Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PENGUKURAN SEKTOR PUBLIK ”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu: Fista A Sujaya, SE.,MAk

Disusun oleh :
Kelompok 3

Arita putri 18416262201044


Desie rahmawati pujiastuti 18416262201042
Mella anraeni 18416262201023
Sri novi yanti 18416262201020
Syafira rizkiyani 18416262201047

AK18A
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan  kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini berhasil penyusun selesaikan.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik di program
jurusan S1 Akuntansi di Univeristas Buana Perjuangan Karawang. Adapun judul yang
diambil dalam makalah ini adalah “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”.
Ucapan terima kasih penyusun berikan kepada semua pihak yang telah membantu
untuk menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan dari mereka semua, penyusunan makalah
ini belum tentu bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Karawang, 28 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik...................................................................................4

2.1.1  Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja.........................................................................4

2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja...............................................................................5

2.2 Mekanisme Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik........................5

2.2.1 Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan...........................................5

2.2.2 Membuat Sistem Pengukuran Kinerja......................................................................6

2.2.3 Peran indikator kinerja bagi pemerintah...................................................................6

2.3 Pengukuran Value For Money.........................................................................................7

2.4 Pengembangan Indikator Value For Money....................................................................7

2.5 Langkah-langkah Pengukuran Value For Money............................................................8

2.6 Bagan Pengukuran Kinerja Value For Money...............................................................11

2.7 Contoh Indikator Pengukuran Kinerja Dalam Lembaga Sektor Publik.........................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

3.2 Saran ...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau


telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas terukur . Sebagaimana diatur dalam UU
No.17/2003, pada rancangan undang-undang atau peraturan daerah
tentang Laporan Keuangan pemerintah pusat/daerah disertakan
informasi tambahan mengenai kinerja instansi pemerintah. Hal ini
seiring dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang
ditetapkan dengan mengidentifikasikan keluaran (output) dan hasil
(outcome) dari setiap kegiatan/program dengan jelas.
Dalam konsep penggunaan anggaran pemerintah, pengukuran kinerja
juga merupakan salah satu cara untuk mewujudkan akuntabilitas. Hal
tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran
yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan
masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan
kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus
dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan
dan pengawasan dapat berjalan dengan baik.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah
mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran
publik berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika
perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan
yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis
pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor
publik.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengukuran kinerja sektor publik?


2. Apa tujuan pengukuran kinerja sektor publik?
3. Apa indikator ukuran dalam pengukuran kinerja sektor publik?
4. Apa saja langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sektor publik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. menjelaskan konsep pengukuran kinerja sektor publik;


2. mengerti dan memahami tujuan pengukuran kinerja sektor public;
3. dapat mengetahui indikator pengukuran kinerja sektor publik;
4. mempraktikan langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sektor
publik,

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu


kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi.

Pengukuran Kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan


terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang
dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas
tindakan dalam mencapai tujuan. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai prestasi
manajaer dan unit organisasi yang dipimpinnya.

Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan


manajer dalam pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas disini bukan sekedar
kemampuan menunjukkan uang publik dibelanjakan, akan tetapi juga meliputi
kemampuan menunjukan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara
ekonomies, efisien, dan efektif.

Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik adalah suatu sistem yang bertujuan


untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan alat pengendalian

3
organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and
punishment systems.

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud:

1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja


pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus
pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada ahkirnya akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian Pelayanan publik.

2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.

3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban


publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan

Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, Sehingga tidak ada indikator tunggal
yang dapat digunakan untuk menunjukan kinerja secara komperhensif. Berbeda
dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak
bersifat ingtangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur
kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja non-
finansial.

2.1.1  Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

a. Untuk mengkomunikasikan strategi dengan lebih baik (top down and bottom up).

b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non – finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.

4
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
manajer bawah serta memotivasi dan untuk mencapai goal congruence.

d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan


kemampuan kolektif yang rasional.

