Anda di halaman 1dari 9

NAMA : AHMAD FADIL DARRIAN

NIM : 5183122034
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siman, M.Pd

UJIAN TENGAH SEMESTER


MEKANIKA FLUIDA
MODEL SIMULASI EKSPERIMEN 2

Gambar disebelah merupakan


instalasi pipa air, dalam rangka
pendistribusian air kepada
konsumen. Sumber air masuk
dari pipa A, Didistrubusikan ke C,
dan D melalui B. Di C
didistribusikan lagi ke E dan F,
sedang di D didistribusikan ke G,
H, dan I. Tentukan sendiri ukuran
diameter masing – masing pipa, dan kecepatan aliran pipa mana
yang perlu di tentukan dan perlu dihitung/analisis, juga kapasitas
aliran mana yang perlu ditentukan dan mana yang harus
dihitung/analisis, sehingga hasilnya antara input dengan outputnya
seimbang. Dari hasil perhitungan tersebut, buatlah simpulan. Data
lain yang diperlukan dapat ditentukan sendiri sesuai dengan
standar yang ada.
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Fokus Ujian 1
3. Tujuan Desain 1
BAB II : KAJIAN TEORI
1. Teori Yang Menopang 2
BAB III : HASIL DESAIN
1. Penyajian Data Perhitungan 6
BAB IV : PENUTUP
1. Simpulan 7
2. Implikasi 7
3. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Percabangan pipa banyak digunakan dalam sistem perpipaan
di industri, pertambangan, dan distribusi air minum. Rangkaian
pipa- pipa tersebut didesain sedemikian rupa sehingga mampu
memenuhi kebutuhan akan pendistribusian fluida. Berbagai jenis
dan sudut percabangan pipa dalam sistem perpipaan akan
menghasilkan distribusi aliran yang berbeda-beda.

2. Fokus Ujian
Menentukan sendiri ukuran diameter masing – masing pipa,
dan kecepatan aliran pipa mana yang perlu di tentukan dan perlu
dihitung/analisis, juga kapasitas aliran mana yang perlu ditentukan
dan mana yang harus dihitung/analisis, sehingga hasilnya antara
input dengan outputnya seimbang. Dari hasil perhitungan tersebut,
buatlah simpulan. Data lain yang diperlukan dapat ditentukan
sendiri sesuai dengan standar yang ada.

3. Tujuan Desain
Dalam rangka pendistribusian air kepada konsumen.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Teori Yang Menopang


Dari beberapa metode yang telah dikembangkan untuk
analisis
jaringan pipa, diantaranya adalah metode keseimbangan head.
Metode keseimbangan head adalah metode yang paling awal
digunakan untuk analisis jaringan pipa. Metode keseimbangan
head dipakai untuk sistem pipa yang membeniuk toop tertutup.
Dengan metode keseimbangan head laju aliran pipa diasumsikan
memenuhi kebutuhan setiap jaring (loop), dan setiap percabangan
laju aliran tersebut harus memenuhi kriteria kontinuitas. Laju aliran
berturut-turut disesuaikan dari satu loop dengan loop yang lain,
sampai laju aliran tiap-tiap loop dicukupi dalam suatu toleransi
kecil yang telah ditetapkan.
a. Aliran fluida inkompresibel dalam pipa
Dalam mempelajari aliran fluida seringkali digunakan asumsi
fluida ideal. Fluida ideal diasumsikan tidak mempunyai kekentalan.
Jika memperhatikan fluida nyata, maka pengaruh-pengaruh
kekentalan harus diperhitungkan ke dalam permasalahan. Pida
fluida nyata timbul tegangan geser antara partikelpartikei fluida
ketika partikel-partikel tersebut bergerak pada kecepatan yang

3
berbeda. pada fluida ideal yang mengalir melalui suatu tabung
lurus, semua partikel bergerak pada garis-garis sejajar dengan
kecepatan sama Pada aliran fluida nyata kecepatan terdekat
dengan dinding akan nol, dan akan bertambah besar pada jarat
pendek dari dinding.

