Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


PADA PASIEN ANSIETAS

Oleh

Ni Made Winda Permatasari (P07120219076)

S.Tr Keperawatan / I B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

Kondisi Pasien :
Seorang klien yang bernama Ny.D berusia 38 tahun sudah beberapa hari
mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien sering mondar-mandir,
kadang-kadang seperti orang bingung, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi.
Klien sangat cemas memikirkan suaminya yang sudah 3 hari di penjara karena kasus
perampokan bank. Klien cemas memikirkan bagaimana nasib suaminya di penjara
dan bagaimana cara mengeluarkan suaminya.

Diagnosis / Masalah Keperawatan :


Ansietas

Rencana Keperawatan :
1. Mengkaji masalah yang dialami klien
2. Membina hubungan saling percaya

Tujuan :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik nafas dalam
mengatasi ansietas
SP Komunikasi

1. Fase Orientasi :
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat pagi, Ibu.” (sambil tersenyum ke arah pasien)
Pasien : “Selamat pagi, sus.”
Perawat : “Perkenalkan saya perawat Winda. Saya yang bertugas pada pagi hari
ini. Kalau boleh saya tahu, nama ibu siapa?”
Pasien : “Saya Ibu Dina”
b. Evaluasi/validasi
Perawat : “Baik bu, bagaimana perasaan Ibu pagi hari ini? Semalam apakah
tidurnya nyenyak?”
Pasien : “Saya tidak bisa tidur sudah 3 hari ini, sus.”
c. Kontrak
Perawat : “Adakah yang Ibu pikirkan? Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang untuk saling mengenal”
Pasien : “Hmm, iya boleh sus”
Perawat : “Lamanya 15 menit, bagaimana Ibu? Jadi, kita akan berbincang-
bincang dari jam 19.45 sampai jam 20.00 nanti ya?”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Dimana Ibu ingin berbincang-bincang?”
Pasien : “Disini sajalah, sus.”

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik bu, sebelumnya apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan
sebelum kita berbincang-bincang?”
Pasien : “Tidak, sus. Hanya saja saya merasa bingung harus bagaimana
mengungkapkan perasaan saya”
Perawat : “Ibu tidak perlu khawatir karena kita berada di tempat yang aman.
Saya dan perawat disini akan selalu menjadi teman dan membantu
Ibu.”
Pasien : “Hmm.. baiklah, sus.”
Perawat : “Nah...sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”
Pasien : “Begini sus, suami saya 3 hari yang lalu ditangkap polisi di rumah
temannya karena tuduhan perampokan bank. Kata polisi, suami saya
sudah terbukti sebagai pelaku.”
Perawat : “Bagaimana perasaan Ibu saat mendengar berita itu?”
Pasien : “Aduh sus...saya kaget sekali, saya hampir pingsan mendengar kabar
itu, saya bingung, takut, cemas, bahkan saya tidak bisa tidur dan
makan dengan tenang selama 3 hari ini, suster. Kenapa suami saya
begitu tega kepada kami. Walaupun kami orang susah yang punya
hutang sana-sini, saya tidak pernah berharap suami saya akan
melakukan tindakan seperti itu, suster. Sekarang saya bingung
memikirkan bagaimana cara mengeluarkan suami saya. Dia adalah
tulang punggung keluarga kami sus. Saat ini saya sedang stres
memikirkan cara menebus suami saya dari penjara. Kemana akan saya
cari uang sebanyak itu..”
Perawat : “Tenang Bu.., Sabar. Bagaimanapun suami Ibu butuh dukungan Ibu
disampingnya saat ini. Percayalah akan ada jalan keluarnya, Bu”
Pasien : “Iya, sus.”
Perawat : “Kalau boleh saya tahu, sebelumnya Ibu pernah mengalami masalah
seperti ini dan bagaimana cara Ibu mengatasinya?”
Pasien : “Tidak, suster. Saya baru kali ini mengalami masalah yang membuat
saya secemas ini suster. Biasanya keluarga kami cuma punya masalah
keuangan tapi masih bisa diatasi. Sebenarnya saya juga sering merasa
cemas kalau tetangga mau nagih hutang pada kami, saya juga biasanya
jadi tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, dan selalu gelisah, tapi masih
dapat saya kontrol.
Perawat : “Tenang bu ya. Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang
akan memiliki perasaan yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat
kagum sama Ibu karena Ibu mampu menahan semua cobaan ini. Ibu
adalah orang yang luar biasa”
Pasien : “Benarkah, sus?”
Perawat : “Iya, bu. Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada
tingkat kecemasan yang berat. Kalau masalah ini tidak diatasi, dapat
mengganggu kondisi Ibu nantinya. Untuk itu, Ibu perlu melakukan
terapi disaat Ibu merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan
membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu.”
Pasien : “Baik, sus. Bagaimana caranya?”
Perawat : “Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam,
ini merupakan salah satu cara  untuk mengurangi kecemasan yang ibu
rasakan.
Pasien : “Ya, sus.”
Perawat : “Ibu silahkan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu
tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan
meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu praktikkan?”
Pasien : “Baik, sus.”
Perawat : “Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa. Ibu bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa
relaks atau santai”

3. Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan Ibu sekarang setelah berbincang-bincang dan
melakukan latihan relaksasi?”
Pasien : “Senang, sus. Dan saya sudah mulai agak tenang sekarang.”
Perawat : “Coba Ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
Pasien : “Seperti ini kan, sus?”
Perawat : “Iya, bu. benar sekali.”
Pasien : “Iya, sus.”
Perawat : “Ibu kita sudah mengobrol selama 15 menit, Ibu sudah mampu
menjawab pertanyaan saya dengan baik. Nanti saya akan kesini lagi
untuk mengajak ibu mengobrol.”
Pasien : “Baik, sus.”
Perawat : “Bu, karena tindakannya sudah selesai, saya mau permisi dulu ya,
Bu. Nanti kita akan bertemu lagi selama 15 menit dari jam 20.15
sampai jam 20.30 ya. Untuk tempatnya nanti kita berbincang-bincang
di sini saja lagi ya Ibu. Ibu bisa beristirahat dulu. Terimakasih Ibu atas
waktunya.”
Pasien : “Baik, sus.”

Anda mungkin juga menyukai