2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja

a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja


manajemen.

b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.

c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya


dengan target kinerja serta sserta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki
kinerja.

d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati.

e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi.

f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi

g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

5
2.2 Mekanisme Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik
2.2.1 Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan

1. Sistem perencanaan dan pengendalian Meliputi proses, perosedur dan struktur yang
member jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan
keseluruh bagian organisasi.
2. Spesifikasi teknis dan standarisasi Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi
diukur dengan menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan
jaminan bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetensi teknis dan profesionalisme Untuk memberikan jaminan terpenuhinya
spesifikasi teknis dan standarisasi yang ditetapkan maka diperlukan personel yang
memiliki kompetensi teknis dan profesional dalam bekerja .
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar Mekanisme ekonomi terkait dengan
pemberian penghargaan dan hukuman yang bersifat financial sedangkan mekanisme
pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for
money.
5. Mekanisme sumber daya manusia Pemerintah perlu menggunakan beberapa
mekanisme untuk memotivasi sifatnya untuk memperbaiki kinerja personel dan
organisasi

2.2.2 Membuat Sistem Pengukuran Kinerja

Langkah 1   : Memperkirakan Kesiapan Organisasi

Langkah 2   : Merumuskan Tujuan

Langkah 3   : Menyiapkan Pertanyaan Kebijakan

Langkah 4   : Mengembangkan Rencana Kerja

Langkah 5   : Memulai Orientasi dan Pelatihan

Langkah 6   : Memilih Bidang Pelayanan Yang Akan Diukur

Langkah 7   : Merumuskan Misi, Tujuan dan Sasaran

Langkah 8   : Mengenali Pengukuran

6
Langkah 9   : Membuat Sistem Pengumpulan Data, Analisa dan Pelaporan

Langkah 10 : Pemantuan dan Evaluasi

2.2.3 Peran indikator kinerja bagi pemerintah


1. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi.
2. Sebagai mengevaluasi target akhir (final outcomei) yang dihasilkan.
3. Sebagai masukan untuk menetntukan skema insentif manajerial .
4. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan.
5. Untuk menunjukan standar kinerja.
6. Untuk menunjukan efetivitas.
7. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas baik untuk
mencapai target sasaran.
8. Untuk menunjukan wilayah , bagian atau prosesyang masih potensial untuk dilakukan
penghematan.
2.3 Pengukuran Value For Money

Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah
ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparasi dan akuntabilitas publik. Tujuan yang
dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value
for money, yaitu ekonomi ( hemat cermat ) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,
efisien ( berdaya guna ) dalam penggunaan sumber daya, dalam arti penggunaannya
diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing cost ),
serta efektif ( berhasil guna ) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.

Agar dalam menilai kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif, maka
diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja yang indeal harus terkait pada efisiensi
biaya dan kualitas pelayanan. Sementara itu kualitas terkait dengan kesesuaian dengan
maksud dan tujuan ( fitness for purpose), konsistensi, dan kepuasan publik ( public
satistaction). Kepuasan masyarakat dalam konteks tersebut dapat dikaitkan dengan
semakin rendahnya complaint dari masyarakat.

7
2.4 Pengembangan Indikator Value For Money

Peranan indikator kinerja adalah untuk menyediakan informasi sebagai


pertimbangan untuk pembuatan keputusan. Hal ini tidak berarti bahwa suatu indikator
akan memberikan ukuran pencapaian program yang definitif. Indikator value for
money dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Indikator Alokasi Biaya ( ekonomi dan efisiensi ), dan


2. Indikator kualitas pelayanan ( efektivitas )

Indikator kinerja harus dapat dimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal.
Pihak Internal dapat menggunakannya dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan serta efisiensi biaya. Dengan kata lain, indikator kinerja berperan untuk
menunjukan, memberi indikasi atau memfokuskan perhatian pada bidang yang relevan
dilakukan tindakan perbaikan.

Pihak eksternal dapat menggunakan indikator kinerja sebagai kontrol dan


sekaligus sebagai informasi dalam rangka mengukur tingkat akuntabilitas publik.
Pembuatan dan penggunaan indikator kinerja tersebut membantu setiap pelaku utama
dalam proses pengeluaran publik. Indikator kinerja akan membantu para manajer publik
untuk memonitor pencapaian program dan mengidentifikasi masalah yang penting.

