan habitat yang sempurna untuk Candida albicans.18,19
Pada anak-anak, kebiasaan menjilat sudut bibir dan menghisap jari akan menyebabkan saliva
berkumpul pada sudut mulut dan tanpa disadari turut menyediakan lingkungan yang sempurna
A. Kandidiasis oral
pseudomembran, putih seperti sari susu, mengenai mukosa bukal, lidah dan permukaan oral
lainnya. Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri,
sel epitel, debris makanan dan jaringan nekrotik. Bila plak diangkat tampak dasar mukosa
akut akibat menumpuknya pseudomembran. Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi
eritematosa, simetris, tepi berbatas tidak teratur pada permukaan dorsal tengah lidah, sering
hilangnya papilla lidah dengan pembentukan pseudomembran minimal dan ada rasa nyeri.
Disebut juga denture stomatitis. Bentuk tersering pada pemakai protese (1 diantara 4
pemakai) dan 60% diatas usia 65 tahun, wanita lebih sering terkena. Gambaran khas berupa
eritema kronis dan edema disebagian palatum di bawah prostesis maksilaris. Ada tiga
stadium yang berawal dari lesi bintik-bintik (pinpoint) yang hiperemia, terbatas pada asal
duktus kelenjar mukosa palatum. Kemudian dapat meluas sampai hiperemia generalisata dan
peradangan seluruh area yang menggunakan protese. Bila tidak diobati pada tahap
selanjutnya terjadi hiperplasia papilar granularis. Pada kandidiasis atrofi kronis sering
disertai kheilitis angularis, tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan. Candida
albicans lebih sering ditemukan pada permukaan gigi palsu daripada di permukaan mukosa.
Bila ada gejala umumnya pada penderita dengan peradangan granular atau generalisata,
keluhan dapat berupa rasa terbakar, pruritus dan nyeri ringan sampai berat
Disebut juga leukoplakia kandida. Gejala bervariasi dan bercak putih, yang hampir tidak
teraba sampai plak kasar yang melekat erat pada lidah, palatum atau mukosa bukal. Keluhan
umumnya rasa kasar atau pedih di daerah yang terkena. Tidak seperti kandidiasis
Merupakan bentuk lanjutan atau varian kandidiasis hiperplastik kronis. Pada bagian tengah
Ditandai dengan hipertrofi papilla lidah (khas), mungkin invasi sekunder Candida albicans
Pada sudut mulut dapat terjadi secara simetri berupa eritema, rasa sakit dan
pembentukan fisur (celah). Yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema yang
berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser, krusta dan
pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi
dan jaringan granulasi. Kadang-kadang lesi dapat menyeliputi vermilion ke kulit dalam bentuk
fisur atau garis lurus yang dalam berasal dari sudut mulut disebut rhagades, dalam bentuk yang
C. Kandidiasis Vulvovaginitis
Keluhan yang paling menonjol pada penderita kandidasis vagina adalah rasa gatal pada
vagina yang disertai dengan keluarnya duh tubuh vagina (fluor albus). Kadang-kadang juga
dijumpai adanya iritasi, rasa terbakar dan dispareunia. Pada keadaan akut duh tubuh vagina encer
sedangkan para yang kronis lebih kental. Duh tubuh vagina dapat berwarna putih atau kuning,
tidak berbau atau sedikit berbau masam, mengumpal seperti “Cottage Cheese” atau berbutir-butir
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran klinis yang bervariasi dari bentuk eksematoid
dengan hiperemi ringan sehingga ekskoriasi dan ulserasi pada labia minora, introitus vagina
sampai dinding vagina terutama sepertiga bagian bawah. Pada keadaan kronis dinding vagina
dapat atofi, iritasi dan luka yang menyebabkan dispareunia. Gambaran yang khas adalah adanya
pseudomembran berupa bercak putih kekuningan pada permukaan vulva atau dinding vagina
yang disebut “vaginal trush”. Bercak putih tersebut terdiri dari gumpalan jamur, jaringan
nekrosis dan sel epitel. Pada pemeriksaan kolposkopi tampak adanya dilatasi dan meningkatnya
pembuluh darah pada dinding vagina atau serviks sebagai tanda peradangan.
D. Balanitis
Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanita yang menderita
vulvovaginitis. Lesi berupa erosi, pustule dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada glans
penis dan sulcus coronarius.
Pasien dengan CMC memiliki infeksi yang berulang dan progresif terhadap kulit, kuku
dan membran mukosa. Manifestasi klinis nya berupa kuku nyata menebal, terfragmentasi, dan
berubah warna, dengan edema dan eritema yang signifikan dari jaringan periungual sekitarnya.
Pada kulit lebih sering terjadi pada daerah akral dimana ditandai dengan plakat serpiginous,
eritematosa, hiperkeratotik serpiginous. Plak hiperkeratotik dapat juga terjadi pada kulit kepala
yang dapat mengakibatkan alopesia. (3,4)
Kategori ini terdiri dari spektrum presentasi klinis. Autosomal resesif atau dominan, tetapi
banyak kasus sporadis. Onset pada masa kanak-kanak dan tidak berhubungan dengan
gangguan endokrin atau autoimun.(6)
CMC dapat terjadi sebagai bagian dari sindrom autoimun tipe poliendokrinopathy juga
dikenal sebagai APECED.
APECED ditandai oleh minimal 2 dari berikut: CMC, hipoparatiroidisme, danpenyakit
Addison. Gangguan autoimun lainnya dapat berhubungan, seperti, diabetes tipe1,
tiroiditis autoimun, penyakit Graves, alopecia areata, vitiligo, hipogonadisme, sirosis
bilier, hepatitis, idiopatik purpura thrombocitopenic, dan anemia pernisiosa.
APECED diwariskan dalam mode resesif autosomal dan biasanya bermanifestasi awal di
masa kecil. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen regulator autoimun (Aire)pada
21q22.3, yang mengkode protein yang memainkan peran penting dalam membangun dan
memelihara toleransi di timus.(6,7)
Pasien dalam subkelompok ini biasanya muncul setelah dekade ketiga kehidupan.
Pasien-pasien ini mengalami peningkatan resiko myasthenia gravis dan kelainan sumsum
tulang.
Gambar: Anak umur 6 tahun. Infeksi Candida Albicans pada daerah lidah, kulit dan kuku
kaki. Dikutip dari kepustakaan 14.
DAFTAR PUSTAKA