Disusun Oleh :
Nama : Nurikhsan
NIM : D1A119045
Kelas : A
1. Dalam hal Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang bersangkutan
hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas pelayanan kefarmasian lain.
2. SIPTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas kefarmasian.
Berpraktik di tiga sarana kefarmasian. Ini tak luput dari diputuskannya beberapa tahun
yang lalu ketentuan apoteker bisa memiliki 1 SIA dan 3 SIPA. Lebih tepatnya pada Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 31 Tahun 2016 tentang registrasi, izin praktik, dan izin
kerja tenaga kefarmasian. Satu SIA dimaknai dengan apoteker tersebut bekerja sebagai
penanggung jawab (APA) dengan 1 SIPA. Sedangkan 2 SIPA lainnya bertindak sebagai apoteker
pendamping (Aping) di sarana kefarmasian lainnya.
Apakah yang mendasari dikeluarkannya Permenkes No. 31 Tahun 2016 ini? Berikut penuturan
Wakil Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia:
Ternyata itu, asbabun nuzul diturunkannya Permenkes No. 31 Tahun 2016. Ikatan Apoteker
Indonesia mengakomodir para apoteker agar bisa berpraktik dengan leluasa (lebih dari 1 sarana
kefarmasian) di daerah yang minim apoteker. Dari maksud diturunkannya itu pun kita bisa
sedikit memahami bahwa apoteker diharapkan bisa berinteraksi langsung dengan pasien saat
berpraktik. Bukan malah hanya “dipinjam nama” dan menjadi “makhluk misterius”, ada nama
tapi tak ada orangnya. Dengan catatan, harus kita garis-bawahi untuk daerah-daerah yang minim
apoteker maka tiga SIPA ini bisa digunakan oleh apoteker.