2.5 Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

a. Pengukuran Ekonomi

Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat, sedangkan


pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.
Ekonomi merupakan ukuran relatif, Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran
ekonomi adalah :

1. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dilanggarkan oleh organisasi ?
2. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis
yang dapat diperbandingkan ?

8
3. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal ?

b. Pengukuran Efisiensi

Pengukuran Efisiensi. Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok


bahasan Value for Money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input.
Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.

EFISIENSI = Output
Input

Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam
bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien
dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara :

1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.


2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan
output.

Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata


uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah mata uang ataupun suatu
fisik. (catatan: efisiensi seringkali juga dinyatakan dalam bentuk output/input, dengan
interprestasi yang sama dengan bentuk output/input, contoh biaya per unit output.

Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Efisiensi alokasi
2. Efisiensi teknis (manajerial)

9
c. Pengukuran Efektivitas

Pengukuran Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya


suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai
tujuanya, maka oragnisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal
terpenting adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang
telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh melebihi dari yang
telah dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari apa yang telah dianggarkan.
Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

d. Pengukuran Outcome

Pengukuran Outcome. Outcome adalah dampak suatu program atau proyek


terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas outputdan dampak yang dihasilkan.

Pengukuran outcome  memiliki dua peran, yaitu:

1. Peran retrospektif

Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis retrospektif
memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management). Bukti tersebut
dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan
untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau proyek yang
perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk
melaksanakan program tersebut.

2. Peran prospektif

Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran
prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi

10
sumber daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik
yangbaik ( good management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan
target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang
terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat
keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan metode
mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.

2.6 Bagan Pengukuran Kinerja Value For Money

2.7 Contoh Indikator Pengukuran Kinerja Dalam Lembaga Sektor Publik

Dinas/Unit Kerja Indikator Kinerja

11
a. Biaya total rata-rata rawat jalan per pasien yang
Rumah Sakit
masuk
b. Biaya rata-rata pelayanan medis dan paramedis per
pasien yang masuk
c. Biaya rata-rata pelayanan umum (non-klinis) per
pasien yang masuk
d. Penggunaan fasilitas
e. Rata-rata masa tinggal pasien di rumah sakit
f. Jumlah pasien rata-rata per bed per tahun
g. Rasio antara pasien baru dengan pasien lama yang
masuk kembali
h. Proporsi tingkat hunian
a. Jumlah pelanggan yang dilayani per hari per
Klinik Kesehatan
jumlah total penduduk untuk wilayah tertentu
a. Panjang jalan yang dibangun atau diperbaiki/total
Pekerjaan Umum
panjang jalan
b. Panjang jalan yang disapu atau dibersihkan/total
panjang jalan
c. Kondisi jalan
d. Keamanan jalan (road safety)
a. Jumlah kriminalitas yang tertangani/Jumlah
Kepolisian
kriminalitas yang terdeteksi/tercatat
b. Penurunan jumlah kecelakaan atau pelanggaran
lalu lintas
c. Jumlah pengaduan masyarakat yang
tertangani/Jumlah total pengaduan masyarakat
yang masuk
a. jumlah pengaduan dan tuntutan masyarakat yang
DPR/DPRD
tertangani/Jumlah total aspirasi yang masuk
b. Jumlah rapat yang dilakukan per bulan/tahun
c. Jumlah peraturan yang dihasilkan per bulan/tahun
d. Jumlah peserta rapat per total anggota

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran
kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena
diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment.
Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber
daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya
akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for
money. Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan
outcome. Tujuan pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat
keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan
sumber daya dan hasil yang maksimal, serta efektifitas dalam
penggunaan sumber daya.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis jugamengharapkan kritik dan saran dalam pembuatan
makalah dikemudian hari dari para pembaca.

13
 

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: suatu pengantar. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

14

Anda mungkin juga menyukai