TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
(Darmojo, 1994).
theory, teori radikal bebas, teori stress, teori rantai silang dan teori metabolisme.
tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik atau jam
telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis. ini berhenti berputar,
5
6
ia akan mati. Manusia mempunyai umur harapan hidup kedua terlama setelah
bulus.
oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,
sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin sehingga terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel (Suhana, 1994 dalam Nugroho, 2008) Hal
ini terjadi karena adanya pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh contohnya
pigmen lipofusin di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat lansia yang
sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
Hal ini lah yang mendasari peningkatan penyakit autoimun pada lanjut usia
(Maryam, 2008).
Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom
atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan di dalam
(Maryam, 2008).
D. Teori Stress
dan radiasi. Hal tersebut menyebabkan perubahan pada membran plasma sehingga
jaringan bersifat kaku, kurang elastis dan hilangnya fungsi sel (Nugroho, 2008).
8
F. Teori Metabolisme
usia. Lansia sulit untuk berinteraksi karena adanya penurunan intelektualitas yang
situasi tertentu,yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Maryam (2008)
interaksi sosial mereka juga berkurang,yang tersisa hanyalah harga diri dan
tujuannya masing-masing,
9
b) Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan
waktu.
mengeluarkan biaya
kerugian
B. Teori Aktivitas
Teori yang dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al (1972) di dalam
suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk mempertahankan perilaku
mereka semasa mudanya. Penerapan teori aktivitas ini sangat positif dalam
di masyarakat.
C. Teori Perkembangan
lansia yaitu:
tersebut yang dapat bernilai postif atau negatif. Namun teori ini tidak
menitikberatkan pada bagaimana cara menjadi tua yang diinginkan atau yang
seharusnya.
kehidupannya.
perannya yang berakhir didalam keluarga,yaitu pensiun dan atau menduda atau
menjanda.
11
jawaban secara memuaskan,sehingga terkesan tidak ada batasan yang pasti. Jika
disimpulkan dari berbagai pendapat ahli,lanjut usia adalah orang yang berumur 65
tahun ke atas. Namun berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1998 pada Bab 1 Pasal 1
Ayat 2 dijelaskan bahwa di Indonesia batasan lanjut usia adalah 60 tahun ke atas.
terbagi menjadi:
anatomik dan fungsional atas organnya juga semakin besar. Adanya introduksi
hukum 1% menyatakan bahwa fungsi organ akan menurun sebanyak satu persen
setiap tahunnya setelah umur 30 tahun. Petanda penuaan adalah bukan pada
kemampuan adaptasi yang sering dikenal dengan geriatric giant, dimana lansia
1. Imobilisasi
4. Isolasi(depresi)
5. Inkontinensia
6. Impotensi
13
7. Imunodefisiensi
9. Impaksi (konstipasi)
11. Insomnia
lidah dan di kulit. Perubahan ini memberikan dampak pada anatomik fungsional
lensa berkurang sehingga tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas. Pada lansia
untuk melihat objek pada tingkat penerangan yang rendah (Maryam et al, 2008).
frekuensi tinggi sebagai akibat dari degenerasi organ korti (sel-sel rambut) dan
hilangnya neuron di koklea (Darmojo, 2014) Mereka pada umumnya tetap dapat
mendengar suara rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda.
14
terhadap rasa manis dan asin. Hal tersebut terjadi karena berhentinya pertumbuhan
tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam pipi.
atau karena lebatnya bulu rambut di lubang hidung. Sementara pada lansia
sering dijumpai kulit yang semakin kering dan keras sehingga indra peraba di
atrofik pada rahang sehingga gigi lebih muda tanggal. Perubahan atrofik juga
2010).
a. Atensi
diganggu oleh stimulus dari luar.Atensi merupakan hasil hubungan antara batang
otak,aktivitas limbik dan aktivitas korteks sehingga mampu untuk fokus pada
mempengaruhi fungsi kognitif lain seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif.
b. Bahasa
bahasa yaitu:
1) Kelancaran
dengan panjang, ritme, melodi yang normal. Metode pemeriksaan ialah dengan
2) Pemahaman
3) Pengulangan
4) Penamaan
Merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai suatu objek beserta bagian-
bagiannya.
c. Memori
proses penyimpanan serta proses mengingat. Semua hal yang berpengaruh dalam
Signal eksternal atau stimuli dari lingkungan sekitar akan ditangkap oleh
Pengetahuan sesaat yang dapat disimpan dalam SIS tidak dapat dipanggil kembali
(attention).
menit. Dalam memori ini,apa yang sudah ditangkap oleh SIS sudah
waktu yang lebih lama, bisa beberapa menit, jam, bulan bahkan
d. Visuospasial
tinggi yang melibatkan integrasi fungsi lobus occipitalis, parietalis dan frontalis.