b. Viskositas
Viskositas merupakan hasil dari gaya-gaya antara molekul
yang timbul pada saat lapisan-lapisan fluida berusaha menggeser
satu dengan lainnya atau sifat dari zal cair untuk melawan
tegangan geser pada waktu bergeraUmengalir. Viskositas kinematis
merupakan perbandingan antara koefisien viskositas (viskositas
dinamis) dengan densitas. Viskositas disebabkan karena kohesi
antara partikel-partikel zat cair.

c. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas dihasilkan dari prinsip kekekalan
massa. Untuk aliran mantap massa fluida yang melalui semua
bagian dalam arus fluida per satuan waktu adalah Sama. Untuk
pipa bercabang, berdasarkan persamaan kontinuitas debit aliran
yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang
meninggalkan titik tersebut.

4
d. Bilangan Reynolds
Ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu
kekentalan (p), rapat massa zat cair (p), dan diameter pipa (D).
Pada aliran tak mampu mampat biasanya diambil asumsi
kerapatan, viskositas dan temperatur tidak mengalami perubahan
sehingga berat spesifiknya konstan. Untuk diameter dan panjang
pipa tertentu, kerugian tekanan di dalam pipa disebabkan adanya
efek gesekan sebagai fungsi bilangan Reynolds.
Re=D.v.p/l.r
Dimana:
v = kecepatan rata-rata aliran (m/s)
F = viskositas absolute (Pa detik)
p = kerapatan fluida (kg/m3)
Untuk angka Reynolds di bawah 2000, aliran pada kondisi
tersebut adalah laminer. Aliran akan turbulen apabila angka
Reynolds lebih besar 4000. Apabila angka Reynolds berada di
antara kedua nilai tersebut adalah transisi. Angka Reynolds pada
kedua nilai di atas (Re=2000 dan Re=4000) disebut dengan batas
kritik bawah dan atas.

5
BAB III
HASIL DESAIN

1. Penyajian Data Perhitungan


Ketentuan =
V = s/t
V : Kecepatan (m/s)
S : Jarak (m)
T : waktu (s)
Maka :
Kapasitas Pipa = πr².s
πr² = luas lingkaran pipa
s = Panjang pipa
V input = πr².(s(a+b))/t
V output (C dan D) = πr².(s(axb))/t ÷ 2
= πr².s/t.2

V output (E dan F) = πr².s/t.2 ÷ 2


= πr².s/t.4

V output (G, H, dan I) = πr².s/t.2 ÷ 3

6
= πr².s/t.6
Note : Tekanan adalah Konstan
BAB IV
PENUTUP

1. Simpulan
Dari beberapa metode yang telah dikembangkan untuk
analisis jaringan pipa, diantaranya adalah metode keseimbangan
head. Metode –keseimbangan head adalah metode yang paling
awal digunakan untuk analisis jaringan pipa. Metode
Keseimbangan head dipakai untuk sistem pipa yang membeniuk
toop tertutup.

2. Implikasi
Berdasarkan perhitungan ternyata alirannya berbeda pada
setiap percabangan untuk itu perlu dibuat dan dirancang
kembali agar aliran yang mengalir bisa seimbang.

3. Saran
Pipa merupakan bagian yang vital dan mahal pada suatu
sistem penyediaan air minum. Oleh karena itu, perencanaan
jaringan pipa khususnya perhitungan diameter dan panjang pipa
menjadi hal yang harus dikerjakan dengan teliti dan akurat. Hal

7
ini tidak hanya berlaku pada jaringan air minum berskala besar
tetapi juga perlu diterapkan pada sistem penyediaan air minum
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Djojodihardjo, H.. 1983. "Mekanika Fluida". Jakarta: Erlangga.


Dugdale, R. H.. 1986. "Mekanika FLuida" (Terjemahan oreh
Bambang Priambodo). Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai