Disusun oleh :
Kelompok 3
AK18A
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2019-2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and
punishment systems.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, Sehingga tidak ada indikator tunggal
yang dapat digunakan untuk menunjukan kinerja secara komperhensif. Berbeda
dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak
bersifat ingtangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur
kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja non-
finansial.
a. Untuk mengkomunikasikan strategi dengan lebih baik (top down and bottom up).
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non – finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
4
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
manajer bawah serta memotivasi dan untuk mencapai goal congruence.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi.
5
2.2 Mekanisme Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik
2.2.1 Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan
1. Sistem perencanaan dan pengendalian Meliputi proses, perosedur dan struktur yang
member jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan
keseluruh bagian organisasi.
2. Spesifikasi teknis dan standarisasi Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi
diukur dengan menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan
jaminan bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetensi teknis dan profesionalisme Untuk memberikan jaminan terpenuhinya
spesifikasi teknis dan standarisasi yang ditetapkan maka diperlukan personel yang
memiliki kompetensi teknis dan profesional dalam bekerja .
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar Mekanisme ekonomi terkait dengan
pemberian penghargaan dan hukuman yang bersifat financial sedangkan mekanisme
pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for
money.
5. Mekanisme sumber daya manusia Pemerintah perlu menggunakan beberapa
mekanisme untuk memotivasi sifatnya untuk memperbaiki kinerja personel dan
organisasi
6
Langkah 9 : Membuat Sistem Pengumpulan Data, Analisa dan Pelaporan
Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah
ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparasi dan akuntabilitas publik. Tujuan yang
dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value
for money, yaitu ekonomi ( hemat cermat ) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,
efisien ( berdaya guna ) dalam penggunaan sumber daya, dalam arti penggunaannya
diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing cost ),
serta efektif ( berhasil guna ) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
Agar dalam menilai kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif, maka
diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja yang indeal harus terkait pada efisiensi
biaya dan kualitas pelayanan. Sementara itu kualitas terkait dengan kesesuaian dengan
maksud dan tujuan ( fitness for purpose), konsistensi, dan kepuasan publik ( public
satistaction). Kepuasan masyarakat dalam konteks tersebut dapat dikaitkan dengan
semakin rendahnya complaint dari masyarakat.
7
2.4 Pengembangan Indikator Value For Money
Indikator kinerja harus dapat dimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal.
Pihak Internal dapat menggunakannya dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan serta efisiensi biaya. Dengan kata lain, indikator kinerja berperan untuk
menunjukan, memberi indikasi atau memfokuskan perhatian pada bidang yang relevan
dilakukan tindakan perbaikan.
a. Pengukuran Ekonomi
1. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dilanggarkan oleh organisasi ?
2. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis
yang dapat diperbandingkan ?
8
3. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal ?
b. Pengukuran Efisiensi
EFISIENSI = Output
Input
Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam
bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien
dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara :
Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Efisiensi alokasi
2. Efisiensi teknis (manajerial)
9
c. Pengukuran Efektivitas
d. Pengukuran Outcome
1. Peran retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis retrospektif
memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management). Bukti tersebut
dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan
untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau proyek yang
perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk
melaksanakan program tersebut.
2. Peran prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran
prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi
10
sumber daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik
yangbaik ( good management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan
target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang
terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat
keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan metode
mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.
11
a. Biaya total rata-rata rawat jalan per pasien yang
Rumah Sakit
masuk
b. Biaya rata-rata pelayanan medis dan paramedis per
pasien yang masuk
c. Biaya rata-rata pelayanan umum (non-klinis) per
pasien yang masuk
d. Penggunaan fasilitas
e. Rata-rata masa tinggal pasien di rumah sakit
f. Jumlah pasien rata-rata per bed per tahun
g. Rasio antara pasien baru dengan pasien lama yang
masuk kembali
h. Proporsi tingkat hunian
a. Jumlah pelanggan yang dilayani per hari per
Klinik Kesehatan
jumlah total penduduk untuk wilayah tertentu
a. Panjang jalan yang dibangun atau diperbaiki/total
Pekerjaan Umum
panjang jalan
b. Panjang jalan yang disapu atau dibersihkan/total
panjang jalan
c. Kondisi jalan
d. Keamanan jalan (road safety)
a. Jumlah kriminalitas yang tertangani/Jumlah
Kepolisian
kriminalitas yang terdeteksi/tercatat
b. Penurunan jumlah kecelakaan atau pelanggaran
lalu lintas
c. Jumlah pengaduan masyarakat yang
tertangani/Jumlah total pengaduan masyarakat
yang masuk
a. jumlah pengaduan dan tuntutan masyarakat yang
DPR/DPRD
tertangani/Jumlah total aspirasi yang masuk
b. Jumlah rapat yang dilakukan per bulan/tahun
c. Jumlah peraturan yang dihasilkan per bulan/tahun
d. Jumlah peserta rapat per total anggota
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran
kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena
diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment.
Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber
daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya
akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for
money. Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan
outcome. Tujuan pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat
keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan
sumber daya dan hasil yang maksimal, serta efektifitas dalam
penggunaan sumber daya.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis jugamengharapkan kritik dan saran dalam pembuatan
makalah dikemudian hari dari para pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: suatu pengantar. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
14