18
menyalin atau mencontoh gambar garis dengan pensil dan kertas dan lain lain
(Bahrudin, 2011).
e. Fungsi Eksekutif
maupun persoalan. Proses ini meliputi kesadaran akan keberadaan suatu masalah,
(Depkes, 1998):
Ingatan kepada hal-hal masa muda lebih baik daripada hal yang
sudah mundur
kecepatan, memori jangka pendek, memori kerja dan memori jangka panjang
struktur dan fungsi otak. Gambaran struktur otak pada post mortem otak lanjut
usia meliputi volume dan berat otak yang berkurang, pembesaran ventrikel dan
tidak hanya di lobus frontalis namun juga menyebar hingga ke daerah posterior
Hipotesis lobus frontalis muncul dari penemuan ini yakni dengan asumsi
bahwa penurunan fungsi kognitif lansia adalah sama bila dibandingkan dengan
bertambahnya usia. Kurang dari 3% terjadi pada kelompok usia 65-75 tahun dan
lebih dari 25% terjadi pada kelompok usia 85 tahun ke atas (WHO 1998). Fungsi
otak yang menurun secara linier dengan pertumbuhan usia adalah berupa fungsi
mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (Strub &
Black, 1992).
20
1. Jenis Kelamin
ditemukan di area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori seperti
dan dapat membatasi kerusakan akibat stres oksidatif. Rendahnya level estradiol
dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif umum dan memori verbal (Yaffe dkk,
2. Usia
semakin bertambah usia (>60 tahun) maka makin menurun fungsi kognitif
(Erickson, 2010)
3. Status Pendidikan
mengenyam pendidikan lebih dari sembilan tahun atau lebih dari pendidikan dasar
normal.
4. Status Kesehatan
angina pektoris, infark miokardium dan penyakit jantung serta penyakit vaskular
lainnya. Dalam hal hipertensi,jika terjadi peningkatan tekanan darah kronis dapat
meningkatkan efek penuaan pada struktur otak meliputi reduksi substansia alba
21
Mini Mental State Examination (MMSE) . MMSE sejak tahun 1975 sudah
divalidasi dan digunakan secara luas pada praktek klinis maupun penelitian.
MMSE berfungsi sebagai media pendeteksi gangguan kognitif pada lansia, rawat
Mini Mental State Examination (MMSE) adalah alat ukur terstruktur yang
sebelumnya)
perintah 3 langkah)
Skor MMSE diberikan berdasarkan jumlah item yang benar sempurna, skor
yang makin baik mengindikasikan fungsi kognitif yang baik. Skor total berkisar 0-
Pelaksanaan MMSE kurang lebih 5-10 menit. Tes ini dapat dilaksanakan
dengan mudah oleh semua profesi kesehatan atau tenaga terlatih yang telah
memahami instruksinya.
melibatkan sebagian besar otot tubuh, sesuai dengan gerak sehari-hari, gerakan
kanan-kiri mendapat beban yang seimbang serta dengan intensitas senam ringan
spesifikasi yang berbeda. Paket A diperuntukkan bagi lansia yang tidak tahan
berdiri dan dilakukan sambil duduk di kursi; Paket B untuk lansia dengan kondisi
sedang; Paket C untuk lansia dengan kondisi baik; dan Paket D untuk lansia
dengan tingkat kondisi prima. Tiap paket latihan senam memiliki susunan yaitu
Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu
baik
kerjasama).
bagi lansia.
dan masyarakat.
gerakan.
selama 10 menit.
1. Berdiri tegak lutut agak bengkok, miring leher ke kiri, tegakkan kembali
3. Berdiri tegak, lutut agak bengkok lengan ditekuk didepan dada kemudian
luruskan ke samping.
4. Berdiri tegak, lutut agak bengkok, kedua tangan lurus ke bawah kemudian
ditekuk ke atas.
ke posisi tegak.
c) Gerakan Kaki
tangan.
Neurotropic Factor (BDNF) yang menjaga sel syaraf tetap bugar dan sehat
(Turana, 2013). Kadar BDNF yang rendah berhubungan dengan gejala penyakit
hipokampus sehingga berperan dalam perbaikan plastisitas sinaps otak dan fungsi
kognitif. Perbaikan plastisitas sinap berperan dalam proses belajar dan fungsi
satu anggota famili neurotropin growth factor yang disebut sebagai agen
neuron dari sistem saraf pusat dan perifer. Pada sistem saraf pusat, terdapat
beberapa tempat yang memiliki kadar BDNF yang tinggi yaitu hipokampus,
Sedangkan pada sistem saraf perifer, diekspresikan pada ganglia kranial, sistem
domain SH2 yang terdiri dari FRS2, SHC, SH2B, SH2B2 yang akan mengaktivasi
(Murray, 2011). Selain itu, plastisitas sinaps juga diregulasi dengan stimulus
fungsi koginitif lansia sebelum dan sesudah senam dan didapatkan kesimpulan
bahwa lansia yang rutin melakukan kombinasi latihan berupa aerobik, stretching
dan strength mengalami perubahan fungsi kognitif lebih baik sesudah senam.
Sports and Medicine (ACSM) 2009 ada dua tipe kegiatan fisik yang
aerobik dan tipe resisten. Senam lansia termasuk dalam tipe aerobik moderate
per minggu.