Tahapan Eksplorasi Panasbumi
Tahapan Eksplorasi Panasbumi
21100112130018
I. Eksplorasi Pendahuluan
Dimulai dengan mengumpulkan peta dan laporan-laporan hasil survey yang
pernah dilakukan sebelumnya pada daerah yang akan diselidiki, guna mendapatkan
gambaran mengenai geologi regional, kondisi geologi dan hidrologi lokasi, kemudian
menetapkan tempat-tempat yang akan disurvey.
Rotating system
Fungsinya untuk memutar pipa kelly sehingga drill stem dan bit (pahat)
yang disambung di bawahnya ikut berputar. Rotating system terdiri dari
beberapa komponen, yaitu :
- Rotary
- Drill stem
- Swivel
- Bit
Umunya terdapat dua jenis bit yang digunakan dalam pengeboran
lapangan geothermal, yaitu roller-cone bit dan drag bit. Roller-cone bit
akan menghancurkan bagian tubuh batuan yang kontak dengannya oleh
“gigi-gigi” yang terletak pada ujung mata bor. Pada roller-cone bit terdapat
tiga kerucut yang akan bergerak bersamaan dan menghancurkan batuan.
Sedangkan pada drag bit, batuan hancur karena adanya shearing action
atau gaya tarik dari mata bor dengan batuan disekitarnya. Selama ini
lapangan panasbumi lebih umum menggunakan roller-cone bit karena gaya
gesek antar “kerucut-kerucut” nya dapat mempercepat proses
penghancuran batuan. Meskipun belum umum digunakan, penggunaan
drag bit pada lapangan panas bumi dinilai lebih efektif jika dibandingkan
dengan roller-cone bit karena akan mengurangi gaya gesek yang membuat
suhu pada bantalan drag bit akan jauh lebih rendah daripada roller-cone bit.
Circulating system
Fungsi utamanya adalah mensirkulasi drilling mud. Komponen dari
circulating system ini yaitu :
- Drilling fluid
- Mud pit
- Mud pump
- Circulating equipment
- Contaminant removal
Power system
Fungsinya adalah menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh peralatan-
peralatan pemboran. Power system terdiri dari 2 komponen, yaitu :
- Internal combustion engine : merupakan penghasil daya. Dapat berupa
diesel electtit type atau drive type
- Transmission system : alat untuk membagi tenaga yang tersedia dari
power source ke peralatan yang membutuhkan. Hal ini dilakukan melalui
drawwork secara mekanik, maupun elektrik.
B. Tahap Operasi
1. Membuat Surface hole
Surface hole adalah lubang yang dibuat pada tahap awal pemboran dengan
kedalaman relatif dangkal untuk nantinya dipasang casing dan disemen. Pada awal
pemboran, surface hole biasanya dibuat hanya berdiameter 13” – 22” dengan
kedalaman 100’ – 1000’. Urutan pembuatan surface hole adalah :
Dipastikan terlebih dahulu bahwa ketersediaan air sudah cukup, bahan
pembuatan lumpur cukup, dan alat-alat lainnya tersedia dengan cukup,
baik dan lengkap di lokasi.
Memastikan jaringan komunikasi terhubung dengan baik.
Spud in dan dilakukan pemboran sampai kedalaman tertentu sesuai
dengan drilling program.
Lakukan wiper trip jika diperlukan.
Lakukan sirkulasi (drilling fluid), minimum 2x bottom up.
Drop alat survey.
Cabut rangkaian bor dan standarkan pada derrick board.
Memasang surface casing.
Memasang section A weel head (cementing head) dan lakukan sirkulasi.
Lakukan penyemenan surface casing sampai permukaan dan tunggu
sampai semen mengeras.
C. Drilling Fluid
Selama melakukan proses pengeboran dilakukan sirkulasi fluida di dalam
lubang bor, yang fungsinya adalah :
Menstabilkan lubang bor selama proses pengeboran.
Membantu memberikan informasi geologi. Hasil coring dari bawah permukaan
dapat dibawa naik ke atas permukaan dengan bantuan fluida pada sirkulasi ini.
Mencegah masuknya fluida geothermal ke dalam lubang bor.
Menutup ruang pori dalam formasi batuan yang ditembus, hal ini dapat
mencegah kehilangan cairan dari lubang pemboran.
Membersihkan mata bor dari serpih-serpih pengeboran.
Mendinginkan dan melumas mata bor sehingga mengurangi resiko pipa bor
macet dan mengurangi pengaratan pada mata bor.
Mengontrol tekanan formasi. Jika tekanan downhole tinggi, bahan padat dapat
ditambahkan ke dalam sistem sirkulasi pengeboran untuk meningkatkan gravitasi
spesifik, sehingga akan menolak tekanan downhole. Sebaliknya jika tekanan
downhole rendah, bahan cair pada sirkulasi pengeboran dapat digunakan untuk
meminimalkan tekanan formasi.
Drilling Fluid dibuat oleh seorang mud engineer berdasarkan perkiraan tekanan
fluida dan jenis batuan formasi. Idealnya tekanan hidrostatis di dalam lubang bor
sama dengan tekanan formasi, sehingga tidak ada ekspansi dari dan ke dalam lubang
bor. Jenis-jenis Drilling fluid yang selama ini digunakan dalam eksplorasi adalah :
Water-based mud
Merupakan campuran fluida dengan material solid, berbahan dasar air.
Oil-based mud
Adalah campuran fluida dengan material solid, berbahan dasar minyak.
Foams
Dibentuk dari campuran air, gas ( udara, nitrogen) dan penambah busa.
Udara
- Sidewall coring
Yaitu coring yang dilakukan setelah pemboran, umumnya digunakan untuk
mengambil sample pada interval tertentu
2. Pengujian Cutting
Pengujian cutting berguna untuk menentukan permukaan batas formasi,
dimana terdapat perubahan yang tajam pada ukuran cutting.
V. Perencanaan
Apabila dari hasil studi kelayakan disimpulkan bahwa daerah panas bumi tersebut
prospektif untuk dikembangkan, baik ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis,
maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan secara detail. Rencana
pengembangan lapangan dan pembangkit listrik mencangkup usulan secara rinci
mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan injeksi di permukaan, sistem
pipa alir di permukaan, hingga fasilitas pusat pembangkit listrik. Pada tahap ini
gambar teknik perlu dibuat secara rinci, mencangkup ukuran pipa alir uap, pipa alir
dua fasa, penempatan valve, perangkat pembuang kondensat dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dickson, H. M., Fanelli. M., 2004, What is Geothermal Energy?, Istituto di Geoscienze
e Georisorse, CNR , Pisa, Italy.
Drilling and well construction; gene culver geo-heat center klamath falls, or 97601.
Finger, John and Blankenship, Doug. 2010. Handbook of Best Practices for
Geothermal Drilling. New Mexico : Sandia National Laboratories.
Geothermal energy systems (chapter 3. Drilling into geothermal reservoirs exploration,
development, and utilization); axel sperber, inga moeck, and wulf brandt;
wileyvch.